PEGADAIAN
Oleh :
Kelas :
1A
Prodi / Jurusan :
Definisi Pegadaian
Sejarah Pegadaian
Awal mula dari berkembangnya pegadaian adalah dimulai dari benua eropa yang
negara-negaranya meliputi Italia, Inggris, dan juga Belanda. Usaha pegadaian
dikenal di Indonesia yaitu pada awal masuknya kolonial belanda sekitar akhir
abad ke-19 yang disebarkan oleh sebuah bank yang bernama Bank Van Lening.
Pimpinan
Perum pegadaian dalam kegiatan usahanya memiliki Struktur Pimpinan yang
dimana dipimpin oleh dewan direksi yang terdiri dari direktur utama dan beberapa
direktur. Masa jabatan yang dimiliki oleh masing-masing anggota dewan direksi
adalah 5 tahun, dan apabila masa jabatan yang dimiliki sudah berakhir, Dewan
direksi masih dapat diangkat kembali. Selain anggota dewan direksi perum
pegadaian juga mempunyai dewan pengawas yang bertugas untuk mengawasi
pelaksanaan kegiatan usaha Perum pegadaian agar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Selain itu dewan pengawas juga memiliki tanggung jawab untuk
mengawasi pengelolaan keuangan Perum Pegadaian agar terhindar dari sesuatu
yang tidak diharapkan. Anggota dewan direksi dan dewan pengawas diangkat dan
diberhentikan oleh presiden atas usul yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
Menteri keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Direktorat Jenderal.
1. Penghimpunan dana
Perum pegadaian memerlukan dana yang nantinya akan digunakan untuk
melakukan kegiatan usahanya, yang dimana dana ini akan diperoleh dari
pinjaman jangka pendek dari perbankan, pinjaman jangka pendek dari
pihak lainnya, penerbitan obligasi dan bias juga dari modal sendiri.
2. Penggunaan Dana
Dari kegiatan usaha pertama yaitu berupa penghimpunan dana maka yang
selanjutnya dilakukan adalah menggunakan dana yang telah didapatkan
tersebut untuk mendanai kegiatan usaha Perum Pegadaian, yang
diantaranya yaitu uang kas dan dana likuid lain, pembelian dan pengadaan
berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris, pendanaan kegiatan
operasional, penyaluran dana, dan investasi lain.
3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian
Terdapat beberapa produk dan juga jasa yang disediakan oleh Perum
Pegadaian seperti, pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai,
penaksiran nilai barang, penitipan barang, dan juga dalam bentuk jasa
lainnya seperti penjualan koine mas ONH, Krasida (kredit angsuran sistem
gadai), Kreasi (kredit angsuran fidusia), Kresna (kredit serba guna), Galeri
24, dll.
Proses Kredit Atas Dasar Hukum Gadai
1. Macam-macam barang yang dapat digadaikan yaitu meliputi barang
perhiasan, kendaraan, barang elektronik, barang rumah tangga, mesin-
mesin, tekstil, serta barang lain yang dianggap bernilai oleh perum
pegadaian.
2. Penaksiran, mengingat besarnya jumlah suatu pinjaman sangat amat
tergantung terhadap nilai barang yang nantinya akan digadaikan, maka
barang yang diterima dari calon peminjam ada baiknya atau bahkan harus
terlebih dahulu ditaksir nilainyaoleh petugas penaksir. Petugas penaksir
adalah orang-orang yang telah diberikan tanggung jawab serta sudah
mendapatkan pelatihan khusus dan juga pengalaman dalam melakukan
penaksiaran barang-barang yang nantinya akan digadaikan oleh peminjam.
Pedoman dalam penaksiran dikelompokkan berdasarkan dengan jenis
barang itu sendiri.
3. Pemberian pinjaman, nilai dari taksiran barang yang akan digadaikan
memiliki besaran yang berbeda dengan jumlah jumlah besaran pinjaman
yang akan diberikan. Setelah ditentukannya nilai taksiran, maka petugas
menentukan kisaran jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Jumlah
uang pinjaman ini ditentukan berdasarkan presentase tertentu terhadap
nilai taksiran, dan presentase ini juga telah ditetapkan oleh perum
pegadaian yang berdasarkan pada golongan yang besarnya berkisar antara
80-90%.
4. Pelunasan, nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa perlu
menunggu jatuh tempo. Pelunasan dari pinjaman beserta bunga dibayarkan
langsung ke kasir disertai dengan menyerahkan surat gadai. Setelah
dilakukannya pelunasan maka, nasabah dapat mengambil kembali barang
yang digadaikan.
5. Pelelangan adalah penjualan dari barang yang telah digadaikan dan
dilakukan oleh perum pegadaian pada saat yang telah ditentukan di muka
apabila terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti pada saat pinjaman
habis atau telah jatuh tempo namun nasabah tidak dapat menebus barang
yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan,
dan juga pada saat masa pinjaman habis atau telah jatuh tempo namun
nasabah tidak melakukan perpanjangan batas waktu pinjamannya karena
berbagai alasan.
Manfaat Gadai
Manfaat dari pegadaian dapat dilihat dari dua sisi yaitu bagi nasabah dan juga bagi
perum pegadaian yang lebih lengkapnya lagi dapat dilihat sebagai berikut :
1. Bagi Nasabah
Manfaat utama pegadaian yang diperoleh nasabah adalah ketersediaan
dana dengan prosedur yang relative lebih sederhana dan pinjaman dapat
didapatkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan kredit
perbankan. Selain itu adapun manfaat lain yang didapatkan nasabah dari
pegadaian yaitu Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau
instusi yang telah berpengalaman dan dapat dipercaya serta Penitipan
barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
2. Bagi perum pegadaian
Manfaat yang diharapkan dari perum pegadaian disesuaikan dengan jasa
yang diberikan kepada nasabahnya yaitu berupa Penghasilan yang
bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana,
Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
memperoleh jasa tertentu dari perum pegadaian, Pelaksanaan dari misi
perum pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak
dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat
yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
Bank dan Lembaga Keuangan Lain karya Sigit Triandaru dan Totok Budi
Santoso, 2006, hal. 212.
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya karya Kasmir, S.E., M.M., 2008, hal 265.
Kasmir, S. M. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Triandaru, S., & Santoso, T. B. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi
2. Jakarta: Salemba Empat