Disusun Oleh:
WIDIA TASYADRI
4191131022
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Rekayasa Ide yang membahas tentang
Integrasi Virtual Lab dalam Pembelajaran Redoks di Sekolah untuk Diterapkan dalam Materi
Pelajaran Pengembangan Program Pengajaran Kimia dari bapak Feri Andi Syuhada, S.Pd.,
M.Pd.
Dalam penulisan Rekayasa Ide ini, penulis sangat menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dalam pengetikan dan penyusunan pada makalah ini. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun, supaya dapat melakukan perbaikan
di tugas-tugas selanjutnya agar menjadi lebih baik di kemudian hari. Semoga Rekayasa Ide ini
dapat berguna bagi para pembaca dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Widia Tasyadri
4191131022
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Topik 1 ................................................................................................................ 6
B. Topik 2 ............................................................................................................... 8
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara peseta didik
dan pendidik, dengan harapan tercapainya tujuan pembelajaran. Pada proses
pembelajaran, seorang guru menempatkan peserta didik bukan sebagai objek
pembelajaran tetapi sebagai subjek pembelajaran. Ini berarti bahwa, peserta didik adalah
individu yang aktif, bukan yang pasif yang hanya menerima materi dari guru saja.
Sehingga proses pembelajaran di dalam kelas haruslah bersifat menyenangkan agar
peserta didik lebih aktif, lebih kreatif, dan fokus dalam proses pembelajaran sehingga
siswa dapat menerima dan mengaplikasikan ilmu yang diterimanya. Karena itu, seorang
guru harus mampu mengolah kelas secara optimal agar suana kelas tidak terkesan
monoton dan membosankan pada peserta didik. Untuk menciptakan suasana belajar
yang baik dan menyenangkan, maka seorang guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran haruslah menggunakan metode-metode pembelajaran. Dalam menerapkan
metode pembelajaran dalam kelas maka seorang guru harus benar-benar menyesuaiakan
kemampuan dan karakteristik peserta didik.
Jika pembelajaran kimia hanya berorientasi pada guru akibatnya adalah bahwa
peserta didik akan kesulitan memahami materi pelajaran kimia karena bersifat abstrak,
sehingga membuat siswa tidak tertarik dan terkesan sangat membosankan terhadap
materi pelajaran kimia.
Karena itulah Seorang guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang
mampu mengembangkan hasil belajar peserta didik semaksimal dengan cara
1
menerapkan video pembelajaran praktikum ini sebagai media pembelajaran yang tidak
hanya dengan teori tetapi juga penenkanan pada kehidupan sehari-hari.
B. Rumusa Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Kurt & Ayas (2012), mengatakan bahwa masalah pokok dari pembelajaran kimia
adalah guru tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan konsep kimia
ke dalam contoh kehidupan nyata. Hal ini tentunya harus diatasi, karena mengisolasi
pengetahuan di sekolah dari kehidupan sehari-hari siswa, akan menyebabkan dua hal
yang tidak berhubungan pada sistem pemikiran mereka (Wu, 2003).
Hal yang sama juga terjadi selama pembelajaran kimia di Jerman. Pembelajaran
kimia di Jerman kurang populer di antara para siswa dan tidak mengarahkan pada
ketrampilan kognitif ke tingkat yang lebih tinggi. Ketidaksusesan dalam pembelajaran
kimia didasari suatu fakta bahwa kebanyakan pembelajaran kimia hanya didominasi
content-approach (Marks & Eilks 2009). Perlu adanya sebuah pendekatan yang yang
mengintegrasikan seluruh komponen yang mampu menghubungkan antara tiga level
representasi kimia yang terdiri dari level makroskopik, submikroskopik dan Bahasa
simbolik yang merupakan karakter esensial dalam ilmu kimia (Treagust &
Chandrasegaran, 2009:151).
3
(Kolomuç & Tekin 2011).
Percobaan ilmiah seringkali dianggap sebagai alasan utama banyak siswa pada
sekolah menengah (high schools) mengambil jurusan sains (Donnelly et al. 2013).
Kegiatan percobaan ilmiah yang dilakukan di laboratorium merupakan metode yang
memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar kimia, siswa dapat
mempelajari kimia dengan mengamati secara langsung gejala-gejala ataupun proses–
proses kimia, dapat melatih keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan
mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah
yang ada melalui metode ilmiah dan sebagainya (Rahmiyati 2008).
4
dibandingkan laboratorium secara fisik (Liu et al. 2015). Laboratorium virtual
merupakan sistem yang dapat digunakan untuk mendukung sistem praktikum yang
berjalan secara konvensional. laboratorium virtualini biasa disebut dengan Virtual
Laboratory atau V-Lab (Jaya 2013). Diharapkan dengan adanya laboratorium virtual ini
dapat memberikan kesempatan kepada siswa khususnya untuk melakukan praktikum
baik melalui atau tanpa akses internet sehingga siswa tersebut tidak perlu hadir untuk
mengikuti praktikum di ruang laboratorium.
Hal ini menjadi pembelajaran efektif karena siswa dapat belajar sendiri secara
aktif tanpa bantuan instruktur ataupun asisten seperti sistem yang berjalan. Woodfield
(2004) menyatakan bahwa ada tiga keuntungan yang didapatkan dengan menerapkan
laboratorium virtual : (a) meningkatkan kesempatan belajar; (b) mengurangi biaya; (c)
mengurangi efek lingkungan. Pengurangan efek lingkungan merupakan salah satu isu
dan tantangan baik di pihak industri maupun masyarakat untuk menerapkan green
chemistry.
5
BAB III
REKAYASA IDE
Dalam rekayasa ide ini, akan membahas tentang Integrasi Virtual Lab dalam
Pembelajaran Redoks di Sekolah untuk Diterapkan dalam Materi Pelajaran
Pengembangan Program Pengajaran Kimia.
Penerapan praktikum ini dilakukan untuk menekankan lebih dalam kepada siswa
tentang materi Redoks selain materi pembelajarannya. Sehingga materi Redoks dapat
lebih mudah dipahami dan bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
2. Percobaan reaksi redoks korosi pada paku dengan katalis asam cuka dan
larutan pemutih pakaian(beklin) berdasarkan lembar kerja.
Topik 1
“Reaksi Redoks Perubahan Warna Pada Larutan Iodin Dengan Zat Adaptor Vitamin C”
Tujuan
- Tujuan dari praktik percobaan ini adalah untuk mengetahui perubahan apa yang akan
terjadi pada Betadine dan Vitamin C.
6
Langkah – Langkah:
• Siapkan gelas, kemudian tuangkan air ke dalam gelas.
• Tuangkan beberapa tetes betadine ke dalam gelas yang berisi air. Kemudian aduk dengan
sendok/pengaduk hingga merata.
• Masukkan vitamin C ke dalam gelas yang telah dicampur betadine.
• Aduk kembali menggunakan sendok dan lihat perubahannya.
• Catat pengamatan anda
Tabung 1
Larutan yang diisikan
Warna larutan
Bahan yang ditambahkan
Perubahan yang terjadi
Pertanyaan:
1. Bagaimana perubahan reaksi yang terjadi?
2.Tuliskan persamaan reaksi setara untuk reaksi yang berlangsung?
Kesimpulan:
7
Topik 2
“Reaksi Redoks Korosi Pada Paku Dengan Katalis Asam Cuka Dan Larutan Pemutih
Pakaian(Beklin)”
Tujuan
- Menunjukkan factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi (karat) pada paku
Langkah – Langkah:
• Siapkan gelas, kemudian tuangkan Asam Cuka dan Beklin ke dalam gelas.
• Homogenkan laturan tersebut hingga merata.
• Masukkan Paku berkarat ke dalam gelas yang telah dicampur tersebut.
• Diamkan beberapa saat dan lihat perubahannya.
• Catat pengamatan anda
Tabung 1
Larutan yang diisikan
Warna larutan
Bahan yang ditambahkan
Perubahan yang terjadi
Pertanyaan:
1. Bagaimana perubahan reaksi yang terjadi?
2.Tuliskan persamaan reaksi setara untuk reaksi yang berlangsung?
Kesimpulan:
8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Jaya, H., 2013. Pengembangan Laboratorium Virtual untuk Kegiatan Paraktikum dan
Liu, D. et al., 2015. Integration of Virtual Labs into Science E-learning. Procedia
http://dx.doi.org/10.1016/j.procs.2015.12.224
Marks, R. & Eilks, I., 2009. Promoting scientific literacy using a sociocritical and
pp.231–245.
Surjono Herman, 2013. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dalam
10