Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran

p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK


MENINGKATKAN KINERJA GURU
Syamsuddin Hs
SD Negeri 3 Pengulon
Email : Syamsuddin@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kinerja guru di SD Negeri
2 Patas Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 setelah mengikuti supervisi akademik.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah. Subjek penelitian adalah guru di SD
Negeri 2 Patas yang berjumlah 8 orang guru. Data kinerja guru pada penelitian ini
dikumpulkan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis
deskriptif. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah: apabila rata-rata kinerja guru
minimal pada kategori Tinggi, dan ketuntasan klasikal sebesar 90%. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: penerapan supervisi
akademik secara efektif dapat meningkatkan kinerja guru di SD Negeri 2 Patas
Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini ditunjukkan dari rerata kinerja guru
sebelum penelitian sebesar 130,50 berada pada kategori sedang, meningkat pada
siklus I menjadi 150,13 berada pada kategori tinggi dan meningkat lagi pada siklus II
menjadi 167 berada pada kategori sangat tinggi.

Kata kunci: Kinerja Guru, Supervisi akademik

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the improvement of teacher performance
in SD Negeri 2 Patas Semester 1 2018/2019 Academic Year after attending academic
supervision. This research is a school action research. The research subjects were 8
elementary school teachers in Patas State Primary School. Teacher performance data
in this study were collected using a questionnaire. Data analyzed by descriptive
analysis. Indicators of the success of this study are: if the average teacher
performance is minimal in the High category, and classical completeness is 90%.
Based on the research that has been done, it can be concluded that: the application of
academic supervision effectively can improve the performance of teachers in SD
Negeri 2 Patas Semester 1 2018/2019 Academic Year. This is shown from the
average teacher performance before the study of 130.50 in the medium category,
increased in the first cycle to 150.13 in the high category and increased again in the
second cycle to 167 in the very high category.

Keywords: Teacher Performance, Academic Supervision

JIPP, Volume 3 Nomor 2 Juli 2019 _____________________________________________________________ 230


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan Pengertian pembelajaran menurut ketentuan


manusia yang sangat penting karena Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
pendidikan mempunyai tugas untuk tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah
menyiapkan sumber daya manusia (SDM) tenaga kependidikan yang berkualifikasi
bagi pembangunan bangsa dan negara. sebagai guru, dosen, konselor, pamong
Pendidikan selalu menghadapi masalah karena belajar, widyaiswara. Tutor, instruktur,
adanya kesenjangan antara yang diharapkan fasilitator, dan sebutan yang sesuai dengan
dengan hasil yang dapat dicapai dari proses kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
pendidikan. Berbicara tentang proses menyelenggaran pendidikan.1 Pembelajaran
pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan juga didefinisikan sebagai sebuah kegiatan
dengan semua upaya yang harus dilakukan guru mengajar atau membimbing siswa
untuk mengembangkan sumber daya manusia menuju proses pendewasaan diri.2 Pengertian
yang berkualitas. Untuk mencapai sumber tersebut menekankan pada proses
daya manusia yang berkualitas, tentunya pendewasaan yang artinya mengajar dalam
dibutuhkan tenaga pendidikan/guru yang bentuk penyampaian materi tidak serta merta
professional dalam melaksanakan menyampaikan materi (transfer of
pekerjaanya. Guru dalam melaksanakan knowledge), tetapi lebih bagaimana
pekerjaannya haruslah bersungguh-sungguh. menyampaikan dan mengambil nilai-nilai
Kinerja guru merupakan hal yang sangat (transfer of value) dari materi yang diajarkan
penting dalam penentuan kualitas agar dengan bimbingan pendidik bermanfaat
pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mendewasakan siswa. Selain itu
tersebut. Semakin baik kinerja guru, tentunya menurut Sugihartono dkk.,3 mendefinisikan
guru semakin bersemangat dan bersungguh- pembelajaran lebih operasional, yaitu sebagai
sungguh dalam mengajar, sehingga materi suatu upaya yang dilakukan pendidik atau
yang diberikan kepada siswa disajikan secara guru secara sengaja dengan tujuan
inovatif dan menarik bagi siswa. menyampaikan ilmu pengetahuan, dengan
Pendidikan merupakan modal bagi cara mengorganisasikan dan menciptakan
manusia dalam mempertahankan suatu sistem lingkungan belajar dengan
peradabannya, yang telah mengatur manusia berbagai metode sehingga siswa dapat
mencapai suatu kesuksesan, serta pula yang melakukan kegiatan belajar secara lebih
gagal mengimplementasikan dalam kehidupan optimal. Konsep pengertian pembelajaran
sehari- hari. Proses pendidikan telah terjadi tersebut pada dasarnya menitikberatkan pada
dalam waktu yang lama, berbagai carapun proses pembelajaran sebagai sebuah aktivitas
telah ditempuh agar terjadi pemindahan yang direncanakan, dilakukan, dan dievaluasi
pengetahuan pada generasi berikutnya. oleh guru. Pembelajaran dilaksanakan secara
Pendidikan dilaksanakan dan melibatkan sengaja untuk mengubah dan membimbing
bermacam unsur dari komponen masyarakat. siswa dalam mempelajari sesuatu dari
Hal ini sesuai dengan kutipan di bawah ini; lingkungan dalam bentuk ilmu pengetahuan
Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 31 Ayat 3 untuk mengembangkan kemampuan kognitif,
berbunyi: pemerintah mengusahakan dan afektif, dan psikomotorik menuju kedewasaan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan siswa. Pembelajaran memiliki tujuan-tujuan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan tertentu yang akan dicapai dengan
ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka memanfaatkan lingkungan sebagai media dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur sarana belajar bagi siswa (Kirom ,2017).
dengan undang-undang. Kompetensi Guru secara fungsional tugas utamanya
profesional adalah “kemampuan penguasaan adalah memberikan layanan teknis
materi pelajaran secara mendalam dan luas” kependidikan kepada peserta didik. Untuk
(Undang - Undang Guru dan Dosen, 2005) mendorong upaya profesinalisme guru, faktor
(Fitriani, 2017). yang tidak boleh dikesampingkan adalah

JIPP, Volume 3 Nomor 2 Juli 2019 _____________________________________________________________ 231


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

pengawasan atau supervisi. Supervisi di Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri 2


sekolah terhadap kinerja guru dalam proses Patas Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.
pembelajaran dilakukan oleh pengawas dan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kepala sekolah sesuai Peraturan Menteri peningkatan kinerja guru di SD Negeri 2 Patas
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah setelah mengikuti supervisi akademik.
menegaskan bahwa seorang kepala Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini
sekolah/madrasah harus memiliki lima adalah: apabila supervisi akademik diterapkan
dimensi kompetensi minimal yaitu: secara optimal, maka akan dapat
kompetensi kepribadian, manajerial, meningkatkan kinerja guru di SD Negeri 2
kewirausahaan, supervisi, dan sosial juga Patas Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.
kepala sekolah harus memiliki kompetensi
guru yaitu: kompetensi paedagogik, METODE PENELITIAN
kepribadian, sosial, dan profesional. Salah
satu indikator kompetensi profesional adalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
kompetensi pengembangan diri (profesi) 2 Patas Semester 1 Tahun Pelajaran
yaitu, sebagai pemimpin institusi, manajer 2018/2019. Penelitian ini dilaksanakan dari
sekaligus juga supervisor. bulan Juli sampai Oktober 2018. Dalam
Realita kinerja guru di SD Negeri 2 Patas penelitian ini yang menjadi subjek penelitian
adalah terlihat adanya kinerja guru yang adalah guru di SD Negeri 2 Patas Semester 1
masih rendah dalam mendidik para siswanya, Tahun Pelajaran 2018/2019 sebanyak 8 orang
sehingga para siswa cenderung bersifat guru. Sedangkan objek dari penelitian ini
konstan dalam menyerap dan mempraktekkan adalah kinerja guru dengan mengikuti
ilmu pengetahuan yang diperoleh di sekolah supervisi akademik.
untuk diterapkan dalam lingkungan Jenis penelitian ini adalah penelitian
masyarakat. Sebagai dampak yang lebih luas tindakan sekolah (PTS). Penelitian tindakan
lagi, yaitu para siswa kurang memahami ilmu sekolah merupakan suatu penelitian yang
pengetahuan yang sedang berkembang dalam bertujuan untuk memperbaiki kegiatan-
kehidupan bermasyarakat. Adapun fenomena kegiatan yang dilaksanakan di sekolah,
diatas terjadi disebabkan oleh faktor-faktor sehingga kualitas sekolah dapat ditingkatkan.
sebagai berikut: redahnya kinerja guru dalam Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini ada
mendidik dan mentransformasikan berbagai empat tahapan pada satu siklus penelitian.
ilmu pengetahuan pada siswanya, belum Keempat tahapan tersebut terdiri dari:
efektifnya supervisi kepala sekolah, dan planing, action, observation/evaluation, dan
kurangnya kemampuan guru dalam reflection. Pelaksanaan penelitian ini
menggunakan IT sehingga membuat guru dilakukan beberapa siklus, dan setiap siklus
kurang update informasi terkini. tersebut dapat digambarkan dalam model
Untuk mengatasi permasalahan di atas, dapat seperti gambar sebagai berikut.
dilakukan dengan menerapkan supervisi
akademik. Supervisi akademik merupakan
upaya membantu guru-guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan demikian, berarti
esensi supervisi akademik itu sama sekali
bukan menilai kinerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran, melainkan membantu
guru mengembangkan kemampuan
profesionalismenya.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka pada
penelitian ini akan mengambil judul tentang
Penerapan Supervisi Akademik untuk

JIPP, Volume 3 Nomor 2 Juli 2019 _____________________________________________________________ 232


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

Refleks Pada siklus I ini, tindakan dilakukan


tiga (3) x pertemuan sesuai dengan
i Awal
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya,
Renca Refle Renca Refle dimana masing-masing pertemuan diatur
na ksi na ksi sesuai perencanaan yang telah dirancang
Tinda Siklus Tinda Siklus peneliti.
kan 1 1 kan 2 2
Pelaksa Obser Pelak Obser c. Pemantauan/observasi dan Evaluasi
naan vasi/ sanaa vasi/ Pemantauan/observasi dilakukan pada
Tindaka Evalu n Evalu saat pelaksanaan tindakan yang meliputi hal-
n1 Siklus asi 1 Tinda Siklus asi 2 hal yang berkaitan pelaksanaan tindakan
kan 2 2 menggunakan lembar pengamatan/observasi.
. 1
Gambar 1.Model Penelitian Tindakan Sekolah d. Refleksi
Dua Siklus (Agung, 2010) Refleksi diberikan untuk melihat sejauh
mana kinerja guru pada siklus I. Berdasarkan
Peneliti merancang penelitian yang akan hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar
dilaksanakan dan menyiapkan instrumen untuk memperbaiki dan menyempurnakan
evaluasi/observasi serta mengelola
perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada
pembelajaran berdasarkan langkah-langkah siklus I serta mencari cara untuk memecahkan
kegiatan yang digunakan. Penelitian ini masalah yang ada, yang selanjutnya akan
direncanakan dalam beberapa siklus, tiap dirumuskan untuk pelaksanaan siklus
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu selanjutnya.
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan Pada siklus II, dilaksanakan dengan
refleksi. Jika sudah memenuhi hasil yang memperhatikan hasil evaluasi pada siklus I
diharapkan maka siklus tidak dilanjutkan lagi.
dengan memperbaiki tindakan sesuai hasil
Adapun prosedur penelitian tindakan sekolah refleksi siklus I. Tahap penelitian siklus II
yang dilakukan terdiri dari dua siklus yaitu juga sama seperti siklus I.
sebagai berikut. Dalam penelitian ini digunakan metode
Siklus I dilakukan dalam tiga kali
pengumpulan data yaitu metode kuesioner.
pertemuan. Siklus tersebut mengacu pada
Metode kuesioner merupakan salah satu dari
empat tahap pelaksanaan PTS. Keempat berbagai metode dalam pengumpulan data.
tahapan tersebut terdiri dari: rencana Menurut Agung (2010:58), metode kuesioner
tindakan, observation/evaluation, dan refleksi. adalah suatu cara memperoleh data dengan
jalan memberikan kuesioner kepada
a. Rencana tindakan responden, dan responden mengisi kuesioner
Agar pelaksanaan pembelajaran dapat tersebut dengan kenyataan atau realita yang
diterapkan dengan baik dan sesuai dengan ada.
tujuan penelitian yang dirumuskan, ada Dalam penelitian ini, metode kuesioner
beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh digunakan untuk mengumpulkan data tentang
peneliti, yaitu sebagai berikut. Kinerja guru. Kuesioner yang dibuat
a) Mengkaji sekolah yang akan diberikan menggunakan skala likert 1-5, sehingga data
tindakan yang diperoleh berupa skor.
b) Menyiapkan materi yang berkaitan Setelah data dalam penelitian ini
dengan supervisi akademik terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data.
c) Menyiapkan instrument untuk Metode analisis statistik yang digunakan
mengumpulkan data yang diperlukan adalah metode analisis deskriptif., Agung
seperti kuesioner yang digunakan (2010:61) menjelaskan bahwa: metode
untuk mengetahui kinerja guru.
analisis statistik deskriptif ialah suatu cara
pengolahan data yang dilakukan dengan jalan
b. Pelaksanaan tindakan

JIPP, Volume 3 Nomor 2 Juli 2019 _____________________________________________________________ 233


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif b) menghitung median, c) menghitung


seperti: distribusi frekuensi, grafik, angka modus. Mean, median modus dihitung dengan
rata-rata (Mean), median (Me), modus (Mo) bantuan Microsoft excel.
untuk menggambarkan suatu objek/variabel Selanjutnya, rata-rata persen
tertentu, sehingga diperoleh kesimpulan dibandingkan dengan Pedoman Konversi
umum. Skala Lima sebagai berikut.
Dalam penerapan metode analisis
statistik deskriptif ini, data yang diperoleh
dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan ke
dalam: a) menghitung angka rata-rata (Mean),

Tabel 1. Pedoman Konversi Skala Lima


NO SKALA KLASIFlKASI
1. X > Mi + 1,5 SDi sangat tinggi
2. Mi + 1,5 SDi > X > Mi + 0,5 SDi Tinggi
3. Mi + 0,5 SDi > X > Mi - 0,5 SDi Sedang
4. Mi - 0,5 SDi > X > Mi -1,5 SDi Rendah
5. X < Mi - 1,5 SDi sangat rendah

Keterangan :
Mi = ½ (skor maksimum + skor minimum) kepada guru-guru baik secara
SDi = 1/6 (skor maksimum - skor minimum) individual maupun secara bekelompok dalam
Indikator keberhasilan penelitian ini, usaha memperbaiki pengajaran dengan tujuan
berpedoman pada kriteria berikut. Tingkat memberikan layanan dan bantuan untuk
keberhasilan dalam penelitian ini adalah mengembangkan situasi belajar mengajar
apabila rata-rata kinerja guru minimal pada yang dilakukan guru dikelas. Supervisi
kategori Tinggi, dan ketuntasan klasikal merupakan pengembangan dan perbaikan
sebesar 90%. situasi belajar mengajar yang pada akhirnya
diarahkan kepada pengembangan siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN Perbaikan situasi belajar mengajar melalui
supervisi bertujuan: (1) menciptakan,
Hasil Penelitian memperbaiki, dan memelihara organisasi
Sebelum Salah satu tugas supervisor kelas agar siswa dapat mengembangkan
adalah membantu guru-guru memperbaiki minat, bakat dan kinerja secara oftimal, (2)
situasi pembelajaran dalam arti luas. Dalam menyeleksi fasilitas belajar yang tepat dengan
rangka mangalisis kurikulum yang problem dan situasi kelas, (3)
dilaksanakan di sekolah, maka kepala sekolah mengkoordinasikan kemauan siswa mencapai
selaku supervisor adalah membantu para guru tujuan pendidikan dan (4) meningkatkan
dalam meningkatkan kemampuan profesi moral siswa.
mengajar. Kemampuan yang dimaksud disini Supervisi yang dapat dilaksanakan oleh
meliputi kemampuan guru dalam memahami kepala sekolah adalah supervisi akademik.
strategi pembelajaran, merumuskan Supervisi akademik diselenggarakan dengan
pembelajaran, menyusun berbagai membantu guru mengembangkan kemampuan
pengalaman belajar dan keaktifan belajar, profesionalnya dalam memahami akademik
serta meningkatkan keterampilan dasar kehidupan kelas, mengembangkan
mengajar yang dimiliki oleh guru tersebut. keterampilan mengajarnya dan menggunakan
Supervisi merupakan kegiatan kemampuannya melalui tehnik-tehnik
membina dan membantu pertumbuhan agar tertentu. Supervisi akademik diselenggarakan
setiap orang mengalami peningkatan pribadi dengan maksud untuk memotivator kegiatan
dan profesinya, menurut Sahertian (2008), belajar mengajar disekolah. Kegiatan
supervisi adalah usaha memberi layanan memotivator ini bisa dilakukan melalui

JIPP, Volume 3 Nomor 2 Juli 2019 _____________________________________________________________ 234


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

kunjungan ke kelas-kelas disaat guru sedang 3. Memperbaiki situasi pembelajaran, dengan


mengajar, percakapan pribadi dengan guru, melakukan hal-hal sebagai berikut:
teman sejawatnya, maupun dengan sebagian a. memperbaiki pedoman mengajarkan
murid-muridnya. Dan supervisi akademik bidang-bidang studi dan
diselenggarakan untuk mendorong guru mengembangkan bahan instruksional,
menerapkan kemampuannya dalam termasuk menyusun kerangka mata
melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, pelajaran, memilih buku pelajaran, buku
mendorong guru mengembangkan pelengkap, dan bahan cetak lain,
kemampuannya sendiri, serta mendorong guru b. memperbaiki alat pembelajaran,
agar dia memiliki perhatian yang sungguh- perlengkapan, dan lingkungan sosio 180
sungguh, (Comitmen) terhadap tugas dan fisik dari belajar dan pertumbuhan, 160
tanggug jawab. c. memperbaiki perbuatan guru dengan 140
Supervisi akademik pada penelitian ini penggunaan tknik-teknik supervisi yang 120
diaplikasikan guna untuk meningkatkan sesuai, baik yang bersifat individual 100
kinerja guru di SD Negeri 2 Patas. Adapun maupun kelompok, 80
kegiatan yang dilakukan pada setiap d. memperbaiki faktor-faktor yang 60
pertemuan pada penelitian ini adalah sebagai terdapat pada pelajar yang 40
berikut. mempengaruhi pertumbuhan dan 20
prestasinya. 0
1. Menilai hasil pembelajaran, dengan Dari hasil penelitian yang telah
melakukan hal-hal sebagai berikut: dilakukan, pada siklus I rerata kinerja guru
a. penentuan dan analisis tujuan-tujuan adalah 150,13 dan berada pada kategori
dengan kritis secara kooperatif, tinggi. Persentase ketuntasan klasikalnya
b. analisis data untuk menemukan adalah 75%. Hal tersebut dikarenakan 2 orang
kekuatan dan kelemahan pada hasil mendapatkan skor yang berdada pada kategori
pendidikan, sedang. Kendala yang dihadapi pada siklus I
c. seleksi dan penerapan cara-cara adalah guru masih belum mampu menguasai
penilaian. teknologi informasi dan komunikasi dengan
2. Mempelajari situasi pembelajaran untuk baik, dan guru belum mampu
menetapkan faktor-faktor yang mengembangkan materi pembelajaran dengan
mempengaruhi pertumbuhan dan prestasi menggunakan inovasi-inovasi yang baru,
siswa, dengan melakukan hal-hal berikut: sehingga pembelajaran masih terkesan
a. mempelajari pedoman mengajarkan monoton.
bidang-bidang studi dan kurikulum Berdasarkan pemaparan di atas,
dalam pelaksanaan, kategori kinerja guru berada pada kategori
b. mempelajari alat pengajaran, tinggi dan ketuntasan guru tidak mencapai
perlengkapan dan ligkungan sosial fisik 90% sehingga belum mencapai kategori dan
dari belajar dan pertumbuhan, ketuntasan yang ditetapkan oleh peneliti,
c. mempelajari faktor-faktor yang yakni kategori kinerja guru berada pada
berhubungan dengan pembelajaran yang kategori minimal tinggi dan dan kentutasan
terdapat pada guru (kepribadian guru, klasikal 90%. Sehingga dapat disimpulkan
pendidikan akademis, dan profesional, bahwa siklus I belum berhasil dan harus
kebiasaan bekerja), diadakan siklus II dengan memperhatikan
d. faktor-faktor yang terdapat pada kendala-kendala yang dihadapi siklus I.
siswa/peserta didik (kesanggupan, Sedangkan pada siklus II rerata
minat, motivasi, kebiasaan belajar, kinerja guru adalah meningkat menjadi 167
perkembangan intelektual, dan lain- dan berada pada kategori sangat tinggi.
lain). Persentase ketuntasan klasikalnya adalah
100%. Hal ini menunjukkan bahwa kendala-
kendala yang dihadapi pada siklus I sudah
dapat diatasi pada siklus II. Maka dari itu

JIPP, Volume 3 Nomor 2 Juli 2019 _____________________________________________________________ 235


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

kriteria ketuntasan minimal baik dan 2018/2019. Hal ini ditunjukkan dari rerata
ketuntasan klasikal 100% sudah terpenuhi kinerja guru sebelum penelitian sebesar
sehingga penelitian pada siklus II dinyatakan 130,50 berada pada kategori sedang,
berhasil dan siklus dihentikan. meningkat pada siklus I menjadi 150,13
Peningkatan rerata dan ketuntasan berada pada kategori tinggi dan meningkat
klasikal dari siklus I sampai siklus II dapat lagi pada siklus II menjadi 167 berada pada
dilihat pada grafik berikut. kategori sangat tinggi.
Dari simpulan di atas, dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut.
1) Guru disarankan untuk bekerja dengan
maksimal dan sepenuh hati agar kinerja
yang ditunjukkan memang benar-benar
yang optimal, sehingga kualitas pendidikan
di sekolah menunjukkan yang terbaik.
2) Kepala sekolah disarankan untuk
melaksankan supervisi secara
berkelanjutan, sehingga permasalahan yang
dihadapi guru dalam pembelajaran maupun
yang lainnya dapat diminimalkan.
Peneliti lain diharapkan untuk
mengembangkan penelitian ini agar kendala
Gambar 2. Histogram Peningkatan Rerata dan yang dihadapi sekolah-sekolah di dunia
Ketuntasan Klasikal dari Siklus I Sampai pendidikan dapat diminimalkan
Siklus II
DAFTAR PUSTAKA
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Suripto pada Agung, A.A Gede. 2010. Metodologi
tahun 2015 yang berjudul upaya peningkatan
kinerja guru dalam pembelajaran melalui Penelitian Pendidikan. Singaraja:
supervisi akademik di sekolah dasar Dabin I Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
UPTD Pendidikan Kecamatan Bayat Ganesha.
Kabupaten Klaten Tahun 2015. Hasil
supervisi akademik menunjukkaan ada Arikunto, Suharsini. 2004. Dasar-dasar
peningkatan kinerja guru dari prasiklus nilai Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT.
rata-rata 70,78 diperbaiki siklus I menjadi
Rieneka Cipta.
76,88 disempurnakan lagi pada siklus II dari
35 orang guru sudah mencapai peningkatan Depdikbud. 1995. Petunjuk Pelaksanaan
kinerja yang baik yaitu mencapai 85,17. Supervisi Pendidikan di Sekolah.
Sudah mencapai peningkatan kerja yang baik Jakarta: Depdikbud
dalam pelaksanaan PBM masih ditambah
dengan langkah-langkah yaitu KKG Depdiknas. 2004. Pedoman Supervisi
(Kelompok Kerja Guru), Peningkatan Pengajaran. Jakarta: Ditjen. Dikdasmen
kualifikasi Pendidikan, mengikuti seminar,
workshop, dan pelatihan.
Depdiknas. 2005. Pembinaan Profesionalisme
PENUTUP Tenaga Pengajar (Pengembangan
Simpulan Profesionalisme Guru). Jakarta:
Berdasarkan penelitian yang telah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dilakukan dapat disimpulkan bahwa: dan Menengah Direktorat Pendidikan
penerapan supervisi akademik secara efektif Lanjutan Pertama Depdiknas.
dapat meningkatkan kinerja guru di SD
Negeri 2 Patas Semester 1 Tahun Pelajaran

JIPP, Volume 3 Nomor 2 Juli 2019 _____________________________________________________________ 236


Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran
p-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091

Fattah, Hussein, H. A. 2014. Perilaku


Pemimpin & Kinerja Pegawai.
Yogyakarta: Elmatera.

Fitriani, Cut. 2017. Kompetensi Profesional


Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran
Di Mts Muhammadiyah Banda Aceh .
Jurnal Magister Administrasi
Pendidikan ISSN 2302-0156
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Kirom, Askhabul. 2017. Peran Guru Dan


Peserta Didik Dalam Proses
Pembelajaran Berbasis Multikultural .
Jurnal Pendidikan Agama Islam
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Universitas Yudharta Pasuruan

Sahertian, Piet. A. 2008. Konsep-Konsep dan


Teknik Supervisi Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sahertian, Piet. A., dan Frans Mataheru. 1982.


Prinsip dan Tehnik Supervisi
Pendidikan. Surabaya; Usana Offset
Printing.

Supardi. 2014. Kinerja Guru. Jakarta:


Rajawali Pers

Suripto. 2015. Upaya Peningkatan Kinerja


Guru Dalam Pembelajaran Melalui
Supervisi Akademik di Sekolah Dasar
Dabin I UPTD Pendidikan Kecamatan
Bayat Kabupaten Klaten Tahun 2015.
E-Jurnal Magistra No. 95 Th. XXVIII
Maret 2016 ISSN 0215-9511.

Susanto, Ahmad. 2016. Manajemen


Peningkatan Kinerja Guru. Jakarta:
Prenadamedia Group.

JIPP, Volume 3 Nomor 2 Juli 2019 _____________________________________________________________ 237

Anda mungkin juga menyukai