Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian oleh Ita Dwi Astuti Purwaningsih yang dilaksanakan pada
tahun 2020 dengan judul Kajian Faktor Predisposing, Enabling,
Reinforcing Pada Kelompok Remaja dalam Mematuhi Protokol
Kesehatan Covid-19 Terkait Penggunaan Masker, Menjaga Jarak, dan
Mencuci Tangan Pakai Sabun di Kecamatan Magetan.
Penelitian dilakukan untuk menilai kepatuhan protokol kesehatan
dengan responden remaja sebanyak 292 dengan sasaran kelompok
remaja yang berusia 15-19 tahun. Penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif melalui metode pengambilan sampel
menggunakan teknik Proporsional Random Sampling. Analisis data
pada penilitian ini melalui analisa menggunakan tabulasi silang, grafik,
serta frekuensi untuk menunjukkan keadaan yang seharusnya.
Hasil dari penelitian ini diperoleh kajian faktor predisposing yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam penerapan
kepatuhan protokol kesehatan . Dari 292 responden sebanyak 69,9 %
remaja menyandang kategori pengetahuan baik, sedangkan sisanya 30,
1 % terbilang masuk dalam kategori pengetahuan buruk. Sejumlah
64,7 % memiliki sikap yang tergolong baik untuk sisanya sebanyak 30,
3 % tergolong memiliki sikap yang buruk. Dari 31,2 % tergolong
memiliki tindakan dalam penerapan protokol kesehatan yang baik dan
sisanya sebanyak 68,8 % tergolong memiliki kategori tindakan yang
buruk. Kemudian kajian dari faktor enabling didapati hasil presentase
keseluruhan sebanya 100 % remaja memiliki ketersediaan masker yang
cukup dipakai untuk aktivitas sehari-hari dan tersedia rambu-rambu
peringatan mewajibkan patuh protokol kesehatan, akan tetapi masih
ada sejumlah masyarakat yang tidak patuh atau melanggar penerapan
protokol kesehatan. Sedangkan dari faktor reinforcing mengenai
adanya peraturan kepatuhan protokol kesehatan sebanyak 22,6 %
responden mengakui jika di daerah tempat tinggal masing-masing
terdapat aturan untuk berkumpul atau berkerumun sebagai media
penggendalian angka kasus terkonfirmasi postif dapat terkendali
sedangkan sebanyak 77,4 % dari responden menyatakan tidak ada
aturan terkait kepatuhan protokol kesehatan dilingkungan tempat
tinggal masing-masing. dan penegakan hukum terhadap kepatuhan
protokol Kesehatan dari 292 responden didapati hasil sebanyak 18,8 %
mengatakan terdapat sanksi lisan dari dan sisanya sebanyak 81,2 %
menyuarakan tidak terdapat penegakan hukum yang kuat terhadap
kepatuhan protokol kesehatan.
2. Penelitian oleh Linda Prasetyaning Widayanti yang dilakukan pada
tahun XXXX
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis peneitian kuantitatif dengan
memakai model penelitian observasional analitik, penelitian ini
dilakukan dengan metode cross-sectional menggunakan populasi
sampel semua mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya TA 2020/2021
yang umur 17-23 tahun dengan jumlah responden sebanyak 189.
Dalam mengalisa data menggunakan regresi logistik dengan variabel
independent adalah pengetahuan dan variabel dependent adalah
perilaku pelaksanaan protokol kesehatan.
Hasil dari penelitian ini diperoleh responden mayoritas berusia
dibawah 20 tahun sebanyak 82 % dan berjenis kelamin perempua
sebanyak 76 %. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian dianalisa
menggunakan regresi logistik didapati hasil p value pada variabel
pengetahuan sebesar 0,014 < 0,05 (α) maka H0 ditolak, yang artinya
terdapat pengaruh antara pengetahuan dengan penerapan kepatuhan
protokol kesehatan. Nilai OR yang terkandung dalam penelitian
tersebut 0,464 berarti orang yang memiliki pengetahuan baik mempunyai
risiko 0,464 kali lebih rendah tidak mematuhi protokol kesehatan atau
dengan kata lain pengetahuan adalah faktor protektif dalam mencegah
penularan Covid-19. Jika disampaikan dalam perspektif faktor risiko,
OR = 1/0,464 = 2,1551. Artinya, seseorang yang memiliki
pengetahuan rendah berisiko 2,1551 kali lebih tinggi tidak menerapkan
protokol kesehatan.
3. Penelitian oleh Wina Nurhayati Praja, Abdul Azis, Pandu Hyangsewu ,
Salma Hanifah , Shafira Tasha Salsabila yang dilakukan pada tahun
2021 dengan judul Analisis Kepatuhan dan Konflik Remaja terhadap
Protokol Kesehatan dalam Pencegahan Covid-19
Studi ini menggunakan metode cross-sectional dan studi
observasional. Tujuan dari penelitian ini melalui metode observasi
adalah untuk menganalisis kepatuhan dan adakah konflik dalam
penerapan pada remaja kota Bandung dalam pandemi covid-19.
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 53 sampel, dengan populasi
remaja yang berusia 12-21 tahun. Dari hasil penelitian diketahui
sejatinya remaja di Kota Bandung yang usia 18-21 tahun ikut
berpartisipasi dalam penelitian dan mayoritas berusia 19 tahun sudah
menaati protokol kesehatan berupa mencuci tangan atau menggunakan
handsanitizer sebanyak 77,4 % dan sudah mendapatkan informasi
terkait Rapid Test dan Swab Test. Sisanya sebanyak 3,8% belum
menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan benar, serta 39.2 %
belum menjalani perilaku hidup bersih dan sehat.
Diberikan juga sebuah konflik terkait protokol Kesehatan untuk
remaja di Kota Bandung. Mayoritas remaja kota Bandung sepakat
mengenai perilaku pengemudi tidak wajib digunakan sebagai contoh
(96.2%), harus kembali mengantisipasi agar kejadian tidak terulang
kembali (94.4%), merupakan sebuah hal yang tidak wajar (90.6%),
pengemudi yang melanggar harus di berikan sanksi (90.6%). Dengan
ini dapat dibuktikan bahwa mayoritas dari remaja di Kota Bandung
sudah menerapkan protokol Kesehatan dan mengetahui isi dari Pinsip
Perlindungan Kesehatan Masyarakat, namun sisanya belum
menerapkan perilaku hidup sehat.
B. Tinjauan Teori
1. Tinjauan Corona disease
a. Pengertian Corona diesease
Virus corona atau corona disease merupakan kelompok virus yang
menyerang pernapasan dan menular yang disebabkan oleh Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-2)
(Steven, 2021). Tatkala virus ini menginfeksi tubuh manusia gejala
yang ditimbulkan biasanya seperti flu biasa sampai penyakit yang
serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Sindrom Pernapasan Akut Berat atau Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Ada berbagai gejala yang ditimbulkan saat
terinfeksi virus ini antara lain tanpa gejala atau asimtomatis, gejala
ringan, gejala sedang, gejala berat, dan kritis (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2021). Pada permukaan virus ini
berbentuk seperti paku yang terletak dipermukaan (Pandey, 2020).
Penularan virus ini melalui mulut atau hidung dengan droplet atau
tetesan yang menempel pada suatu permukaan dan terhirup
kemudian bersarang yang menyebabkan infeksi corona virus di
dalam tubuh manusia. Virus ini termasuk golongan virus zoonosis
yang ditularkan hewan ke manusia.
2. Protokol Kesehatan
Menurut KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/382/2020 TENTANG
PROTOKOL KESEHATAN BAGI MASYARAKAT DI
TEMPAT DAN FASILITAS UMUM DALAM RANGKA
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONA VIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19) salah satunya memuat perlindungan
kesehatan individu seperti :
1. Menggunakan masker yang menutupi hidung sampai dagu
sebagai alat perlindungan diri pada individu
2. Mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun pada air
mengalir atau menggantinya dengan hand sanitizer
3. Menjaga jarak minimal 1 meter ketika berinteraksi dengan
orang lain agar terhindar dari percikan droplet
4. Meningkatkan imunitas dalam tubuh dengan menerapkan pola
hidup yang sehat atau PHBS
3. Remaja
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
25 Tahun 2014 yang dimaksud dengan remaja adalah kelompok usia
10 tahun sampai berusia 18 tahun. Menurut BKKBN
C. Kerangka Teori

Pengetahuan

Faktor predisposing
Sikap

Tindakan

Kepatuhan remaja
Pengetahuan dalam menerapkan
Faktor Enabling protokol kesehatan
Covid-19 Pasca
Rambu-rambu Vaksinasi

Peraturan
Faktor Reinforcing
Penegakan hukum
D. Kerangka Konsep

Faktor Predisposing
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan

Kepatuhan Remaja Dalam


Faktor Enabling Penerapan Protokol Kesehatan
1. Ketersediaan masker Covid-19 Pasca Vaksinasi
2. Rambu-rambu

Faktor Reinforcing
1. Peraturan
2. Penegakan hukum

Anda mungkin juga menyukai