Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PERCOBAAN II

METABOLISME OBAT

KELOMPOK 4 ( C2 )

DISUSUN OLEH:

1. WIDYA ADI PUTRI 2183105


2. YOHANA DYAH PRATIWI 2183106
3. YUDISTIRA RISNA ADI 2183107
4. YULIA ANGGRAHINI 2183108

PRODI DIII FARMASI REGULER C


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2019
PERCOBAAN II

METABOLISME OBAT

1. TUJUAN
Mempelajari pengaruh beberapa senyawa kimia terhadap enzim
pemetabolisme obat dengan mengukur efek farmakologinya.
2. DASAR TEORI
Metabolisme obat adalah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi di
dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim (Syarif, 1995).
Tujuan metabolisme sadalah mengubah obat yang non polar ( larut lemak )
menjadi polar ( larut air ) agar dapat diekskresi melalui ginjal/ empedu. Dengan
perubahan ini obat aktif umumnya diubah menjadi inaktif. Tapi sebagian berubah menjadi
lebih aktif ( jika asalnya prodrug ), kurang aktif, atau menjadi toksik. Reaksi metabolisme
yang terpenting adalah oksidasi oleh enzim cytocrome P450 (cyp) yang disebut juga
enzim monooksigenase atau MFO ( Mixed Function Oxidase ) dalam retikulum
endoplasma ( mikrosom ) hati. Interaksi dalam metabolisme obat berupa induksi atau
inhibisi enzim metabolisme, terutama enzim cyp.
Induksi berarti peningkatan sistem enzim metabolisme pada tingkat transkripsi
sehingga terjadi peningkatan kecepatan metabolisme obat yang menjadi substrat enzim
yang bersangkutan. Inhibisi enzim metabolisme berarti hambatan yang terjadi secara
langsung dengan akibat peningkatan kadar substrat dari enzim yang dihambat juga terjadi
secara langsung (Mardjono, 2007).
Kecepatan metabolisme dapat menentukan intensitas dan masa kerja obat.
Kecepatan metabolisme ini kemungkinan berbeda-beda pada masing-masing individu.
Penurunan kecepatan metabolisme akan meningkatkan intensitas dan memperpanjang
masa kerja obat dan kemungkinan meningkatkan toksisitas obat. Kenaikan kecepatan
metabolisme akan menurunkan intensitas dan memperpendek masa kerja obat sehingga
obat sehinga obat menjadi tidak efektif pada dosis normal (Mardjono, 2007).
Metabolisme obat di hati terjadi di retikulum endoplasma sel. Retikulum
endoplasma terdiri dari 2 tipe yang berbeda, baik bentuk maupun fungsinya. Tipe 1
mempunyai permukaan membran yang kasar, terdiri dari ribosom-ribosom yang tersusun
secara khas dan berfungsi mengatur susunan genetik asam amino yang diperlukan untuk
sintesis protein. Tipe 2 mempunyai permukaan membran yang halus tidak mengandung
ribosom. Kedua tipe ini merupakan tempat enzim-enzim yang diperlukan untuk
metabolisme obat. Jalur umum metabolisme obat dan senyawa organik asing reaksi
metabolisme obat dan senyawa organik asing ada 2 tahap, yaitu:
a. Reaksi fase I atau reaksi fungsionalisasi
Tujuan reaksi ini adalah memasukkan gugus fungsional tertentu yang bersifat polar.
Yang termasuk reaksi fase I adalah:
 Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi dibagi menjadi dua, yaitu oksidasi yang melibatkan sitokrom
P450 (enzim yang bertanggungjawab terhadap reaksi oksidasi) dan oksidasi yang
tidak melibatkan sitokrom P450. Reaksi oksidasi meliputi:
 Hidroksilasi aromatik, Hidroksilasi alifatik, Dealkilasi, Desulfurasi,
Dehalogenasi, Deaminasi oksidatif.
 Reaksi Reduksi
Reaksi ini kurang penting dibanding reaksi oksidasi. Reduksi terutama berperan
pada nitrogen dan turunannya (azoik dan nitrat), kadang-kadang pada karbon.
(Anonim, 1999). Hanya beberapa obat yang mengalami metabolisme dengan
jalan reduksi, baik dalam letak mikrosomal maupun non mikrosomal. Reaksi
reduksi meliputi :
 Reduksi aldehida, Reduksi azo, Reduksi nitro
 Reaksi Hidrolisis (deesterifikasi)
Proses lain yang menghasilkan senyawa lebih polar adalah hidrolisis dari ester
dan amida oleh enzim.
b. Reaksi fase II atau reaksi konjugasi
Tujuan reaksi ini adalah mengikat gugus fungsional hasil metabolit reaksi fase I
dengan senyawa endogen yang mudah terionisasi dan bersifat polar, seperti asam
glukoronat, sulfat, glisin, dan glutamin, menghasilkan konjugat yang mudah larut
dalam air. Hasil konjugasi yang terbentuk ( konjugat ) kehilangan aktivitas dan
toksisitasnya, dan kemudian diekskresikan melaui urin (Mardjono,2007).
Reaksi fase II terdiri :
 Konjugasi asam glukoronat
Konjugasi dengan asam glukoronat merupakan cara konjugasi umum dalam
proses metabolisme.
 Metilasi
Reaksi metilasi mempunyai peran penting pada proses biosintesis beberapa
senyawa endogen.
 Konjugasi Sulfat
Terjadi pada senyawa yang mengandung gugus fenol, kadang juga terjadi pada
senyawa alkohol, amin aromatik, senyawa N-hidroksi.
 Asetilasi
Merupakan jalur metabolisme obat yang mengandung gugus amin primer,
sulfonamida, hidrasin, hidrasid, dan amina alifatik primer.
 Pembentukan asam merkapturat
Asam merkapturat adalah turunan S dari N-asetilsistein yang disintesis dari GSH.
Tidak semua obat dimetabolisme melalui kedua fase tersebut ada obat yang
mengalami reaksi fase I saja (satu atau beberapa macam reaksi ) atau reaksi fase II saja
(satu atau beberapa macam reaksi), tetapi kebanyakan obat dimetabolisme melalui
beberapa reaksi sekaligus atau secara berurutan menjadi beberapa macam metabolit
Kecepatan biotransformasi umumnya bertambah bila konsentrasi obat meningkat, hal ini
berlaku sampai titik dimana konsentrasi menjadi demikian tinggi hingga seluruh molekul
enzim yang melakukan pengubahan ditempati terus-menerus oleh molekul obat dan
tercapai kecepatan biotransformasi yang konstan.

Anda mungkin juga menyukai