Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan karena dengan berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Sistem ekskresi Pada Manusia”.
Makalah ini menyajikan materi yang mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta
didik atau pembaca. Makalah ini juga menjadi bahan ajar bagi guru dan peserta didik dan
untuk menggali ilmu secara mandiri, mencari untuk menemukan aspirasi, motivasi dan
dapat berkarya sehingga bermamfaat bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga penyajian makalah selanjutnya
dapat kami tingkatkan. Semoga makalah ini dapat membantu
mengantarkan peserta didik untuk mencapai sukses dalam pendidikan, kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
SISTEM KOORDINASI DAN REGULASI
1. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel – sel saraf yang memiliki bentuk bervariasi.Sel saraf ini
disebut neuron. Sistem ini melakukan kontrol terhadap kegiatan yang dilakukan di seluruh
tubuh agar mencapai kondisi Homeostatis ( seimbang- balancing).
Struktur Neuron :
1. Badan Sel
2. Dendrit
3. Akson
4. SinapsiS
Berdasarkan fungsinya neuron dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Neuron Sensorik :
Badan sel bergerombol membentuk ganglia
Akson pendek
Dendrit panjang
Berhubungan dengan alat indera, sehingga disebut neuron indera (reseptor).
Berfungsi untuk menghantarkan impuls saraf dari alat indera menuju otak atau sumsum
tulang belakang
2. Neuron Motorik :
Dendrit pendek
Akson panjang
Dendrit berhubungan dengan neuron lain, akson berhubungan dengan efektor.
Berfungsi membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke efektor.
Disebut sebagai neuron penggerak.
Impuls Saraf
· Permukaan luar neuron bermuatan positif, sedangkan bagian dalamnya bermuatan
negatif.
· Hal ini menimbulkan terjadinya perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam
neuron yang disebut polarisasi.
· Bila neuron mengalami rangsangan,akan terjadi penurunan beda potensial atau
perubahan muatan, di mana bagian luar akan bermuatan negatif,
· Sedangkan bagian dalamnya akan bermuatan positif.
· Hal ini disebut dengan depolarisasi.
· Peristiwa perubahan dari keadaan polarisasi ke keadaan depolarisasi disebut
dengan potensialaksisaraf atau impulssaraf.
· Semua impuls saraf bentuknya sama.
· Yang membuat respon terhadap impuls berbeda adalah reseptor dan efektor yang
menerima dan menanggapi respon.
Sistem Gerak
a. Gerak Sadar.
· Gerak ini merupakan gerak yang dilakukan dengan sadar.
· Gerakan ini dapat terjadi melalui serangkaian impuls panjang dan diolah oleh pusat
saraf.
· Contoh gerak sadar adalah berlari dan makan.
b. Gerak Refleks.
· Gerak ini merupakan gerak yang dilakukan secara tidak sadar dan kecepatannya
lebih cepat dari gerak sadar.
· Gerakan ini terjadi melalui rangkaian impuls pendek tanpa diolah ke pusat saraf.
· Contoh gerak refleks misalkan saat terkejut dan saat menyentuh benda yang terlalu
panas.
Sistem Saraf Manusia
a. Sistem Saraf Pusat
Saraf pusat merupakan pengendali seluruh kegiatan tubuh. Saraf pusat terdiri atas :
1. Otak berfungsi sebagai pusat koordinasi dalam tubuh.
2. Sumsum tulang belakang berfungsi menghubungkan impuls dari dan ke otak, serta
memberi alternatif jalan terpendek pada gerak refleks.
Otak dibagi menjadi 5 bagian besar :
· Otak besar (cerebrum) berfungsi sebagai pusat saraf utama, karena mengatur
sebagian besar kegiatan tubuh.
· Otak tengah (mesenchepalon) berfungsi penghubung antara serebrum dan medula
oblongata.
· Otak kecil (cerebellum) berfungsi mengatur gerakan otot dan keseimbangan tubuh,
serta menghantarkan impuls dari otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh
· Sumsum lanjutan (Medula oblongata) berfungsi menghantar impuls dari medula
spinalis menuju ke otak, mengontrol kerja jantung, mengatur gerak refleks, dan
memengaruhi reflek fisiologi (detak jantung, kecepatan bernafas ( Vasokonstriksi Pusat
pernafasan , Mengontrol kegiatan refleks)
· Jembatan Varol berfungsi menghubungkan antara sisi kanan dan sisi kiri otak kecil.
Sumsum Tulang Belakang (medula spinalis)
· Merupakan lanjutan dari medula oblongata sampai dengan ruas kedua tulang
pinggang.
· Terdapat sumsum punggung dan cairan cerebrospinal.
· Bagian luarnya tersusun dari bahan putih yang disebut substansi alba, sedangkan
bagian dalam tersusun dari bahan abu-abu disebut substansi grissea.
b. Sistem Saraf Tepi
Merupakan lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls dari dan menuju ke
sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi atau saraf perifer mempunyai 2 subdivisi fungsional
utama yaitu sistem somatik dan otonom. Eferen somatik dipengaruhi oleh kesadaran yang
mengatur fungsi-fungsi seperti kontraksi otot untuk memindahkan suatu benda,sedangkan
sistem otonom tidak dipengaruhi oleh kesadaran dalam mengatur kebutuhan tubuh sehari-
hari. Sistem saraf otonom terutama terdiri atas saraf motorik visera (eferen) yang
menginversi otot polos organ visera,otot jantung,pembuluh darah dan kelenjar eksokrin .
Sistem saraf tepi dibagi menjadi 2, yaitu :
1.Sistem saraf aferen : sistem saraf tepi yang membawa impuls saraf dari reseptor menuju
ke sistem saraf pusat.
2.Sistem saraf eferen : sistem saraf tepi yang membawa impuls saraf dari sistem saraf
pusat menuju ke efektor.
Sistem saraf tepi pada manusia terdiri atas
· 12 pasang saraf serabut otak ( saraf kranial ) yang terdiri dari 3 pasang saraf
sensorik, 5 pasang saraf motorik dan 4 pasang saraf gabungan.
· 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( saraf spinal ) yang terdiri dari 8 pasang
saraf leher,12 pasang saraf punggung,5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul dan
1 pasang saraf ekor.
Berdasarkan fungsinya, saraf tepi dikelompokkan menjadi 2 :
1.Saraf somatik. Saraf ini mengatur gerakan yang disadari.
2.Saraf autonom. Saraf ini mengatur gerakan yang tidak disadari.
Berdasarkan fungsinya, saraf autonom ini dibagi menjadi 2 :
Saraf Simpatik
· Ganglion terletak di sepanjang tulang punggung, menempel pada sumsum tulang
belakang.
· Serabut praganglion pendek
· Serabut pascaganglion panjang
· Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medula spinalis,memiliki
neurotransmiter norefinefrin atau Adrenalin shg disebut juga saraf adrenergik,fungsinya
mempertahankan derajat keaktifan(menjaga tonus vaskuler),memberi respon pada situasi
stres seperti. trauma, ketakutan, hipoglikemi, kediginanan, latihan.
Fungsi sistem saraf simpatik :
1. mempercepat denyut jantung
2. memperlebar pupil
3. memperlambar proses pencernaan
4. memperkecil bronkus
5. memperkecil diameter pembuluh
6. mengembangkan kantung kemih.
Saraf Parasimpatik
· Susunan sistem saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh
tubuh.
· Serabut praganglion panjang
· Serabut pascaganglion pendek
· Memiliki fungsi yang berkebalikan dengan saraf simpatik.
· Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sakral pada medula
spinalis,neurotransmiternya yaitu asetilkolin shg disebut jg saraf kolinergik,fungsinya
menjaga fungsi tubuh esensial seperti proses dan pengurangan zat-zat sisa.
2. Sistem Indera
Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam-macam reseptor untuk mengetahui
rangsangan-rangsangan dari luar atau disebut juga eksteroseptor. Eksteroseptor sering
disebut sebagai alat indera. Ada lima macam alat indera pada tubuh manusia, yaitu indera
penglihat, indera pendengar, indera peraba dan perasa, indera pencium, dan indera
pengecap.
Struktur telinga :
Telinga luar
1. Daun telinga, berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga
dan akhirnya menuju gendang telinga
2. Saluran telinga luar, berfungsi sebagai saluran yang menyampaikan suara dari luar
menuju ke gendang telinga.
3. Membran timpani (gendang telinga), berfungsi untuk meneruskan suara ke telinga
tengah.
Telinga tengah
1. Tulang martil, berfungsi untuk meneruskan getaran suara.
2. Tulang landasan, berfungsi untuk meneruskan getaran suara.
3. Tulang sanggurdi, berfungsi untuk meneruskan getaran ke koklea.
4. Saluran eustachius, berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan telinga luar dengan
telinga dalam.
Telinga dalam
1. Labirin osea, merupakan rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum berisi
cairan perilimfe.
2. Kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran), mengandung reseptor
keseimbangan tubuh.
3. Vestibula, mengandung reseptor keseimbangan tubuh.
4. Koklea (rumah siput), mengandung reseptor pendengaran yang berfungsi untuk
meneruskan rangsang bunyi ke pusat saraf.
5. Labirin membranasea, bentuknya menyerupai labirin osea, namun letaknya lebih ke
dalam dan dilapisi sel epitel serta berisi cairan endolimfe.
c. Indera Peraba dan Perasa ( Kulit )
1. Kulit merupakan indera peraba manusia.
2. Kulit terdiri atas epidermis dan dermis.
3. Selain sebagai indera peraba, kulit juga berfungsi sebagai pelindung bagi organ –
organ manusia dan alat ekskresi karena memiliki kelenjar keringat.
4. Epidermis merupakan bagian kulit yang tersusun atas sel – sel rapat.
5. Dermis merupakan lapisan yang terletak di bawah epidermis. Sel – selnya tersusun
tidak terlalu rapat.
Fungsi kulit :
· Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
· Sebagai alat peraba.
· Sebagai pelindung organ dibawahnya.
· Tempat dibuatnya Vitamin D dengan bantuan sinar matahari.
· Pengatur suhu tubuh.
· Tempat menimbun lemak
Struktur lidah :
· Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus,
tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis.
· Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
· Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.
Terdapat tiga jenis papila yaitu:
· Papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus
· Papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di
belakang lidah
· Papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.
· Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata
pada hewan pengerat.
· Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua
sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap.
· Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk
menopang.
Letak tunas pengecap berbagai macam rasa di lidah :
· Rasa pahit terletak di dekat pangkal lidah.
· Rasa asin terletak di samping tengah lidah.
· Rasa asam terletak di samping depan lidah.
· Rasa manis terletak di bagian lidah yang paling depan.
Selain di lidah, beberapa tunas pengecap juga terletak pada langit – langit
rongga mulut dan tenggorokan.
3. Sistem Hormon
· Hormon adalah zat kimia berbentuk senyawa organik yang dihasikan oleh senyawa
organik.
· Hormon mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh, seperti homeostasis (pengaturan
secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan), metabolisme,
reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan.
· Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin, atau disebut juga kelenjar buntu, karena
hormon tidak dialirkan melalui saluran, namun langsung masuk ke pembuluh darah.
Ciri – ciri hormon adalah sebagai berikut :
· Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam
jumlah sedikit.
· Diangkut ke sel atau jaringan tujuan oleh darah.
· Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang berada di sel target.
· Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
· Dapat memengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
· Hormon bekerja atas perintah dari saraf.
· Sistem yang mengatur kerjasama antara sistem saraf dan sistem hormn terletak di
daerah hipotalamus, atau disebut juga kendali saraf endokrin.
· Karena hormon memengaruhi kerja organ yang sifatnya spesifik, maka kelainan
yang timbul akan mudah ditelusuri.
· Pengaruh kerja hormon tidak secepat pengaruh saraf.
Berikut beberapa pengaruh lain dari adanya obat- obatan di dalam tubuh manusia terhadap
sistem saraf :
• Timbul rasa takut
• Kurang percaya diri jika tidak menggunakannya
• Gangguan memori
• Hilangnya Kendali Otot gerak dan Denyut jantung lemah
• Kerusakan pada alat respirasi
• Timbul keram perut dan tubuh gemetar
• Overdosis bisa menyebabkan kematian
Untuk menyembuhkan para pencandu diperlukan terapi yang tepat dengan mengurangi
konsumsi obat-obatan sedikit demi sedikit di bawah pengawasan dokter dan diperlukan
dukungan moral dari keluarga serta lingkungannya yang diiringi oleh tekad si pemakai
untuk segera sembuh. Hal yang paling penting adalah ditumbuhkannya nilai agama dalam
diri si pemakai.
D. GANGGUAN DAN KELAINAN SISTEM REGULASI
Gangguan pada sistem regulasi dapat terjadi pada sistem saraf, sistem hormon, dan sistem
indra. Berikut ini beberapa gangguan yang umum dijumpai pada sistem regulasi.
1. Gangguan Sistem Saraf Pusat
a) Stroke
Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada otak yang dipicu oleh terhalangnya aliran
darah atau hilangnya darah di pembuluh darah dalam otak.
Penderita stroke mempunyai masalah dengan reaksi motorik (gerakan pada bagian tubuh
tertentu) sehingga menyebabkan kelumpuhan. Jika bagian otak tidak mendapat suplai
nutrisi, akan terjadi kematian pada bagian sel sarafnya. Jika semua bagian otak tidak
mendapatkan nutrisi dalam waktu lima menit saja, dapat mengakibatkan kematian. Stroke
disebut juga sebagai kematian sebagian sel saraf di otak. Penyebab stroke yang paling
umum adalah tekanan darah tinggi atau arterosklerosis atau kedua-duanya.
b) Maningitis
Penyakit sistem saraf ini disebabkan karena terjadinya peradangan pada meninges.
Penyakit sistem saraf ini dapat menular, dan ditularkan melalui virus. Virus tersebut yang
kemudian menginfeksi selaput saraf pada manusia.
c) Koma
Koma diartikan sebagai periode panjang seseorang pada kondisi tidak tersadarkan diri dan
tidak dapat dirangsang bahkan dengan stimuli yang paling menyakitkan. Koma dapat
diakibatkan oleh benturan pada otak
d) Tremor
Tremor adalah kondisi tubuh dan alat gerak yang tidak dapat menahan goncangan tubuh.
Penderita lanjutannya adalah penyakit Parkinson, yaitu kelainan otak yang ditandai dengan
gemetar dan kesulitan berjalan, bergerak, dan regulasi
e) Sklerosis Ganda
Sklerosis ganda adalah salah satu penyakit utama pada sistem saraf pusat. Orang dengan
penyakit ini mengalami pengurangan mielin yang mengakibatkan gangguan pada
kemampuan saraf untuk menghantarkan impuls elektrik dari dan ke otak. Beberapa
gejalanya adalah lemas pada kaki dan lutut, hilangnya keseimbangan, penglihatan kabur,
dan berkurangnya kemampuan berbicara.
f) Alzheimer
Alzheimer adalah penyakit sistem saraf yang berupa kehilangan kemampuan untuk peduli
kepada diri sendiri. Penderita penyakit sistem saraf ini kehilangan kemampuan dalam hal
mengingat peristiwa yang baru terjadi. Penderita penyakit sistem saraf ini kemudian
menjadi bingung, menjadi pelupa, sering mengulang-ulang pertanyaan yang sama, bahkan
tersesat saat berada di tempat yang tak asing baginya atau sering dikunjungi.
g) Epilepsi
Epilepsi merupakan penyakit pada sistem saraf yang disebabkan karena adanya gangguan
penghantar impuls listrik pada sel-sel saraf, penderita tumor otak, trauma pada kepala,
pengguna obat-obat bius dan penderita cacat otak bawaan. Penderita epilepsi sering
mengalami kejang-kejang sampai dari mulutnya mengeluarkan cairan seperti busa.
Epilepsi dapat disembuhkan dengan berobat teratur.
h) Migrain
Penyakit sistem saraf ini mengakibatkan penderitanya merasakan sakit di sebagian
kepalanya. Bagian sebelah kiri maupun kanan. Penyakit sistem saraf ini cenderung
dianggap sepele. Namun bila dibiarkan, penyakit sistem saraf ini dapat merusak sel-sel
saraf pada otak menjadi rusak.
i) Amnesia
Amnesia, yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengingat atau mengenali kejadian
yang terjadi dalam suatu periode di masa lampau. Biasanya kelainan ini akibat guncangan
batin atau cidera otak.
j) Polio
Polio merupakan penyakit pada sistem saraf yang disebabkan oleh infeksi virus pada sel-
sel saraf motorik otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini menular dan jika sudah
menyerang tidak dapat diobati. Penularannya dapat melalui makanan. Pencegahan
penyakit ini dilakukan dengan vaksin antipolio yang diberikan pada bayi melalui imunisasi
oral (diminumkan).
k) Parkinson
Parkinson merupakan penyakit akibat berkurangnya neurotransmiter dopamin pada basal
ganglia (nukleus otak besar). gejala penyakit parkinson adalah tangan gemetar, sulit
bergerak, dan kekakuan otot. Parkinson biasanya diderita pada orang yang berusia 40
tahun keatas.
l) Rabies
Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus
rabies. Rabies ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies, seperti anjing, kucing, dan
kera. Setelah memperbanyak diri dalam neuron-neuron sentral, virus bergerak ke arah
perifer dalam serabut saraf eferen, saraf volunter, maupun saraf otonom. Dengan demikian,
virus tersebut menyerang hampir setiap organ dan jaringan di dalam tubuh, dan
berkembang biak dalam jaringan-jaringan seperti kelenjar ludah dan ginjal.
m) Sakit Kepala
Epilepsi Penyakit sistem saraf ini sepertinya merupakan penyakit yang paling banyak
dikeluhkan oleh manusia. Penyebabnya, sebagian besar berasal dari tingkat ketegangan
pada sistem saraf manusia. Jika sudah begini, kepala akan terasa sangat berat dan biasanya
sering diikuti oleh hilangnya keseimbangan tubuh.
n) Transeksi
Transeksi adalah kerusakan sebagian atau seluruh segmen tertentu dari sumsum tulang
belakang. Kerusakan tersebut dapat diakibatkan, misalnya terjatuh atau benturan keras.
Apabila sumsum tulang belakang mengalami transeksi pada bagian di dekat kepala, dapat
menimbulkan kematian. gangguan pada sumsum tulang belakang dibagian dekat kepala
dapat mengganggu saraf-saraf pernapasan. Adapun transeksi pada sumsum tulang
belakang bagian bawah, dapat menimbulkan kelumpuhan.
o) Vertigo
Vertigo mengakibatkan penderitanya menjadi pusing kepala, kehilangan keseimbangan,
tetapi justru kepala terasa sangat ringan, melayang dan sering mengalami gangguan jika
berada di ruangan.
2) Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 disebabkan tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang
normal. Anak-anak dan remaja yang mengidap penyakit ini akan kelebihan berat badan.
Gejala dan komplikasi yang timbul serupa dengan diabetes tipe 1. Beberapa penderita
dapat mengontrol kadar gula dalam darah dengan diet, berolahraga, dan mengonsumsi
obat-obatan. Namun, banyak pula yang memerlukan suntikan insulin seperti penderita
diabetes tipe 1.
a) Indra Penglihatan
1. Astigmatis
Astigmatis (mata silindris) adalah kelainan pada mata yang menyebabkan penglihatan
menjadi kabur. Hal ini terjadi karena penderita tidak mampu melihat garis-garis horizontal
dan vertikal secara bersama-sama. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kacamata
silindris.
2. Hipermetropi
Hipermetropi (rabun dekat) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata tidak
dapat melihat benda dekat. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu pendek dan bayangan
jatuh di belakang bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata
berlensa cembung (positif).
3. Miopi
Miopi (rabun jauh) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata tidak dapat
melihat jauh. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu panjang dan bayangan benda jatuh di
depan bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata berlensa
cekung (negatif).
4. Presbiopi
Presbiopia (rabun dekat danjauh) adalah kelainan yang ditandai dengan mata tidak dapat
melihat dekat dan jauh. Hal itu terjadi karena daya akomodasi mata mulai berkurang.
Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kacamata berlensa rangkap.
5. Rabun Senja
Penderita rabun senja (rabun ayam) tidak dapat melihat dengan baik pada senja dan malam
hari ketika cahaya mulai rentang-remang. Gangguan penglihatan ini disebabkan oleh
kekurangan vitamin A. Cara mencegah dan mengatasi gangguan ini ialah dengan
mengonsumsi rnakanan yang banyak mensandung vitamin A.
b) Indra Pendengaran
1) Radang Telinga
Radang telinga dapat terjadi di bagian luar maupun tengah. Radang telinga bagian luar
terjadi karena bakteri, jamur, atau virus yang masuk melalui berbagai cara. misalnya
masuk bersama air ketika berenang. Radang telinga tengah (otitis media) dapat terjadi
karena bakteri atau virus, misalnya virus influenza.
2) Tuli Mendadak
Tuli mendadak merupakan keadaan emergensi di telinga, dimana telinga mengalami
ketulian secara mendadak, kadang tanpa disertai keluhan, umumnya mengenai satu telinga.
3) Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar. Perikondritis
bisa terjadi akibat cedera, gigitan serangga dan pemecahan bisul dengan sengaja. Nanah
akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium).
Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, dan menyebabkan
kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga.
Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya
menyebabkan gejala-gejala yang ringan.
c) Indra Peraba
1) Kusta
Kusta adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteriMycobacterium
leprae. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari
saluran pernapasan atas.
2) Kutu air
Kutu air adalah sebuah infeksi jamur pada kulit, biasanya di antara jari kaki yang
disebabkan oleh jamur parasit, penyakit ini menular.
3) Panu
Panu merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panu
ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat.
Jamur yang menyebabkan panau adalah Malassezia furfur.
4) Jerawat
Jerawat mudah menyerang kulit wajah, leher, punggung, dan dada. Penyakit ini timbul
akibat ketidakseimbangan hormon dan kulit yang kotor. Anak-anak yang memasuki masa
remaja serta orang-orang yang memiiki jenis kulit berminyak sangat rentan terhadap
jerawat.
d) Indra Pembau
1) Anosmia
Anosmia adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan untuk membau.
Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya cidera atau infeksi di dasar kepala,
keracunan timbel, kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian depan.
2) Rhinitis Alergika
Rhinitis Alergika terjadi karena sistem kekebalan tubuh kita bereaksi berlebihan terhadap
partikel-partikel yang ada di udara yang kita hirup. Sistem kekebalan tubuh kita
menyerang partikel-partikel itu, menyebabkan gejala-gejala seperti bersin-bersin dan
hidung meler. Partikel-partikel itu disebut alergen yang artinya partikel-partikel itu dapat
menyebabkan suatu reaksi alergi.
3) Sinusitis
Sinusitis, merupakan peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam tulang yang
berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan biasanya terjadi dalam waktu
menahun (kronis).
e) Indra Pengecap
1) Mati Rasa
Mati rasa dibedakan menjadi dua yaitu bersifat sementara dan bersifat permanen. Mati rasa
sementara terjadi ketika kita memakan atau meminum sesuatu yang suhunya terlalu panas
atau terlalu dingin. Sedangkan mati rasa permanen terjadi karena rusaknya jaringan saraf
yang berhubungan dengan indra pengecap di otak karena si penderita mengalami trauma
pada bagian tertentu di otak.
2) Glossopyrosis
Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar
tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini lebih banyak disebabkan
karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
3) Kanker Lidah
Penyebab kanker lidah salah satunya rokok. Asap yang lama mengepul di rongga mulut
dan terkena lidah bisa memicu kanker lidah. penyebab terbesar terjadinya kanker lidah
karena merokok, terutama yang lebih dari 2 pak per hari. Risiko tersebut akan meningkat
jika mengonsumsi alkohol. Pengobatan dapat dilakukan dengan operasi, radiasi, sinar-X
dan kemoterapi.
B. Saran
Banyak yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat
terhindar dari berbagai macam penyakit pada sistem regulasi. Salah satunya yaitu Gaya
hidup sehat yang dapat kita lakukan. Demikianlah makalah ini kami susun, kami sadar
bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam penyusunan maupun
penyampain dalam makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan guna memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya.