Masalah Transportasi
(Solusi Awal)
Matematika
Tahun 2020
Pendahuluan
Model program linier yang mempunyai bentuk khusus
yang umum digunakan dalam masalah pengoptimalan
suatu pendistribusian, antara lain adalah:
∙ Model Transportasi (Transportation)
∙ Model Penugasan (Assignment).
2
Model Transportasi
Membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk dari
sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (destination, demand),
dengan tujuan meminimumkan biaya yang akan terjadi.
Sasarannya adalah
∙ mencari pola pendistribusian dan banyaknya komoditi yang
diangkut dari masing-masing sumber ke masing-masing tujuan
∙ meminimalkan ongkos angkut secara keseluruhan, dengan kendala-
kendala yang ada.
3
Ciri-ciri khusus persoalan transportasi
4
Model Transportasi
Sumber Tujuan
Cij : Xij
a1 A 1 b1
Pasokan a2 B 2 b2 Kebutuhan
a3 C 3 b3
5
Penjelasan
⬡ Masing-masing sumber mempunyai kapasitas ai dengan i =
1,2,3,....,m
⬡ Masing-masing tujuan membutuhkan komoditas bj dengan j =
1,2,3,....,n
⬡ Jumlah unit yang dikirim oleh sumber ke-i kepada tujuan ke-j
adalah sebanyak Xij dengan i = 1,2,3,....,m dan j = 1,2,3,....,n
⬡ Biaya pengiriman per unit dari sumber ke-i kepada tujuan ke-j
adalah sebanyak Cij dengan i = 1,2,3,....,m dan j = 1,2,3,....,n
6
Formulasi Model Transportasi
m n
Fungsi tujuan : Min Z = X
i 1 j `
ij .C ij
n
Fungsi pembatas : X
j 1
ij ai , i 1,2,3....., m
X
i 1
ij bj , j 1,2,3....., n
8
Keseimbangan Model Transportasi
m n
ai bj
i 1 j 1
Hal ini diperlukan karena dalam persoalan transportasi akan diperoleh
solusi feasible, jika terpenuhi jumlah total supply (sumber) sama dengan
jumlah total demand (tujuan).
9
Lanjutan...
⬡ Bila ketentuan tersebut tidak dipenuhi, maka model transportasi tersebut
disebut sebagai model yang tidak seimbang.
⬡ Untuk menyelesaikan model transportasi dengan cara memasukkan
variabel artificial, dimana bila jumlah demand melebihi supply, maka
dibuat suatu sumber dummy yang akan mensupply kekurangan tersebut.
Sebaliknya, bila jumlah supply melebihi demand, maka dibuat suatu
tujuan dummy yang akan menyerap kelebihan tersebut.
⬡ Biaya per unit untuk sumber dummy ke seluruh tujuan adalah nol,
karena pada kenyataannya dari sumber dummy tidak terjadi pengiriman
ke seluruh tujuan. Demikian juga untuk biaya per unit dari semua
sumber ke tujuan dummy adalah nol.
10
Metode Pemecahan
⬡ Menentukan solusi awal
Metode yang dapat digunakan antara lain, yaitu :
∙ Metode pojok barat laut (North West Corner atau NWC),
∙ Metode biaya terkecil (Least Cost atau LC),
∙ Metode pendekatan Vogel’s (Vogel’s Approximation Method atau
VAM).
⬡ Menentukan solusi optimal
Terdapat 2 metode yang biasa digunakan, yaitu :
∙ Metode Stepping Stone,
∙ Metode distribusi yang dimodifikasi (MODI = Modification
Distribution).
11
Contoh Kasus
⬡ Sebuah perusahaan retail memiliki gudang dibeberapa kota yaitu Jakarta,
Medan dan Semarang, dan selanjutnya dari ketiga gudang tersebut
perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya di kota-
kota Surabaya, Balikpapan dan Makassar.
⬡ Sementara itu, dari gudang-gudang tersebut perusahaan mampu
memasok masing-masing secara berurutan adalah dari Jakarta 120 unit,
Medan 80 unit dan Semarang 80 unit, sedangkan permintaan dari kota
Surabaya sebanyak 150 unit, Balikpapan sebanyak 70 unit dan Makassar
sebanyak 60 unit.
12
Lanjutan...
Biaya angkut dari gudang ke pelanggan
Jakarta 8 5 6
Medan 15 10 12
Semarang 3 9 10
13
Penyelesaian:
Rumusan PL :
(1). Fungsi Tujuan :
Minimumkan : Z =8X11+5X12+6X13+15X21+10X22+2X23+3X31+
9X32+10X33
(2). Fungsi kendala :
2.1. Pabrik (Supply) :
- Pabrik-1 : X11+X12+X13 = 120
- Pabrik-2 : X21+X22+X23 = 80
- Pabrik-3 : X31+X32+X33 = 80
2.2. Pasar (demand) :
- Pasar-1 : X11+X21+X31 = 150
- Pasar-2 : X12+X22+X32 = 70
14
- Pasar-3 : X +X +X = 60
Tabel Transportasi
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar
8 5 6
Jakarta 120
15 10 12
Medan 80
3 9 10
Semarang 80
15
Metode North West Corner (NWC)
Langkah-langkahnya adalah seperti berikut :
⬡ Mulai pada pojok barat laut (pojok kiri atas) dan alokasikan sebanyak
mungkin pada X11 tanpa menyimpang dari kendala penawaran atau
permintaan (artinya X11 ditetapkan sama dengan yang terkecil di antara
S1 dan D1)
8 5 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80
30 50
3 9 10
Semarang 80
20 60
Demmand 150 70 60 280
17
Hasil Metode NWC
Penyelasaian Tabel Trasportasi di atas :
(1). Mulai pojok barat laut : x11=a1<b1 , yaitu :
x11=120>150 maka x11=min(120,150)=120. Teruskan ke
sel x21 .
(2). x21 =(150-120) < 80 maka x21 =min(30,80) = 30. Teruskan
ke sel x22 .
(3). x22 =(80-30) < 70 maka x22 =min(50,80)= 50. Teruskan ke
sel x32 .
(4). x32 =(70-50) < 80 maka x32 =min(20,80)= 20. Teruskan ke
sel x33 .
(5). x33 = (80-60) = 60 maka x33 = 60
Total Biaya Transportasi minimum =
NWC = 120(8)+ 30(15)+50(10)+20(9)+60(10) = 2690
18
Metode Least Cost (LC)
Metode ini berusaha mencapai tujuan minimasi biaya dengan alokasi sistematik pada
kotak-kotak sesuai dengan besarnya biaya transpor per unit.
21
Metode VAM
Proses VAM dapat diringkas seperti berikut :
⬡ Hitung opportunity cost untuk setiap baris atau kolom. Opportunity
cost setiap baris i dihitung dengan mengurangkan nilai Cij terkecil pada
baris itu dengan nilai Cij satu tingkat lebih besar pada baris yang sama.
Opportunity cost kolom diperoleh dengan cara yang serupa. Biaya-
biaya ini adalah penalti karena tidak memilih kotak dengan biaya
minimum.
⬡ Pilih baris atau kolom yang memiliki opportunity cost terbesar (jika ada
angka kembar pilih salah satu). Alokasikan sebanyak mungkin ke kotak
dengan niali Cij minimum pada baris atau kolom yang dipilih.
22
Lanjutan...
⬡ Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukkan alokasi
yang sudah dilakukan. Hilangkan semua baris atau kolom di mana
penawaran atau permintaan telah dihabiskan (maksimum)
⬡ Jika semua penawaran dan permintaan belum terpenuhi, kembali ke
langkah 1 dan hitung opportunity cost yang baru
23
Tabel Metode VAM
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar
8 5 6
Jakarta 120 6–5=1
15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2
3 9 10
Semarang 80 9–3=6
80 0 0
Demmand 150 70 60 280
8–3=5 9–5=4 10 – 6 = 4
24
Tabel Metode VAM
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar
8 5 6
Jakarta 120 6–5=1
70
15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2
0
3 9 10
Semarang 80
80 0 0
15 – 8 = 7 10 – 5 = 5 12 – 6 = 6
25
Tabel Metode VAM
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar
8 5 6
Jakarta 120 6–5=1
70 0 50
15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2
0
3 9 10
Semarang 80
80 0 0
10 – 5 = 5 12 – 6 = 6
26
Tabel Metode VAM
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar
8 5 6
Jakarta 120
70 0 50
15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2
0 70 10
3 9 10
Semarang 80
80 0 0
Demmand 150 70 60 280
28
THANK YOU
29