Anda di halaman 1dari 25

Model

Transportasi
Metode Stepping Stone
Metode
Stepping Stone
Model Transportasi

Model transportasi berkaitan dengan masalah


pendistribusian barang-barang dari pusat-pusat pengiriman atau
sumber kepusat-pusat penerimaan atau tujuan. Persoalan yang
dipecahkan oleh model transportasi adalah penentuan distribusi
barang yang akan meminimumkan biaya model distribusi.
Sehingga model transportasi memecahkan masalah
pendistribusian barang dari sumber ke tujuan dengan biaya total
distribusi minimum.
Matriks Transportasi
Sumber Tujuan Kapasaitas
T1 T2 ........... Tn Sumber
…… Ket :
per
Si : Sumber-sumber
periode
S1 C11 C12 ........... C1n S1 dari mana barang
X11 X12 …… X1n akan di angkut
S2 C21 C22 ........... C2n S2
X21 X22 …… X2n Tj : Tujuan-tujuan
. . . ........... . . hendak kemana
. . …… . .
. . . . . barang akan di angkut
. Bij : Biaya distribusi
Sm Cm1 Cm2 ........... Cmn Sm dari Si ke Tj
Xm1 Xm2 …… Xmn
Kebutuhan t1 t2 ........... tn
…… ෍ 𝑆𝑖
tujuan
perperiode ෍ 𝑡𝑖

σ𝑛𝑖=1 Xij = S1, untuk I = 1,2…, m


σ𝑚𝑖=1 Xij = T1, untuk I = 1,2…, n
Dimana Xij ≥ 0

Distribusi optimal di dalam model transportasi adalah distribusi barang dari sumber-sumber
untuk memenuhi permintaan tujuan agar biaya tptal distribusi mininum.
Metode Stepping Stone

Langkah-langkah
Pengertian pemecahan masalah

 Penyusunan Tabel
Pengujian optimalitas
Alokasi
tabel untuk mengetahui apakah
 Metode Sudut Barat
biaya distribusi total telah
Laut (North west Corner
minimum.Secara matematis,
Method)
pengujian ini dilakukan untuk
 Mengubah alokasi
menjamin bahwa nilai fungsi
secara trial and error
tujuan minimum telah tercapai.
 Melakukan Perbaikan
1. Penyusunan Tabel Alokasi

Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Pabrik 20 5 8
X11 X12 X13 90
W
Pabrik 15 20 10
X21 X22 X23 60
H
Pabrik 25 10 19
X31 X32 X33 50
P
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50

Improvement Index
2. Metode Sudut Barat Laut ( North west corner method) atau pojok kiri atas

Pedoman Sudut Barat Laut (Northwest corner rule)


1. Mulai dari sudut X11 dialokasikan sejumlah maksimum produk dengan melihat
kapasitas pabrik dan kebutuhan gudang.
2. Setelah itu bila Xij merupakan kotak terakhir yang dipilih dilanjutkan dengan
mengalokasikan pada Xi,j+1 bila I mempunyai kapasitas yang tersisa.
3. Bila tidak, alokasikan ke Xi+1,j dan seterusnya hingga semua kebutuhan terpenuhi Segi
empat yang terisi alokasi biasanya disebut segi empat batu, sedangkan yang kosong
disebut segi empat air.
Jumlah rute yang dilalui = (jumlah kolom + jumlah baris) – 1
Tabel Alokasi pertama dengan metode NWC
Ke Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Dari

Pabrik 20 5 8
50 40 90
W
Pabrik 15 20 10
60 60
H
Pabrik 25 10 19
10 40 50
P
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50

Biaya Pengangkutan untuk Alokasi Tahap Pertama


= 50 (20) + 40 (5) + 60 (20) + 10 (10) + 40 (19)
= 3260 (dalam satuan ribu)
3. Mengubah Alokasi secara Trial and Error

1. Pilih kotak/jalur yang tidak digunakan (WC,HA,HC,PA) untuk dievaluasi


2. Dengan dimulai dari jalur ini, telusuri jalur dengan jalur tertutup melewati jalur yang
sebenarnya/terpakai
3. Di jalur yang tidak terpakai, berilah tanda plus (+). Kemudian jalur selanjutnya tanda minus (-)
dan seterusnya sesuai dengan jalur yang dikalkulasikan
4. Hitung Improvement Index dengan menambahkan unit cost sesuai jalur dengan tanda plus atau
minus
5. Ulangi tahap 1-4 untuk tiap jalur kosong yang ada. Jika dihasilkan nilai sama atau lebih dari nol,
maka solusi optimalnya dapat diketahui. Namun jika ada yang kurang dari nol maka memungkinkan
untuk meningkatkan hasil sebelumnya dan mengurangi total biaya transportasi.
Nilai improvement index:
• Jalur 1 = +WC-WB+PB-PC =+8-5+10-19 = -6
• Jalur 2 = +HA – HB + WB – WA = +15–20+5–20 = -20
• Jalur 3 = +PA – PB + WB –WA = +25 – 10 + 5 – 20 = 0
Dengan adanya nilai improvement index kurang dari nol (negatif), maka cost saving dapat dilakukan
dari (HA).Jika terdapat lebih dari satu index yang bernilai negatif maka diambil nilai index negatif
terbesar.
Tabel Jalur 1
Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Pabrik 20 5 8
50 40 - (+) 90
W
Pabrik 15 20 10
60 60
H
Pabrik 25 10 19
10 +
40 50
P -
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50

WC = WC – WB + PB – PC
= 8-5+10-19
= -6
Tabel Jalur 2
Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Pabrik 20 5 8
50 - 40 90
W +
Pabrik 15 20 10
(+)
60 60
H -
Pabrik 25 10 19
10 40 50
P
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50

HA = HA – HB + WB – WA
= 15-20+5-20
= -20
Tabel Jalur 3
Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Pabrik 20 5 8
50 40 90
W
Pabrik 15 20 10
60 - (+) 60
H
Pabrik 25 10 19
10 + 40 50
P -
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50

HC = HC – HB + PB – PC
= 10-20+10-19
= -19
Tabel Jalur 4
Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Pabrik 20 5 8
- 40 + 90
W 50
Pabrik 15 20 10
60 60
H
Pabrik 25 10 19
(+)
10 -
40 50
P
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50

PA = PA – PB + WB – WA
= 25-10+5-20
=0
Nilai Improvement index

Jalur 1 =WC = WC – WB + PB – PC
= 8-5+10-19
= -6 Dengan adanya nilai improvement
index yang negatif, maka cost
Jalur 2= HA = HA – HB + WB – WA saving dapat dilakukan dari HA, HC
= 15-20+5-20 dan WC . Diambil nilai
= -20 improvement index yang bernilai
negatif terbesar.
Jalur 3 =HC = HC – HB + PB – PC
= 10-20+10-19
= -19

Jalur 4 = PA = PA – PB + WB – WA
= 25-10+5-20
=0
4. Perbaikan Alokasi secara Trial and Error

Perbaikan Tabel (Jalur 2 HA)


Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Pabrik 20 5 8
50 - 50-50 = 0
40+ 90
W 40+50 = 90
Pabrik 15 20 10
(+)
60 60
H 0+50= 50 - 60-50= 10
Pabrik 25 10 19
10 40 50
P
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50
Tabel Alokasi Perbaikan Pertama
Ke Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Dari

Pabrik 20 5 8
90 90
W
Pabrik 15 20 10
50 10 60
H
Pabrik 25 10 19
10 40 50
P
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50

Biaya Pengangkutan untuk Alokasi Tahap Kedua


= 50 (15) + 90 (5) + 10 (20) + 10 (10) + 40 (19)
= 2260(dalam satuan ribu)
Tabel Jalur 2 Baru
Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Pabrik 20 5 8
90 90
W
Pabrik 15 20 10
50 - 10 60
H +
Pabrik 25 10 19
(+) 10- 40 50
P
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50

PA = PA – PB + WB – WA
= 25-10+20-15
= 20
5. Perbaikan Alokasi secara Trial and Error

Perbaikan Tabel (Jalur 3 HC)


Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Pabrik 20 5 8
90 90
W
Pabrik 15 20 10
50 10 10-10 = 0 (+) 0+10= 10
60
H -
Pabrik 25 10 19
10 + 10+10= 20
40 40-10 = 30
50
P -
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50
Tabel Alokasi Perbaikan Kedua
Ke Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Dari

Pabrik 20 5 8
90 90
W
Pabrik 15 20 10
50 10 60
H
Pabrik 25 10 19
20 30 50
P
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50

Biaya Pengangkutan untuk Alokasi Tahap Kedua


= 50 (15) + 90 (5) + 20 (10) + 10 (10) + 30 (19)
= 2.070 (dalam satuan ribu)
Tabel Jalur 3 Baru
Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Pabrik 20 5 8
90 90
W
Pabrik 15 20 10
50 (+) 10 60
H -
Pabrik 25 10 19
20 30 50
P - +
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50

HB = HB - PB + PC - HC
= 20-10+19-10
= 19
6. Perbaikan Alokasi secara Trial and Error

Perbaikan Tabel (Jalur 1 WC)


Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Pabrik 20 5 8
90 90-30 = 60 (+)
90
W - 0+30 = 30
Pabrik 15 20 10
50 10 60
H
Pabrik 25 10 19
20 + 20+30= 50
30 30-30= 0
50
P -
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50
Tabel Alokasi Perbaikan Ketiga
Ke Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Dari

Pabrik 20 5 8
60 30 90
W
Pabrik 15 20 10
50 10 60
H
Pabrik 25 10 19
50 50
P
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50

Biaya Pengangkutan untuk Alokasi Tahap Kedua


= 50 (15) + 60 (5) + 50 (10) + 30 (8) + 10 (10)
= 1.890 (dalam satuan ribu)
Tabel Jalur 1 Baru
Kapasitas
Gudang A Gudang B Gudang C Pabrik
Pabrik 20 5 8
60 30 90
W + -
Pabrik 15 20 10
50 10 60
H
Pabrik 25 10 19
50 (+)
50
P -
Kebutuhan 110 40 200
Gudang
50

PC = PC – WC + WB – PB
= 19-8+5-10
=6
Kesimpulan :
Jadi karena semua nilai jalur bernilai positif maka agar biaya pengiriman
minimum, perusahaan harus mengalokasikan perngiriman produk dari
ketiga pabrik ke tiga lokasi penjualan sebesar Rp. 1.890 per ton (dalam
satuan ribu).

Anda mungkin juga menyukai