Anda di halaman 1dari 4

Nama : ANGGUN FEBRI TIRANI

NPM : 2013201026

TUGAS 2
KESEHATAN WISATA

1. Jelaskan penyakit gangguan percernaan yang terjadi pada para wisatawan?


Diare wisawatan umumnya mencakup keluhan kram perut dan buang air besar cair,
yang umumnya terjadi akibat makan atau minum sesuatu yang sebelumnya pernah
dicoba. Selain itu, apabila seseorang berkunjung ke tempat di mana kebersihan dan
cuacanya cukup berbeda dari tempat tinggalnya, maka orang tersebut juga memiliki
kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami diare wisatawan.
Diare wisatawan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit. Sering kali,
kondisi ini mereda dengan sendirinya setelah beberapa hari. Namun, apabila
berlanjut, diare wisatawan dapat menyebabkan kekurangan cairan atau dehidrasi yang
bisa berbahaya terutama apabila terjadi pada anak.
Dua gejala yang paling sering timbul pada kasus diare wisatawan adalah buang air
besar cair serta kram perut. Tanda dan gejala lain juga mungkin timbul, bergantung
dari penyebab yang mendasari. Beberapa tanda dan gejala lain yang dimaksud, di
antaranya:
1.) Mual
2.) Muntah
3.) Demam
4.) Kembung
5.) Buang gas berlebih
6.) Penurunan nafsu makan
Tak cuma itu, diare wisawatan juga dapat menyebabkan beberapa gejala tertentu,
seperti nyeri yang tidak tertahankan pada perut atau rectum, muntah yang terus-
menerus selama berjam-jam, demam tinggi, buang air besar berdarah, dan lemas.
Apabila seseorang mengalami kondisi tersebut, sangat penting untuk segera berobat
ke dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang dibutuhkan
2. Cara Deteksi Sumber Penyakit Infeksi Gangguan Pencernaan dan cara
pencegahannya?
1.) Perbanyak Konsumsi Makanan Berserat
Makanan berserat merupakan salah satu jenis makanan yang sangat baik dikonsumsi
untuk menjaga kesehatan pencernaan. Dengan menerapkan pola makan tinggi serat,
sebenarnya tidak hanya pencernaan yang akan menjadi sehat. Beberapa risiko
penyakit pun dapat dicegah, seperti diabetes, penyakit jantung koroner, wasir, dan
kanker kolorektal.
Hindari makanan yang dapat menyebabkan kembung atau gas, termasuk brokoli,
kacang panggang, kubis, kembang kol, dan minuman berkarbonasi. Selain itu,
sebaiknya juga minum banyak air, karena dapat melumasi makanan di saluran
pencernaan, membantu melarutkan mineral, vitamin, dan nutrisi sehingga lebih
mudah diserap, dan supaya tinja lebih lunak untuk mencegah sembelit.
2.) Kunyah Makanan dengan Baik
Mengunyah merupakan salah satu bagian yang paling penting dari pencernaan, tetapi
mungkin justru yang paling terlupakan. Mengunyah tidak hanya membantu memecah
makanan, tetapi juga merupakan tanda dari kelenjar ludah, lambung, dan usus kecil
untuk mulai melepaskan enzim pencernaan.
3.) Jangan Terlalu Sering Menggunakan Antasida
Ketika gejala maag atau naiknya asam lambung muncul, mengonsumsi antasida
mungkin merupakan salah satu langkah yang akan segera diambil. Antasida adalah
jenis obat yang digunakan untuk menetralkan kadar asam di lambung.
Pada dosis tertentu, obat ini mungkin dapat mengatasi gejala gangguan pencernaan
yang dialami. Namun lain ceritanya jika obat ini digunakan terlalu sering. Jika terlalu
sering digunakan, antasida dapat menyebabkan perut kehilangan fungsi dan rentan
terhadap infeksi bakteri.
4.) Rutin Berolahraga dan Hindari Stres
Selain membantu mempertahankan gaya hidup sehat, olahraga juga dapat
menyehatkan pencernaan, lho. Aktivitas fisik benar-benar dapat membantu
mengurangi masalah pencernaan. Sementara stres di sisi lain dapat memiliki efek
negatif pada pencernaan. Jadi, sebisa mungkin, rutinlah berolahraga dan hindari stres.
3. Bagaimana mengatahui langkah-langkah untuk membuat suatu system surveilans
penyakit menular pada pekerja pariwisata, hotel, dan restaurant?

Cara mengetahui langkah-langkah untuk membuat suatu sistem surveilans penyakit


menular pada pekerja parawisata, hotel, dan restaurant adalah Surveilans kesehatan
masyarakat merupakan kegiatan yang teratur mengumpulkan, meringkas, dan analisis
data tentang insidensi penyakit untuk mengidentifikasikan kelompok penduduk
dengan risiko tinggi, memahami cara penyebaran dan mengurangi atau memberantas
penyebarannya (Budiarto, 2002) .
Surveilans penyakit menular, merupakan analisis terus menerus dan sistematis
terhadap penyakit menular dan faktor risiko, untuk mendukung upaya pemberantasan
penyakit menular seperti Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I), Acute Flaccid Paralysis (AFP), penyakit potensial wabah/KLB penyakit
menular dan keracunan, Demam Berdarah Dengue (DBD)/Dengue Shock Syndrome
(DSS), malaria, zoonosis (antraks, rabies, leptospirosis), filariasis, tuberculosis
(TBC), diare, tifus perut, kecacingan, penyakit perut lain, kusta, HIV/AIDS,
pneumonia (termasuk SARS).
4. Bagaimana mengetahui sumber data mekanisme dan pengumpulan data ?

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila
peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka
sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis ataupun lisan.
Klasifikasi sumber data, dilihat dari subjek di mana data menempel, yang disingkat
dengan 3 P, yaitu:
a. Person
Jika sumber data berupa orang. Person yaitu sumber data yang bisa
memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban
tertulis melalui angket.
b. Place
Jika sumber data berupa tempat. Place yaitu sumber data yang menyajikan
tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Diam, misalnya ruangan,
kelengkapan alat, wujud benda , warna dan lain-lain. Bergerak, misalnya:
aktivitas, kinerja, laju kendaraan dan lain-lain. Pada umumnya tampilan
diam dan gerak merupakan objek untuk penggunaan metode observasi.
c. Paper
Jika sumber data berupa symbol. Paper merupakan sumber data yang
menyajikan tandatanda berupa huruf, angka, gambar, atau symbol symbol
lain. Pengertian paper bukan terbatas hanya pada kertas, tapi juga dapat
berwujud batu, kayu, tulang, daun lontar dan sebagainya, yang cocok
untuk penggunaan metode dokumentasi.

5. Bagaimana cara mengetahui cara cara penyebarluasan informasi hasil surveilans ?

Penyebarluasan informasi hasil surveilans dengan menyebarluaskan data/informasi


kasus menggunakan layanan seperti internet dan sms. Akan tetapi hal ini hanya
terbatas pada pelaporan kasus-kasus tertentu, untuk penyebarluasan informasi saat ini
masih menggunakan penyebaran informasi secara manual yaitu biasanya petugas
melaporkan kasus penyakit melalui pencatatan dan pelaporan saja untuk dilaporkan ke
unit-unit kesehatan lain guna dilakukan tindak lanjut. Bentuk penyebarluasan
informasi yang dilakukan yakni dari unit pelayanan kesehatan tingkat bawah ke
tingkat tertinggi mulai dari Posyandu, Poskesdes, Pustu, dan Puskesmas. Petugas
kesehatan merampungkan semua data dalam bentuk laporan yang akan
dipresentasikan dalam pertemuan rutin atau minilokakarya (Minlok).

6. Bagaimana mengetahui penggunaan analisis dan interpretasi untuk kemajuan


pariwisata ?
Mengetahui penggunaan analisis dan interpretasi untuk kemajuan pariwisata Analisis
Data Miles and Huberman dalam Sugiyono (2008) mengungkapkan ada beberapa
tahapan analisis dalam penelitian yaitu :

a. Reduksi Data
Suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian
rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
b. Penyajian data
Salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah
dilakukan agar data yang telah dikumpulkan dapat dipahami dan dianalisis sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
c. Menarik kesimpulan atau Verifikasi
Usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan, pola-pola,
penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Setelah melakukan verifikasi maka
dapat di tarik kesimpulan berdasrakan hasil penelitian yang disajikan dalam
bentuk narasi.

Anda mungkin juga menyukai