Abstrak
Akar permasalahan dari riset operasi dapat ditelusuri kembali beberapa dekade sebelumnya, ketika
dilakukan upaya-upaya awal untuk menggunakan pendekatan ilmiah dalam menajemen organisasi. Akan
tetapi awal dari kegiatan yang dinamakan riset operasi awalnya berasal dari jasa-jasa militer pada awal
Perang Dunia II. Setelah suasana perang mereda, beberapa kelompok ilmuan yang ahli dalam bidang Riset
Operasi berkonsentrasi untuk memformalkan ilmu yang mereka kembagkan selama perang serta mencari
aplikasi penerapannya dalam sektor industri. Aplikasi yang cukup sukses dalam mengacu masalah
optimasi pada masalah transportasi yang tujuan utamanya adalah meminimalkan biaya. Metode ICMM
adalah metode yang membangun solusi awal dengan memaparkan biaya minimum masalah transportasi
dibandingkan dengan metode yang ada dan juga dapat diperoleh solusi optimal yang diilustrasikan
dengan contoh numerik.
Kata kunci: Transportasi, Biaya Minimum, Persedian, Permintaan, Solusi Optimal ICMM.
Abstract
The root cause of the operations research can be traced back decades earlier, when the initial efforts were
made to use the scientific approach to managing the organization. But the beginning of the activity called
Operations research originally came from military services at the beginning of World War II. After the
atmosphere of the war subsided, several scientific groups in the field of operations research concentrated
on coordinating the knowledge they have been involved during the war and looking for applications in the
industrial sector. The application is quite successful in referring to optimization problems on transport
issues whose primary purpose is minimizing costs. The ICMM method is a method that builds the initial
solution by exposing the minimum cost of transportation problems compared to existing methods and
also can be obtained the optimal solution illustrated with numerical examples.
Pendahuluan
Pada zaman sekarang, berbagai perusahaan bersaing demi mendapatkan keuntungan yang besar.
Banyak keputusan yang harus diambil untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan dalam situasi
lingkungan yang serba terbatas. Sumber daya yang terbatas tersebut meliputi jumlah tenaga kerja,
waktu, uang, bahan baku dan sebagainya. Sedangkan perusahaan menginginkan keuntungan yang
maksimum dengan biaya seminimum mungkin. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan suatu alat
untuk memecahkan masalah tersebut [1].
Masalah transportasi merupakan masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan dalam
pendistribusian barang. Biasanya karena jarak yang berbeda-beda, maka biaya pengiriman dari sumber
ke beberapa tujuan tidaklah sama. Masalahnya adalah bagaimana barang bisa didistribusikan dari sumber
ke tujuan dengan biaya yang seminimum mungkin [2]. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah alat yang
disebut metode transportasi untuk menyelesaikan masalah transportasi.
Ada beberapa metode transportasi, tetapi yang umum digunakan ada 3 metode yaitu Metode
Northwest Corner, Metode Least Cost, dan Metode Vogel. Sesuai dengan studi literatur, jurnal ini akan
mengkaji secara ringkas metode ICCM. Oleh karena itu, tulisan ini diberi judul “Penggunaan Metode Initial
Cost Minimum Method (ICMM) Dalam Masalah Transportasi".
Metode
Metode yang akan digunakan adalah Metode Transportasi yang merupakan metode untuk
mengatur distribusi dari sumber-sumber penyediaan produk ke tempat-tempat yang membutuhkan
secara optimal. Asumsi dasar model ini adalah biaya transportasi pada suatu rute proporsional dengan
banyaknya unit yang akan dikirimkan.
a. Suatu barang yang dipindahkan dari sejumlah sumber ketempat tujuan dengan biaya seminimum
mungkin.
b. Atas barang tersebut tiap sumber dapat memasok suatu jumlah yang tetap, serta permintaan tiap
tujuan juga tetap.
s/t ∑𝑚
𝑖=1 𝑥𝑖𝑗 = 𝑎𝑖, 𝑖 = 1, 2, 3, … , 𝑚
∑𝑛𝑗=1 𝑥𝑖𝑗 = 𝑎𝑖, 𝑗 = 1, 2, 3, … , 𝑛
𝑥𝑖𝑗 ≥ 0, 𝑖 = 1, 2, 3, … , 𝑛
Pembahasan
Metode ICMM atau Initial Cost Minimum Method adalah suatu metode untuk menyelesaikan
masalah transportasi yang membantu dalam pengambilan keputusan bagi manajer yang berurusan
dengan logistik dan masalah rantai persediaan [3].
Pada langkah awal, total persediaan harus sama dengan total permintaan. Kemudian mengikuti
langkah ke-2 sampai langkah ke-5, dengan tujuan menemukan sel basis yang jumlah basisnya sebanyak
m(baris) + n(kolom) - 1 sel basis.
Jika semua sel basis sudah ditemukan, langkah selanjutnya adalah menghitung semua distribusi
yang dikalikan dengan biaya pengiriman sehingga ddidapatkan biaya pengiriman yang harus dikeluarkan.
Dan menjumlahkan dengan total sel basis yang ditemukan untuk mendapatkan solusi optimal.
Contoh Kasus
Perusahaan alat rumah tangga akan mengirimkan barang dari 3 gudang X, Y, Z kepada 4 toko A,
B, C, D. Jumlah barang yang siap dikirim dari gudang X, Y, Z masing-masing adalah 250, 300, dan 400 unit.
Kebutuhan toko A, B, C, dan D masing-masing adalah 200, 225, 275, dan 250 unit. Biaya pengiriman (dalam
ribu rupiah) dari gudang ke toko tersaji dalam tabel berikut
Tabel 2 Tabel contoh kasus
A B C D Persediaan
X 11 13 17 14 250
Y 10 18 14 10 300
Z 21 24 13 10 400
Permintaan 200 225 275 250 950
Dari tabel 2, dapat dilihat bahwa total persediaan mencapai 950 unit yang mana nilai nya sama
dengan jumlah keseluruhan permintaan yang berjumlah 950. Sel (1, 1) sampai dengan sel (2, 2) masing-
masing adalah biaya ongkos dalam satuan ribuan rupiah. Karena jumlah persediaan seimbang dengan
permintaan, maka kasus ini bisa diselesaikan dengan metode ICMM.
Iterasi 1
Agar pendistribusiannya merata, maka kolom dengan angka ganjil terlebih dahulu diletakan
pada kolom sebelah kiri dan diurutkan dari angka ganjil yang terbesar. Sehingga, kolom A dan kolom C
ditukar karena mengacu pada permintaan.
C B A D Persediaan
X 17 13 11 14 250
Y 14 18 10 10 300
Z 13 24 21 10 400
Permintaan 275 225 200 250 950
Penalti kolom 14-13=1 18-13=5 11-10=1 10-10=0
Iterasi 2
Mencari perbedaan kolom terbesar, dan kolom B merupakan penalti kolom terbesar dan 13
merupakan elemen terkecil, maka x12 dioperasikan. min(250, 225) = 225. Maka x12= 225. Operasi pada
kolom B selesai. Jumlah persediaan pada baris X tersisa 25.
C B A D Persediaan
X 17 (1) 13 11 14 250
225 25
Y 14 18 10 10 300
Z 13 24 21 10 400
Permintaan 275 225 200 250 950
Penalti kolom 14-13=1 18-13=5 11-10=1 10-10=0
Iterasi 3
Penalti pada kolom A dan C sama dengan 1, maka dipilih ongkos terkecil pada kolom A yaitu 11.
Sehingga sisa persediaan kolom X yang diisi pada elemen x13 yaitu 250 - x12 = 250 – 225 = 25. Operasi pada
baris X atau A1 selesai.
C B A D Persediaan
X 17 (1) 13 (2) 11 14 250
225 25 25
0
Y 14 18 10 10 300
Z 13 24 21 10 400
Permintaan 275 225 200 250 950
Penalti kolom 14-13=1 11-10=1 10-10=0
Iterasi 4
Pada iterasi 4, dipilih lagi perbedaan kolom yang paling besar yaitu pada kolom A. Untuk ongkos
terkecilnya yaitu 10. Maka min(175, 300) = 175. Karena terpenuhi, maka operasi pada kolom A selesai.
C B A D Persediaan
X 17 (1) 13 (2) 11 14 250
225 25 25
0
Y 14 18 (3) 10 10 300
175 125
Z 13 24 21 10 400
Permintaan 275 225 200 250 950
175
Penalti kolom 14-13=1 11-10=1 10-10=0
Iterasi 5
Selanjutnya dipilih lagi perbedaan kolom yang paling besar, yaitu pada kolom C. Agar baris Y
terpenuhi, maka persediaan Y = 125 dioperasikan di elemen X21 = 14. Maka, min(125, 275) = 125.
C B A D Persediaan
X 17 (1) 13 (2) 11 14 250
225 25 25
0
Y (4) 14 18 (3) 10 10 300
125 175 125
Z 13 24 21 10 400
Permintaan 275 225 200 250 950
175
0
Penalti kolom 14-13=1 10-10=0
Iterasi 6
Pada iterasi 6, kolom C terlebih dahulu dioperasikan karena memiliki perbedaan baris paling besar
yaitu 14, maka x31 = min(150, 400) = 150.
C B A D Persediaan
X 17 (1) 13 (2) 11 14 250
225 25 25
0
Y (4) 14 18 (3) 10 10 300
125 175 125
Z (5) 13 24 21 10 400
150
Permintaan 275 225 200 250 950
150 175
0
Penalti kolom 13 10
Iterasi 7
Pada iterasi 7, hanya tersisa kolom D dengan ongkos 10 pada x34. Maka x34 = min(250, 400) = 250.
Karena baris Z terpenuhi, maka semua proses selesai.
C B A D Persediaan
X 17 (1) 13 (2) 11 14 250
225 25 25
0
Y (4) 14 18 (3) 10 10 300
125 175 125
Z (5) 13 24 21 (6) 10 400
150 250
Permintaan 275 225 200 250 950
150 175
0 0
Penalti kolom 10
Hasil Akhir
Karena sel basis sudah terpenuhi, maka iterasi selesai. Adapun untuk hasil dari sel basis disajikan
pada tabel 2.9.
C B A D Persediaan
X 17 (1) 13 (2) 11 14 250
225 25 25
0
Y (4) 14 18 (3) 10 10 300
125 175 125
Z (5) 13 24 21 (6) 10 400
150 250
Permintaan 275 225 200 250 950
150 175
0 0
Penalti kolom 10
Maka, hasil penyelesaian dengan metode ICMM tersaji pada tabel 2.8. Jumlah basis yang terisi =
6 sel yang sama dengan jumlah baris (m) + jumlah kolom (n) – 1 = 3 + 4 – 1 = 6.
Maka total pengiriman adalah= (Rp.13.000 x 225) + (Rp.11.000 x 25) + (Rp.10.000 x 175) + (Rp.14.000 x
125) + (Rp.10.000 x 175) + (Rp.13.000 x 150) + (Rp.10.000 x 250) = Rp.11.150.000
Jadi, biaya transportasi untuk contoh kasus ini sebesar Rp.11.150.000,00.
Kesimpulan
Setelah menganalisa dari contoh kasus, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Dalam proses pendistribusian barang, biaya pengiriman dari sumber ke tujuan tidaklah sama
dikarenakan adanya perbedaan jarak. Untuk itu, dibutuhkan suatu metode untuk menyelesaikan
masalah tersebut secara optimal dengan biaya termurah yang biasa disebut metode transportasi.
2) Ada banyak Metode Transportasi yang bisa digunakan. Masalah pengiriman barang menjadi lebih
sederhana dengan menggunakan Metode ICMM, karena pada Metode ICMM pendistribusian
merata dengan total biaya pengiriman yang optimal.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Elis Ratna Wulan, S.Si., MT. Atas bimbingan yang
diberikan sebagai dosen pengampu mata kuliah Riset Operasi Jurusan Matematika Sains dan Teknologi
UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tak lupa pula kepada rekan-rekan yang sudah membantu serta
memfasilitasi hingga penulis mampu menyelesaikan tulisan ini.
Daftar Pustaka
[1] Murthy, R. 2007. Operation Research Second Edition. New Delhi: New Age International
[2] Siang, J. 2011. Riset Operasi Edisi 2. Penerbit: CV. ANDI Offset Yogyakarta
[3] Priya, S. “Solving Transportation Problems using ICMM Method” International Journal of
Advanced Research, Vol. 4, Issue 2, 127-130, 2016
[4] Irawan, Tony. 2017. Studi Literatur Pemecahan Masalah Transportasi menggunakan
Initial Cost Minimum Method (ICMM). Bandung: Jurusan Matematika Sains dan Teknologi
UIN Sunan Gunung Djati