(IA) - 6 - SM - Zeva Bagas Permana - 3331200096
(IA) - 6 - SM - Zeva Bagas Permana - 3331200096
PENGUJIAN MERUSAK
STRUKTUR MIKRO
Disusun Oleh :
Nama Praktikan : Zeva Bagas Permana
NPM : 3331200096
Kelompok :6
Rekan : 1. Nugroho Jati Pamungkas
2. Rayhan Ardiansyah
3. Kevin Dion Valen Boy
Tanggal Praktikum : 4 Mei 2021
Tanggal Pengumpulan Laporna : 7 Mei 2021
Asisten : Ikhsan Anugrah Yuliamsal
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL ...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan...........................................................................................1
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................1
1.4 Sistematika Penulisan.....................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metalografi................................................................................................3
2.2 Tahapan Metalografi.................................................................................3
2.3 Perlakuan Panas (Heat Treatment)............................................................5
2.4 Jenis Perlakuan Panas................................................................................7
2.5 Media Pendingin (Quench).......................................................................8
2.6 Baja..........................................................................................................10
2.7 Karakteristik Baja ST 37.........................................................................11
2.8 Pengerasan (Hardening)..........................................................................11
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir Percobaan..........................................................................12
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................13
3.2.1 Alat-alat yang Digunakan................................................................13
3.2.2 Bahan-bahan yang Digunakan.........................................................13
3.3 Prosedur Percobaan.................................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan............................................................................................15
iii
4.2 Pembahasan..................................................................................................15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...................................................................................................21
5.2 Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS........24
LAMPIRAN B. BLANGKO PERCOBAAN.....................................................31
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 4.1 Struktur mikro baja AISI 1045 dengan perlakuan Normalizing dengan
pembesaran 500x .......................................................................................18
Gambar 4.2 Struktur mikro baja AISI 1045 dengan perlakuan Annealing dengan
pembesaran 500x .......................................................................................19
Gambar 4.3 Struktur mikro baja AISI 1045 dengan perlakuan Quenching dengan
pembesaran 500x .......................................................................................19
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus
A.1 Jawaban
Pertanyaan ................................................................25
A.2 Tugas
Khusus ..........................................................................27
Lampiran B. Blangko
Percobaan ...........................................................................31
vi
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Metalografi
Metalografi merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari metoda
observasi atau pemeriksaan atau pengamatan atau pengujian dengan tujuan
untuk menentukan atau mempelajari hubungan antara struktur dengan sifat
atau karakter dan perlakuan yang pernah dialami oleh logam, paduan dan
bahan bahan lainnya.
Faktor atau variabel yang dapat mempengaruhi proses heat treatment menurut
Rajan (1994) antara lain:
a. Temperatur heat treatment,
b. Holding time,
c. Laju pemanasan,
d. Proses pendinginan (quenching).
7
2. Quenching
Quenching adalah suatu proses pengerasan baja dengan cara baja
dipanaskan hingga mencapai batas austenit dan kemudian diikuti dengan
proses pendinginan cepat melalui media pendingin air, oli, atau air garam,
sehingga fasa autenit bertransformasi secara parsial membentuk struktur
martensit. Tujuan utama dari proses quenching ini adalah untuk menghasilkan
baja dengan sifat kekerasan tinggi.
3. Tempering
Menurut Suroto dan Sudibyo (1983), menyebutkan tempering adalah
proses pemanasan kembali suatu logam yang telah dikeraskan melalui proses
quenching pada suhu di bawah suhu kritisnya selama waktu tertentu dan
didinginkan secara perlahan-lahan. Tujuan proses ini adalah untuk
mengurangi internal stress, mengubah susunan, mengurangi kekerasan dan
menaikkan keuletan logam sehingga didapatkan perpaduan yang tepat antara
kekerasan dan keuletan logam uji [3].
8
4. Full Anneling
Merupakan proses memanaskan baja sampai temperatur tertentu kemudian
sehingga didinginkan secara lambat melewati temperatur transformasinya
didalam furnace. Tujuan proses ini untuk menghaluskan butir, melunakan,
memperbaiki sifat magnet dan sifat listrik.
5. Spherodizing
Merupakan proses pemanasan baja sedikit dibawah temperatur kritis
bawahnya sehingga menghasilkan karbida berbentuk bola-bola kecil (sphere)
dalam matric ferit. Tujuan proses ini adalah untuk memperbaiki sifat mampu
mesin (machinability) dari baja.
6. Stress-relief anneling
Merupakan proses pemanasan baja dibawah temperatur kritisnya sekitar
1000°F-1200°F.Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangi tegangan
sisa akibat pengerjaan dingin.
7. Normalizing
Merupakan proses pemanasan 100°F diatas temperatur kritis atas sekitar
temperatur 1000°F-1250°F. Tujuan proses ini adalah untuk menghasilkan
baja yang lebih kuat dan keras diibandingkan dengan baja hasil proses full
anneling, jadi aplikasi penerapan dari proses normalizing digunakan sebagai
final treatment [3].
dihasilkan dari pendinginan cepat lebih banyak dari pendinginan lambat. Hal
ini disebabkan karena atom karbon tidak sempat berdifusi keluar, terjebak
dalam struktur kristal dan membentuk struktur tetragonal yang ruang kosong
antar atomnya kecil, sehingga kekerasannya meningkat. Media pendingin
yang digunakan untuk mendinginkan baja bermacam-macam. Berbagai bahan
pendingin yang digunakan dalam proses perlakuan panas antara lain:
1) Air
Pendinginan dengan menggunakan air akan memberikan daya pendinginan
yang cepat. Biasanya ke dalam air tersebut dilarutkan garam dapur sebagai
usaha mempercepat turunnya temperatur benda kerja dan mengakibatkan
bahan menjadi keras. Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki
oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut
(Dugan, 1972; Hutchinson, 1975; Miller, 1992). Pada kisaran suhu yang
sesuai bagi kehidupan, yakni 0ºC (32º F) – 100º C, air berwujud cair. Suhu 0º
C merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100ºC merupakan titik didih
(boiling point) air. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air
memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini
memungkinkan air tidak menjadi panas atau dingin dalam seketika. Air
memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan
(evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini
memerlukan energi panas dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu dalam
penelitian ini digunakan air dalam proses pendinginan setelah proses Heat
Treatment karena dapat mendinginkan logam yang telah dipanaskan secara
cepat.
3) Udara
Pendinginan udara dilakukan untuk perlakuan panas yang membutuhkan
pendinginan lambat. Untuk keperluan tersebut udara yang disirkulasikan ke
dalam ruangan pendingin dibuat dengan kecepatan yang rendah. Udara
sebagai pendingin akan memberikan kesempatan kepada logam untuk
membentuk Kristal-kristal dan kemungkinan mengikat unsur-unsur lain dari
udara. Adapun pendinginan pada udara terbuka akan memberikan oksidasi
oksigen terhadap proses pendinginan [3].
2.6 Baja
Besi murni (ferit) tentulah tidak mengandung karbon. Besi ini relatif lunak
dan liat serta mampu tempa, tetapi tidak kuat. Hampir semua besi murni
mempunyai suatu kekuatan tarik batas sekitar 40.000 psi. Penambahan karbon
ke dalam besi murni dalam jumlah yang berkisar dari 0,05 sampai 1,7 persen,
menghasilkan apa yang dikenal sebagai baja [5].
Bila satu atau lebih logam ditambahkan kedalam baja karbon dalam
jumlah yang cukup maka akan diperoleh sifat-sifat baja yang baru, hasil ini
dikenal dengan baja paduan. Logam paduan yang umum digunakan adalah
nikel, mangan, khrom, vanad, dan molibden. Baja karbon biasanya
diklasifikasikan seperti ditunjukkan di bawah ini :
a. Baja karbon rendah : Kadar karbon (C) < 0.30%
b. Baja karbon sedang : Kadar karbon (C) < 0.30 – 0.70 %
11
BAB III
METODE PERCOBAAN
Kertas ampelas berukuran 100#, 240#, 400#, 600#, 800#, 1000# dan 1200#
dileletakkan pada piringan mesin grinding.
Mesin grinding dinyalakan dengan ditekannya tombol on dan kecepatan putar diatur
dengan yang sudah ditentukan.
Sample hasil grinding dicuci dengan etanol dan air kran, kemudian sample
dikeringkan dengan hair dryer.
Ditekan tombol on pada mesin polishing dan dituangkan cairan pasta alumina pada
wool polishing secukupnya.
Dilakukan proses polishing hingga tidak ada goresan pada permukaan sample.
Sample hasil etching dengan etanol dan air kran, kemudian dikeringkan sample
menggunakan hair dryer hingga kering.
13
Data Pengamatan
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Struktur Mikro
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Metalografi merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari metoda
observasi atau pemeriksaan atau pengamatan atau pengujian dengan tujuan untuk
menentukan atau mempelajari hubungan antara struktur dengan sifat atau karakter
dan perlakuan yang pernah dialami oleh logam, paduan dan bahan bahan lainnya.
16
Dalam praktikum ini terdapat prosuder yang harus dilakukan dengan benar
tanpa adanya kesalahan pada langkah-langkah yang sudah ditentukan. Pertama-
tama praktikan menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan. Alat-alat yang praktikan
perlukan dalam praktikum kali ini ada enam yaitu ada mesin grinding, mesin
polishing, hair dryer, mikroskop optik, gelas beker, dan krustang laboratorium.
Bahan-bahan yang diperlukan pada praktikum kali ini ada lima yaitu ada etanol,
pasta alumina, kertas amplas berukuran 100#, 120#, 240#, 320#, 400#, 600#,
800#, 1000# dan 1200#, larutan nital 3%, dan baja AISI 1045. Setelah alat-alat
dan bahan-bahan dipersiapkan, prosedur dimulai dari kertas ampelas yang
disiapkan dengan ukuran 100#, 240#, 400#, 600#, 800#, 1000# dan 1200#.
Selanjutnya kertas ampelas diletakkan pada piringan mesin grinding dan kran air
diputarkan seperlunya. Lalu mesin grinding dinyalakan dengan menekan tombol
on dan mengatur kecepatan putar sesuai kebutuhan. Seterusnya proses grinding
dilakukan secara bertahap mulai dari grit terkasar sampai terhalus, hingga
permukaan sampel rata dan bersih. Lalu sampel hasil grinding dicuci dengan
etanol dan air kran, kemudian sampel dikeringkan dengan hair dryer. Selanjutnya
tombol on ditekan pada mesin polishing dan cairan pasta alumina dituangkan
secukupnya pada wool polishing, jika terlalu pekat gunakan air untuk
mengencerkan. Lalu proses polishing dilakukan hingga permukaan sample tidak
ada goresan. Selanjutnya sampel hasil polishing dicuci dengan etanol dan air kran,
kemudian sampel dikeringkan dengan hair dryer hingga kering. Lalu larutan nital
3% dituangkan pada wadah kaca. Selanjutnya proses etching dilakukan hingga 3-5
detik dan sampel hasil etching dicuci dengan etanol dan air kran, kemudian
mengeringkan sample menggunakan hair dryer hingga kering. Selanjutnya
sampel diletakkan di bawah mikroskop optik dan diamati.
17
Baja St 37 adalah baja karbon sedang yang setara dengan AISI 1045,
dengan komposisi kimia Karbon : 0.5 %, Mangan : 0.8 %, Silikon : 0.3 %
ditambah unsure lainnya. Dengan kekerasan kurang lebih 170 HB dan kekuatan
tarik 650 - 800 N/mm2. Secara umum baja St 37 dapat digunakan langsung tanpa
mengalami perlakuan panas, kecuali jika diperlukan pemakaian khusus [4].
Struktur mikro yang didapatkan dari percobaan ini ada pearlite, ferit, dan
martensite. Dari struktur mikro yang dapat diketahui, terdapat juga sifat mekanis
yang didapatkan yaitu lunak dan ulet pada ferit, lunak pada pearlite, dan sangat
keras pada martensite.
Dari percobaan ini terdapat tiga hasil dari tiga perlakuan metalografi
18
terhadap benda uji praktikan kali ini yaitu baja AISI 1045, dari yang pertama yaitu
Normalizing, terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini, dengan pembesaran 500x
terdapatkan hasil struktur mikro ferit yang berbentuk butir-butir kristal yang padat
dan pearlite yang bentuknya berlapis. Struktur kristal ferit yang berbentuk BCC
dan struktur kristal pearlite yang berbentuk duplek. Dengan kekerasan ferit dari
140-180 HVN dan kekerasan pearlite dari kurang lebih 180-250 HVN.
Gambar 4.1 Struktur mikro baja AISI 1045 dengan perlakuan Normalizing
dengan pembesaran 500x.
Pada perlakuan kedua yaitu annealing, yang terlihat pada Gambar 4.2 di
bawah ini, dengan pembesaran 500x, terdapatkan hasil struktur mikro ferit yang
berbentuk butir-butir kristal yang padat dan pearlite yang bentuknya berlapis.
Struktur kristal ferit yang berbentuk BCC dan struktur kristal pearlite yang
berbentuk duplek. Dengan kekerasan ferit dari 140-180 HVN dan kekerasan
pearlite dari kurang lebih 180-250 HVN. Walaupun hasil yang dipatkan sama
dengan perlakuan normalizing, hasil dari perlakuan annealing ini terlihat lebih
kasar daripada normalizing yang terlihat halus.
19
Gambar 4.2 Struktur mikro baja AISI 1045 dengan perlakuan Annealing dengan
pembesaran 500x.
Gambar 4.3 Struktur mikro baja AISI 1045 dengan perlakuan Quenching dengan
pembesaran 500x.
Dalam perlakuan ketiga yaitu quenching, terlihat pada Gambar 4.3 di atas,
dengan pembesaran 500x, terdapat hasil struktur mikro yaitu martensite dan ferit.
Dengan ferit yang berbentuk butir-butir kristal yang padat, sifat mekanis lunak
dan ulet, kekerasan dari 140-180 HVN dan struktur kristalnya adalah BCC.
Martensite yang berbentuk jarum-jarum pendek dengan warna hitam pekat, sifat
mekanisnya sangat keras, kekerasan lebih dari 500 HVN dan struktur kristalnya
BCT.
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum uji tarik yang sudah kita bahas kita kali ini
adalah sebagai berikut:
1. Benda uji, Baja AISI 1045, dengan pembesaran 500x, dalam
perlakuan Normalizing terdapat hasil struktur mikro ferit yang berbentuk
butir-butir kristal yang padat dan pearlite yang bentuknya berlapis.
Struktur kristal ferit yang berbentuk BCC dan struktur kristal pearlite yang
berbentuk duplek. Dengan kekerasan ferit dari 140-180 HVN dan
kekerasan pearlite dari kurang lebih 180-250 HVN.
2. Benda uji, Baja AISI 1045, dengan pembesaran 500x, dalam
perlakuan Annealing terdapat hasil struktur mikro ferit yang berbentuk
butir-butir kristal yang padat dan pearlite yang bentuknya berlapis.
Struktur kristal ferit yang berbentuk BCC dan struktur kristal pearlite yang
berbentuk duplek. Dengan kekerasan ferit dari 140-180 HVN dan
kekerasan pearlite dari kurang lebih 180-250 HVN. Walaupun hasil yang
dipatkan sama dengan perlakuan normalizing, hasil dari perlakuan
annealing ini terlihat lebih kasar daripada normalizing yang terlihat halus.
3. Benda uji, Baja AISI 1045, dengan pembesaran 500x, dalam
perlakuan Quenching terdapat hasil struktur mikro yaitu martensite dan
ferit. Dengan ferit yang berbentuk butir-butir kristal yang padat, sifat
mekanis lunak dan ulet, kekerasan dari 140-180 HVN dan struktur
kristalnya adalah BCC. Martensite yang berbentuk jarum-jarum pendek
dengan warna hitam pekat, sifat mekanisnya sangat keras, kekerasan lebih
dari 500 HVN dan struktur kristalnya BCT.
22
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh praktikan pada praktikum
uji impak berikut ini supaya lebih baik untuk kedepannya adalah sebagai
berikut:
1. Menambah variasi spesimen dalam praktikum struktur mikro.
2. Saya harap video prosedur praktikum yang dilihatkan kepada
praktikan bisa lebih bagus kualitas video nya dan menjelaskan
lebih detail.
23
3.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Juli Susanto, Harjo Seputro, Edi Santoso, 2016, Hasil Penelitian
LPPM, Analisa Pengaruh Variasi Media Pendingin Dan Waktu Aging
Pada Perlakuan Panas T6 Terhadap Struktur Mikro Komposit
Aluminium Abu Dasar Batubara, Vol. 01, No. 02, dan hal 227-238.
[3] Yopi Handoyo, 2015, Pengaruh Quenching Dan Tempering Pada Baja
Jis Grade S45C Terhadap Sifat Mekanis Dan Struktur Mikro
Crankshaft, Vol. 03 No. 02, dan hal 102-115.
[4] Amstead B.H., Sriatie Djaprie, 1997, Teknologi Mekanik Edisi 7 Jilid
I, Erlangga, Jakarta,
[6] Yudha Kurniawan Afandi, Irfan Syarif Arief, Amiadji, 2015, Analisa
Laju Korosi pada Pelat Baja Karbon dengan Variasi Ketebalan
Coating, Vol. 04 No. 01., hal 1-5.
24
LAMPIRAN A
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
26
6. Diafragma
7. Kaki penyangga
8. Lengan mikroskop
9. Kaki mikroskop
10. Skala sample atau skala preparat
11. Makrometer horizontal dan vertikal
12. Mikrometer horizontal dan vertikal
13. Switch button
14. Tuas pengatur kecerahan
4. Jelaskan tujuan dari tahapan etsa (etching) dan pengaruh waktu etsa!
Jawab:
Proses etching merupakan pemberian reagen kimia yang disebut dengan
etchant pada permukaan hasil polishing untuk menimbulkan penampakan
khusus seperti fasa, batas butir, dislokasi dan struktur mikro tertentu di bawah
mikroskop. Teknik pengetsaan dapat dilakukan dengan cara kimia,
elektrolitik, katodik vakum. Setiap logam memilik reagent etchant tertentu,
seperti baja dan besi cor dapat digunakan reagent nital atau picral yang
keduanya menampakan fasa pearlite. Pengaruh waktu dalam proses etsa ini
28
dapat dilihat ketika waktu pengetsaan terlalu lama terjadi reaksi yang
berlebihan antara logam terhadap reagen sehingga menyebabkan permukaan
logam menjadi terbakar, bagian dari logam yang terbakar ini nantinya akan
menyerap sinar yang datang dari alat foto mikroskop sehingga menghasilkan
fotografi mikroskop yang terlihat hitam
Jawab:
Tembaga sangat bisa dilakukan proses metalografi. Tembaga paduan
dengan komposisi antara Cu dan Zn biasa disebut brass atau kuningan. Struktur
mikro tembaga paduan Cu 70% dan Zn 30% hasil rolling panas ditunjukkan pada
gambar di bawah. Tembaga paduan ini memiliki butir-butit yang equiaksial.
Gambar A.1 Kiri; Tembaga Paduan, Kuningan. Kanan; Setelah Cold Rolling
Dengan Reduksi 50%.
Pearlite, suatu eutectoid mixture dari cementite dan ferit terdiri dari
lapisan alpha-ferit (88%) dan cementie (12%) dengan kadar karbon
0,8%. Bentuknya pipih atau berlapis dengan warna kehitaman. Sifat
mekanisnya lunak. Kekerasan kurang lebih dari 180-250 HVN.
Struktur kristalnya adalah duplek dari ferit dan cementite.