1. Jelaskan perbedaan yang mendasar antara paradigma berfikir dalam pembelajaran PAI dan
Pembelajaran pada umumnya dengan menyertakan contoh masing-masing?
Jawab: Dalam pemaknaan kata “paradigma” mengandung arti model pola skema. Dengan
demikian paradigma merupakan sebuah model atau pola yang terskema dari beberapa unsur
yang tersistematis baik secara filosofis, ideologis, untuk dijadikan acuan visi hidup baik
secara personal maupun kolektif untuk masa depan. Pembelajaran diartikan sebagai kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Sementara pengertian PAI adalah usaha
sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka menyiapkan pesera didik untuk meyakini,
memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk men capai tujuan yang telah ditetapkan.
Contonya Mengetahui perilaku siswa secara tepat dan mendorong disiplin diri siswa.
Paradigma Baru Pembelajaran PAI Integratif Secara umum, teori integralistik dapat
dinyatakan sebagai kesatuan yang seimbang dan terdiri dari berbagai entitas. Entitas dapat
merupakan sifat yang berbeda satu sama lain, tetapi tidak saling menghilangkan justru saling
melengkapi dan saling menguatkan. Hal ini mirip dengan teori holistik, yang membedakan
antara integralistik dengan paham holistik adalah tuntutan untuk menuju kesadaran
transendental bagi tiap-tiap entitas.
Pembelajaran umum dilakukan dengan pendekatan Paham integralistik melihat
kehidupan semesta sebagai sebuah kompleksitas yang harus dihadapi dengan adanya
interkoneksitas dari berbagai entitas-entitas yang bervariasi, termasuk di dalamnya antara
sains dan agama. Paradigma pendidikan adalah suatu cara memandang dan memahami
pendidikan, dan dari sudut pandang ini kita mengamati dan memahami masalah-masalah
pendidikan yang dihadapi dan mencari cara mengatasi permasalahan tersebut.. Menggunakan
pendekatan yang dapat memecahkan perilaku yang tidak diinginkan.
Dan juga dalam pendidikan terdapat sejumlah paradigma berfikir. Paradigma
behavioristik, kontruktivistik dan sosial kognitif yang memiliki rpengaruh dalam pendidikan.
Pertama, learning to think (belajar berpikir), Kedua, learning to do (belajar berbuat). Ketiga,
learning to live together (belajar hidup bersama). Keempat, learning to be (belajar menjadi
diri sendiri).
2. Jelaskan teori munculnya strategi pembelajaran inquiri dan Ekspositori learning bila
dihubungkan dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing dengan menyertakan
contohnya dalam proses pembelajaran?
Jawab : Strategi pembelajaran Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau
terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan
cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir)
terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari
pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun
kemampuan itu. Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan,
karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
Jawab: Konsep dasar Evaluasi yang harus dikuasai oleh pendidik atau pun calon pendidik
adalah pengertian dasar tentang Evaluasi, Tujuan, Fungsi, Ruang Lingkup, Prinsif Serta
Prosedur Evaluasi Pembelajaran. Agar pembelajaran bisa efektif dan efesiean harus ada
semua komponen – komponen tentang Evaluasi. Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris
yaitu Evaluation yang artinya penilaian. Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda, menurut
Wang dan Brown dalam buku yang berjudul Essentials of Educational Evaluation , dikatakan
bahwa “Evaluation refer to the act or process to determining the value of something”, artinya
“evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu”.
Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat
kegiatan pembelajaran melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran. Pembahasan evaluasi
pembelajaran dalam uraian berikut ini akan dibatasi pada fungsi dan tujuan evaluasi
pembelajaran, sasaran evaluasi pembelajaran, dan prosedur evaluasi pembelajaran. Kegiatan
evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh guru selama proses
pembelajaran. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa, selain untuk
mengadakan perbaikan. Oleh karena itu, kegiatan evaluasi hendaknya memperhatikan konsep
dasar evaluasi yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Konsep dasar evaluasi
yang harus dikuasai oleh pendidik (guru) ataupun calon pendidik (calon guru) adalah
pengertian dasar tentang evaluasi, tujuan evaluasi, karakteristik evaluasi, teknik- teknik
evaluasi, dan terakhir macam-macam alat evaluasi yang telah diuraikan di atas. Tanpa
mengetahui konsep dasar evaluasi seorang pendidik (guru) tidak akan dapat menyusun suatu
alat evaluasi. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendasar tentang konsep dasar evaluasi.
4. Identifikasi peta permasalahan yang dihadapi di dunia pendidikan kita saat ini terkait dengan
proses pembelajaran terutama yang berhubungan dengan strategi pembelajaran dalam
pencapaian yang memadukan baik aspek kognitif afektif dan psikomotorik kemudian buat
konstruktif sebagai saran saudara berdasarkan pendekatan strategi pembelajaran juga.
Jawab : Pengertian Aspek Kognitif menjadi aspek utama dalam banyak kurikulum pendidikan
dan menjadi tolok ukur penilaian perkembangan anak. Kognitif yang berasal dari bahasa latin
cognitio memiliki arti pengenalan, yang mengacu kepada proses mengetahui maupun kepada
pengetahuan itu sendiri. Aspek kognitif itu adalah
a. Pengetahuan ( Knowledge)
b. Pemahaman ( Comprehension)
c. Penerapan ( Application)
d. Analysis (Analisa)
e. Sintesis ( Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
Ranah afektif adalah materi yang berdasarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan emosi
seperti penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan sikap terhadap sesuatu hal. Pada ranah
afeksi, Bloom menyusun pembagian kategorinya dengan David Krathwol yaitu:
a. Penerimaan ( Receiving/Attending
b. Penilaian (Value
c. Organisasi (Organization)
d. Karakterisasi (Characterization)
Psikomotorik adalah domain yang meliputi perilaku gerakan dan koordinasi jasmani,
keterampilan motorik dan kemampuan fisik seseorang. Keterampilan yang akan berkembang jika
sering dipraktekkan ini dapat diukur berdasarkan jarak, kecepatan, kecepatan, teknik dan cara
pelaksanaan. Dalam aspek psikomotorik terdapat tujuh kategori mulai dari yang terendah hingga
tertinggi:
a. Peniruan
b. Kesiapan
c. Respon Terpimpin
d. Mekanisme
e. Respon Tampak Kompleks
f. Adaptas
g. Penciptaan
Ketiga aspek atau domain ini sangat berperan besar dalam pendidikan anak, karena
digunakan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran terhadap anak. Ketiga aspek ini
diperlukan untuk mengevaluasi sejauh mana materi pendidikan dapat diserap oleh anak dengan
mengacu kepada kategori – kategori di dalam tiga domain utama tersebut Ketiganya masing –
masing memiliki fungsi berbeda untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proses belajar dan
kemampuan anak dalam menyerap materi pembelajaran tertentu, dan juga sejauh mana
efektivitas metode pengajaran yang digunakan.
Ketiga aspek atau domain ini memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak dapat
dipisahkan. Sebelum sampai kepada aspek psikomotorik, terlebih dulu anak akan mengalami
tahap kognitif dan afektif. Pada tahap penerimaan, anak terlebih dulu perlu memiliki suatu
perhatian untuk dapat menerima materi yang diberikan. Dengan adanya perhatian, maka akan
mudah bagi anak untuk menerima pengetahuan tersebut dan seterusnya. Dalam setiap aspek
afektif, terbukti memiliki aspek kognitif didalamnya untuk saling mendukung. Setelah anak
melalui tahap kognitif dan afektif, maka ia akan siap untuk melanjutkan kepada tahap
psikomotorik berdasarkan apa yang sudah dipelajarinya di kedua tahap sebelumnya.
Pembelajaran tanpa mengenal konsep dasar atau kemampuan berpikir kritis akan sulit untuk
diterapkan dan pada akhirnya hanya akan membiasakan seorang anak untuk mengenali teori
tanpa mengerti dasar – dasar dari pengetahuan yang dimilikinya, dan pada akhirnya akan
membuatnya sulit untuk menerapkan pengetahuannya tersebut dalam berbagai situasi.
Contohnya, memiliki kemampuan berhitung akan sia – sia tanpa kemampuan untuk mengetahui
bagaimana, kapan, dan apa cara mengaplikasikan hitungan tersebut dalam dunia nyata.
Penerapan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik akan membantu anak mengembangkan
kemampuan dirinya secara menyeluruh, dan tidak sebagian saja.