Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SISTEM AZEOTROP

Dosen Pengampu : Moondra Zubir, S.Si.,M,Si.,Ph.D

Disusun Oleh :
Kelompok 7

1. Kiki Safrina (4191131012)


2. Regita Salsabila (4193331036)
3. Steven Firnandi Hutapea (4192431013)
4. Widia Tasyadri (4191131022)

PENDIDIKAN KIMIA E 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, penulis ucapkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Medan, 27 April 2021

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengetian Azeotrop ................................................................................ 3
B. Contoh Azeotrop ..................................................................................... 4
C. Metode Menghilangkan Titik Azeotrop ................................................ 4
D. Azeotrop Positif Dan Negatif .................................................................. 5
E. Cara Mengatasi Keadaan Azeotrop ....................................................... 8

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 10
B. Saran ........................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Azeotrop adalah campuran dari 2 atau lebih komponen yang saling terikat sangat kuat
dan sulit untuk dipisahkan dengan destilasi biasa, disamping itu campuran komponen tersebut
memiliki titik didih yang konstan atau sama, sehingga ketika campuran azeotrop dididihkan,
maka fasa uap yang dihasilkan memiliki titik didih yang sama dengan fasa cairnya.

Campuran azeotrop ini sering disebut sebagai constant boiling mixture karena
komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan, maka dari itu campuran
azeotrop ini sulit untuk dipisahkan dengan metode destilasi biasa, sehingga hasil dari destilasi
yang didapatkan yaitu ethanol dengan campuran sedikit air, jadi ethanolnya yang dihasilkan
tidak murni.
Salah satu Contoh Azeotrop yaitu terdiri dari Alkohol yang berkadar 96%, dimana sekitar
4%-nya adalah air membentuk suatu kondisi/campuran yang disebut azeotrope. Pada tahap ini
molekul alcohol dan air saling terikat dengan erat dan tidak bisa dipisahkan dengan destilasi
biasa. Karena itu untuk meningkatkan dari kadar 96% menjadi 99,5% dibutuhkan bantuan zeolit
/molecular sieve /karbon aktif. Bahan-bahan tersebut mempunyai molekul dengan rongga yang
sangat kecil dan sangat banyak sehingga dapat menyerap molekul air yang lebih kecil daripada
molekul alcohol. Sehingga hasil yang didapatkan nantinya adalah ethanol murni.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Apa itu azeotrop?
2. Apa saja Contoh Azeotrop?
3. Bagaimana Metode Mengilangkan Titik Azeotrop?
4. Apa itu Azeotop Positif dan Negatif?
5. Bagaimana Cara mengatasi keadaan azeotrop?

1
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud Azeotrop
2. Mengetahui apa saja contoh azeotrop
3. Mengetahui bagaimana metode mengilangkan titik azeotrop
4. Mengetahui perbedaan Azeotop Positif dan Negatif
5. Mengetahui Bagaimana Cara mengatasi keadaan azeotrop

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Azeotrop

Azeotrop adalah campuran dari 2 atau lebih komponen yang saling terikat sangat kuat
dan sulit untuk dipisahkan dengan destilasi biasa, disamping itu campuran komponen tersebut
memiliki titik didih yang konstan atau sama, sehingga ketika campuran azeotrop dididihkan,
maka fasa uap yang dihasilkan memiliki titik didih yang sama dengan fasa cairnya. Campuran
azeotrop ini sering disebut sebagai constant boiling mixture karena komposisinya yang
senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan, maka dari itu campuran azeotrop ini sulit
untuk dipisahkan dengan metode destilasi biasa, sehingga hasil dari destilasi yang didapatkan
yaitu ethanol dengan campuran sedikit air, jadi ethanolnya yang dihasilkan tidak murni.

Karena komposisi mereka tidak berubah dengan distilasi, azeotropes juga disebut
(terutama dalam teks-teks yang lebih tua) campuran didih konstan. Kata azeotrop berasal dari
kata Yunani ζέειν (mendidih) dan τρόπος (memutar) dikombinasikan dengan awalan α- (tidak)
untuk memberikan makna secara keseluruhan, " tidak ada perubahan pada mendidih”.
Campuran azeotrop pasang senyawa telah didokumentasikan. Banyak azeotropes dari tiga
atau lebih senyawa yang juga dikenal. mereka adalah campuran biner memiliki komposisi yang
sama dalam fase cair dan uap dan mendidih pada suhu konstan. Dalam kasus seperti itu tidak
mungkin untuk memisahkan komponen dengan distilasi fraksional. Ada dua jenis azeotropes
disebut azeotrop didih minimum dan azeotrop didih maksimum. Solusi yang menunjukkan
deviasi positif yang lebih besar dari Raoult bentuk hukum minimum azeotrop didih pada
komposisi tertentu.
Misalnya campuran etanol - air (diperoleh dengan fermentasi gula) pada distilasi fraksional
memberikan larutan yang mengandung sekitar 95 % volume etanol. Setelah komposisi ini telah
dicapai, cairan dan uap memiliki komposisi yang sama dan tidak ada pemisahan lebih lanjut
terjadi . Solusi yang menunjukkan penyimpangan negatif yang besar dari Raoult bentuk hukum
maksimum azeotrop didih pada komposisi tertentu . Asam nitrat dan air adalah contoh dari kelas

3
ini azeotrop . Azeotrop ini memiliki komposisi kira-kira , asam nitrat 68 % dan 32 % air dengan
massa , dengan titik didih 393,5 K.

B. Contoh Azeotrop

Salah satu Contoh Azeotrop yaitu terdiri dari Alkohol yang berkadar 96%, dimana sekitar
4%-nya adalah air membentuk suatu kondisi/campuran yang disebut azeotrope. Pada tahap ini
molekul alcohol dan air saling terikat dengan erat dan tidak bisa dipisahkan dengan destilasi
biasa. Karena itu untuk meningkatkan dari kadar 96% menjadi 99,5% dibutuhkan bantuan zeolit
/molecular sieve /karbon aktif. Bahan-bahan tersebut mempunyai molekul dengan rongga yang
sangat kecil dan sangat banyak sehingga dapat menyerap molekul air yang lebih kecil daripada
molekul alcohol. Sehingga hasil yang didapatkan nantinya adalah ethanol murni.

Contoh lainnya adalah


1. 2-propanol dan etil asetat
2. Etanol dan air
3. Asam format dan air
4. Kloroform dan metanol
5. Asam nitrat dan air

C. Metode Mengilangkan Titik Azeotrop

Banyak metode yang bisa digunakan untuk menghilangkan titik azeotrop pada campuran
heterogen. Contoh campuran heterogen yang mengandung titik azeotrop yang paling popular
adalah campuran ethanol-air, campuran ini dengan metode destilasi biasa tidak bisa
menghasilkan ethanol teknis (99% lebih) melainkan maksimal hanya sekitar 96,25 %. Hal ini
terjadi karena konsentrasi yang lebih tinggi harus melewati terlebih dahulu titik azeotrop, dimana
komposisi kesetimbangan cair-gas ethanol-air saling bersilangan.
Beberapa metode yang populer digunakan adalah :
1. Pressure Swing Distillation,
2. Extractive Distillation

4
 Distilasi biner campuran azeotrop propanol-ethyl acetate dengan metode Pressure
Swing Distillation

Prinsip yang digunakan pada metode ini yaitu pada tekanan yang berbeda, komposisi
azeotrop suatu campuran akan berbeda pula. Berdasarkan prinsip tersebut, distilasi dilakukan
bertahap menggunakan 2 kolom distilasi yang beroperasi pada tekanan yang berbeda. Kolom
distilasi pertama memiliki tekanan operasi yang lebih tinggi dari kolom distilasi kedua.

 Extractive Distillation
Distilasi ekstraktif didefinisikan sebagai distilasi dalam kehadiran miscible, mendidih tinggi,
komponen yang relatif non-volatile, pelarut, bahwa tidak ada bentuk azeotrop dengan komponen
lain dalam campuran. Metode yang digunakan untuk campuran memiliki nilai volatilitas relatif
rendah, mendekati kesatuan. Campuran tersebut tidak dapat dipisahkan dengan penyulingan
sederhana, karena volatilitas dari dua komponen dalam campuran adalah hampir sama, membuat
mereka menguap pada suhu yang sama hampir pada tingkat yang sama, membuat penyulingan
normal tidak praktis.
Metode penyulingan ekstraktif menggunakan pemisahan pelarut, yang umumnya nonvolatile,
memiliki titik didih tinggi dan miscible dengan campuran, namun tidak merupakan campuran
azeotrop. Berinteraksi pelarut berbeda dengan komponen campuran sehingga menyebabkan
volatilitas relatif mereka untuk berubah. Hal ini memungkinkan campuran tiga bagian baru yang
dipisahkan oleh distilasi normal. Komponen asli dengan volatilitas terbesar memisahkan keluar
sebagai produk atas. Produk bawah terdiri dari campuran pelarut dan komponen lainnya, yang
sekali lagi dapat dipisahkan dengan mudah karena pelarut tidak membentuk sebuah azeotrop
dengan itu. Produk bawah dapat dipisahkan oleh salah satu metode yang tersedia.

D. Azeotop Positif dan Negatif

Apabila titik didih azeotrop lebih rendah dari komponen penyusunnya maka disebut azeotrop
positif begitu sebaliknya ketika titik didih nya lebih tinggi dari komponen penyusunnya maka
dinamakan azeotrop negatif. Azeotrop merupakan jenis dari larutan biner non ideal sehingga
campuran ini menyimpang dari hukum Roult. Contoh dari azeotrop ini adalah air-tetrahidrofuran

5
dan etanol-air. Dalam aplikasi nya pemisahan dari campuran azeotrop memerlukan metode
khusus seperti penambahan garam pada proses destilasinya.

Azeotrop dapat dikarakterisasi menjadi azeotrop positif atau negatif dengan kurva
kesetimbangan dua fasa antara komposisi fasa tersebut (uap-cair) dalam bentuk fraksi mol
dengan temperaturnya. Setiap campuran azeotrop memiliki karakteristik suhu, komposisi, dan
tekanan tersendiri pada titik azeotrop tersebut. Misalnya karakteristik azeotrop campuran asam
klorida-air terjadi pada komposisi 80% air dan 20% asam klorida serta mendidih tanpa adanya
perubahan pada suhu 108,6°C. Ketika suatu titik azeotrop sudah tercapai maka suatu destilasi
biasa tidak mampu memisahkan kedua komponen karena komposisi dari kondensat sama dengan
komposisi cairan. Oleh karena itu pembahasan tentang kurva kesetimbangan campuran azeotrop
terbagi dalam 2 kelompok sesuai dengan jenis dari azeotrop sendiri.
1. Azeotrop/ Deviasi Positif

Gambar diatas merupakan kurva kesetimbangan azeotrop positif secara umum (gambar 1.2)
dan kurva kesetimbangan untuk etanol-air (Gambar1.1). Ketika terjadi suatu penguapan lalu
kondensasi dan penguapan kembali maka akan komposisinya dari campuran akan terus berubah
6
sampai pada titik azeotrop terpenuhi. Pada gambar 1.2, suatu campuran bermula mendidih pada
komposisi a2 dan menghasilkan uap pada komposisi a2’ yang kemudian terkondensasi naik

melalui kolom fraksinasi menjadi cairan pada komposisi begitu seterusnya sampai pada titik
azeotrop yang mana uap nya akan keluar melalui bagian atas kolom. Pada titik itulah campuran
mendidih tanpa ada perubahan komposisi karena sudah berada pada komposisi dan suhu
azeotrop.
Dalam hal ini berdasarkan pada gambar 1.1, terjadi pembentukan azeotrop pada komposisi
uap etanol 89% (0,9 fraksi mol) dan suhu 78°C. Pada titik itu kurva uap dan cair bertemu yang
berarti uap yang dihasilkan sama dengan komposisi cairan dan pada titik itulah etanol-air mulai
mendidih pada suhu konstan. Karena titik didih azeotrop (78,4°C ) lebih rendah dari titik didih
komponen penyusunya yaitu air (100°C) dan etanol ( 78,3°C).
Contoh azeotrop positif yang terkenal adalah etanol 95,63% dan air 4,37% (berdasarkan
massa), yang mendidih pada 78,2 °C. Etanol mendidih pada 78,4 °C, air mendidih pada suhu
100 °C, tetapi azeotrop mendidih pada 78,2 °C, yang lebih rendah dari salah satu
konstituennya. Memang, 78,2 °C adalah suhu minimum di mana setiap larutan etanol / air dapat
mendidih pada tekanan atmosfer. Secara umum, azeotrop positif mendidih pada suhu yang lebih
rendah daripada rasio konstituen lainnya. Azeotrop positif juga disebut campuran didih
minimum atau azeotrop tekanan maksimum .
2. Azeotrop / Deviasi Negatif

Azeotrop negatif ketika titik azeotrop berada pada titik didih yang tinggi melebihi komponen
penysusunnya atau biasa disebut titik didih maksimum. Seperti halnya pada azeotrop positif,
azeotrop jenis ini mengalami proses penguapan dan kondensasi dan penguapan kembali sampai

pada titik azeotrop. Terlihat bahwa pada gambar 2.1 bermula ketika mendidih pada komposisi

7
dan menguap pada komposisi kemudian terjadi kondensasi menjadi cairan pada komposisi
lalu terus berlanjut sampai titik azeotrop sehingga komposisi uap sama dengan komposisi cairan.
Contoh dari azeotrop jenis ini adalah asam chlorida-air dengan komposisi 80% massa air serta
suhu 108,6°C.
Contoh azeotrop negatif adalah aseton pada konsentrasi 34,09% dan 65,01% kloroform
(berdasarkan massa). Acetone mendidih pada 56,25 °C dan chloroform pada 61,15 °C, tetapi
azeotrop mendidih pada suhu 64,45 °C, yang lebih tinggi dari salah satu unsurnya (Wiliam L.
Luyben, 2008).

E. Cara mengatasi keadaan azeotrop

Ada tiga jalan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keadaan azeotrop (Smith R, 2005) :

1. Perubahan pada tekanan / change in pressure

Pilihan pertama yang dapat dipertimbangakan ketika memisahkan campuran yang


membentuk azeotrop adalah dengan merubah tekanan. Merubah tekanan dapat mempengaruhi
komposisi azeotrop. Jika komposisi azeotrop sensitiv terhadap tekanan dan memungkinkan
untuk dilakukannya proses pemisahan/distilasi dengan melewati range tekanan tersebut tanpa
banyak merubah/mendekomposisi material, maka layak untuk dilakukan. Masalah yang sering
terjadi dengan merubah tekanan yaitu kecilnya komposisi perubahan pada azeotrop. Perubahan
komposisi azeotrop yang terjadi minimal 5% dengan merubah tekanan ( Holland CD, 1981).

2. Penambahan agen pemisah / entrainer

8
Entrainer dapat ditambahkan ke dalam proses pemisahan karena entrainer akan
berinteraksi dengan salah satu komponen pembentuk azeotrop. Hal ini dapat merubah relatif
folatilitas komponen sehingga azeotrop dapat dipisahkan.

3. Penggunaan membran / use a membrane

Jika membran semipermiabel ditempatkan pada ruang diantara fasa uap dan fasa cair, hal
tersebut dapat merubah kesetimbangan uap-cair dan produk yang diinginkan dapat dipisahkan.
Teknik pemisahan tersebut adalah pervaporation.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Azeotrop adalah campuran dari 2 atau lebih komponen yang saling terikat sangat kuat
dan sulit untuk dipisahkan dengan destilasi biasa, disamping itu campuran komponen tersebut
memiliki titik didih yang konstan atau sama, sehingga ketika campuran azeotrop dididihkan,
maka fasa uap yang dihasilkan memiliki titik didih yang sama dengan fasa cairnya.

Salah satu Contoh Azeotrop yaitu terdiri dari Alkohol yang berkadar 96%, dimana sekitar
4%-nya adalah air membentuk suatu kondisi/campuran yang disebut azeotrope. Pada tahap ini
molekul alcohol dan air saling terikat dengan erat dan tidak bisa dipisahkan dengan destilasi
biasa. Karena itu untuk meningkatkan dari kadar 96% menjadi 99,5% dibutuhkan bantuan zeolit
/molecular sieve /karbon aktif. Bahan-bahan tersebut mempunyai molekul dengan rongga yang
sangat kecil dan sangat banyak sehingga dapat menyerap molekul air yang lebih kecil daripada
molekul alcohol. Sehingga hasil yang didapatkan nantinya adalah ethanol murni.
Beberapa metode yang populer digunakan adalah :
1. Pressure Swing Distillation,
2. Extractive Distillation

Apabila titik didih azeotrop lebih rendah dari komponen penyusunnya maka disebut
azeotrop positif begitu sebaliknya ketika titik didih nya lebih tinggi dari komponen penyusunnya
maka dinamakan azeotrop negatif.

Ada tiga jalan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keadaan azeotrop (Smith R, 2005) :

1. Perubahan pada tekanan / change in pressure


2. Penambahan agen pemisah / entrainer
3. Penggunaan membran / use a membrane

10
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan terkait dengan makalah ini adalah Untuk lebih
memahami ulasan tentang Sistem Azeotrop tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan teori
yang bersumber dari literatur dan beberapa media lainnya, namun sangat diperlukan juga suatu
penelitian agar manfaat serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dapat benar-benar
diketahui dan dimengerti

11
DAFTAR PUSTAKA

Atkins. P.W. 1994. Kimia Fisika Jilid 1 Edisi IV. Jakarta : Erlangga.
Castellan.G.W. 1983. Physical Chemistry. New York : Addison-wesley
Holland CD, Gallun SE and Lockett MJ, 1981. Modeling Azeotropic and Extraxtive Distillation,
Chem Eng, 88 (March 23): 185.
Robin Smith, 2005. Chemical Process Design and Integration. Second edition. University of
Manchester.
William L. Luyben, 2008. Control of the Maximum Boiling-Acetone/Chloroform Azeotropic
Distillation System. ACS Publications.

12

Anda mungkin juga menyukai