Anda di halaman 1dari 2

Nama Kelompok 10, A1 :

Putu Lina Prawisti 1862121041

I Putu Oka Kresnanta 1862121053

I Gusti Ayu Sri Utari Dewi 1862121054

KAMPUNG SEBAGAI MODEL PERMUKIMAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

Dari jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip dasar pembangunan berkelanjutan adalah
yang pertama ada ekonomi atau kesejahteraan, yang kedua ada ekologi atau lingkungan, yang ketiga ada
pemertaan yang keempat ada peran serta dan yang kelima ada energi. Permukiman berwawasan
lingkungan mempunyai tiga komponen yang digunakan sebagai indikator permukiman, yaitu: fisik,
ekonomi, dan sosial. Permukiman berkelanjutan ditemukan pada permukiman Kampung di Indonesia.

Kampung merupakan cerminan integrasi mengarah pada kompleksitas Kampung Kota dengan
keaneka ragaman aktivitas keseharian masyarakatnya.cerminan integrasi permukiman formal dan
informal ada dua pola integrasi, yaitu yang pertama antara internal Kawasan permukiman dengan institusi
yang ada di dalamnya dan yang kedua ada integrasi eksternal dengan institusi yang ada diluar Kawasan
kampung

Kampung indonesa merangkum tiga dimensi integrasi yaitu

1. Pola integrasi fisik internal ( kampung ) dengan eksternal ( kota ) akses dan ruang terbuka.
Contohnya secara struktur kampung ini merupakan rumah rumah lanting secara kependudukan
terdata di kelurahan pahadut ditunjukan oleh KTP
2. Pola integrasi social meliputi semua kegiatan sosial, termasuk kegiatan sosial masyarakat.
Contohnya beberapa kampung yang saling berdekatan membentuk suatu forum komunikasi untuk
mendiskusikan.
3. Pola integrasi ekonomi meliputi dua integrasi ekonomi pada level ekonomi internal (aktivitas
didalam Kampung) dan level ekonomi eksternal (level kota s/d internasional). Integrasi ekonomi
contohnya keberadaan karamba ikan di permukiman rumah lanting mampu memenuhi kebutuhan
konsumsi masyarakat Kota Palangka Raya, bahkan sampai dikirim ke luar kota.

Kelompok kerja permukiman Berkelanjutan

Tingkat urbanisasi adalah 1.7 persen per tahun dan 23 persen penduduk masih tinggal di kawasan,Hanya
30 persen yang merupakan permukiman berkelanjutan.Di indonesia total permukiman kumuh 57.800 Ha
dengan populasi mencapai 27 ribu jiwa Menargetkan di tahun 2020.

Adapun kebijakan terkait permukiman berkelanjutan di Indonesia :

UU No.17 Tahun 2007 tentang RPJPN

UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman

UU No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang


Tujuan :

1. Menggerakan komunitas skala kecil hingga nasional dalam mengusung konsep permukiman di
segala bidang.
2. Berintegrasi dengan seknas habitat dll
3. Otak dari pembangunan di indonesia

Karenan kebutuhan pembangunan di setiap daerah di indonesia tidak sama,Perlu adanya percepatan
dalam pembangunan di indonesia.

PENILAIAN KEBERLANJUTAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN BUGANGAN KOTA


SEMARANG

Dari pemahaman kami mengenai terwujudnya suatu permukiman berkelanjutan di kelurahan bugangan
yaitu dengan adanya pengembangan IKM sebagai salah satu faktor pendukungnya. Dan juga dilihat dari
keberadaan beberapa sector perdagangan dan juga jasa yang juga mampu meningkatkan kualitas
perekonomian pada kawasan. Sehingga yang terjadi yaitu berkurangnya tingkat pengangguran pada
kelurahan bugangan. Akan tetapi selain itu pengembangan tersebut juga dapat menjadi suatu ancaman
tersendiri terhadap keberlanjutan permukiman di kelurahan tersebut. Hal demikian terjadi karena adanya
kondisi prasarana yang masih terbilang buruk pada kelurahan tersebut, seperti misalnya kondisi drainase
serta adanya kualitas ruang terbuka hijau yang keberadaannya sangatlah minim sehingga tidak dapat
mengimbangi kegiatan industri kecil dan juga menengah. Selain itu kegiatan IKM juga dapat
mengganggu permukiman dan memberikan dampak negative untuk kenyamanan masyarakat seperti
adanya polusi suara. Yang kami lihat dari membaca penelitian mengenai permukiman pada kelurahan
bugangan yaitu masih belum dapat mewujudkan permukiman yang berkelanjutan, dikarenakan adanya
beberapa faktor- faktor yang masih menjadi penghambat pada kawasan tersebut.

KESIMPULAN

Yang dapat kami jelaskan mengenai konsep permukiman berkelanjutan berdasarkan pemahaman kami
melalui 3 bacaan tersebut yaitu adanya pencapaian tujuan seperti tujuan sosial, dan ekonomi yang sejalan
dengan prinsip dasar permukiman berkelanjutan. Dan juga dapat dibantu dengan beberapa faktor
pendukung seperti yang ada pada kasus permukiman diatas. Kaitannya dengan kasus permukiman
tersebut yaitu dilihat dari konsep permukiman berkelanjutan maka dengan adanya beberapa faktor-faktor
yang masih menjadi penghambat permukiman berkelanjutan, maka dari itu permukiman berkelanjutan
belum dapat terwujutkan. Pembangunan Berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya
sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan.

Anda mungkin juga menyukai