Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Azeotrop

Azeotrop adalah campuran dari 2 atau lebih komponen yang saling terikat
sangat kuat dan sulit untuk dipisahkan dengan destilasi biasa, disamping itu campuran
komponen tersebut memiliki titik didih yang konstan atau sama, sehingga ketika
campuran azeotrop dididihkan, maka fasa uap yang dihasilkan memiliki titik didih
yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut sebagai
constant boiling mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran
tersebut dididihkan, maka dari itu campuran azeotrop ini sulit untuk dipisahkan
dengan metode destilasi biasa, sehingga hasil dari destilasi yang didapatkan yaitu
ethanol dengan campuran sedikit air, jadi ethanolnya yang dihasilkan tidak murni.
(Triyono, 2013)

Cara Kerja
Distilasi azeotrop dilakukan dengan penambahan komponen ketiga yang
disebut dengan entrainer. Fungsi dari entrainer adalah untuk mempengaruhi
volatilitas salah satu komponen dalam campuran. Ketika entrainer ditambahkan ke
dalam campuran azeotrop maka akan terbentuk ternary azeotrope yang kemudian
didistilasi sehingga akan didapatkan salah satu komponen murninya. Senyawa-
senyawa seperti benzena, n-pentana, sikloheksana, heksana, n-heptana, isooktana,
aseton, dietil eter, dan polimer dapat digunakan sebagai komponen ketiga dalam
proses dehidrasi alkohol (Kumar et al., 2010).
Distilasi azeotrop digunakan untuk campuran yang sulit dipisahkan melalui
proses distilasi biasa, karena membentuk azeotrop, di mana komposisi komponen di
fasa uap maupun cair tidak berubah lagi oleh pemanasan (Widagdo dan Seader,
1996). Prosesnya dilakukan dengan penambahan extraneous mass-separating agent
yang dikenal sebagai entrainer ke dalam campuran azeotrop sehingga entrainer akan
membentuk azeotrop terner dengan kedua komponen kunci tersebut. Entrainer harus
memenuhi syarat: murah dan mudah diperoleh, stabil secara kimia (tidak reaktif
selama pemisahan berlangsung), tidak korosif, tidak beracun, memiliki panas
penguapan yang rendah, viskositas rendah untuk memberikan efisiensi tinggi pada
tray (Treybal, 1981).
Prinsip Dasar dan Contoh Destilasi Azeotrop
Destilasi Azeotrop merupakan teknik pemisahan dari campuran azeotrop (
yang terdiri dari Alkohol yang berkadar 96%, dimana sekitar 4%-nya adalah air
membentuk suatu kondisi/campuran ). Campuran tersebut saling terikat dan sulit
untuk dipisahkan dan salah satu cara untuk memisahkan 2 komponen tersebut yaitu
dengan cara penambahan komponen lain untuk menghasilkan azeotrop heterogen
yang dapat mendidih pada suhu lebih rendah, misalnya dengan penambahan benzena
bisa juga dengan garam, kedalam campuran air dan alcohol. Benzena berfungsi untuk
memisahkan ikatan antara metanol dan air, sehingga ketika dipanaskan maka
methanol akan menguap terlebih dahulu, hal ini dikarenakan methanol memiliki titik
didih yang rendah, sedangkan benzene dan air memiliki titik didih yang berdekatan
dengan menggunakan destilasi bertingkat methanol, air dan benzene dapat dipisahkan
secara sempurna. Hal ini disebabkan bentuk fisik kolom fraksional yangmampu
menampung senyawa-senyawa yang mengalami penguapan dan pencairan dengan
baik, sehingga ketika etanol menguap dan siap untuk dikondensasi, baik benzena
maupun air dapat lebih dahulu dicairkan oleh kolom fraksional dan ditampung
dengan baik di kolom ini, sehingga etanol yang didapat akan murni. (Soebagio, dkk.
2005)

Setiap azeotrop memiliki titik didih yang khas. Titik didih suatu azeotrop
adalah baik kurang dari suhu titik didih setiap konstituennya (azeotrop positif), atau
lebih besar dari titik didih setiap konstituennya (azeotrop negatif).

Sebuah contoh yang terkenal dari azeotrop positif adalah 95,63 % etanol dan 4,37 %
air (berat). Etanol mendidih pada 78,4 °C, air mendidih pada 100 °C, tetapi azeotrop
mendidih pada 78,2 °C, yang merupakan lebih rendah daripada salah satu dari
konstituennya . Memang 78,2 °C adalah suhu minimum di mana setiap larutan etanol
/ air dapat mendidih pada tekanan atmosfer. Secara umum, sebuah azeotrop positif
mendidih pada suhu yang lebih rendah daripada rasio lain dari konstituennya.
Azeotrop positif juga disebut campuran didih minimum atau azeotrop tekanan
maksimum. (Moh Marsin Sinagi, 2001)

Contoh dari azeotrop negatif adalah asam klorida pada konsentrasi 20,2 % dan
79,8 % air (berat). Hidrogen klorida mendidih pada -84 °C dan air pada 100 °C, tetapi
azeotrop mendidih pada suhu 110 °C, yang lebih tinggi daripada salah satu dari
konstituennya . Suhu maksimum di mana setiap larutan asam klorida dapat mendidih
adalah 110 °C. Secara umum, sebuah azeotrop negatif mendidih pada suhu yang lebih
tinggi daripada rasio lain dari konstituennya . Azeotrop negatif juga disebut campuran
didih maksimum atau tekanan azeotrop minimum . (Moh Marsin Sinagi, 2001)

Kumar et al. 2010. Pathologic Basic of Disease. 8th Edition. Philadelphia : Elsevier.
p. 1131-1146.

Moh Marsin Sinagi. 2001. Teknik Pemisahan Dalam Analisis Kimia. Penerbit ITB:
Bandung
Soebagio, dkk. 2005. Kimia Analitik II. UM Press: Malang

Triyono. 2013. Kesetimbangan Kimia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Widagdo, S., Seader, W.D., 1996, Azeotropic Distilation, AIChE Journal, 42, 1, 96-
130. 7. Treybal, R.E., 1981, Mass Transfer Operation, 3rd ed., Mc. Graw-Hill
Book Company, USA.

Anda mungkin juga menyukai