Anda di halaman 1dari 33

TRASNPORTASI

Masalah transportasi berhubungan


dengan :
• Distribusi suatu produk tunggal dari beberapa
sumber menuju beberapa tujuan, dengan
permintaan tertentu, pada biaya transpor
minimum.
• Karena hanya ada satu macam produk , suatu
tempat tujuan dapat memenuhi permintaannya
dari satu atau lebih sumber.
• Asumsi dasar model ini adalah bahwa
biaya transport pada suatu rute tertentu
proporsional dengan banyaknya unit yang
dikirimkan
• Definisi unit yang dikirim sangat
tergantung pada jenis produk yang
diangkut.
• Yang penting, satuan penawaran dan
permintaan akan barang yang diangkut
harus konsisten.
Ilustrasi Model Transportasi
• Misalnya, suatu produk yang dihasilkan pada tiga
pabrik (sumber) harus didistribusikan ke tiga
gudang (tujuan).
• Setiap pabrik memiliki kapasitas produksi
tertentu, dan setiap gudang memiliki jumlah
permintaan tertentu terhadap produk itu, dengan
diketahuinya biaya transportasi per unit dari
masing-masing pabrik ke masing-masing gudang,
masalahnya adalah menentukan jumlah produk
yang harus dikirim dari masing-masing pabrik ke
masing-masing gudang, dengan tujuan
meminimumkan biaya transport.
• Persyaratan (kendala) masalah ini adalah bahwa
permintaan pada setiap gudang harus dipenuhi tanpa
melebihi kapasitas produksi pada setiap pabrik.
Masalah itu diilustrasikan sebagai model jaringan
trasportasi umum,sbb;
Formulasi Model Transportasi

• Misalkan ada m sumber dan n tujuan


• Masing-masing sumber mempunyai kapasitas ai (i =
1,2, …m)
• Masing-masing tujuan membutuhkan komoditi
sebanyak bj (j= 1, 2, ...n)
• Jumlah satuan (unit) yang dikirim dari sumber i ke
tujuan j adalah sebanyak xij
• Ongkos pengiriman per unit dari sumber i ke tujuan j
adalah cij
• Formulasi model program linier dari persoalan
transporasi tersebut adalah :
Formulasi model program linier dari
persoalan transporasi

m n
Fungsi tujuan :
Min.Z   C ij X ij
i 1 j 1
dengan batasan :
m

 X  a .(i  1,2,...m)
i 1
ij i

 X  b .( j  1,2,...n)
j 1
ij j

X ij
 0(i  1,2,...m; j  1,2...n)
Tabel 1. Model Transportasi
ke TUJUA N

Dari Penawaran
1 2 3 (suply)

C11 C12 C13


S 1 a1
X11 X12 X13
U
C21 X22 C22 X23 C23
2 a2
M X21
C31 X32 C32 X33 C33
B
X31 a3
E

R
3
Formulasi model
Fungsi Tujuan :
Minimumkan :
Z=
C11X11+C12X12+C13X13+C21X21+C22X22+C23X23+C31X31+C32X32+C33X3
3 Fungsi Pembatas :

Pembatas sumber : Pembatas tujuan :


X11 + X21 + X31 = b1
X11 + X12 + X13 = X12 + X22 +X32 = b2
a1 X13 + X23 +X33 = b3
X21 +X22 +X23 =
a2 Pembatas non negatif
X31 +X32 + X33 Xij ≥ 0
=a3
Tujuan Persoalan Transportasi
Mencari suatu pola pengiriman yang optimal dengan
meminimumkan total ongkos transportasi dari semua sumber
i ke semua tujuan j
Keseimbangan Model Transportasi

• jumlah supplay dari semua sumber sama dengan


jumlah permintaan pada semua tempat dan tujuan
disebut masalah transportasi seimbang.

m n

a
i 1
i
 b
j 1
j
PERSOALAN TRANSPORTASI TAK
SEIMBANG
Permasalahan transportasi tak seimbang apabila
antara sumber dan tujuan jumlahnya tidak sama,

Maka buatlah tabel/matriks model transportasi dengan mencantumkan


beberapa data berikut :
•- Ciptakan variable dummy daerah tujuan, sebagai interpretasi untuk
jumlah supply yg tidak ditransportasikan pada masing-masing daerah asal.
•- Biaya transportasi per unit menuju rute dummy ini diganti dengan biaya
penyimpanan pada masing-masing daerah asal (0)
Contoh Tabel 2
Ke
M1 M2 M3 SUPPLY
Dari
(ai)
6 8 10
P1 X11 X12 X13 200
7 11
P2 X21 X22 11 175
X23
4 5 12
P3 X31 X32 X33 275
650
DEMAND 200 100 300 600
(bj)
Contoh Tabel 3
Ke
M1 M2 M3 Dummy SUPPLY
Dari (ai)
6 8 10 0
P1 X13 X14 200
X11 X12
7 11 11 0
P2 X21 X23 X24 175
X22
4 5 12 0
P3 X31 X32 X33 X34 275

650
DEMAND 200 100 300 50 650
(bj)
Maka buatlah tabel/matriks model transportasi dengan
mencantumkan beberapa data berikut :

-Ciptakan variable dummy daerah asal, sebagai interpretasi


untuk jumlah demand yg tidak dapat dipenuhi pada masing-
masing daerah tujuan.

- Biaya transportasi per unit dari rute dummy ini diganti dengan
biaya pinalti/denda akibat tidak dipenuhinya demand pada
masing-masing daerah tujuan ( 0)
Contoh Tabel 4
Contoh Tabel 5
Metode Pemecahan

• Teknik yang digunakan pada dasarnya menggunakan


metode simpleks, tetapi karena struktur matriksnya
yang khas penyelesaiannya berbeda dengan simpleks.
• Dari persoalan dengan m sumber dan n tujuan , akan
diperoleh (m + n) kendala dengan mxn variabel. Tetapi
dalam masalah transportasi variabel yang mempunyai
nilai positip hanya (m+n-1).
Langkah-langkah
• A. Menentukan Solusi Layak Basis Awal
• A.1. Metode Pojok Kiri Atas (North West Corner Rule)
• Dimulai pada pojok kiri atas tabel dan dialokasikan sebanyak mungkin
pada X11 tanpa menyimpang dari kendala suplai dan permintaan.
• Bergerak ke kotak (sel) sebelah kanan apabila terdapat suplai yang
cukup, apabila tidak cukup bergeraklah ke kotrak dibawahnya.
• Lanjutkan dengan cara yang sama sampai suplai telah habis dan
keperluan permintaan telah dipenuhi.
• Jawab layak basis yang ditemukan dengan menggunakan pojok kiri atas,
mungkin masih jauh dari optimal karena ongkos transpor sama sekali
tidak diikut sertakan dalam perhitungan. Meskipun demikian cara ini
masih lebih baik dibandingkan dengan cara simpleks .
Contoh :
• Satu jenis produk akan diangkut dari tiga gudang ke empat pasar
dengan kapasitas masing-masing gudang dan pasar adalah :
• a1 = 3 unit b1 = 4 unit
• a2 = 7 unit b2 = 3 unit
• a3 = 5 unit b3 = 4 unit
∑ ai = 15 unit b4 = 4 unit
∑ bi = 15 unit

• Ongkos transpor/unit (Rp 000)


ke P1 P2 P3 P4
dari
G1 2 2 2 1
G2 10 8 5 4
G3 10 6 6 8
Solusi Basis Awal dengan Metode Pojok Kiri Atas

ke Suplai
Dari P1 P2 P3 P4 (Si)

2 2 2 1
G1 3 3

10 8 5 4 7
G2 1 3 3

G3
7 6 1 6 4 7
5

Demand 4 3 4 4 15
(Dj)
Pada metode ini penentuan solusi layak basis awal dimulai dari pojok kiri
paling atas tabel, yaitu X11 = Min (3, 4) = 3
Total Biaya = 3 xRp 2000 + 1x Rp 10.000 +_ ……4x Rp 7000= Rp 9.3000
A.2. Metode Biaya Terkecil (Least Cost Method)
Metode biaya terkecil berusaha mencapai
tujuan minimisasi biaya transportasi dengan alokasi
terhadap sel sesuai dengan besarnya biaya
transportasi per unit produk (komoditi)
Langkah-langkah penyelesaian sbb :
• Pilih variabel Xj (sel) yang memiliki biaya transpor
(Cij) terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin
dengan syarat batasan suplai dan permintaan
dipenuhi.
• Dari sel sisanya yang layak (yang tidak terisi atau
tidak dihilangkan) pilih nilai Cij terkecil dan
alokasikan sebanyak mungkin .
• Ulangi langkah diatas sampai semuanya teralokasi.
Solusi Basis Awal dengan Metode Biaya Terkecil

ke
Suplai
Dari P1 P2 P3 P4
(Si)
2 2 2 3 1
G1 3

10 8 5 4 7
G2 2 4 1

G3
10 6 6 8
2 3 5

Demand 4 3 4 4 15
(Dj)
Total Biaya = 3 xRp 1000 + 2x Rp 10.000 +_ ……3x Rp 6000= Rp 7.9000
A.3.Metode Pendekatan Vogel (Vogel’s
Approximation Method)
• Metode Vogel selalu memberikan solusi awal yang lebih baik
dibandingkan dengan metode lainnya. Kenyataannya pada
beberapa kasus solousi awal yang diperoleh melalui metode vogel
akan mencapai optimum.

• Langkah-langkah
• Hitung perbedaan dua ongkos yang paling kecil untuk setiap baris
dan kolom
• Pilih kolom atau baris yang mempunyai perbedaan ongkos paling
besar
• Tempatkan kemungkinan alokasi yang paling besar pada ongkos
yang paling kecil dengan batasan jumlah suplai dan permintaan
• Ulangi langkah diatas sampai seluruhnya teralokasi.
Solusi Basis Awal dengan Metode Vogel
ke Suplai Perbedaan
P1 P2 P3 P4
ongkos
Dari (Si)

2 2 2 1 3 1-
G1 3

10 8 5 4 1 1 3
G2 3 4 7

10 6 6 8
G3 1 3 1 5 0 0 0

Demand
4 3 4 4 15
(Dj)
5 4 3 3
Perbedaan 2
ongkos 3 1 4 Total Biaya = Rp 68.000
3 2 1
B. Menentukan Solusi Optimal

B.1. Metode MODI (Metode U-V)

Setelah solusi layak awal dasar diperoleh,


kemudian dilakukan perhitungan untuk mencapai solusi
optimal.Salah satu metode yang dapat digunakan adalah
metode MODI. MODI adalah singkatan dari Modified
Distribution.
Di dalam metode ini dihitung nilai Ui dan Vj.
Untuk setiap basic variable berlaku Ui + Vj = Cij.
Misalkan U1 atau V1 sama dengan 0 (nol)
- Untuk non Basic variable berlaku Cij’ = CIj –Ui –Vj
Bila Cij’ ≥ 0 maka diperoleh penyelesaian optimal.
Langkah-langkah penggunaan metode MODI ádalah sbb :

a. Untuk setiap tabel pemecahan awal, dihitung nilai Ui dan Vj


dengan formula :
Cij =Ui +Vj misalkan U1 atau V1 = 0

b. Hitung perubahan biaya (Cij’) untuk setiap variable non


basis dengan formula:
Cij’ = Cij –Ui –Vj
c.. Jika terdapat nilai Cij’ negatif, maka solusi belum opimal.
pilih variable Xij dengan nilai Cij’ negatif terbesar sebagai
entering variable.
d. Alokasikan produk ke entering variable (Xij)
Hitung kembali nilai Cij. Jika semua nilai sudah positiup berarti
solusi sudah optimal. Jika tidak kembali ke langkah a.
Note:
dicek dulu apakah Basic Variabel (kotak yang terisi) = m+n-1
Jumlah BV harus = m+n-1
Non basic = kotak yang terisi
BV = (3+4) -1
=6
Untuk BV Untuk non BV
U1 + V1 = C11 C12’ = C12 –U1- V2
0 + V1 = 2 = 2 – 0 -1
V1 = 2 =1 dst.
Kalau non BV terisi positip maka sudah optimal.
Kalau non BV masih ada bernilai negatif (Cij’ < 0) berarti belum optimal
maka harus dilakukan iterasi dengan membuat loop (lingkaran evaluasi) .
Macam-macam susunan loop
BV NBV BV NBV BV NBV

NBV NBV
NBV NBV NBV

NBV NBV NBV NBV


Catatan

BV=basic variabel
NBV =non basic variabel
Solusi Basis Awal dengan Metode Vogel , optimal dengan Modi

ke Suplai Ui
Dari P1 P2 P3 P4 (Si)

2 2 2 1 3 U1= 0
G1 3 C12’=1 C13’=1 C14’=1

10 8 5 4 U2= 4
G2 C21’=1 C21’=1 3 4 7

10 6 6 8 U3= 5
G3 1 3 1 5

Demand
4 3 4 4 15
(Dj)

Vj V1=2 V1=2 V1=1 V1=0


Karena semua Cij’ ≥ 0, hasil sudah optimal Total Biaya = Rp 68.000
Jadi distribusi optimal

Dari ke Total biaya


Gudang 1 pasar 1 3 x Rp 2000= Rp 6000
Gudang 2 pasar 3 3 x Rp 5000= Rp 15000
pasar 4 4 x Rp 4000= Rp 16000
Gudang 3 pasar 1 1 x Rp 7000= Rp 7000
pasar 2 3 x Rp 6000= Rp 18000
pasar 3 1 x Rp 6000= Rp 6000
Total = Rp 68000
B.2.Metode Batu Loncatan (Stepping Stone)

Berdasarkan solusi persoalan transpor dengan melakukan


perbaikan bertingkat dari solusi awal yang telah disusun. Untuk
menentukan entering dan living variabel terlebih harus dahulu dibuat
loop tertutup bagi setiap variable non basis. Loop tersebut berawal dan
berakhir pada variable non basis tadi.
Caranya carilah nilai Cij’tiap-tiap sel non basis. Cij’ yang merupakan
negatif terbesar akan masuk menggantikan sel basis. Bila telah diperoleh
Cij’ ≥ 0 , maka penyelesaian sudah optimal.
• Masalah utama dalam metode ini ialah mencari loop (lingkaran
evaluasi) bagi setiap sel non basis. Suatu hal yang perlu
diperhatikan ialah sel-sel yang terdapt dalam lingkaran evaluasi
sepasang-sepasang berada dalam baris atau kolom yang sama.

• Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses


penyusunan jalur stepping stone :

• Arah yang diambil baik searah maupun berlawanan arah dengan


arah jarum jam adalah tidak penting dalam membuat jalur tertutup
• Hanya ada satu jalur tertutup untuk setiap kotak kosong
• Jalur harus mengikuti kotak terisi kecuali kotak kosong yang
sedang dievaluasi
• Adanya penambahan dan pengurangan yang sama besar harus
kelihatan pada setiap baris dan kolom dalam jalur.
Solusi Basis Awal dengan Metode Vogel , optimal dengan Steping stone

ke
P2 P3 Suplai
P1 P4
Dari
(Si)

G1
2 2 2 1 3
C12’=C12- C32
3 C12’=1 C13’=1 C14’=1 +C31-C11
= 2- 6 + 7- 2= 1
10 8 5 4 C13’=C13-C33
G2 3 4 7
C21’=4 C21’=3 +C31-C11

=2- 6- 7- 2= 1
7 6 6 8
G3 1 3 1 5 C14’=C14-C24+
C23- C33+C31-C11
Demand
4 3 4 4 =1- 4+ 5- 6+
(Dj) 15 7- 2 = 1
dst.
Karena semua Cij’ ≥ 0, hasil optimal

Total Biaya = Rp 68000

Anda mungkin juga menyukai