Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dandy Nanda Ervanto

Nim : 1806010289
Mata kuliah : Aspek Legal Sumber Daya Manusia (P) 2

Kesetaraan gender, yaitu merujuk pada suatu keadaan setara antara laki-laki dan
perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban, hak pekerja perempuan telah dijamin dalam
konstitusi, undang-undang, dan beberapa peraturan pelaksananya. Dalam konstitusi, persamaan
hak perempuan untuk bekerja dan mendapat perlakuan yang layak terdapat dalam Pasal 27 dan
Pasal 33. Hak pekerja perempuan tersebut antara lain: pelindungan jam kerja, pelindungan dalam
masa haid (cuti haid), pelindungan selama hamil dan melahirkan, termasuk ketika pekerja
perempuan mengalami keguguran (cuti hamil dan melahirkan), pemberian lokasi menyusui (hak
menyusui dan/atau memerah ASI), hak kompetensi kerja, hak pemeriksaan selama masa
kehamilan dan pasca-melahirkan. Jaminan hak tersebut sejalan dengan konvensi internasional
yang mengatur tentang hak pekerja perempuan yang terdapat dalam Convention on the
Elimination of All Forms of Discrimination Againts Women (CEDAW) yang telah diratifikasi
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 dan beberapa konvensi terkait lainnya. Dengan
perspektif feminisme, studi ini menyimpulkan bahwa sampai saat ini belum semua hak pekerja
perempuan tersebut dapat dipenuhi, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor internal tampak pada masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman pekerja
perempuan mengenai hak yang dimiliknya. Sementara faktor eksternal tampak pada: adanya
budaya patriarki, marginalisasi dalam pekerjaan, adanya stereotype kepada perempuan, dan
kurangnya sosialisasi.
Usia Menikah, pada usia pernikahan hal ini juga dapat berpengaruh terhadap hak cuti
haid atau cuti kehamilan, pasalnya dengan banyaknya usia pernikahan yang muda maka pada
risetnya Ketika mereka sudah bekerja beberapa tahun, namun ketika mereka menikah di usia
muda maka sebagian besar masih banyak orang-orang yang kurang paham akan hak nya, pada
kasus yang terjadi ketika mereka hamil maka mereka lebih memilih untuk berhenti bekerja karna
ketidak tahuan akan hak mereka untuk mendapatkan cuti hamil atau cuti haid, bukan hanya
karena individu saja hak hak ini tidak tersalurkan. Masih banyak juga perusahaan perusahaan
yang tidak memberikan hak kemanusiaan ini pada pegawainya, dan kasus ini masih terus di
perjuangkan untuk perusahaan perusahaan yang masih belum memberikan hak kemanusiaan ini
pada pekerjanya.
Jika dilihat dari produktifitas pekerja wanita partisipasi wanita sudah sangat tidak asing
lagi di mata dan telinga kita. Sudah banyak wanita yang bekerja terutama dari golongan bawah.
Selain perannya sebagai istri atau ibu dalam keluarga, wanita juga berperan sebagai tenaga kerja
untuk pembangunan. Produktivitas sendiri adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih
banyak barang dan jasa bagi kebutuhan manuasia, dengan menggunakan sumber daya yang
terbatas, kesehatan kerja yang optimal dapat dicapai dengan menyesuaikan antara beban kerja,
kapasiatas kerja, dan beban tambahan akibat lingkungan kerja. Saat ini pekerja perempuan
meiliki peran ganda, yaitu sebagai pekerja dan juga sebagai penanggung jawab pertumbuhan
serta kualitas anak mereka sebagai generasi penerus. Sesuai kodratnya, pekerja perempuan
mengalami haid, kehamilan, melahirkan dan menyusui bayi. Kondisi ini memerlukan
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan yang baik agar generasi penerus terjamin
kesehatannya.
Dalam pandangan Islam perempuan memiliki kedudukan yang sama dibandingkan
dengan laki-laki. Dari berbagai aspek penciptaan, kemulian dan hak mendapatkan pendidikan,
perempuan memiliki kesetaraan dengan laki-laki. Sedangkan dalam hal peran perempuan
memiliki perbedaan dengan laki-laki. Dimana perempuan berperan sebagai seorang istri dan ibu
bagi anak-anaknya. Sedangakan laki-laki memiliki peran sebagai pemimpin keluarga untuk
mencari nafkah untuk istri dan anaknya. Jadi bisa dikatakan bahwa Islam adalah agama yang
memberikan dan melindungi hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan berkarier.
Sesuai dengan salah satu kedudukan perempuan dalam islam yaitu sebagai seorang ibu, maka
pendidikan bagi perempuan sangat penting untuk kepentingan dan masa depan bangsa ini
sendiri. Dapat dikatakan bahwa ibu yang cerdas akan menumbuhkan keturunan yang cerdas pula.
Perlindungan terhadap pendidikan perempuan yang diberikan oleh Islam, memberi kesempatan
kepada perempuan untuk mengembangkan kariernya sesuai dengan minatnya. Hal ini disebabkan
karier adalah sebuah pekerjaan yang membutuhkan pendidikan. Faktor yang menyebabkan
perempuan untuk berkarier tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, melainkan juga faktor
individu yang ditimbulkan oleh keinginan untuk mengembangkan diri dan berperan di dalam
masyarakat. Meskipun perempuan berkarier itu diperbolehkan dalam Islam namun harus selalu
mementingkan segi kebaikan dan manfaat untuk rumah tangga maupun masyarakat. Apabila
lebih banyak keburukan yang merugikan bagi keluarga maka pekerjaan diluar rumah harus
ditinggalkan mengingat sesuatu yang darurat tidak boleh meninggalkan yang wajib.
Jika kaum pekerja manusia suatu saat dapat di gantikan dengan e relationship akan kah
isu ini akan tetap ada ?. Pada dasarnya di setiap perusahaan pasti membutuhkan pekerja manusia
di dalamnya baik itu laki-laki ataupun perempuan. maka dari itu permasalahan cuti hamil dan
cuti haid ini akan terus ada karena sudah ada UU yang memperkuatnya yaitu UU no 13 tahun
2003 pasal 81 ayat 1 tentang ketenaga kerjaan. Didalamnya disebutkan bahwa pekerja atau buruh
perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan ada pengusaha, tidak
wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid. Hak tersebut diberikan menimbang
kondisi kesehatan pekerja perempuan yang berada ketika haid.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai