Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM

NORMAL

Dosen Pendamping :
Nur Yeny H, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun Oleh :
Cici Aprillia
NIM. 1811B0010

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
IIK STRADA INDONESIA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN PADA KLIEN POST PARTUM NORMAL

A. Pengertian
Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan sampai alat – alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu.
Akan tetapi seluruh alat genital akan kembali dalam waktu 3 bulan. Selain itu masa
nifas / purperium adalah masa partus selesai dan berakhir setelah kira – kira 6
minggu.
Post partum / masa nifas dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri an
berjalan – jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang
lamanya mencapai 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
B. Perubahan Fisik
Selama nifas, saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan sebelum hamil
normal. Yang meliputi perubahan struktur permanen pada serviks, vagina dan
perineum sebagai akibat persalinan dan kelahiran. Perubahan ini disebut dengan
involusi uterus yaitu :
1. Bekas implantasi plasenta segera setelah lahir seluas 12 x 15 cm, permukaan
kasar, dimana pembuluh darah besar bermuara.
2. Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose, disamping pembuluh darah
tertutup karena kontraksi otot.
3. Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke-2 sebesar 6
sampai 8 cm, dan akhir puerperium sebesar 2 cm.
4. Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis bersama
dengan lochia.
5. Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan endometrium
yang berasal dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium.
6. Kesembuhan kesempurnaan pada saat akhir masa nifas.
C. Perubahan Psikologis
Pada nifas terdapat 3 fase adaptasi
1. Taking In (0 – 2 hari)
a. Ibu bersikap tergantung
b. Pasif
c. Focus pada diri sendiri
2. Taking Hold (hari 3 – minggu ke 5)
a. Tergantung atau tidak tergantung
b. Focus melibatkan bayi
c. Melakukan peran diri sendiri
3. Letting Go (minggu ke 5 – 8)
a. Independen ada peran yang baru
b. Tubuh ibu telah sembuh
D. Perawatan dan Hal – Hal Yang Terjadi Selama Nifas
Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat. Delapan jam pasca persalinan, ibu
harus tidur terlentang untuk mencegah perdarahan. Sesudah 8 jam, ibu boleh miring
ke kiri atau ke kanan untuk mencegah trombosis. Ibu dan bayi ditempatkan pada satu
kamar. Pada hari kedua, bila perlu dilakukan latihan senam. Pada hari ketiga
umumnya sudah dapat duduk, hari keempat berjalan dan hari kelima dapat
dipulangkan. Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup
protein dan banyak buah. Perawatan dan hal – hal yang terjadi selama nifas :
1. Genitalia Interna Dan Eksterna
Alat-alat genitalia interna dan eksterna akan berangsur pulih kembali seperti
keadaan sebelum hamil, yang disebut involusi.
a) Fundus Uteri
 Setinggi pusat setelah janin dilahirkan
 Setinggi 2 jari bawah pusat segera setelah plasenta lahir.
 Setinggi 7 cm atas simfisis pubis atau setengah simfisis – pusat pada hari
ke – 5
 Tidak dapat diraba diatas simfisis pubis setelah 12 hari.
b) Bekas Implantasi Plasenta
 Merupakan luka kasar dan menonjol ke dalam uteri yang berdiameter 7,5
cm.
 Sering disangka sebagai bagian plasenta yang tertinggal
 Diameternya menjadi 3,5 cm sesudah 2 minggu
 Diameternya mencapai 2,4 cm pada 6 minggu
c) Berat Uterus
 Berat uterus normal kira-kira 30 gram.

 Berat uterus gravidus aterm kira-kira 1000 gram.

 Beratnya menjadi 500 gram, 1 minggu pasca persalinan.


 Beratnya menjadi 300 gram, 2 minggu pasca persalinan.

 Beratnya menjadi 40-60 gram setelah 6 minggu pasca persalinan


d) Pembukaan Serviks
 Serviks agak terbuka seperti corong pada pasca persalinan dan
konsistensinya lunak.

 Tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri


segera setelah melahirkan.

 2 – 3 jari tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan ke dalam kavum


uteri setelah 2 jam pasca persalinan.

 1 jari tangan pemeriksa hanya dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri


setelah 1 minggu.
e) Endometrium : timbul thrombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat
implantasi plasenta
f) Ligament, Diafragma Pelvis, Fasia, Otot dan Dinding Vagina
 Ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang sewaktu kehamilan
dan partus berangsur-angsur kembali seperti semula.
 Ligamentum rotundum dapat mengendor sehingga pada hari kedua pasca
persalinan harus dilakukan latihan senam.
 Otot-otot dinding perut akan berinvolusi pada 6-7 minggu pasca
persalinan.
 Dinding vagina yang teregang akan kembali seperti sebelumnya kira-kira
setelah 3 minggu.
g) Luka Dan Infeksi
 Luka jalan lahir, seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada
vagina dan serviks yang tidak luas akan sembuh primer.
 Infeksi dapat timbul dan dapat menyebabkan selulitis dan bila berlanjut
dapat menimbulkan sepsis.
2. Suhu Badan Pasca Persalinan
a) Dapat naik lebih dari 0,5 derajat selsiuus dari keadaan normal tetapi tidak
lebih dari 39 derajat celsius.
b) Umumnya suhu badan kembali normal sesudaah 12 jam pertama melahirkan.
c) Bila suhu lebih dari 38 derajat selsius,, mungkin ada infeksi.
3. Nadi
a) Nadi umumnya 60-80 denyut per menit.
b) Segera setelah partus dapat terjadi takiikardi.
c) Bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin ada perdarahan
berlebihan atau ada penyakit jantung.
d) Pada masa nifas, umumnya senyut nadi lebbih labil dibanding suhu badan.
4. Hemokonsentrasi : Dapat terjadi pada hari ke 3 – 15 pasca persalinan.
5. Laktasi
Kelenjar mammae telah dipersiapkan semenjak kehamilan. Umumnya produksi
ASI baru terjadi pada hari ke-2 atau 3 pasca persalinan. Pada hari pertama keluar
kolostrum, cairan kuning yang lebih kental daripada air susu, mengandung
banyak protein albumin, globulin dan benda-benda kolostrum. Bila bayi
meninggal, laktasi harus dihentikan dengan membalut kedua mammae hingga
tertekan atau memberikan bromokriptin hingga hormone laktogenik tertekan.
Kesulitan yang dapat terjadi selama masa laktasi adalah :
 Puting Rata
 Puting Lecet
 Payudara Bengkak
 Mastitis
 Abses Payudara
 Bayi Tidak Suka Menyusui
6. Mulas
 Perasaan mulas sesudah partus akibat konntraksi uterus kadang sangat
mengganggu selama 2-3 hari pasca persalinan dan biasanya lebih sering pada
multipara dibanding primipara.
 Perasaan mulas lebih terasa saat menyusuui, dapat pula timbul bila masih ada
sisa selaput ketuban, sisa plasenta, atau gumpalan darah dalam kavum uteri.
 Pasien dapat diberikan analgesik atau sedatif.
7. Serviks, Uterus, Dan Adneksa
 Keadaan serviks, uterus, dan adneksa billa ada perdarahan, biasanya karena
involusi uteri, dapat diberikan tablet ergometrin dan tirah baring untuk
menghentikan perdarahan.
 Bila serviks tampak hiperemis, meradang,, ada erosi dan curiga ke arah
keganasan, lakukan pemeriksaan sitologi.
 Bila tidak ada keganasan, lakukan kauterrisasi kimiawi atau elektrik dan
dapat juga dengan bedah beku.
8. Lochea
 Loochea adalah sekret dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
 Hari pertama dan kedua terdapat lochea ruubra atau lokia kruenta, terdiri dari
darah segar bercampur sisa selaput ketuban, sel desidua, sisa verniks kaseosa,
lanugo dan mekonium.
 Hari berikutnya keluar lochea sanguinolennta berupa darah bercampur lendir.
 Setelah 1 minggu, keluar lochea serosa beerwarna kuning dan tidak
mengandung darah.
 Setelah 2 minggu, keluar lochea alba yangg hanya berupa cairan putih.
 Biasanya lochea berbau agak amis, bila beerbau busuk mungkin terjadi
lokiostasis (lokia yang tidak lancar keluar) dan infeksi.
9. Miksi
 Miksi harus secepatnya dilakukan sendirii.
 Bila kandung kemih penuh dan tidak bisa miksi sendiri, dilakukan
kateterisasi.
 Bila perlu dipasang dauer catheter atau indwelling catheter untuk
mengistirahatkan otot-otot kandung kencing.
 Dengan melakukan mobilisasi secepatnya, tak jarang kesulitan miksi dapat
diatasi.
10. Defekasi
 Defekasi harus ada dalam 3 hari pasca persalinan
 Bila terjadi obstipasi dan timbul koprosstase hingga skibala tertimbun di
rektum, mungkin terjadi febris.
 Lakukan klisma atau berikan laksan peroral
 Dengan melakukan mobilisasi sendiri mungkin, tidak jarang kesulitan
defekasi dapat diatasi.
11. Latihan Senam
Latihan senam dapat diberikan hari kedua, misalnya :
 Ibu terlentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan ditaruh di atas dan
menekan perut. Lakukan pernapasan dada lalu pernapasan perut.
 Dengan posisi yang sama, angkat bokong llalu taruh kembali.
 Kedua kaki diluruskan dan disilangkan laalu kencangkan otot seperti
menahan miksi dan defekasi.
 Duduklah pada kursi, perlahan bungkukkann badan sambil tangan berusaha
menyentuh tumit.
E. Tanda – Tanda Normal Pada Lochia
1. Lochia merah
Adalah lochia yang keluar pada 3 – 4 hari pertama yang disebabkan oleh darah
yang berasal dari tempat plasenta.
2. Lochia Serosa
Adalah lochia yang berwarna merah muda keluar pada hari ke 5 – 9 pada masa
nifas. Hal ini disebabkan oleh semakin sedikit darah yang terkandung didalam
lochia dan jumlah serum semakin banyak mengandung banyak leucocytes.
3. Lochia putih
Adalah lochia yang mengandung leucocytes, servical mucus dan runtuhan dari
jaringan penyembuhan.
F. Tanda Normal Pada Payudara
 Pada 3 – 4 hari pertama payudara akan menjadi lebih berat dan mengalami
pembesaran.
 Pembesaran akan berhenti ketika bayi mulai menetek.
 Bagi ibu yang tidak menyusui, pembesaran akan berhenti dan cenderung
menurun seiring dengan menurunnya produksi ASI yang disebabkan proses
pengeluarannya tidak mendapat rangsangan dari hisapan bayi.
G. Tanda Bahaya Post Partum
 Perdarahan vagina yang hebat atau tiba-tiba bertambah banyak
 Pengeluaran vagina yang baunya menusuk
 Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung
 Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan.
 Pembengkakan di wajah/tangan
 Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, merasa tidak enak badan
 Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa sakit
 Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang sama
 Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki
 Merasa sedih, merasa tidak mampu mengasuh sendiri bayinya/diri sendiri
 Merasa sangat letih/nafas terengah – engah.
H. Penatalaksanaan
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu, yaitu:
1. Kebersihan Diri
 Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
 Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sanun
dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar
vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan
daerah sekitar anus. Nasehatkan ubu untuk membersihkan diri setiap kali
selesai buang air kecil atau besar.
 Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua
kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan
dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
 sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
 Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu
untuk menghindari menyentuh daerah luka.
2. Istirahat
 Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan
 Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara
perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
 Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi

2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan


3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.
3. Latihan
 Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali
normal. Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya
 Menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
 Jelaskan bahwa latuhan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat
membantu mempercepat mengembalikan otot-otot perut dsan panggul
kembali normal
4. Gizi
Ibu menyusui harus:
 Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
 Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup
 Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui)
 Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
40 hari pasca bersalin
 Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASInya.
5. Perawatan Payudara
 Menjaga payudara tetap bersih dan kering
 Mengenakan BH yang menyokong payudara
 Apabila putting susus lecet oleskan colostrums atau ASI yang keluar pada
sekitar putting susu setiap kali seleswai menyusui. Menyusu tetap dilakukan
dari putting susu yang tidak lecet.
 Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan sendok.
 Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI
6. Hubungan Perkawinan atau Rumah Tangga
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa
rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan,
aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
I. Pengawasan Kala Akhir Nifas
Setelah persalianan wanita akan mengalami masa pueperium, untuk dapat
mengembalikan alat genetalia interna ke dalam keadaan normal, dengan tenggang
waktu sekitar 42 hari atau 6 minggu atau satu bulan tujuh hari.
Pemeriksaan akhir kala nifas (postpartum) sangat penting karena dapat digunakan
untuk melakukan pemeriksaan khusus sebagai berikut :
1) Melakukan pemeriksaan Pap Smear untuk mencari kemungkinan kelainan
sitologi sel serviks atau endometrium.
2) Menilai seberapa jauh involusi uterus.
3) Melakukan pemeriksaan inspekulo, sehingga dapat menilai perlakuan
postpartum.
4) Mempersiapkan untuk mempergunakan metode KB.
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian Fisik
1) Kesehatan umum menanyakan bagaimana perasaan ibu
2) Tanda – Tanda Vital
3) Payudara : Pada payudara terjadi proses laktasi, dalam hal melakukan
pengkajian fisik dengan perabaan apakah terdapat benjolan,
pembesaran kelenjar, atau abses serta bagaimana keadaan putting.
4) Uterus : Perubahan dalam uterus meliputi involusi atau pengerutan
uterus merupakan suatu proses ketika uterus kembali kekondisi sebelum
hamil dengan bobot hanya 60 gram.
5) Kandung Kemih : Kesulitan miksi mungkin terjadi pada 24 jam setelah
melahirkan karena reflek penekanan aktivitas yang disebabkan oleh
tekanan pada kandung kemih selama melahirkan.
6) Genetalia / Perinium : Setelah persalinan, vagina meregang dan
membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya secara
perlahan mengecil, tetapi jarang kemballi ke ukuran nuli para. Kadang-
kadang pada persalinan lama, ditemukan edema dan memar pada
dinding vagina.
7) Lochea : Muncul pada hari pertama sampai keempat masa post partum,
warnanya merah dan mengandung darah dari robekan atau luka pada
bekas implantasi plasenta
8) Ekstremitas Bawah : Pada pengkajian ekstremitas bawah, lakukan
pemeriksaan kaki apakah ada varises, warna kemerahan pada betis, atau
edema
b. Pengkajian Psikologis
Wanita mengalami banyak perubahan emosi/psikologis selama masa nifas,
sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Cukup sering ibu
menunjukkan depresi ringan beberapa hari setelah melahirkan. Depresi
tersebut sering disebut sebagai post partum blues. Post partum blues
sebagian besar merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami
oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Pada sebagian kasus
tidak diperlukan terapi yang efektif, kecuali antisipasi, pemahaman, dan rasa
aman. Emosi yang labil ditingkatkan oleh ketidaknyamanan fisik. Post
partum blues umumnya terjadi sekitar hari ketiga hingga kelima post
partum.
c. Riwayat Kesehatan
Dalam mengkaji riwayat kesehatan ibu perlu mengkaji hal-hal berikut:
 Bagaimana perasaannya, termasuk mood (suasana hati) dan
perasaannya menjadi orang tua.
 Keluhan atau masalah yang sekarang dirasakan.
 Kesulitan dalam berkemih atau defekasi
 Perasaannya tentang persalinan dan kelahiran bayinya
 Penjelasan tentang kelahiran : adakah komplikasi, laserasi, episiotomi.
 Suplemen zat besi : adakah ia mendapat tablet zat besi.
 Pemberian ASI : apakah berhasil,adakah kesulitan.
d. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari ke-2 sampai hari ke-6 dan minggu
ke-2 sampai minggu ke-6 pasca persalinan :
 Melakukan pemeriksaan tanda vital
 Melakukan pemeriksaan payudara, periksa apakah terdapat benjolan
dan pembesaran kelenjar atau abses, serta keadaan puting.
 Melakukan pemeriksaan abdomen
 Melakukan pemeriksaan kaki apakah ada varises, warna kemerahan
pada betis, edema
 Melakukan pemeriksaan genetalia, lochea dan perineum
2. Diagnose Keparawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervaginam
b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan pervaginam
c. Cemas / ketakutan berhubungan dengan krisis situasi
3. Intervensi
a) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervaginam
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien
mampu mencegah disfungsional bleeding dan memperbaiki volume cairan
dengan kriteria hasil : Klien tidak mengalami kekurangan volume cairan,
masukan dan pengeluaran seimbang.
Intervensi :
1) Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedangkan badannya
tetap terlentang.
Rasional : dengan kaki lebih tinggi akan meningkatkan venous return
dan memungkinkan darah keotak dan organ lain.
2) Monitor tanda vital
Rasional : perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin hebat.
3) Monitor intake dan output setiap 5 - 10 menit.
Rasional : perubahan output merupakan tanda adanya gangguan fungsi
ginjal.
4) Evaluasi kandung kencing.
Rasional : kandung kencing yang penuh menghalangi kontraksi uterus.
5) Lakukan masage uterus dengan satu tangan serta tangan lainnya
diletakan diatas simpisis.
Rasional : massage uterus merangsang kontraksi uterus dan membantu
pelepasan placenta, satu tangan diatas simpisis mencegah terjadinya
inversio uteri.
6) Batasi pemeriksaan vagina dan rectum
Rasional : trauma yang terjadi pada daerah vagina serta rektum
meningkatkan terjadinya perdarahan yang lebih hebat, bila terjadi
laserasi pada serviks / perineum atau terdapat hematom. Bila tekanan
darah semakin turun, denyut nadi makin lemah, kecil dan cepat, pasien
merasa mengantuk, perdarahan semakin hebat, segera kolaborasi.
7) Berikan Infus atau Cairan Intravena
Rasional : cairan intravena dapat meningkatkan volume intravaskular.
b) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan pervaginam
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tanda
vital dan gas darah dalam batas normal dengan kriteria hasil : mukosa
bibir,gusi,dan lidahtidak pucat.
Intervensi :
1) Monitor tanda vital tiap 5-10 menit.
Rasional : perubahan perfusi jaringan menimbulkan perubahan pada
tanda vital.
2) Catat perubahan warna kuku, mukosa bibir, gusi dan lidah, suhu kulit.
Rasional : dengan vasokontriksi dan hubungan keorgan vital, sirkulasi
di jaingan perifer berkurang sehingga menimbulkan cyanosis dan suhu
kulit yang dingin.
3) Kaji ada/tidak adanya produksi ASI.
Rasional :perfusi yang jelek menghambat produksi prolaktin dimana
diperlukan dalam produksi ASI.
4) Tindakan kolaborasi :monitor kadar gas darah dan PH (perubahan kadar
gas darah dan PH merupakan tanda hipoksia jaringan).
Rasional : berikan terapi oksigen (Oksigen diperlukan untuk
memaksimalkan transportasi sirkulasi jaringan).
c) Cemas/ketakutan berhubungan dengan krisis situasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, klien
dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dengan kriteria hasil
klien mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang, klien tampak
rileks.
Intervensi :
1) Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinan.
Rasional : persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya.
2) Kaji respon fisiologis klien (takikardia, takipnea, gemetar).
Rasional : perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada respon
fisiologis.
3) Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung.
Rasional : memberikan dukungan emosi.
4) Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan.
Rasional : informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dan takut
yangtidakdiketahui.
DAFTAR PUSTAKA

Lenggu, Y. M. (2019). Asuhan Keperawatan Post Partum Normal Hari Ketiga Pada Ny. IF
Dengan G2p2a0 Diwilayah Kerja Puskesmas Bakunase Kota Kupang (Doctoral dissertation,
Poltekkes Kemenkes Kupang).

Fitriani, T. H. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM PRIMIPARA


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PENCAPAIAN PERAN MENJADI
ORANGTUA (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Ponorogo).

Aulia, O. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM EPISIOTOMI


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo).

Zubaidah, S. S. T., Rusdiana, N., Kep, M., Raihana Norfitri, S. S. T., Keb, M., Iis Pusparina,
S. S. T., & Kes, M. M. (2021). Asuhan Keperawatan Nifas. Deepublish.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
IIK STRADA INDONESIA
Jl. Raung No. 27 Telp (0354) 7009713 Kediri Jatim

PENGKAJIAN POSTPARTUM
KEPERAWATAN MATERNITAS

Data diambil tanggal : ………………………. Jam : ……………. Tgl. MRS : …….………….


Jam MRS : ..........................
Ruang rawat / Kelas : ………………………. Dx. Medik : ……………………….……………
No. Rekam Medik : ……………………….

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N Nama Suami : Tn. A
Umur : 28 Tahun Umur : 32 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : PNS
Alamat : Tirtoudan, Kediri Alamat : Tirtoudan, Kediri
Status Perkawinan : Kawin

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang :
a. Keluhan utama : Px mengatakan takut untuk kencing karena luka jahitan pada
perineumnya terasa perih
b. Riwayat penyakit saat ini :
Px telah menjalani persalinan normal. Setelah 8 jam post partum px mengatakan
takut untuk kencing karena luka jahitan pada perineumnya terasa perih. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TFU 1 jari di atas pusat, kontraksi uterus baik, vesika
urinaria teraba distensi, pada perineum terdapat jahitan, keadaan jahitan baik.
Riwayat Keperawatan Sebelumnya :
Riwayat kesehatan yang lalu :
● Penyakit yang pernah diderita :
DM Hipertensi TBC Hepatitis
Lain-lain : …………………………….
● Operasi :
Ya Tahun : …...………... Jenis operasi : ………………………………….
Tidak
● Alergi :
Ya Tidak
Jenis : ……………………………………………….
2. Riwayat Obsteri
A. Riwayat Menstruasi :
● Menarche : Umur Siklus : teratur ( ) tidak ( )

PROFESI NERS IIK STRADA INDONESIA 2020Page 1


● Banyaknya : ……………….. Lamanya :
● HPHT : ……………….. Keluhan :

B. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :


Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Anak
Umur Peny Peno Lase Perdara
No. Tahun Jenis Penyulit Infeksi Jenis BB pj
kehamilan ulit long rasi han

C. Genogram : (3 generasi)

D. Riwayat Persalinan Sekarang :


● Riwayat persalinan sekarang :
● Tipe persalinan : Spontan / Bantuan
● Lama Persalinan :
- Kala I : Jam
- Kala II : Jam
- Kala III : Jam
- Kala IV : Jam

E. Rencana perawatan bayi : ( ) sendiri ( ) orang tua ( ) lain-lain


Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
● Breast care :
● Perineal care :
● Nutrisi :
● Senam nifas :
● KB :

3. Riwayat Keluarga Berencana


● Melaksanakan KB : ( ) ya ( ) tidak
● Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan :
● Sejak kapan menggunakankontrasepsi :
PROFESI NERS IIK STRADA INDONESIA 2020Page 2
● Masalah yang terjadi :

PROFESI NERS IIK STRADA INDONESIA 2020Page 3


4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
● Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga :
Ada Jenis :
Tidak
● Perilaku yang mempengaruhi kesehatan :
Merokok Jenis : Jumlah/hari
Minuman keras Jenis :
Lain-lain :

5. Status Cairan & Nutrisi : Masalah Keperawatan


● Nafsu makan : Baik Menurun
Mual Muntah
● Nafsu makan : 2x/hr 3x/hr
> 3x/hr
● Minum : jenis :
Jumlah : cc/hr
● Pantangan makanan :
Ya, Jenis :
Tidak
● Kesulitan menelan : Ya Tidak
● Menu makanan / diet sekarang :
● Keluhan lain :

C. PENGKAJIAN FISIK (BODY SISTEM)


Keadaan Umum : Nampak Sehat Lemah Bersih Kotor
Tanda vital :
● Tensi : mmHg
● Suhu : 0
C (lokasi pengukuran : )
● Nadi : x/menit (lokasi penghitungan : )
● Respirasi : x/menit

1. Respirasi (B 1) :
● Pola nafas :
Irama : Teratur Tidak teratur
Jenis : Disprea Orthopnes
Kuszmaull Cheyne Stokes
Bradipnea Tachipnea
● Retraksi otot bantu nafas : Ada Tidak
● Alat bantu nafas : Ya : It/menit Tidak
Jenis : Nasal Masker Respirator
● Keluhan : Batuk Ya Tidak
Produktif Non Produktif
Warna :
Konsistensi :

PROFESI NERS IIK STRADA INDONESIA 2020Page 4


Jumlah :
Bau :
Sesak Ada Tidak
Dyspnea Derajat sesak :
Sindroma hiperventilasi Stridor
● Suara pernafasan: Vesikuler Ronchi Wheezing
● Lain-lain :
2. Kardiovaskuler (B2) Masalah Keperawatan
● Nyeri dada : Ya Tidak
Timbul :.........................................................
Karakter : ......................................................
Skala : ...........................................................
● Irama jantung : Teratur Ireguler
● Bunyi Jantung : .............................................
● CRT : < 3 detik > 3 detik
● Cianosis : Ya Tidak
● Lain-lain :

3. Persyarafan (B3) Masalah Keperawatan


● Kesadaran : Composmentis
Apatis Somnolent
Sopor Coma
GCS, Eye :
Verbal :
Motorik :
● Reflek, patella ( )Positif ( ) Negatif
● Kejang : ( )Ada ( ) Tidak
Jenis :
● Nyeri kepala : Ada Tidak
● Istirahat/tidur Siang jam/hr. malam /hr
Gangguang tidur : Ada Tidak
Kebiasan sebelum tidur

4. Genitourinaria (B4)
● Kebersihan Bersih Kotor
● Frekuensi berkemih : x / hr
Teratur Tidak
Jumlah : / 24 jam
Bau :
Warna :
● Masalah : Poliuria Disuria
Oliguria Inkonstinensia
Retensio Nocturia

PROFESI NERS IIK STRADA INDONESIA 2020Page 5


● Alat bantu yang digunakan : kateter ...............
Ada, Jenis :
● Lain-lain :

5. Pencernaan (B5) Masalah Keperawatan


● Mulut : Bersih Kotor
Mukosa : Lembab Kering
Gejala stomatitis
Bibir : Kering Lembab
Gigi :
Bersih Kotor
Ada Caries Tidak ada caries
Kebiasaan gosok gigi : Teratur Tidak Teratur
● Tenggorokan : Kesulitan menelan
Tidak ada kesulitan
● Abdomen : Peristaltik :...................x / menit
● Kebiasaan BAB : Teratur, x /hari, konsistensi :
Warna : Bau :
Tidak teratur
● Masalah eliminasi alvi : Konstipasi Diare
Obstipasi Tidak ada
● Pemakaian obat pencahar : Ya Tidak

6. Muskuloskeletal & Integumen (B6) Masalah Keperawatan


● Kemampuan pergerakan sendi & tungkai
(ROM) : Bebas Terbatas
● Kekuatan otot :

● Kulit : ...........................................................
● Akral : ...............................................................
● Turgor : .............................................................
● Kelembaban : Kering Kurang Basah
● Oedema : Ada, lokasi b. Tidak ada
● Farises : ............................................................

7. Penginderaan (B7) Masalah Keperawatan


● Mata
Pupil : Isokor Anisokor
Miosis Midriasis
Reflek cahaya : Positif Negatif
Konjungtiva : Pucat Merah
Merah muda

PROFESI NERS IIK STRADA INDONESIA 2020Page 6


Sklera : ................................................
Ketajaman penglihatan : ..................................
Alat bantu : ( )Kacamata
(
)Kotak lensa
)Tidak (
Lain-lain : Katarak Glaukoma
● Hidung : ( )Skret : ( ) Jernih ( ) Purulen
Ketajaman penciuman : Normal Tidak
Kelainan lain :
● Telinga :
Keluhan : Nyeri Keluar skret berbau Benda asing

8. Endokrin (B8)
● Pembesaran kelenjar tiroid : Ya Tidak
Masalah Keperawatan
● Lain-lain : Polidipsi
Polifagi
Poliuri
● Luka gangren : Ada Tidak

9. Data khusus :
Dada dan Axilla
● Areolla mammae :
● Papilla mammae :
● Colostrum :
● ASI : ............................................................
● Menyusui : ............................................................
Alasan tidak menyusui
● Bendungan ASI :
● Produksi ASI :
● Keluhan :

Abdomen
● Linea & Striae :
● Luka bekas operasi :
Keadaan luka bekas operasi
● TFU :
● Kontraksi :
● Kondisi vesika urinaria
● Lainnya Sebutkan :

Perineum
● Laserasi :
● Episiotomi : Ya

PROFESI NERS IIK STRADA INDONESIA 2020Page 7


Jenis episiotomi : medialis / lateralis / mediolateralis
● Ruptur : Ya / Tidak
● Tanda-tanda infeksi: Tidak Ada
● Lokhea :
Warna :
Jumlah :
Bau :
● Oedem / Hematom :

Masalah Keperawatan

D. Data Psikososial
● Taking in : .......................................................................................
● Taking Hold : ................................................................................
● Letting go : .................................................................................

E. Data Spiritual :
● Kebutuhan beribadah selama berada di rumah sakit : .....................................................
● Ibadah yang dilakukan selama MRS : .............................................................................
● Kendala untukberibadah di rumah sakit : ........................................................................

F. Data penunjang :

G. Therapi

H. Daftar prioritas masalah :

Penulis

( )

PROFESI NERS IIK STRADA INDONESIA 2020Page 8


ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH PARAF


1 Ds : Tindakan Nyeri Akut
 Px mengatakan luka Episiotomi
jahitan pada perineum
terasa perih

Do :
 Kontraksi uterus baik
 Keadaan jahitan pada
perineum baik

2 Ds : Kurang Defisiensi
 Px mengatakan takut Informasi Pengetahuan
kencing
 Px mengatakan luka
jahitan pada perineum
terasa perih
Do :
 Vesika urinaria teraba
distensi
 TFU 1 jari diatas
pusat

PROFESI NERS IIK STRADA INDONESIA 2020Page 9


RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEP RASIONAL


KEP
1 Nyeri Akut b/d Setelah  Bantu pasien untuk
Tindakan dilakukan mendapatkan posisi
Episiotomi tindakan 1 x 24 yang nyaman untuk
jam diharapkan menurunkan
pasien terbebas ketegangan otot
dari nyeri  Ajarkan teknik
dengan kriteria relaksasi
hasil : pasien  Berikan obat asam
tampak rileks Mefenamat 3 x 500
mg sesuai anjuran
2 Defisiensi Setelah  Tumbuhkan sikap
Pengetahuan b/d dilakukan saling percaya dan
Kurang Informasi penyuluhan perhatian untuk
selama 6 jam meningkatkan
diharapkan pengetahuan
pasien dapat  Pilih strategi
meningkatkan pengajaran yang
pengetahuan tepat
dengan kriteria  Ajarkan ketrampilan
hasil : pasien yang dipelajari
menunjukkan pasien harus
peningkatan masukan kedalam
pemahaman gaya hidup sehari -
tentang cara hari
perawatan
perineum

PROFESI NERS IIK STRADA INDONESIA 2020Page 10


TINDAKAN KEPERAWATAN

HARI / DIAGNOSA TINDAKAN TANDA


TANGGAL KEP KEP TANGAN
WAKTU
Nyeri Akut b/d  Menanyakan lokasi nyeri
Tindakan  Mengajarkan teknik relaksasi
Episiotomi  Membantu mengatur posisi
fowler pada pasien agar dapat
mengurangi nyeri
Defisiensi  Melakukan pengukuran TTV
Pengetahuan b/d  Melakukan penyuluhan
Kurang Informasi kesehatan pada ibu tentang cara
perawatan perineum

PROFESI NERS IIK STRADA INDONESIA 2020Page 11


EVALUASI KEPERAWATAN

HARI / DIAGNOSA KEP EVALUASI TANDA


TANGGAL TANGAN
WAKTU
Nyeri Akut b/d S : Pasien mengatakan masih merasakan
Tindakan Episiotomi nyeri pada daerah Perineum
O : pasien tidak terlalu meringis kesakitan
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

Defisiensi Pengetahuan S : Pasien mengatakan sudah paham tentang


b/d Kurang Informasi cara merawat perineum dengan baik dan
benar
O : pasien dapat menyebutkan kembali
bagaimana cara merawat perineum dengan
benar
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan

PROFESI NERS IIK STRADA INDONESIA 2020Page 12

Anda mungkin juga menyukai