Fitri Alzahra Enzeina (05031381924066)
Fitri Alzahra Enzeina (05031381924066)
NIM : 05031381924066
Kelas Palembang /THP
“KOPI”
Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ketiga didunia, berdasarkan data Indonesian
Coffee Festifal (ICF).Brazil masih menjadi produsen nomor satu didunia, disusul Kolombia.
Data yang didapatkan oleh ICF Indonesia menjadi pengahasil kopi robusta 85% terbanyak
disusul kopi Arabica 15%. Dari kedua jenis kopi tersebut, Indonesia telah memproduksi 600 ribu
ton/tahun, dari 1,3 juta hektar kebun rakyat. Di Indonesia kopi robusta paling banyak yaitu
mencapai 87,1 % dari total produksi kopi Indonesia Kopi Indonesia sebagian besar dihasilkan
Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung . Kopi Indonesia diperdagangkan dalam bentuk kopi
biji, kopi sangrai, kopi bubuk, kopi instan, dan bahan makanan lain yang mengandung kopi
[ CITATION Sat14 \l 1033 ]
Pada era globalisasi perdagangan dewasa ini, kondisi persaingan semakin ketat dimana
masing-masing negara saling membuka pasarnya. Pengembangan produk diversifikasi kopi
olahan, seperti roasted coffee, instant coffee, coffee mix, decaffeinated coffee, soluble coffee,
kopi bir (coffee beer), ice coffee mempunyai arti penting, karena dapat menjadi komoditas
unggulan yang mempunyai daya saing tinggi di pasar internasional. Indonesia sebagai negara
tropis disamping berpeluang untuk pengembangan produk diversifikasi kopi olahan tersebut 64
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 2 No 1, Juni 2014); halaman 63-74 Sari Nalurita, Ratna
Winandi Asmarantaka dan Siti Jahroh Analisis Dayasaing dan Strategi Pengembangan… diatas,
juga berpotensi untuk pengembangan produk industri pengolahan kopi specialties dengan rasa
khas seperti; Lintong Coffee, Lampung Coffee, Java Coffee, Kintamani Coffee, Toradja Coffee
[ CITATION Nal14 \l 1033 ]
Karakteristik kopi adalah sifat-sifat yang dapat langsung diamati, diukur dan merupakan
unsur mutu yang penting. Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu kopi adalah penanganan
pasca panen. Metode pengolahan yang dipilih akan mempengaruhi mutu. Pada metode olah
kering, buah kopi yang telah dipanen dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah kering, buah
kopi dibuang kulitnya secara mekanis menggunakan mesin pengupas kopi gelondong. Metode
olah basah umumnya dapat menghasilkan biji kopi dengan mutu lebih baik. 3 Tahapan
pengolahan yang membedakan dengan olah kering adalah tahap pengupasan kulit kopi (pulping),
fermentasi dan pencucian untuk menghilangkan lendir (washing)[ CITATION Nov10 \l 1033 ].
Untuk mendapatkan produksi kopi yang baik, para petani kopi rakyat harus dapat
memperhatikan cara panen yang dilakukan, tetapi karena cara panen yang dilakukan oleh petani
rakyat tidak dapat dirubah karena sudah menjadi kebiasaan para petani kopi rakyat, maka
perbaikan kualitas produksi kopi rakyat akan diperbaiki dimulai dari cara panen, sortasi buah,
pengolahan buah kopi hingga menjadi kopi menjadi kopi bubuk guna memperbaiki mutu dan
kualitas kopi. Sampai saat ini belum ada yang mengungkap sifat fisik kopi rakyat mulai dari
mulai kopi buah segar, kopi beras sampai menjadi kopi bubuk yang disajikan sebagai minuman
[ CITATION Jay19 \l 1033 ]
Sifat kimiawi kopi ditentukan oleh jenisnya. Jenis kopi yang berbeda memiliki komponen
kimia yang berbeda. Senyawa kimia dalam biji kopi mempengaruhi rasa dan aroma kopi yang
diseduh. Selanjutnya, mereka juga mempengaruhi senyawa yang mudah menguap dan tidak
mudah menguap selama pemanggangan itu penting untuk rasa kopi. Dalam kasus Kopi Luwak,
ada yang khusus karakteristik dibandingkan dengan kopi biasa. Peningkatan cita rasa kopi
merupakan hasil dari kandungan protein yang lebih rendah tetapi lebih tinggi kandungan
lemaknya dibandingkan dengan biji kopi biasa. Kandungan protein yang lebih rendah bisa
mengurangi rasa pahit rasa sementara kandungan lemak yang lebih tinggi meningkatkan berat
badan atau berat selama tes cangkir [ CITATION Ifm19 \l 1033 ]
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, M., Baihaqi, A., & Kadir, I. A. (2013). Analisi Strategi Pemasaran Kopi Arabika ‘
Bergendal Koffie’ di Kabupaten Bener Meriah. Jurnal Agrisep , 1 (1), 27-33.
Jaya, R., Yusriana, Y., & Ardiansyah, R. (2019). Sistem Produksi dan Pengolahan Kopi
Berkelanjutan: Stateof The Art. Jurnal Agroteknologi , 13 (2), 171-174.
Mayrowani, H. (2013). Kebijakan Penyediaan Teknologi Pasca Panen Kopi dan Masalah
Pengembangannya. Jurnal Agro Ekonomi , 31 (1), 31-49.
Nalurita, S., Asmarantaka, R. W., & Jahroh, S. (2014). Analisis Daya Saing Dan Strategi
Pengembangan Agribisnis Kopi Indonesia. Jurnal Agribisnis Indonesia , 2 (1), 63-74.
Novita, E., Syarief, R., Noor, E., & Mulanto, S. (2010). Peningkatkan Mutu Biji Kopi Rakyat
Dengan Pengolahan Semi Basah Berbasis Produksi Bersih. Jurnal Agroteknologi , 4 (1),
76-90.
Sativa, O., Yuwana, & Bonikidun. (2014). Karakteristik Fisik Buah Kopi, Kopi Beras Dan Hasil
Olahan Kopi Rakyat Di Desa Sindang Jati, Kabupaten Jejang Lebong. Jurnal
Agroindustri , 4 (2), 65-67.