Anda di halaman 1dari 22

MODEL

TRANSPORTASI

Pertemuan 14
Pendahuluan

Model program linier yang mempunyai bentuk


khusus yang umum digunakan dalam
masalah pengoptimalan suatu
pendistribusian, antara lain adalah:
 Model Transportasi (Transportation)
 Model Penugasan (Assignment).
Model Transportasi
 Membahas masalah pendistribusian suatu
komoditas atau produk dari sejumlah sumber
(supply) kepada sejumlah tujuan (destination,
demand), dengan tujuan meminimumkan
biaya yang akan terjadi
Ciri-ciri khusus persoalan transportasi
adalah :
 Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan
tertentu.
 Kuantitas komoditas atau barang yang
didistribusikan dari setiap sumber dan yang
diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
 Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu
sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai
dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.
 Biaya yang dibutuhkan untuk memindahkan
suatu komoditas dari suatu sumber ke suatu
tujuan, besarnya tertentu.
Gambar Model Transportasi :
SUMBER TUJUAN

X11 , C11
1
1
Xm1 , Cm1

X12 , C12
2
Xm2 , Cm2
2

X13 , C13
3
Xm3 , Cm3

X1n , C1n
n
Xmn , Cmn
Dari Gambar Model Transportasi
berlaku :
 Masing-masing sumber mempunyai
kapasitas ai dengan i = 1,2,3,....,m
 Masing-masing tujuan membutuhkan
komoditas bj dengan j = 1,2,3,....,n
 Jumlah unit yang dikirim oleh sumber ke-i
kepada tujuan ke-j adalah sebanyak Xij
dengan i = 1,2,3,....,m dan j = 1,2,3,....,n
 Biaya pengiriman per unit dari sumber ke-i
kepada tujuan ke-j adalah sebanyak Cij
dengan i = 1,2,3,....,m dan j = 1,2,3,....,n
Formulasi model transportasi adalah :
m n

Fungsi tujuan : Min Z =  X


i 1 j  `
ij .C ij

Fungsi pembatas : X
j 1
ij  ai , i  1,2,3....., m

X
i 1
ij  bj , j  1,2,3....., n

Xij > 0 untuk seluruh i dan j


Keseimbangan Model Transportasi:
Suatu model transportasi dikatakan seimbang
bila jumlah total supply (sumber) sama dengan
jumlah total demand (tujuan), dituliskan :
m n

 ai   bj
i 1 j 1

Hal ini diperlukan karena dalam persoalan


transportasi akan diperoleh solusi feasible,
jika terpenuhi jumlah total supply (sumber)
sama dengan jumlah total demand (tujuan).
 Bila ketentuan tersebut tidak dipenuhi, maka model
transportasi tersebut disebut sebagai model yang tidak
seimbang.
 Untuk menyelesaikan model transportasi dengan cara
memasukkan variabel artificial, dimana bila jumlah
demand melebihi supply, maka dibuat suatu sumber
dummy yang akan mensupply kekurangan tersebut.
Sebaliknya, bila jumlah supply melebihi demand, maka
dibuat suatu tujuan dummy yang akan menyerap
kelebihan tersebut.
 Biaya per unit untuk sumber dummy ke seluruh tujuan
adalah nol, karena pada kenyataannya dari sumber
dummy tidak terjadi pengiriman ke seluruh tujuan.
Demikian juga untuk biaya per unit dari semua sumber
ke tujuan dummy adalah nol.
Metode Pemecahan :
 Menentukan solusi feasible awal
Metode yang dapat digunakan antara lain, yaitu :
 Metode pojok kiri atas (Northwest Corner),
 Metode biaya terkecil (Least Cost),
 Metode pendekatan Vogel’s (Vogel’s
Approximation Method atau VAM).
 Menentukan solusi feasible optimal
Terdapat 2 metode yang biasa digunakan, yaitu :
 Metode Stepping Stone,
 Metode distribusi yang dimodifikasi (MODI =
Modification Distribution).
Langkah-Langkah Metode pojok kiri atas (Northwest
Corner) :

1. Alokasi sebanyak mungkin ke sel di pojok kiri


atas, disesuaikan dengan batasan
penawaran dan permintaan.
2. Alokasi sebanyak mungkin ke sel feasible
berikutnya yang berdekatan.
3. Ulangi langkah 2 sampai semua kebutuhan
telah dipenuhi.
Langkah-Langkah Metode biaya terkecil
(Least Cost):

1. Alokasi sebanyak mungkin ke sel feasible


dengan biaya transportasi minimum, dan
sesuaikan dengan batasan penawaran dan
permintaan.
2. Alokasikan sebanyak mungkin ke sel
feasible yang mempunyai biaya minimum
berikutnya.
3. Ulangi langkah 2 sampai semua kebutuhan
telah dipenuhi.
Langkah-Langkah Metode VAM :

1. Tentukan biaya penalti untuk tiap baris dan


kolom dengan cara mengurangkan biaya sel
terendah pada baris atau kolom terhadap biaya
sel terendah berikutnya pada baris atau kolom
yang sama.
2. Pilih baris atau kolom dengan biaya penalti
tertinggi.
3. Alokasi sebanyak mungkin ke sel feasible
dengan biaya transportasi terendah pada baris
atau kolom dengan biaya penalti tertinggi.
4. Ulangi langkah 1, 2, dan 3 sampai semua
kebutuhan telah terpenuhi.
Langkah-langkah metode Stepping Stone :

1. Tentukan lintasan stepping stone dan


perubahan biaya untuk setiap sel yang
kosong dalam tabel.
2. Alokasikan sebanyak mungkin ke sel kosong
yang menghasilkan penurunan biaya
terbesar.
3. Ulangi langkah 1 dan 2 sampai semua sel
kosong memiliki perubahan biaya positif
yang mengindikasikan tercapainya solusi
optimal.
Langkah-langkah metode MODI :
 Tentukan solusi awal
 Hitung nilai-nilai ui dan vj untuk tiap-tiap baris dan kolom
dengan menerapkan rumus cij = ui + vj pada tiap sel yang
terisi atau sel basis ( sel yang telah memiliki alokasi). Nilai
ui dan vj dihitung dari selisih antara sel yang mempunyai
biaya terkecil dengan biaya terkecil berikutnya pada tiap-
tiap baris dan kolom.
 Hitung perubahan biaya kij untuk setiap sel kosong
dengan menggunakan rumus kij = cij – ui – vj
 Alokasikan sebanyak mungkin ke sel kosong yang
menghasilkan penurunan biaya terbesar (kij yang paling
negatif). Alokasikan sesuai lintasan stepping stone untuk
sel yang terpilih.
 Ulangi langkah 2 sampai 4 sampai semua nilai kij positif
atau nol.
Model Transportasi Tidak Seimbang :

 Untuk menyelesaikan permasalahan model


transportasi tidak seimbang adalah dengan
menambahkan kolom / baris dummy
 Penambahan kolom / baris dummy tidak akan
mempengaruhi solusi awal maupun solusi
optimal pada metode transportasi.
 Sel-sel pada kolom/baris dummy diperlakukan
sama seperti sel yang lainnya. Sehingga
penyelesaiannya juga sama dengan tahap-tahap
yang dilakukan pada model transportasi seimbang.
 Khusus untuk penyelesaian awal dengan metode
biaya sel minimum, maka akan terdapat sel-sel
yang masing-masing mempunyai nilai biaya nol.
Dalam hal ini (atau kapan saja terdapat sel-sel yang
bernilai seri/sama), maka salah satu sel dapat
dipilih secara acak.
Degenerasi

 Merupakan kondisi dimana jumlah kolom


terisi (sel dengan alokasi) tidak sesuai
dengan rumus m + n -1
 Kesulitan akan muncul pada saat dilakukan
evaluasi untuk menentukan solusi optimal
dengan menggunakan metode Stepping
Stone maupun MODI, karena tidak akan
bekerja dengan baik.
 Untuk menyelesaikannya dipilih salah satu sel
kosong artifisial dengan alokasi sebesar 0, yang
diperlakukan seolah-olah sebagai sebuah sel yang
berisi alokasi.
 Penentuan sel artifisial nol ini dipilih secara acak,
karena tidak terdapat aturan untuk mengalokasikan
sel artifisial. Yang penting diperhatikan adalah
pemilihan sel artifisial nol tersebut harus menjamin
terbentuknya suatu lintasan tertutup stepping stone.
 Setelah penentuan sel artifisial nol ini, langkah
selanjutnya untuk menyelesaikan model transportasi
sama dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Contoh :

Butiran gandum dipanen dan disimpan di tiga


gudang penyimpanan 1, 2, dan 3. Kemudian butir-
butir gandum tersebut dikirim ke penggilingan yang
berlokasi di daerah lain yaitu A, B, dan C.
Setiap bulannya, jumlah butiran gandum yang
tersedia di masing- gudang penyimpanan 1, 2, dan
3 adalah 150 ton, 175 ton, dan 275 ton.
Sedangkan jumlah butiran yang diminta per bulan
oleh penggilingan A, B, dan C berturut-turt adalah
200 ton, 100 ton, dan 300 ton.
Biaya pengiriman satu ton masing gandum dari gudang
penyimpanan ke penggilingan berbeda-beda menurut jarak dan
sistem transportasi yang digunakan. Biaya-biaya tersebut
dituliskan dalam tabel berikut :

Gudang Penggilingan (Tujuan)


(Sumber)
A B C
1 6 8 10
2 7 11 11
3 4 5 12

Permasalahannya adalah berapa banyak ton gandum


yang harus dikirim dari gudang penyimpanan ke tiap
penggilingan setiap bulannya agar total biaya
transportasi minimum
Gudang (Sumber) Penggilingan Tujuan Total (ton)
A B C
1 6 8 10 150
2 7 11 11 175
3 4 5 12 275
Total (Ton) 200 100 300

Anda mungkin juga menyukai