Anda di halaman 1dari 38

Tujuan :

• Mengetahui teknik optimasi dari serangkaian kegiatan


yang berurutan

• Mengetahui contoh kasus problema yang dapat


diselesaikan dengan program dinamis

• Mengetahui cara pengambilan keputusan dari serangkaian


kegiatan yang berurutan

• Memformulasikan dan menyelesaikan persoalan-persoalan


program dinamis
Pokok Bahasan

1.1 Pendahuluan

1.2. Contoh Prototype

1.3. Karakteristik Persoalan Program Dinamis

1.4. Kategori Persoalan Program Dinamis

1.5.Soal-soal dan pemecahan persoalan program dinamis


I.1. Pendahuluan

Program Dinamis (PD) adalah suatu teknik dalam metode kuantitatif


yang berguna dalam menentukan urutan keputusan yang saling
berhubungan.

PD memberikan prosedur yang sistematis dalam menentukan kombinasi


keputusan-keputusan yang memaksimumkan efektifitas sistem secara
keseluruhan.

Berbeda dengan program linier,PD tidak mempunyai formulasi yang


standar untuk persoalan-persoalannya.
PD merupakan suatu pendekatan yang sifatnya umum dalam
memecahkan persoalan-persoalan yang ada, dan persamaan-
persamaan khusus yang digunakan harus dikembangkan
sesuai dengan permasalahannya.
Oleh karena itu perlu diketahui struktur umum dari
persoalan-persoalan PD untuk dapat mengenali apakah suatu
persoalan dapat diselesaikan dengan prosedur PD serta
bagaimana memecahkannya.
I.2. Contoh Prototype
Suatu persoalan dibuat khusus
untuk mengilustrasikan dan
memperkenalkan terminologi
PD, yaitu persoalan penentuan
rute terpendek dari suatu
tempat (kota A) asal tempat
(kota J) tujuan dengan melalui
kota-kota lain (lihat gbr).

Bila jarak antar


kota adalah seperti
tertera pada tabel,
rute mana yang
harus dipilih.
Istilah yang biasa digunakan antara lain:

➢ Stage(tahap) adalah bagian persoalan yang mengandung


decision variable.
Alternatif, pada setiap stage terdapat decision variable dan
fungsi tujuan yang menentukan besarnya nilai setiap
alternative.

➢ State, state menunjukkan kaitan satu stage dengan stage


lainnya, sedemikian serupa sehingga setiap stage dapat
dioptimisasikan secara terpisah sehingga hasil optimasi
layak untuk seluruh psrsoalan.
Karakteristik Persoalan
Program Dinamis
a). Persoalan dapat dibagi adalam tahapan
tahapan(stage).

Suatu kebijakan harus dibuat pada setiap tahapan .


Persoalan penentuan rute terpendek dibagi menjadi
4 tahap, yaitu bagain-bagian perjalanan. Kebijakan
yang diambil untuk setiap tahapan adalah tujuan
perjalanan (pada bagian yang bersangkutan).
Persoalan-persoalan PD yang lain juga menentukan
urutan keputusan yang saling berhubungan seperti
ini.
b). Pada setiap tahap terdapat status-status
(state). Status-status pada setiap tahap pada
contoh di atas adalah kota-kota yang dapat
dilalui dalam setiap tahapan perjalanan.
Secara umum status adalah kondisi sistem
yang dapat terjadi pada suatu tahapan
tertentu. Jumlah status ini dapat terbatas
(finite, seperti pada contoh prototype
tersebut), atau tak terbatas (infinite).
Karateristik (lanjutan)
•c). Efek dari setiap kebijakan yang diambil pada setiap tahap
adalah mentransformasikan status yang ada ke status yang
berkaiatn pada tahap berikutnya. Keputusan yang diambil untuk
menuju state (kota) berikutnya dalam contoh di atas akan
menyebabkan perpindahan dari suatu kota ke kota lain dalam
rangkaian perjalanan dari kota J.
•d). Adanya suatu hubungan rekrusif yang
mengidentifikasikan kebijakan optimum dari setiap status
pada tahap ke-n dengan menggunakan kebijakan optimum
setiap status pada tahap ke n+1.

•Menurut metode PD pertama-tama dicari penyelesaian optimum


dari bagian kecil problema tersebut. Kemudian bagian kecil dari
problema secara sistematis diperbesar dan dicari penyelesaian
optimumnya. Demikian seterusnya Penyelesaian yang demikian
disebut recursion.
e). Dengan menggunakan relasi rekursif
prosedur untuk mendapatkan solusi persoalan
PD lebih mudah dimulai dari penentuan
kebijakan optimal dari setiap status yang ada
pada tahap terakhir atau perhitungan dilakukan
secara mundur (backward computation system).
Menurut cara ini pertama-tama dihitung
besarnya nilai yang timbul pada tahap
terakhir. Perhitungan pada stage terakhir ini
disebut sebagai problema 1-stage.
Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai
yang timbul pada 2 stage terakhir, yang
disebut problema 2 stage. Demikian
seterusnya sehingga yang terakhir adalah
perhitungan nilai yang timbul pada seluruh
stage yang ada yang disebut sebagai
problema N-stage .
• Perhitungan ini dapat dijelaskan dengan diagram di bawah ini.

X2
1 Xn+ X
X1
1 N
S1 S2 Sn+1 SN SN+
Tahap-1 Tahap-2 Tahap-n+1 Tahap-N 1

g1 g2 gn+1 gN
Prob. 1-tahap

Prob. n+1-tahap

Problema 2-tahap

Problema N-tahap
Misalkan :
• variable keputusan Xn (n = 1, 2, … N) adalah state yang terpilih
pada stage n.
• fn (Sn, Xn) = total jarak/ biaya pada stage n.
• X*n = harga dari Xn yang memberikan fn(sn,xn) yang optimum
yaitu f*n(Sn, Xn) ,
• maka f*n(Sn,Xn). = fn (Sn,X*n).

Problema 1-stage : f*N (SN, XN) = gN(SN,XN)


Problema 2-stage : f*N-1 (SN-1, Xn-1) = Opt fn-1(sn-1,xn-1)
= Opt gN-1(SN-1, XN-1), f*N(SN, XN)
Problema n-stage : f*n (Sn, Xn) = Opt fn(Sn,Xn)
= Opt gn(Sn, Xn) + f*n+1(Sn+1,Xn+1)
Problema 1-stage : f*1(S1, X1) = Opt f1(S1, X1)
= Opt g1(S1,X1) + f*2(S2, X2)
• Kategori Persoalan Program Dinamis
Persoalan PD dapat dikategorikan berdasarkan
a). Perpindahan Status Sistem :
Persoalan yang bersifat deterministik, yakni bila perpindahan
dari suatu status sistem (pada tahp yang ada) ke status sistem
lain (pada tahap berikutnya) secara pasti dapat dilakukan bila
keputusan untuk perpindahan tersebut memang
dimungkinkan.
Persoalan yang bersifat probabilistik, yakni bila peralihan dari
suatu status sistem ke status sistem pada tahap berikutnya
ditentukan melalui suatu distribusi probabilitas.

b). Jenis variable status sistem :


Diskrit
Kontinu
c). Jumlah Tahapan (stage)
Terbatas (Finite)
Tak terbatas (infinite)
Pemecahan Persoalan Program Dinamis

Pertama akan dibahas persoalan rute terpendek pada contoh


prototype yang telah diuraikan sebelumnya.

Penyelesaian
Problema di atas terdiri dari 4 tahap (stage) pemilihan kota yang
diperlukan untuk mencapai kota tujuan (kota J) dari tempat
pemberangkatan (kota A), yakni :
Tahap I, dari kota A ke kota-kota B, C, atau D
Tahap II, dari kota B, C atau D ke kota E, F atau G
Tahap III, dari kota-kota E, F atau G ke kota H atau I
Tahap IV, dari kota-kota H atau I ke kota J
Salah satu cara untuk memperoleh solusi persoalan
ini adalah dengan cara coba-coba. Akan tetapi bila
persoalannya cukup besar. Cara penyelesaian
seperti ini akan sangat merepotkan. PD memberikan
solusi dengan perhitungan yang jauh lebih sedikit
dibandingkan cara coba-coba tersebu

• PD dimulai dengan sebagian kecil dari persoalan


yang dihadapi dan menentukan solusi optimalnya.
Kemudian secara bertahap persoalan tersebut
diperbesar dan dicari solusi optimalnya
berdasarkan solusi optimal dari bagian sebelumnya.
Demikian seterusnya sampai persoalan secara utuh
terselesaikan.
• Secara rinci, penyelesaian contoh soal di atas dengan
menggunakan PD sbb :
• a). Variabel Xn (n = 1, 2, 3, 4) adalah tujuan yang dapat dicapai
pada tahap ke-n. Jadi rute yang dilalui adalah A X1 X2
X3 X4 , dimana X4 = J

• b). Fn (Sn,Xn) adalah jarak total dari kebijaksanaan terbaik


yang terdapat pada tahap-tahap yang harus ditempuh, dari
kota S menuju kota Xn. Untuk nilai-nila S dan n tertentu yang
ada, X*n adalah nilai Xn yang memberikan fn (sn, xn) terkecil,
dan f*n(S) adalah nilai Fn (Sn,Xn) yang minimum tersebut. Jadi
f*n (Sn,Xn) = fn (Sn,X*n). Tujuan yang ingin dicapai adalah
mendapatkan f*(1) dan rute yang harus ditempuh. PD
mendapatkan f*(1) dan rute tersebut dengan menentukan
secara berturut-turut f*4 (S4,X4), f*3 (S3,X3),
f*2 (S2,X2) dan kemudian f*1 (S1,X1).
• c). Bila perjalanan yang harus ditempuh hanya
tinggal satu tahap saja, maka rutenya secara
keseluruhan hanya ditentukan oleh tujuan
(kota) terakhir saja. Sehingga untuk keadaan ini
dapat ditulis :

X4 X*4
S4 f*4(S4,X4)

H 3 J

I 4 J
• d). Bila perjalanan yang masih harus ditempuh masih 2 tahap,
maka solusinya memerlukan beberapa perhitungan. Sebagai
contoh dari kota E perjalanan dapat diteruskan ke kota H
(dengan jarak g EH = 1) atau ke kota I (dengan jarak g EI = 4).
Bila dipilih kota H, maka tambahan jarak minimum yang harus
ditempuh (setelah sampai ke kota H dan dilanjutkan ke kota J)
adalah 3, sehingga jarak yang harus ditempuh untuk
keputusan tersebut adalah 1+3 = 4.

Demikian pula halnya bila dipilih kota I sebagai tujuan, jarak yang
harus ditempuh adalah 4+4 = 8. oleh karena itu pilihan terbaik
adalah kota H, x*3 = 8, sebab pilihan ini memberikan jarak total
yang minimum, f*3 (E) = 4.
Dengan cara yang sama dapat ditentukan pula jarak yang harus
ditempuh dari kota F dan G. Dengan demikian solusi persoalan 2
tahap adalah :
Problema 2-stage

X3 f(s3,x3) = g3(s3,x3) +
S3 f4* f3* X3*
H I
E 4 8 4 H
F 9 7 7 I
G 6 7 6 G

Problema 3-stage

X3 f 2(S2,X2)= g2(S2,x2) + f2* X2*


S2 f3*E F G

B 11 11 12 11 E,F
C 7 9 10 7 E
D 8 8 11 8 E,F
Problema 4-stage

X1 f 1(S1,X1)= g1(S1,x21 f2* X1*


+ f3*
S1 B C D

A 13 11 11 11 C,D

• Solusi optimum dari persoalan rute terpendek ini adalah


keputusan bahwa dari kota A perjalanan berikutnya kota C atau
D.
• Jika kota C dipilih sebagai tujuan pertama, yakni x*2 = E; dan
dari hasil ini persoalan 2 tahap memberikan nilai x*3 = H untuk s
= E. Yang terakhir persoalan 1-tahap memberikan x*4 = J untuk
S4 = H.
• Jika kota D dipilih sebagai tujuan pertama, yakni x*1 = D, maka
ada 2 rute optimum yang dapat dipilih, yaitu A D E H J
dan A D F I J masing-masing dengan jarak total
minimum f*2 = 11.
• 2. Seorang pedagang memiliki 4 toko, telah membeli 6 keranjang buah
untuk dijual di masing-masing tokonya. Si pedagang ingin mengetahui
bagaimana cara terbaik untuk mengalokasikan buah yang telah
dibelinya kepada 4 toko yang dimilikinya agar memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya.
• Tabel di bawah ini memperlihatkan total keuntungan (dalam ratusan
ribu rupiah) yang diharapkan pada masing-masing toko apabila
dialokasikan berbagai jumlah keranjang.

Jumlah Besar keuntungan yang diharapkan (ratusan ribu rupiah)


Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4
Keranj
ang 1 4 2 6 2
2 6 4 8 3
3 7 6 8 4
4 7 8 8 4
5 7 8 8 4
6 7 8 8 4
Permasalahan berapa jumlah keranjang yang harus dialokasikan
pada masing-masing toko agar total keuntungan maksimal.

Penyelesaian
Problema di atas dapat dipandang sebagai problema program
dinamis dengan 4 stage yaitu sesuai dengan banyaknya toko,
sebagai state atau variabel keputusan adalah jumlah keranjang yang
harus dialokasikan pada tiap stage
• Jumlah keranjang yang akan dialokasikan sebanyak 6 unit
dinyatakan sebagai S1 = 6. dari jumlah yang 6 keranjang ini,
sebagian dialokasikan ke toko 1 dan sisa yang belum
dialokasikan ini adalah sebanyak S2. Sebagian dari S2 ini akan
dialokasikan pula pada toko 2 sehingga sisanya tinggal S3.
kemudian sebagian dari S3 ini dialokasikan pula pada toko 3
sehingga sisanya tinggal S4 keranjang. Sisa sebesar S4
keranjang seluruhnya dialokasikan ke toko 4. oleh karena
seluruhnya telah teralokasi maka S5 = 0.

Misalkan :
● Xn (n= 1,2,3,4) = decision variable (variabel keputusan) pada
stage n
● pn (n= 1,2,3,4) = keuntungan yang diperoleh pada stage n
● sn(n=1,2,3,4)= banyaknya keranjang yang masih tersisa untuk
dialokasikan pada stage berikutnya
● fn (Sn, Xn) = total keuntungan
Formulasi model matematik dari problem ini adalah sbb

• Misalkan pi xi adalah besarnya keuntungan yang diperoleh


apabila xi keranjang dialokasikan kepada toko I, maka sebagai
tujuan adalah memilih x1, x2, x3 dan x4 agar total keuntungan
sebesar-besarnya secara matematis dapat ditulis:
• Tujuan : Maks.

F.Pembatas :

dan i adalah bilangan bulat positip


Total keuntungan adalah :
dan
fn (Sn, Xn) = pn(X n) +

Karena

,
Maka
Problema 1 stage

f*4(S4) = Maks { p4(x4)}

Optimasi keuntungan yang dapat diperoleh dari toko 4 (stage 4) pada berbagai
jumlah keranjang yang mungkin ditawarkan. Andaikata jumlah keranjang tidak
ada yang tersisa untuk dialokasikan di toko 4 berarti semuanya telah
dialokasikan pada toko-toko sebelumnya, maka keuntungan yang diperoleh
pada toko 4 ini adalah nol. Tetapi apabila masih ada tersisa 1, maka
keuntungan yang diperoleh adalah 2. Dengan cara yang sama akan dapat
diketahui besarnya keuntungan dari toko 4 bila banyak keranjang yang masih
tersisa pada toko ini adalah 2, 3, 4, 5, dan 6 seperti terlihat dalam tabel :
Problema 1-stage Problema 2-stage

X*4
X4 f*4(
S4 0 S4)
0 0 Problema 2-stage ini adalah pengalokasian
1 2 1 jumlah keranjang kepada toko 3 dan toko 4.
2 3 2 Secara matematis dapat ditulis :
3 4 3 Pada S3 = 0, f*3(s3,x3) = 0. Tetapi apabila masih
4 4 4 ada satu keranjang lagi yang akan dialokasikan
5 4 5 pada toko 3 dan toko 4 dan pada toko 3
6 4 6 dialokasikan nol keranjang berarti pada toko 4
dialokasikan 1 keranjang. Dengan cara ini total
keuntungan yang akan diperoleh dari kedua toko
ini adalah 0+2 = 2. Alternatif lain adalah dari 1
sisa keranjang tersebut, 1 keranjang dialokasikan
pada toko 3, yang berarti kepada toko 4
dialokasikan sebanyak nol keranjang. Denagn
cara ini total keuntungan yang diperoleh dari
toko 3 dan toko 4 adalah 6+0 =6.
Kedua alternatif ini dapat ditulis :
Pada s3 = 1, maka f*3(s3,x3) = Maks (0+2), (6+0) = 6
Karena keuntungan maksimum yaitu 6 diperoleh pada alternatif kedua, maka
f*3(s3,x3) = 6 dan x*3 = 1.
Dengan cara yang sama dapat pula diperoleh cara pengalokasi yang akan
memberikan keuntungan maksimum pada kedua toko ini apabila s3 = 2, 3, 4, 5
dan 6. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

X3 f3 (S3,X3)= p3(X3) + f*3 (S3-X3) f3(S3) X*3


S3
0 1 2 3 4 5 6
0 0 6 0 0
1 2 8 6 1
2 3 9 8 8 8 8 1, 2
3 4 10 10 10 10 10 2
4 4 10 11 11 11 8 11 2
5 4 10 12 12 10 8 12 2
6 4 12 12 2,3
Problema 3-stage
Problema 3-stage adalah pengalokasian jumlah keranjang pada toko 2, toko 3
dan toko 4. Bila untuk ketiga toko ini masih tersisa nol keranjang, atau dengan
kata lain seluruh keranjang dialokasikan pada toko 1, maka besarnya
keuntungan yang akan diperoleh dari ketiga toko ini adalah nol. Jadi pada s2 = 0,
maka :

F2(s2,x2) = p2 (x2) + f*3(s3) = 0 + 0 = 0.

Bila ada sisa keranjang (s2 = 1) maka ada 2 cara untuk mengalokasikan
keranjang ini, yaitu kepada toko 2 dialokasikan 1 keranjang dan kepada toko 3
dan toko 4 tidak ada atupun kepada toko 2 tidak dialokasikan tetapi kepada toko
3 dan toko 4 sebanyak 1 keranjang. Menurut altenatif pertama besarnya
keuntungan dapat diperoleh dari ketiga toko ini adalah 2+0 = 2, dan alternatif
kedua memberikan keuntungan sebesar 0+6 = 6. Karena keuntungan terbesar
diperoleh pada alternatif kedua pada s2 = 1, maka f*2(s2,x2) = 6 dan x*2 = 0.
Selanjutnya besarnya keuntungan dai ketiga toko ini pada s2 = 2, 3, 4, 5, dan 6
dapat dihitung dengan cara yang sama, hasil lengkapnya dapat dilihat pada
tabel
X2 F2 (S3,X2)= p2(X2) + f*2(S2-X2) f*2(S2) X*2
S2 0 1 2 3 4 5 6
0 0 2 0 0
1 6 8 6 0
2 8 0 4 8 0, 1
3 0 12 10 6 8 10 0,1, 2
4 1 13 12 12 14 12
5 12 14 14 14 16 9 14 1,2,3
6 2 15 16 15 10 16 2,3,4
3,4

Problema 4-stage
adalah pengalokasian seluruh keranjang kepada toko 1, 2, 3, dan 4. Apabila
pada toko 1 tidak ada dialokasikan keranjang berarti pada toko 2, 3, dan 4
harus dialokasikan keenam keranjang buah tersebut. Cara ini memberikan
total keuntungan 0 + 16 = 16. jika 1 keranjang dialokasikan kepada toko 1
maka sisanya 5 keranjang dialokasikan kepada toko 2, 3, dan 4. Besarnya
keuntungan yang diperoleh dengan cara ini adalah 4 + 14 = 18. Dengan cara
yang sama dapat dihitung total keuntungan apabila kepada toko 1
dialokasikan sebanyak 2, 3, 4, 5 dan 6 keranjang. Secara lengkap besarnya
keuntungan pada problema 4 stage adalah sbb :
X1
f(S1,X1) = p1(X1) + f*2 (S1-X1)

f*(S1) X*1
S1 0 1 2 3 4 5 6

6 16 18 18 17 15 13 7 18 1.2
Hasil perhitungan pada problema 4 stage memperlihatkan bahwa si pedagang harus
mengalokasikan sebanyak 1 atau 2 keranjang pada toko 1. Misalkan dia memilih x*1 = 1.
Pada problema 3 stage untuk s2 = 5 diperoleh x*2 = 2 atau x*2 = 3 atau x = 4. Bila
dipilih x*2 = 2, maka untuk problema 2 stage pada s3 = 3 diperoleh x3 = 2. Terakhir pada
problema 1 stage dimana s4 = 1, diperoleh x*4 = 1. Jadi salah satu cara pengalokasian
yang optimum adalah 1 keranjang untuk toko 1, 2 keranjang untuk toko 2, 2 keranjang
untuk toko 3 dan 1 keranjang untuk toko 4, yang memberikan total keuntungan = 18.
Dengan cara yang sama dapat dilihat seluruh alternatif cara pengalokasian yang optimum
yang memberikan total keuntungan yang sama besarnya, yaitu 18.

Jumlah keranjang yang dialokasikan pada Total


Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Keuntungan

1 2 2 1 18
1 3 1 1 18
1 3 2 0 18
1 4 1 0 18
2 1 2 1 18
2 2 1 1 18
2 2 2 0 18
2 3 1 0 18
3. Suatu proyek ruang angkasa sedang melakukan penelitian untuk
memecahkan suatu problema dalam bidang engineering. Untuk tujuan itu 3
team research sedang mencoba cara pendekatan yang masing-masing
berbeda. Suatu perkiraan sudah dibuat bahwa dengan keadaan sekarang
probabilitas masing-masing team yang disebut team 1, team 2 dan team 3
akan menemui kegagalan sebesar 0,40; 0,60; dan 0,80. Jadi probabilitas
bahwa ketiga team research tersebut akan gagal semuanya adalah (0,40)
(0,60)(0,80) = 0,192. Karena tujuan adalah meminimumkan probabilitas
kegagalan ini, suatu keputusan telah dibuat yaitu memperbantukan
sebanyak 2 orang tenaga ahli dianatara ketiga team tadi.
Dengan adanya tenaga ahli ini diperkirakan probabilitas gagalnya masing-
masing team akan menurun dan besarnya tergantung dari banyaknya
tenaga ahli yang diperbantukan kepada masing-masing team.
Tabel di bawah ini adalh suatu perkiraan tentang probabilitas kegagalan
team 1, team 2 dan team 3 apabila kepada masing-masing team ini
diperbantukan sebanyak 0, 1, atau 3-2 tenaga ahli. Problema adalah
mendapatkan cara pengalokasian tenaga ahli untuk meminimumkan
probabilitas gagalnya ketiga team secara keseluruhan.

Jumlah Probabilitas kegagalan


Tenaga Ahli Team 1 Team 2 Team 3
0 0,40 0,60 0,80
1 0,20 0.40 0,50
2 0,15 0,20 0,30

Penyelesaian
Dalam problema ini sebagai stage adalah team research dan sebagai
state adalah banyaknya tenaga ahli yang diperbantukan pada state
tertentu.
Variabel keputusan (decision variable) xn (n = 1, 2, 3 adalah banyaknya
tenaga ahli yang diperbantukan pada stage n (team n).
Dynamic programming system dari masalah di atas dapat digambarkan sbb :

X1 X2 X3

S1 =2 S2 S3
Tahap 1 S4 = 0 Tahap 2 Tahap 2

p1 p2 p3

Poblema
1-stage

Poblema
2-stage
Poblema
1-stage

Misalkan pi(xi ) adalah probabilitas dari gagalnya team 1, jika pada team ini
diperbantukan sebanyak xi tenaga ahli. Tujuannya adalah memilih x1, x2 dan x3
agar : p1(x1), p2(x2), p3(x3) sekecil mungkin atau :

dan
Untuk n = 1, 2 3, maka :

Untuk n = 3 , (problema 1-stage)

Untuk n = 2 (problema 2-stage):

Untuk n=1 (problema 3-stage

Dengan menggunakan persamaan matematik tersebut maka penyelesaian problema


adalah

Problema 1-sage) X3 X*3


S3
0 0,80 0
1 0,50 1
2 0,30 2
Problema 2-stage)
X2 f*2(S2 X*2
S2 )
0 1 2
0 0,48 0,48 0
1 0,30 0,32 0,30 0
2 0,18 0,20 0,16 0,16 2

Problema 3-stage
X1 f*1(S1) x*1

S1 0 1 2
2 0,064 0,060 0,072 0,060 1
Dari penyelesaian di atas diketahui bahwa pada s1 = 2 diperoleh x*1 = 1. Kepada team 1
akan dialokasikan 1 tenaga ahli. Jadi untuk team 2 dan 3 masih tersisa 1 tenaga ahli
lagi sehingga s2 = 1. Pada s2 = 1 diperoleh x*2 = 0. Dengan perkataan lain pada team 2
tidak perlu diperbantukan tenaga ahli. Oleh karena itu s3 = 1. Pada s3= 1 diperoleh x*3
= 1.
Kesimpulan : penyelesaian optimum dari problema adalah kepada team 1 dan team 3
perlu diperbantukan tenaga ahli masing-masing sebanyak 1 orang sedang pada team
2 tidak perlu diperbantukan. Probabilitas kegagalan seluruhnya adalah 0,060.

Anda mungkin juga menyukai