Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fitri Al Zahra Enzelina

NIM : 05031381924066
Kelas Palembang /THP
“KOPI”

Kopi merupakan minuman internasional dan digemari oleh bangsabangsa di seluruh


dunia yang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari. Saat ini kopi merupakan
salah satu bahan perdagangan penting dunia dan melibatkan jaringan perdagangan antar bangsa
dari negaranegara berkembang ke negara-negara maju yang merupakan konsumen utama
[ CITATION Fah13 \l 1033 ].Salah satu daerah penghasil utama kopi di Indonesia adalah provinsi
Aceh, selain provinsi Lampung, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Di Aceh tanaman kopi
diusahakan dengan pola perkebunan rakyat dan perkebunan swasta. Pola perkebunan rakyat
merupakan pola pengusahaan kopi yang terbesar, sedangkan perkebunan swasta hanya sebagian
kecil. Pusat penghasil tanaman kopi di Provinsi Aceh terdapat di Kabupaten Aceh Tengah dan
Kabupaten Bener Meriah. Kedua daerah ini menjadikan kopi sebagai prioritas utama dalam
peningkatan produksi dan kualitas untuk perencanaan pembangunan perkebunan ke masa yang
akan dating [ CITATION Fah13 \l 1033 ]

Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ketiga didunia, berdasarkan data Indonesian
Coffee Festifal (ICF).Brazil masih menjadi produsen nomor satu didunia, disusul Kolombia.
Data yang didapatkan oleh ICF Indonesia menjadi pengahasil kopi robusta 85% terbanyak
disusul kopi Arabica 15%. Dari kedua jenis kopi tersebut, Indonesia telah memproduksi 600 ribu
ton/tahun, dari 1,3 juta hektar kebun rakyat. Di Indonesia kopi robusta paling banyak yaitu
mencapai 87,1 % dari total produksi kopi Indonesia Kopi Indonesia sebagian besar dihasilkan
Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung . Kopi Indonesia diperdagangkan dalam bentuk kopi
biji, kopi sangrai, kopi bubuk, kopi instan, dan bahan makanan lain yang mengandung kopi
[ CITATION Sat14 \l 1033 ]

Pada era globalisasi perdagangan dewasa ini, kondisi persaingan semakin ketat dimana
masing-masing negara saling membuka pasarnya. Pengembangan produk diversifikasi kopi
olahan, seperti roasted coffee, instant coffee, coffee mix, decaffeinated coffee, soluble coffee,
kopi bir (coffee beer), ice coffee mempunyai arti penting, karena dapat menjadi komoditas
unggulan yang mempunyai daya saing tinggi di pasar internasional. Indonesia sebagai negara
tropis disamping berpeluang untuk pengembangan produk diversifikasi kopi olahan tersebut 64
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 2 No 1, Juni 2014); halaman 63-74 Sari Nalurita, Ratna
Winandi Asmarantaka dan Siti Jahroh Analisis Dayasaing dan Strategi Pengembangan… diatas,
juga berpotensi untuk pengembangan produk industri pengolahan kopi specialties dengan rasa
khas seperti; Lintong Coffee, Lampung Coffee, Java Coffee, Kintamani Coffee, Toradja Coffee
[ CITATION Nal14 \l 1033 ]

Karakteristik kopi adalah sifat-sifat yang dapat langsung diamati, diukur dan merupakan
unsur mutu yang penting. Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu kopi adalah penanganan
pasca panen. Metode pengolahan yang dipilih akan mempengaruhi mutu. Pada metode olah
kering, buah kopi yang telah dipanen dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah kering, buah
kopi dibuang kulitnya secara mekanis menggunakan mesin pengupas kopi gelondong. Metode
olah basah umumnya dapat menghasilkan biji kopi dengan mutu lebih baik. 3 Tahapan
pengolahan yang membedakan dengan olah kering adalah tahap pengupasan kulit kopi (pulping),
fermentasi dan pencucian untuk menghilangkan lendir (washing)[ CITATION Nov10 \l 1033 ].
Untuk mendapatkan produksi kopi yang baik, para petani kopi rakyat harus dapat
memperhatikan cara panen yang dilakukan, tetapi karena cara panen yang dilakukan oleh petani
rakyat tidak dapat dirubah karena sudah menjadi kebiasaan para petani kopi rakyat, maka
perbaikan kualitas produksi kopi rakyat akan diperbaiki dimulai dari cara panen, sortasi buah,
pengolahan buah kopi hingga menjadi kopi menjadi kopi bubuk guna memperbaiki mutu dan
kualitas kopi. Sampai saat ini belum ada yang mengungkap sifat fisik kopi rakyat mulai dari
mulai kopi buah segar, kopi beras sampai menjadi kopi bubuk yang disajikan sebagai minuman
[ CITATION Jay19 \l 1033 ]

Kegiatan penanganan pascapanen tanaman perkebunan didefinisikan sebagai suatu


kegiatan penanganan produk hasil perkebunan, yaitu sejak pemanenan hingga siap menjadi
bahan baku atau produk akhir siap dikonsumsi. Seperti telah disebutkan di atas, teknologi
pascapanen kopi juga dibedakan menjadi dua kelompok kegiatan besar, yaitu pertama:
penanganan primer yang meliputi penanganan komoditas hingga menjadi produk setengah jadi
atau produk siap olah, dimana perubahan/transformasi produk hanya terjadi secara fisik,
sedangkan perubahan kimiawi biasanya tidak terjadi pada tahap ini. Kedua: penanganan
sekunder, yakni kegiatan lanjutan dari penanganan primer, dimana pada tahap ini akan terjadi
perubahan bentuk fisik maupun komposisi kimiawi dari produk akhir melalui suatu proses
pengolahan (Mayrowani,2013). Biji kopi yang sudah siap diperdagangkan adalah berupa biji
kopi kering yang sudah terlepas dari daging buah, kulit tanduk dan kulit arinya, butiran biji kopi
yang demikian ini disebut kopi beras (coffee beans). Kopi beras berasal dari buah kopi basah
yang telah mengalami beberapa tingkat proses pengolahan. Secara garis besar dan berdasarkan
cara kerjanya, maka terdapat dua cara pengolahan buah kopi basah menjadi kopi beras, yaitu
yang disebut pengolahan buah kopi cara basah dan cara kering. Perbedaan pokok dari kedua cara
tersebut di atas adalah pada cara kering pengupasan daging buah, kulit tanduk dan kulit ari
dilakukan setelah kering (kopi gelondong), sedangkan cara basah pengupasan daging buah
dilakukan sewaktu masih basah. Pengolahan cara kering biasanya dilakukan oleh pekebun kecil
(rakyat) karena dapat dilakukan dengan peralatan sederhana. Cara pengolahan ini mudah
dilakukan, karena peralatan sederhana dan lagipula dapat dilakukan di rumah tangga tani.
Tahapan pengolahan kopi cara kering meliputi panen, sortasi buah, pengeringan, pengupasan,
sortasi biji kering, pengemasan dan penyimpanan biji kopi [ CITATION May13 \l 1033 ]

Sifat kimiawi kopi ditentukan oleh jenisnya. Jenis kopi yang berbeda memiliki komponen
kimia yang berbeda. Senyawa kimia dalam biji kopi mempengaruhi rasa dan aroma kopi yang
diseduh. Selanjutnya, mereka juga mempengaruhi senyawa yang mudah menguap dan tidak
mudah menguap selama pemanggangan itu penting untuk rasa kopi. Dalam kasus Kopi Luwak,
ada yang khusus karakteristik dibandingkan dengan kopi biasa. Peningkatan cita rasa kopi
merupakan hasil dari kandungan protein yang lebih rendah tetapi lebih tinggi kandungan
lemaknya dibandingkan dengan biji kopi biasa. Kandungan protein yang lebih rendah bisa
mengurangi rasa pahit rasa sementara kandungan lemak yang lebih tinggi meningkatkan berat
badan atau berat selama tes cangkir [ CITATION Ifm19 \l 1033 ]
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, M., Baihaqi, A., & Kadir, I. A. (2013). Analisi Strategi Pemasaran Kopi Arabika ‘
Bergendal Koffie’ di Kabupaten Bener Meriah. Jurnal Agrisep , 1 (1), 27-33.

Ifmalinda, Setiasih, I. S., Muhaemin, M., & Nurjanah,S.(2019). CHEMICAL


CHARACTERISTICS COMPARISON OF PALM CIVET COFFEE. Journal of Applied
Agricultural Science and Technology , 3 (2), 280-288.

Jaya, R., Yusriana, Y., & Ardiansyah, R. (2019). Sistem Produksi dan Pengolahan Kopi
Berkelanjutan: Stateof The Art. Jurnal Agroteknologi , 13 (2), 171-174.

Mayrowani, H. (2013). Kebijakan Penyediaan Teknologi Pasca Panen Kopi dan Masalah
Pengembangannya. Jurnal Agro Ekonomi , 31 (1), 31-49.

Nalurita, S., Asmarantaka, R. W., & Jahroh, S. (2014). Analisis Daya Saing Dan Strategi
Pengembangan Agribisnis Kopi Indonesia. Jurnal Agribisnis Indonesia , 2 (1), 63-74.

Novita, E., Syarief, R., Noor, E., & Mulanto, S. (2010). Peningkatkan Mutu Biji Kopi Rakyat
Dengan Pengolahan Semi Basah Berbasis Produksi Bersih. Jurnal Agroteknologi , 4 (1),
76-90.

Sativa, O., Yuwana, & Bonikidun. (2014). Karakteristik Fisik Buah Kopi, Kopi Beras Dan Hasil
Olahan Kopi Rakyat Di Desa Sindang Jati, Kabupaten Jejang Lebong. Jurnal
Agroindustri , 4 (2), 65-67.

Anda mungkin juga menyukai