Disusun Oleh :
71190914008
Fakultas Teknik
Medan
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran merupakan sebuah konsep ilmu dan strategi bisnis yang bertujuan
untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggang, karyawan,
pemegang saham). Sebagai ilmu, marketing merupakan ilmu pengetahuan yang
objektif, yang diperoleh dengan penggunaan instrument-insrumen tertentu untuk
mengukur kinerja dari aktifitas bisnis dalam membentuk, mengembangkan,
mengarahkan pertukaran yang salaing menguntuntungkan dalam jangka panjang
antara produsen dna konsumen atau pemakai. Sebagia sretegi bisnis, marketing
merupakan tindakan penyesuaian suatu penyesuaian organisasi yang beriorintasi
pasar dalam menghadapi kenyataan bisnis, baik dalam lingkungan mikro maupun
lingkungan makro yang terus berubah
Dalamm lingkungan bisnis yang berubah cepat, setiap bisnis harus menang di
market yang berubah, marketing harus dilihat sebagai “dealing with the market” yang
mengharuskan market haru s dinamis dan intensif berinteraksi dengan market.
Gambar 1.1 memperlihatkan bahwa markering sebagai ilmu bisnis yang secara
khusus membahas masalah-masalah yang terkait secara signifikan dengan pasar
dalam berbagai dimensi yang komprehensif (menyeluruh).
Pasar sekarang berubah sangat cepat, pelanggan sangat sensittif terhadap
harga, kompetitor baru bermunculan, saluran distribusi baru dan saluran komunikasi
baru juga emakin canggih-internet, teleconference dan teknolologi yang mendukung
pasar menajdi pendukung bangkitnya otomasi penjualan dan pemsaran.
Masalah utama dipasara sekarang adalah terjadinya kelebihan kapasitas yang
mengakibatkan terjadinya, “hiperkompetisi”, terlalu banyak mengejar pelanggan
yang jumlanya terus berkurang, kebanyakan produk barang difresiansi akibatnya
banyak perusahaan yang mengalami penurunan pangsa pasar, stagnasi, bahkan
bangkrut karena tidak dapat bersaing.agar setiap perusahaan dapt bertahan hidup,
maka perusahaan haru selalu berupaya :
~ Menjadikan pemasaran sebagai konsep strategi bisnis yang mampu melakukan
tindakan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan yang terus berubah;
tujuannya agar peusahaan dapat mengatasi persaingan, mencegah merosotnya
pagsa pasar, stagnasi, dan mencegah kebangkrutan
~ Secara terus-menerus perlu melakaukan kaji ulang, penyesuaian dan
mentransformasikan dimensi-dimensi perubahan,sustainable dan enterprise
untuk mendorong penciptaan nilai yang terukur bagi stakeholder.
B. Rumusan Masalah
Hal yang menjadi masalah utama dalam pembahasan makalah ini adalah :
1. Apa kah definisi dari pemasaran ?
2. Jelaskan macam-macam konsep pemasaran ?
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas lebih mendetail
mengenai konsep pemasran sebagai salah satu sub bab dalam pembahasan materi
perkuliahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pemasaran
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses
pertukaran.
b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu
proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan
dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan
barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar
sasaran serta tujuan perusahaan.
d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan
usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.
Sense marketing
Upaya pemasaran untuk menciptakan stimulus yang dapat memiliki
daya tarik indrawi (sense or sensory) konsumen, dengan tujuan menciptakan
pengalaman personal melalui penglihatan, suara, sentuhan, rasa dan bau.
Emotional marketing
Upaya pemasaran dengan cara amenarik perasaan dan emosi
pelanggan (emotional marketing) yang lebih dalam, bertujuan menciptakan
pengalaman afeksi yang berkaitan dengan merek tertentu yang menciptakan
perasaan gembira dan kebanggan yang kuat terhadap merek. Emotional
marketing dapat dijalankan apabila:
o Prinsip emotional marketing mengarah pada strategi yang nyaris tidak
dapat ditiru, sehingga memilki keuntungan persaingan yang amat kuat.
o Definisi emotional marketing mencankup usaha membuat pelanggan
merasa “dipedulikan”, kepedulian penting bagi terbentuknya loyalitas.
o Loyalitas pelanggan yang meningkat merupakan cara yang laing penting
untuk membentuk keuntungan jangka panjang; loyalitas = keuntungan.
o Mampu memberikan pelanggan apa yang mereka butuhkan.
o Pada dasar yang kompetitif dalam hal produk atau harga, hubungan
emosional mtendukung peningkatan nilai transaksi penjual.
o Emotional marketing membantu bisnis lebih fokus dalam mengantarkan
pesan emotional yang tepat, ditempat yang tepat, dan waktu yang tepat
pula pada pelanggan yang tepat.
o Emotional marketing dapat membentuk hubungan yang dapat bertahan
lama, akan membuat pelanggan merasa sangat berharga dan dipedulikan
sehingga mereka akan memberikan kesetiaan terhadap produk.
o Seuperior nilai harapan (delivery superior value) bagi pelanggan memiliki
arti yang lebih daripada sekedar sebuah keuntungan untuk harga yang
tepat—proposisi nilai yang menyeluruh menggabungkan komponen-
komponen rasional maupun emosional
.
Cognitive Experience
Upaya pemasaran dengan cara menciptakan daya tarik intelektual
dengan tujuan menciptakan pengalaman kognitif (cognitive experience) dan
pemecahan masalah yang menarik bagi pelanggan secara kreatif.
Action Marketing
Upaya pemasaran tindakan (action marketing) bertujuan
1. memengaruhi pengalaman tubuh, gaya hdup, dan interaksi;
2. pemasaran tindakan memperkaya hidup pelanggan dengan meningkatkan
pengalaman fisik mereka, menunjukkan pada mereka cara melakukan
sesuatu, gaya hidup alternatif dan interaksi.
Relationship Marketing
Usaha pemsaran berdasarkan hubungan (relationship marketing) ini,
dirancang untuk menarik aspek sensory, emotion, cognitive experience,
action marketing yang menekankan pada pembentukan hubungan perasaan
dan pengalaman pribadi, serta menghubungkan individu dengan dirinya yang
ideal, orang lain atau budaya. Asumsi yang dibangun dalam relantionship
marketing ini:
o Bahwa setiap orang memerlukan perlakukan hubungan yang berbeda;
o Bahwa pengembangan hubungan harus dilakukan secara terus-menerus
sesuai dengan posisi kompetitif perusahaan pasar;
o Bahwa pertukaran dalam pemasaran dapat dilakukan secara discreate dan
relational.
Integrated Marketing
Untuk mendorong terbentuknya experiental yang kuat pada
pelanggan, perlu merancang sebuah kegiatan yang terintegrasi dalam semua
unit organisasi. Konsepnya adalah membentuk koordinasi dan kerja sama
yang kuat interfungsional dalam perusahaan untuk menghasilkan sebuah
energi untuk melayani kepenting pelanggan berdasarkan sudut pandang
pelanggan. Untuk mendorong kerja sama secara menyeluruh (integral0
diantara fungsi-fungsi (interfungsional), baik secara internal (perusahaan)
maupun eksternal (pelanggan), serta mensinergikan keduanya (interactive)
dalam satu kegiatan pemasaran sehingga muncul sebuah kekuatan yang dapat
mengikat konsumen dengan perusahaan (Raymond, 2000).
Internal marketing, fokusnya adalah membuat kesepakatan antarunit,
dan menentukan skill, alat dan motivasi untuk melayani pelanggan dengan
sebaik-baiknya.
External marketing, keberhasilannya terletak pada kemampuan
perusahaan mengarahkan pemasaran pada pelanggan atau calon pelanggan
untuk membuat janji dengan pelanggan yang berkaitan dengan apa yang
mereka harapkan, dan bagaimana produk itu dijual.
Interactive marketing, keberhasilannya bisnis jangka panjang sangat
ditentukan kegiatan ini; intinya adalah bagaimana perusahaan dapat
membentuk interaksi pengalaman dan pesona emosional yang positif dan
mengesankan pelanggan dalam jangka panjang.
Costomer equity
Adalah jumlah nilai seumur hidup dari semua pelanggan suatu
perusahaan. Dengan demikian, semakin loyalatau setia seorangpelanggan,
semakin tinggi customer equity. Ada tiga faktor yang mendorong kuat
tidaknya cutomer equity yaitu value equity, brand equity, dan relationship
equity.
~ Value equity
Penentuan tujuan pelanggan terhadap utilitas penawaran
berdasarkan persepsi manfaat relatif terhadap harga. Value equity yang
terbentuk dapat memberikan kontribusi terbesar bagi costumer equity
ketika produk dapat dibedakan oleh konsumen, khususnya yang
menyangkut kualitas, harga, kenyamanan produk dan kemudahan produk
untuk diakses.
~ Brand equity
Penentuan pelanggan terhadap merek secara subyektif di atas dan
melebihi nilai obeyktif yang dimiliki oleh produk. Faktorpendorong
terbentuknya ekuitas merek adalah kesadaran pelanggan terhadap merek.
Untuk memengaruhi faktor pendorong tersebut, perusahaan perlu
menggunakan periklanan, publik relation, alat alat komunikasi lainnya
secara efektif untuk membedakan produk berdasrkan tingkat emosional
konsumen.
~ Relationship equity
Kecenderungan pelanggan untuk setia terhadp merek secara
subyektif terhadap nilai produk itu sendiri. Faktor pendorong kuatnya
relationship equity dengan membuat program loyalitas, program
penghargaan dan perlakuan khusus, mengembangkan program
komunitas tertentu, misalnya komunitas knowledge, social oriented, dan
sebagainya. Secara khusus, relationship equity menekankan bahwa
hubungan pribadi dianggap secara bernilai, dan pelanggan bersedia
meneruskan hubungan dengan pemasok menjadi lebih kuat.
Customer Relationship
Customer relationship adalah konsep yang menekankan konsumen
sebagai partner, dalam raktik bisnis dapat dibentuk dari aspek-aspek yang
terlibat dalam bisnis (lihat gambar 1.3). tujuannya adalah untuk menghasilkan
customer equity yang tinggi. Untuk mengoptimalkan cuctomer equity,
marketer dapat menggunakan berbagai kegiatan pemasaran, seperti dalam
tabel 1.2 berikut ini.
Table 1.2 Lima Tingkatan Pembentuk Hubungan dengan Pelanggan
JENIS URAIAN
Leadership
R&D
Customers
Operation
Purchasin
g
Finance
Marketing
Pendistribusian Informasi
Agar kegiatan bisnis yang berorientasi pasar dapat beroperasi secara
tepat, apabila informasi yang dioptimalkan pada tingkat pengembangan
sistem informasi pasar kesemua unit fungsional bisnis lainnya. Kinerja
superior dari orientasi pasar hanya dapat terjadi ketika ada koordinasi
interfungsional. Pertukaran infomasi penting untuk mencapai tujuan ini (han,
Kim, dan Srivastava, 1998).
Pendistribusian informasi yag sukses akan memberikan kesempatan
kepada produsen meningkatkan atau memodifikasi untuk menghasilkan
pandangan baru. Penyelesaian tugas ini menuntut bisnis agar menyediakan
forum pertukaran informasi dan diskusi, mengoptimalkan teknolog informasi,
kelompok tugas, pertemuan langsung, atau posisi penghubung (Slater dan
Nerver, 1995).
Keterbuakaan komunikasi antara semua fungsi bisnis akan membantu
dalam merespon kebutuhan pelanggan. Penyebaran informasi penting bagi
suksesnya proses kegatan bisnis berorientasi pasar, proses penyebaran
informasi akan memainkan peran utama dalam proses pengembangan bisnis
berorientasi pasar.
Kemampuan Merespon
Kinerja bisnis yang superior hanya dapat dicapai dengan cara
merespon secara kontinu terhadap kebutuhan pelanggan yang senantiasa
berubah. Dengan demikian, pada saat pelaku pasar mengumpulkan informasi
pasar, memprosesnya secara interfungsional yang tepat, yang kemudian dapat
mengembangkan rencana tindakan.
Day (1994) mengatakan bahwa budaya pemasaran berorientasi pasar
mendukung kebutuhan utnuk mengumpulkan informasi pasar dan secara
fungsional mengoodinasi tindakan untuk memperoleh keuntungan yang
kompetitif.
Kohli dan Jawordki, 1990; Nerver dan Slater, 1990, mengatakan
bahwa skala implementasi bsinis mengenai strategi orientasi pasar tergantung
pada tingkat perhatian dan kemampuan organisasi merespon kebutuhan
pelanggan dan tindakan kompetitif, dengan demikian organisasi yang
berorienasi pasar akan mampu memengaruhi kemampuan merespon
kebutuhan pelanggan.
4. Pendekatan Filosofis
Pendekatan ini berangkat dari serangkaian penyataan yang mengarakterisasi
permasalahan dengan pernyataan-pernyataan yang diinginkan dalam
1. Pengembangan perusahaan hendaknya berorientasi pada pasar;
2. Pengembangan rencana strategis jangka panjang;
3. Membangun relasi jangka panjng dengan para pemask dan pelanggan.
Filosofi kegiatan pemasaran berorientasi pelanggan terletak pada
kemampuan perusahaan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan
kebutuhan pelanggan atau konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan
yang menganut konsep ini, pmasran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan
tersebut.
Kegiatannya meliputi kegiatan pada semua bagian yang ada, seperti
kegaiatan personalia, produksi, keuangan, riset dan pengembangan, serta
fungsi-fungsi lainnya. Filosofi pemasaran yang berorientasi pelanggan tidak
membatasi tujuan dalam mencapai laba dan pertumbuhan, filosofi ini justru
akan membimbing pencapaian tujuan tersebt sekaligus mengantisipasi
munculnya gejala eksodus (pindah) pelanggan ke perusahaan lain, orientasi
pelanggan tetap akan dapat meningkatkan penjualan, dengan cara membat
peroduk yang mudah penggunaanya, mudah pembeliannya, dan mudah
pemeliharaanya.
Perusahaan berorientasi pada pelanggan akan memadukan keputusan
pemasaran dengan fungsi-fungsi yang lain dalam perusahaan, seperti:
1. Mengoordinasi tugas pemasaran dengan bagian lain secara informal;
2. Riset pemasaran untuk pengembangan produk baru;
3. Ketercukupan biaya yang disediakan dalam operasionalnya.
Pengguna filosofi pemasaran bagi senuah perusahaan dapat
menunjang keberhasilan bisnis, seperti yang dinyatakan oleh Etzel, walker
dan Stanton (1997) bahwa filosofi bisnis yang menekankan orientasi pada
pelanggan dan koordinasi kegiatan pemasaran mampu mencapai tujuan
organisasi.konsep pemasaran semacam ini, dalam realitas bisnis harus
dinyatakan dalam kalimat tertentu, misalnya kami sudah menemukan
keinginan Anda yang segera akan kami penuhi, karena Anda:
o ADALAH RAJA BAGI KAMI
o KAMI SELALU SETIA MELAYANI ANDA
o ANDA ADALAH BOS KAMI (atau lainnya)
Sebagai sebuah pendekatan dalam mencapai sukses organisasi, bsnis
harus mengintegrasikan (1) orientasi pelanggan; (2) koodinasi dan integrasi
seluruh kegiatan pemasaran; (3) pencapaian kinerja organasasi. Gambar 1.7
menunjukkan keterikatan sukses organisasi merupakan akibat langsung dari
kepuasan pelanggan yang dirantai oleh kegiatan pemasaran yang berorientasi
pelanggan.
Umumnya, aplikasi konsep pemasaran yang berorientasi pada pelanggan
diwujudkan dalam bentuk kegaitan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan utama pelanggan, dan kebutuhan tersebut
menjadi prioritas utama untuk dipenuhi. Perusahaan yang memproduksi
mobil misalnya, pada dasarnya menghasilkan alat transportasi,
sedangkan alat ransportasi itu sendiri dapat dibuat berbagai macam
model dan ukuran.
5. Pendekatan institusional
Parameter Pemasaran
Dalam pendekatan ini, fokus kajiannya adalah bagaimana sebuah
perusahaan dapat memperoleh keuntungan dengan mengoptimalkan
parameter produk, biaya, promosi, dan distribusi.
Strategi Pemasaran
Dibangun berdasarkan kritik “konsep pemasaran” dengan:
1. Merancang langkah-langkah perencanaan strategi pemasaran untuk
mncapai sebuah tujuan atau seperangkat tujuan.
2. Dikembangkan berdasarkan penyataan bagaimana perusahaan akan
mencapai tujuan pemasarannya.
3. Kekuatan lansung perusahaan secara menyeluruh, yang ditentukan oleh
perencanaan strategi bauran elemen pemasaran, yang dapat dikendalikan
oleh perusahaan. Strategi pemsasarannya umumnya dilakukan berkisar
pada upaya;
o Menetapkan misi bisnis
o Analisis portfolio: BCG, GE — Multifaktor dan Komprehensif
Model;
o Mendefinisikan dan memilih segmen pasar-target pasara-penempatan;
o Menentukan posisi yang strategis dan penawaran pasar;
o Pengembangan market competencies;
o Pemgembangan produk, penentuan harga, promosi dan distribusi.
6. Pendekatan Teoritis
Dalam pendekatan teoritis (marketing knowledge approach) ini,
bahwa marketing memiliki sebuah argumentasi teoritis yang menjelaskan
realitas bisnis bahwa berorientasi pada produk yang mengarah pada
penurunan, dan berorientasi pada pasar akan mencegah penurunan. Teori
merupakan serangkaian pernyataan yang teruji secara empiris, seperti (1)
hubungan permintaan dan harga, (2) sikap dan perilaku, (3) pertumbuhan
pasar dan keuntungan, dan (4) apabila mengiklan produk-produk
kenyamanan, maka periklanan lewat televisi akan memberi pengaruh
penjualan lebih besar dibandingkan dengan perikanan di media ceta. ( lihat
gambar 1.10 ).
Manfaat penggunaan pendekatan teoritis
Dengan pengetahuan teroritis, orang biasanya tertarik apakah teori
tersebut sesuai dengan kenyataan. Dengan demikian, observasi menjadi
instrumen fokal pengembangan ilmu pemasaran, khususnya dalam:
o Menjelaskan peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi;
o Meramalkan peristiwa-peristiwa yang akan datang;
o Membimbing pemilihan alat-alat untuk menentukan transaksi bisnis.
Gambar 1.10 Efek Pendekatan Teoritis
Keberhasilan sebuah teori akan ditentukan oleh kemungkinan pilihan berikut:
Memilih pengembangan pasar,
Kompetensi inti,
Pengembangan produk,
Kompetensi pemasaran, dan penjualan.
A. Kesimpulan
konsep pemasaran adalah konsep dimana perusahaan atau produsen harus
memberikan produk atau jasa ataupun pelayanan yang diinginkan pelanggan
yang ada ataupun pelanggan potensial untuk mendatangkan keuntungan.
Ada 5 konsep pemasaran menurut Kottler dan Keller, yaitu konsep
produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep
pemasaran holistic.
B. Saran
Dalam menjalankan bisnis, sebaiknya perusahaan mengambil konsep
pemasaran yang bersifat adjustment, artinya perusahaan menggunakan konsep
pemasaran dengan menyesuaikan pada kondisi perusahaannya, baik internal
maupun eksternal, guna meningkatkan keuntungan, dan menarik hati
masyarakat.
Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/doc/89734538/Makalah-an-Produk-Jasa
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/558/2/BAB%20I.pdf
https://wahyublahe.id/contoh-makalah-pemasaran/
http://repository.stp-
bandung.ac.id/bitstream/handle/123456789/182/201117682_DANIEL%20
MANALU.pdf?sequence=1&isAllowed=y