Anda di halaman 1dari 25

1

MODEL PENGENDALIAN
PERSEDIAAN
Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016
STIE-GK Muara Bulian
2

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

PENDAHULUAN
• Pengendalian persediaan (inventory)
merupakan pengumpulan atau penyimpanan
komoditas yang akan digunakan untuk
memenuhi permintaan dari waktu ke waktu.
Bentuk persediaan itu bisa berupa bahan
mentah, komponen, barang setengah jadi, spare
part, dll.
3

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

Fungsi pengendalian persediaan:


1. Siklus persediaan (inventory cycle)
Siklus persediaan berkaitan dengan membeli
atau menyediakan dalam jumlah lebih besar
dari yang dibutuhkan. Alasannya karena faktor
ekonomis, dengan jumlah yang besar akan
mendapatkan diskon besar pula. Di samping itu
hambatan-hambatan berupa faktor teknologi,
transportasi dan lain-lain.
4

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

2. Persediaan pengaman (safety stock)


Mencegah terhadap ketidaktentuan (uncertanties)
persediaan. Artinya sebelum persediaan habis kita
harus mempersiapkan sejumlah persediaan, jika di
suatu saat ternyata persediaan habis sedang
pemesanan kembali tidak bisa tersedia seketika
itu. Karena ketika ada permintaan dari pelanggan
sedangkan persediaan habis maka akan timbul
stock out cost yang mungkin tidak kecil, yaitu
biaya pengganti atau biaya karena kehabisan
barang.
5

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

Model Economic Order Quantity


• Dalam persoalan persediaan dikenal beberapa
model (inventory model). Masing-masing model
mempunyai karakteristik tersendiri sesuai
dengan parameter persoalan. Pada dasarnya
model persediaan dibagi menjadi dua kelompok
utama, yaitu model deterministik dan model
stokastik. Model deterministik semua
parameter-parameternya diasumsikan diketahui
dengan pasti, sedangkan model stokastik nilai-
nilai parameternya tidak diketahui dengan pasti,
berupa nilai-nilai acak.
6

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

Jenis-jenis model persediaan


deterministik
• Model EOQ Klasik (sederhana)
• Model EOQ Back Order
• Model EOQ Fixed Production Rate
• Model EOQ Quantity Discount
7

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

Model EOQ Klasik


• Asumsi-asumsi dasar dari model ini adalah:
a) Barang yang dipesan dan disimpan hanya
barang sejenis (homogen)
b) Permintaan per periode diketahui dan konstan
c) Ordering cost konstan
d) Holding cost berdasarkan rata-rata persediaan
e) Harga per unit barang konstan
f) Barang yang dipesan segera tersedia (tidak
diijinkan back order)
8

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

• Sedangkan parameter-parameter yang


digunakan adalah:
k : Ordering cost per pemesanan
A : Jumlah barang yang dibutuhkan dalam 1
periode (misal 1 tahun)
c : procurement cost per unit barang yang
dipesan
h : holding cost per unit nilai persediaan
T : waktu antara pemesanan
9

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

Example
1. Sebuah supermarket mampu menjual 10400 galon
susu setiap tahunnya. Setiap galon menanggung
biaya $2 untuk sampai ke gudang. Agen meminta
bayaran $40 untuk pemesanan (tidak tergantung
pada berapa jumlah pesanan). Karena modal yang
ada pada susu dipinjam dari bank, maka
supermarket harus membayar bunga sebesar 10%
per tahun, di samping itu harus membayar pajak
atas barang yang disimpannya sebesar 5%, dan
juga asuransi 5% dari nilai persediaan rata-rata.
10

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

• Selama ini supermarket memesan 200 galon per


minggunya. Dari sudut biaya yang relevan
apakah kebijakan supermarket mengenai
pengendalian persediaan susu ini sudah benar
(optimal) ?
11

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

Penyelesaian
• Dari persoalan di atas, diketahui parameter-
parameter sebagai berikut:
• k : $40/ pesanan
• A : 10400 galon/ tahun
• c : $2/ galon
• h : 0,2/ $ nilai susu dalam persediaan (jumlah
dari bunga, pajak dan asuransi)
• Q : 200/ minggu
12

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

• Saat ini jumlah pesanan per minggunya adalah


200 galon sehingga total annual relevant cost
sebesar:
𝐴 𝑄
• TC = k + hc
𝑄 2
• = (10400/200) 40 + 0,2.2 (200/2)
• = 2080 + 40
• =$2120/ tahun.
13

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

• Sekarang kita coba hitung jumlah pesanan yang


akan memberikan TC minimum, dengan
menggunakan formula Wilson:
2𝐴𝑘
• Q* =
ℎ𝑐
2(10400)(40)
•=
(0,2)(2)

• 2080000
• 1442, 22 galon
14

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

• Sedangkan waktu optimal antara dua


pemesanan:
𝑄∗
• T* =
𝐴
• 1442,22/ 10400
• 0,139 tahun (± 50 hari)
15

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

• Total minimum annual cost relevant


𝐴 𝑄
• TC = k + hc
𝑄 2
• = (10400/1442,22)40 + 0,2.2.(1442,22/2)
• = 288,44 + 288,44
• = $576,88 per tahun.
16

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

• Terlihat bahwa total annual cost optimum jauh


lebih kecil bila dibandingkan dengan total
annual cost yang selama ini diterapkan oleh
supermarket. Jadi kebijakan supermarket
selama ini dalam pengendalian persediaan susu
tidak benar. Akan lebih baik jika supermarket
melakukan pemesanan dengan frekuensi setiap
7 minggu sekali dengan jumlah setiap kali
pemesanan adalah 1442,22 galon.
17

Model EOQ dengan Back Order


Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016
STIE-GK Muara Bulian
18

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

• Pada pengendalian persediaan model sederhana


yang sudah dijelaskan diasumsikan tidak ada back
order, artinya pelanggan akan mencari tempat lain
untuk mendapatkan barangnya jika barang yang
dibeli tidak tersedia atau stok habis. Apabila
palanggan bersedia menunggu pesanan yang sudah
habis dan pihak supermarket mengijinkan tetap
menjual suatu barang meskipun barangnya tidak
ada di gudang (tingkat persediaan barang nol),
maka pesanan untuk diambil kemudian oleh
pelanggan biasa disebut back order.
19

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

• Banyak perusahaan yang melayani pembelian


ketika produknya sedang kosong. Terutama
perusahaan dealer kendaraan yang sering
mengalami hal ini. Pembeli dijanjikan bahwa
kendaraan yang dipesannya akan ada beberapa
hari (minggu, bulan dst) kemudian.
20

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

• Mari kita simak kembali soal sebelumnya bila


diperluas. Misalkan susu merek tersebut
merupakan barang konsumsi yang sudah
menjadi kesukaan dan cocok untuk pelanggan
tertentu. Dan ia bersedia memesannya bila
persediaan kosong. Andaikan untuk
supermarket itu dibebani 0,001 sen dolar per
galon per hari sebagai shortage cost karena
persediaan susu sedang kosong, maka dalam
setahun (365 hari) p = $0,365 per galon.
Apabila,
21

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

• k = $40/ pesanan
• A = 10400 galon/ tahun
• c = $2/ galon
• h = 0,2/$ nilai susu dalam persediaan
• Maka
2(10400)(40) 0,365:(0,2)(2)
• Q* = x
(0,2)(2) 0,365
• = 2088 galon.
22

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

2(10400)(40) 0.365
• S* = x
(0,2)(2) 0,365:(0,2)(2)
• = 996 galon
• T* = (2088)/(10400) = 0,2 tahun atau 73 hari.
23

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

Penjelasan
• Dari perhitungan di atas ternyata kebijakan yang
optimal mencakup 2088 galon yang dipesan
setiap 73 hari. S* = 996 galon ini merupakan
persediaan yang disimpan. Dan selebihnya (Q* -
S* = 1092 galon) dipergunakan untuk melayani
permintaan yang belum terpenuhi (back order).
Sedangkan total annual relevant cost dalam
kebijakan ini adalah:
24

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

𝐴 ℎ𝑐 𝑆 2 𝑝 (Q ;S)2
• TC = k+ +
𝑄 2𝑄 2Q
10400 (0,2)(2)(996)2 (0,365)(1092)2
• = 40 + +
2088 2(2088) 2(2088)
• = $ 398,48 per tahun.
25

Azwar Anas, M. Kom - 11/1/2016


STIE-GK Muara Bulian

• Perhatikan bahwa dengan adanya tambahan


shortage cost pada kasus di atas tidak
menyebabkan total annual relevant cost lebih
besar. Ini bisa dimaklumi karena frekuensi
pemesanan lebih jarang dibandingkan pada
kasus tanpa back order, begitu juga jumlah tiap
kali pemesanan atau dengan istilah lain
ordering cots dan holding cost lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai