0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Tingginya kasus Covid-19 disebabkan oleh rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, meskipun vaksinasi telah dilakukan. Observasi awal menunjukkan mayoritas remaja di Magetan tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak fisik.
Dokumen tersebut membahas tentang pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Tingginya kasus Covid-19 disebabkan oleh rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, meskipun vaksinasi telah dilakukan. Observasi awal menunjukkan mayoritas remaja di Magetan tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak fisik.
Dokumen tersebut membahas tentang pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Tingginya kasus Covid-19 disebabkan oleh rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, meskipun vaksinasi telah dilakukan. Observasi awal menunjukkan mayoritas remaja di Magetan tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak fisik.
Corona virus merupakan kejadian luar biasa yang terjadi di berbagai
belahan dunia, termasuk Indonesia. Munculnya corona virus menyebabkan ancaman kesehatan bagi manusia. (Sharma, Ahmad Farouk and Lal, 2021). Corona virus tergolong virus zoonosis yaitu virus yang berasal dari hewan yang mampu menginfeksi manusia. Pada manusia menyebabkan infeksi yang hampir sama dengan terjadinya penyakit influenza . Beberapa ciri yang timbul ketika terinfeksi corona virus pada manusia adalah gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas dengan masa inkubasi 14 hari. (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Virus ini mudah menyebar dengan pesat sehingga mempu menginfeksi manusia dalam skala besar. Pada kasus terinfeksi corona virus yang berat dapat mengakibatan kematian. Faktor resiko dari tingginya lonjakan kasus positif terinfeksi corona virus diantaranya adalah lalainya masyarakat dalam penerapan protocol kesehatan untuk menghindari virus corona. Worldmeter menyatakan pada 22 April 2021 kasus positif corona virus yang menginfeksi manusia sebesar 892.000 ribu orang, sekitar 145.000 orang terinfeksi, dan lebih dari 3.000.000 orang meninggal dunia karena terinfeksi corona virus. (Muhyiddin, M., dan Nugroho, 2021). Pada pertengahan bulan Juni 2021 pemerintah resmi mengelurakan total kasus terinfeksi virus covid-19 sebesar 2.072.867 kasus, dengan angka mortalitas sebesar 56.371 . (Cahyani and Putri, 2021) Dampak tersebut juga dirasakan di Magetan, sebagai salah satu Kabupaten yang terdapat di provinsi Jawa Timur, yang pernah berkatagori daerah zona merah dengan resiko dan angka penularan Covid-19 tinggi. Berdasarkan data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Magetan, per 13 Oktober 2021 34 daerah di Jawa Timur masuk asesmen level 1 berdasarkan asesmen situasi covid-19 Kemenkes, Magetan masuk ke dalam daftar daerah zona hijau. Kemudian per 02 Oktober 2021 pukul 19.00 WIB total kasus terkonfirmasi positif sebanyak 10.475 jiwa dengan angka kesembuhan 9.473, kemudian sebanyak 1.030 dinyatakan suspect dengan angka mortalitas sebanyak 971 jiwa. Jika dinyatakan dalam presentase sebanyak 91% mengalami kesembuhan dan sebanyak 9% dinyatakan meninggal. Kasus penurunan ini mampu menimbulkan ke khawatiran adanya gelombang ke tiga yang terjadi, dengan pola mendekati akhir tahun dibukanya sejumlah tempat umum kemungkinan jika tidak mematuhi protocol kesehatan yang telah ditetapkan mampu membuat angka kasus terinfeksi tinggi kembali. Menurut data kasus positif covid-19 di Indonesia yang semakin hari- semakin menurun membuat pemerintah dan sejumlah stakeholder khawatir akan susulan third wave corona virus dengan potensi angka terinfeksi melebihi kejadian sebelumnya. Kondisi pandemi covid-19 mengharuskan masyarakat memiliki peran penting dalam upaya pencegahan penularan mata rantai covid-19. Salah satu upaya yang dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang di sesuaikan dengan titik kritis penularan mata rantai covid-19. Protokol kesehatan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi penularan rantai covid-19. Kurangnya penerapan hidup bersih dan sehat sebagai upaya pemutus tingginya kejadian infeksi covid 19 juga berpengaruh dalam angka kejadian infeksi corona virus yang terus meningkat. Kesadaran masyarakat yang dimungkinkan belum merata akan bahaya nyata yang ditimbulkan dari infeksi corona virus dengan perilaku yang tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak. Jawa timur merupakan provinsi dengan urutan kedua kasus covid 19 tertinggi di Indonesia setelah Jawa Barat menurut data dari Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas pada 2021. Corona virus mudah menyebar ketika terjadi kegiatan yang berkerumun di tempat umum. Pandemi covid-19 yang terus bergulir di Indonesia memaksa masyarakat untuk berdaptasi dalam mengubah tatanan hidup. Manusia dipaksa dengan kebiasaan baru “new normal”. Kebiasaan tersebut dimulai dari diri sendiri dan diimplementasikan dalam menjalani aktivitas sehar-hari agar hidup lebih produktif. Kebiasaan baru tersebut tercermin dari upaya pelaksanaan pola perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020. TENTANG PROTOKOL KESEHATAN BAGI MASYARAKAT. Ada empat tindakan individu dalam mencegah episenter atau kluster yang dapat diterapkan saat melakukan kegiatan yaitu menggunakan alat pelindung berupa masker yang menutup hidung hingga dagu, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir atau menggunakan cairan antiseptic yang menggandung alkolohol atau handsanitizer, dan menjaga jarak minimal satu meter dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh seperti dengan mengonsumsi makan seimbang. Selain penerapan kepatuhan protocol kesehatan yang digunakan sebagai alat guna memberantas luasnya kasus infeksi corona virus, vaksinasi COVID-19 juga digalakkan sebagai alat guna membentuk auto imun yang akhirnya mampu berdamai dengan corona virus didalam tubuh manusia. Pemberian vaksinasi sebagai upaya penecegahan penularan mata rantai kasus corona virus yang belum merta dalam cakupannya diharapkan mampu menekan angka kejadian yang terus berkembang. Dengan digalakannya penerapan protokol kesehatan yang masih terus digunakan sebagai pedoman dalam menyikat tingginya kasus covid-19. Lengahnya kondisi yang sudah mulai membaik dengan ditandainya sebagai zona hijau pasca vaksinasi memungkinkan masyarakat mampu menghadapi era new normal . Namun hal tersebut membuat masyarakat lalai dalam penerapan protocol kesehatan karena masyarakat merasa aman sehingga mulai menyelenggarakan kegiatan di luar rumah dengan mengabaikan protocol Kesehatan. Dengan demikian menyebabkan, kasus positif terinfeksi corona virus kembali melonjak tinggi, meskipun sebelumnya, vaksinasi secara massif/terus menerus telah dilakukan. Lengahnya kondisi ketika membiaskan protokol kesehatan guna meretas penyebaran infeksi covid-19 dipediksi mampu membuat angka kesakitan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Menurut epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, cakupan vaksinasi yang masih rendah dari target sekitar 28,20 persen warga yang baru mendapatkan proteksi dari vaksinasi. Namun, seiring berjalannya waktu menurut Dicky antibodi alamiah melalui infeksi dan vaksinasi akan semakin menurun. Dengan begitu penularan covid-19 akan terjadi di tengah kelonnggaran mobilitas yang diberlakukan pemerintah (Willy Kurniawan, 2021) Sebagai upaya dalam mengantisipasi persebaran corona virus masyarakat diminta untuk pola kebiasaan hidup baru tidak terkecuali remaja (Praja et al., 2021). Remaja merupakan peralihan usia dari anak-anak ke dewasa dengan perkembangan biologi dan psikologi yang lebih stabil, dengan kondisi fisik yang masih prima dimunginkan lebih acuh terhadap protocol Kesehatan yang seharusnya diterapkan. Munculnya corona virus yang terus bergulir membuat tenaga Kesehatan mengambil peran penting untuk mengedukasi guna untuk mengurangi atau memutus persebaran corona virus (Praja et al., 2021). Selain itu, agar remaja memahami dan mengetahui persebaran serta penanggulangan corona virus agar tidak menambah jumlah kasus terkonfirmasi positif corona virus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ita Dwi Astuti Purwaningsih pada tahun 2020, yang menilai akan kepatuhan penerapan protokol kesehatan di Kecamatan Magetan yang ditinjau melalui faktor Predisposing, Enabling, Reinforcing pada kelompok remaja menyatakan bahwa kepatuhan penerapan protokol kesehatan masih sangat rendah. Dikaji melalui faktor Predisposing yang dinilai melalui pengetahuan, sikap, dan tindakan diperoleh nilai yang baik, namun dalam implementasi berbanding terbalik dengan nilai yang diperoleh. Dikaji melalui faktor enabling terhadap tersedianya masker dan rambu-rambu wajib patuh protokol kesehatan sudah terpenuhi dengan baik, tetapi sarana fasilitas cuci tangan pakai sabun belum mencukupi. Dikaji melalui faktor reinforcing yang mencakup peraturan dan penegakan hukum yang terikat dengan protokol kesehatan sudah tersedia, akan tetapi dalam pelaksanaanya belum dogmatis, lantaran sanksi hukum tidak terdapat bagi pelanggar protokol kesehatan. Kondisi tersebut diteliti sebelum terwujudnya vaksinasi covid-19 sebagai pencegahan dan pengendalian mata rantai covid-19 yang berkelanjutan. Tabel 1.1 Observasi Awal
No. Lokasi Waktu Penggunaan Masker Jumlah
Ya Tidak Pengunjung 1. Thirty 30 4 52 56 Eight Oktober Coffee 2021 20.00 WIB 2. Rapat Kopi 1 1 21 23 November 2021 19.30 WIB 3. Stadion 7 4 23 27 Magetan November 2021 07.00 WIB Total 9 96 106
Dari hasil observasi awal didapati sebanyak 8,49% yang menggunakan
masker, sedangkan sisanya sebanyak 90,56 % tidak menggunakan masker. Mayoritas tidak menggunakan masker, namun pada saat sampai dilokasi biasanya masker tersebut dilepas ada yang dimasukkan kedalam tas yang dibawa, ada juga yang digantungkan menggunakan strap mask setelah itu baru memulai kegiatan atau interaksi satu dengan lainnya, serta masih ditemukan penggunaan masker yang belum memenuhi standar dengan 3 lapis. Selain itu didapati juga dalam observasi awal dilapangan didapati remaja yang tidak menjaga jarak atau menerapkan physical distancing. Menilik adanya pelanggaran ini maka diperlukan adanya penelitian terkait dengan judul “Kajian Faktor Predisposing, Enabling, Reinforcing Pada Remaja dalam Mematuhi Protokol Kesehatan Covid-19 Pasca Vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Magetan” B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor dibawah ini sebagai berikut : a. Faktor predisposing, kurangnya kesadaran remaja dalam mematuhi protokol kesehatan saat berada di luar rumah terutama dalam penggunaan masker dan menjaga jarak. b. Faktor enabling, sering dijumpai penggunaan masker yang tidak sesuai standar (berbahan 3 lapis) serta tidak digunakan dengan benar. c. Faktor reinforcing, kurangnya penegakan kebijakan hukum dalam pemberian sanksi bagi pelanggar. d. Minimnya persediaan fasilitas cuci tangan serta tidak difungsikan sebagaimana mestinya. 2. Batasan Masalah Masalah ini dibatasi oleh faktor predisposing, enabling, reinforcing pada kelompok remaja dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19 di Kecamatan Magetan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang akan diteliti adalah : “Bagaimana faktor predisposing, enabling, reinforcing pada kelompok remaja dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19 di Kecamatan Magetan Pasca Vaksinasi Covid-19 ?”. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor predisposing, enabling, reinforcing pada kelompok remaja dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19 di Kecamatan Magetan Pasca Vaksinasi Covid-19. 2. Tujuan Khusus a. Menilai faktor predisposing pada perilaku remaja dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19 di Kecamatan Magetan Pasca Vaksinasi Covid-19. b. Menilai faktor enabling pada perilaku remaja dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19 di Kecamatan Magetan Pasca Vaksinasi Covid-19. c. Menilai faktor reinforcing pada perilaku remaja dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19 di Kecamatan Magetan Pasca Vaksinasi Covid-19. d. Menilai tingkat kepatuhan remaja dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19 di Kecamatan Magetan Pasca Vaksinasi Covid-19. e. Mendeskripsikan keterkaitan antara faktor predisposing dengan tingkat kepatuhan remaja dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19. f. Mendeskripsikan keterkaitan antara faktor enabling dengan tingkat kepatuhan remaja dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19. g. Mendeskripsikan keterkaitan antara faktor reinforcing dengan tingkat kepatuhan remaja dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Remaja di Kecamatan Magetan Memberikan sarana informasi dan pengetahuan terhadap pentingnya penerapan protokol kesehatan agar dapat meminimalisir kasus positif Covid-19 di Kecamatan Magetan. 2. Bagi Instansi Pemerintah Sebagai sasaran inspeksi dan evaluasi dalam penegakan kebijakan kepatuhan protokol kesehatan Covid-19 di Magetan. 3. Bagi Peneliti Lain Sebagai informasi untuk mewujudkan riset selanjutnya. 4. Bagi peneliti sendiri Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.