Anda di halaman 1dari 8

POKOK BAHASAN 4: PENENTUAN DAN PENGENDALIAN BIAYA

OVERHEAD PABRIK

SUBPOKOK BAHASAN:
1.1. Biaya overhead pabrik.
1.2. Perbedaan biaya overhead pabrik normal dengan sesungguhnya.
1.3. Penaksiran tingkat produksi.
1.4. Penaksiran biaya overhead pabrik.
1.5. Penentuan tarif biaya overhead pabrik.
1.6. Pembebanan biaya overhead pabrik.
1.7. Biaya overhead pabrik sesungguhnya.
1.8. Selisih biaya overhead pabrik.
1.9. Alokasi biaya overhead pabrik departemen jasa ke departemen produksi.

MATERI KULIAH:

1.1. Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) biaya
overhead pabrik variabel, (2) biaya overhead pabrik tetap, dan (3) biaya overhead pabrik
campuran. Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang jumlah
totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya
overhead pabrik variabel adalah biaya bahan penolong. Biaya overhead pabrik tetap adalah
biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya (dalam kisaran tertentu) tidak berubah
walaupun terjadi perubahan volume kegiatan. Contoh biaya overhead pabrik tetap adalah
pajak bumi dan bangunan, biaya penyusutan aktiva tetap, dan biaya sewa gedung pabrik.
Biaya overhead pabrik campuran dapat dibedakan menjadi biaya overhead pabrik
semivariabel, misalnya biaya listrik pabrik dan biaya telepon pabrik, dan biaya overhead
pabrik bertahap, misalnya gaji supervisor dan gaji inspektur.

1.2. Perbedaan Biaya Overhead Pabrik Normal dengan Sesungguhnya


Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dapat berupa biaya overhead
pabrik sesungguhnya atau biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Jika biaya
overhead pabrik dibebankan sebesar biaya sesungguhnya maka harga pokok produk baru
dapat ditentukan setelah semua biaya overhead pabrik sesungguhnya telah terkumpul.
Padahal penentuan harga pokok produk diperlukan pada saat barang selesai diproses.
Untuk itu, perlu ditetapkan biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka atas dasar
kapasitas normal.

1.3. Penaksiran Tingkat Produksi


Biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka dihitung dengan penyebut/pembagi
kapasitas produksi. Tingkat kapasitas produksi yang dapat digunakan sebagai penyebut
adalah (1) kapasitas produksi teoritis atau ideal, (2) kapasitas produksi praktis atau
realistis, (3) kapasitas produksi normal atau jangka panjang, dan (4) kapasitas produksi
yang diharapkan atau jangka pendek.

Akuntansi Biaya dhw – hal 16


Kapasitas produksi teoritis atau ideal adalah kapasitas produksi maksimum yang dapat
diproduksi oleh perusahaan tanpa hambatan intern maupun hambatan ekstern. Hambatan
intern misalnya setup time, reparasi dan pemeliharaan mesin, libur nasional, dan libur
mingguan. Hambatan ekstern misalnya kekosongan pesanan penjualan. Pada tingkat
kapasitas ini, pabrik dianggap bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 52 minggu setahun
tanpa henti sehingga tercapai kapasitas produksi 100%.
Kapasitas produksi praktis atau realistis adalah kapasitas kapasitas produksi maksimum
yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan mempertimbangkan hambatan intern. Pada
kapasitas ini dianggap hambatan-hambatan esktern tidak ada.
Kapasitas produksi normal atau jangka panjang adalah kapasitas produksi yang
didasarkan pada kapasitas produksi praktis dengan mempertimbangkan permintaan
terhadap produk. Pada kapasitas ini sudah dipertimbangkan baik hambatan intern maupun
hambatan ekstern jangka panjang, umumnya dalam jangka waktu 5 tahun,
Kapasitas produksi yang diharapkan atau jangka pendek adalah kapasitas produksi yang
didasarkan atas taksiran produksi periode yang akan datang. Dalam satu periode, kapasitas
produksi yang diharapkan dapat lebih besar, sama, atau lebih kecil dari pada kapasitas
produksi normal. Dalam jangka panjang, total kapasitas produksi yang diharapkan harus
sama dengan total kapasitas produksi normal.
1.4. Penaksiran Biaya Overhead Pabrik
Dalam menaksir biaya overhead pabrik, harus ditaksir total biaya overhead pabrik
selama periode tertentu. Taksiran total biaya overhead pabrik ini biasanya ditetapkan pada
tingkat kapasitas produksi normal. Taksiran total biaya overhead pabrik dirinci ke dalam
biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap.
1.5. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan membagi taksiran total biaya overhead
pabrik dengan tingkat kapasitas produksi tertentu. Kapasitas produksi yang digunakan
dapat berupa (1) unit produksi, (2) biaya bahan baku, (3) biaya tenaga kerja, (4) jam kerja
langsung, (5) jam mesin. Tarif biaya overhead pabrik dapat ditentukan berupa (1) tarif
tunggal atau (2) tarif departemenisasi. Tarif biaya overhead pabrik dapat dirinci menjadi
tarif biaya overhead pabrik variabel dan tarif biaya overhead pabrik tetap.
Contoh
Berikut ini adalah taksiran unit produksi pada kapasitas normal, taksiran jam kerja
langsung pada kapasitas normal, taksiran total biaya variabel, dan taksiran total biaya tetap
untuk tahun 2000 pada PT Jambusari.
Taksiran unit produksi pada kapasitas normal..................................250.000 unit
Taksiran jam kerja langsung pada kapasitas normal ........................500.000 jam
Taksiran total biaya variabel:
Biaya bahan penolong ............................................................Rp125.000,00
Biaya tenaga kerja tidak langsung............................................ 75.000,00
Biaya bahan bakar..................................................................... 450.000,00
Total biaya variabel.................................................................Rp650.000,00
Taksiran total biaya tetap:
Biaya sewa pabrik...................................................................Rp300.000,00
Biaya penyusutan mesin pabrik............................................... 50.000,00
Total biaya overhead pabrik tetap...........................................Rp350.000,00
Taksiran total biaya overhead pabrik.........................................Rp1.000.000,00
Pertanyaan:
Hitunglah tarif biaya overhead pabrik jika kapasitas produksi yang digunakan adalah:
1. unit produksi, yaitu 250.000 unit.
2. biaya bahan baku, yaitu Rp500.000,00.
3. biaya tenaga kerja, yaitu Rp2.000.000,00.
4. jam kerja langsung, yaitu 500.000 jam.
5. jam mesin, yaitu 12.500 jam.

Akuntansi Biaya dhw – hal 17


1.6. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Pembebanan biaya overhead pabrik adalah penetapan biaya overhead pabrik yang
diperhitungkan ke dalam harga pokok produk. Pembebanan ini dihitung dengan
mengalikan tarif biaya overhead pabrik dengan kapasitas produksi sesungguhnya.
Contoh
Dalam contoh di atas (penentuan tarif biaya overhead pabrik), PT Jambusari menetapkan
pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar jam kerja langsung. Jam kerja langsung
yang sesungguhnya terjadi adalah 400.000 jam.
Pertanyaan:
1. Hitunglah jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik.
1.7. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat secara harian sesuai dengan
waktu terjadinya. Biaya overhead ini dikumpulkan dalam rekening tersendiri yaitu
rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya dapat dibuat untuk setiap departemen produksi dan jika diperlukan dapat
dibuat rekening pembantunya. Pada akhir periode, Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya dengan Biaya Overhead Pabrik Dibebankan diperbandingkan.
Contoh
Berikut ini adalah informasi tentang biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
pada PT Jambusari.
Total biaya variabel:
Biaya bahan penolong ............................................................Rp100.000,00
Biaya tenaga kerja tidak langsung............................................ 60.000,00
Biaya bahan bakar..................................................................... 360.000,00
Total biaya variabel.................................................................Rp520.000,00
Total biaya tetap:
Biaya sewa pabrik...................................................................Rp300.000,00
Biaya penyusutan mesin pabrik............................................... 50.000,00
Total biaya overhead pabrik tetap...........................................Rp350.000,00
Pertanyaan:
Buatlah jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi dalam
periode tersebut di atas.
1.8. Selisih Biaya Overhead Pabrik
Perbandingan antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead
pabrik dibebankan dapat menimbulkan selisih. Selisih biaya overhead pabrik dapat berupa
selisih menguntungkan (laba/favorable) atau selisih tidak menguntungkan (rugi/
unfavorable). Selisih menguntungkan (hemat) terjadi jika biaya overhead sesungguhnya
lebih kecil dari pada biaya overhead dibebankan, sedang selisih tidak menguntungkan
(boros) jika terjadi hal yang sebaliknya. Selisih biaya overhead pabrik dapat digolongkan
lebih rinci menjadi (1) selisih harga, (2) selisih efisiensi, (3) selisih volume produksi.
Selisih ini selanjutnya dapat dialokasikan ke (1) persediaan barang dalam proses, (2)
persediaan barang jadi, dan (3) harga pokok penjualan.
Contoh
Pertanyaan:
Atas dasar data PT Jambusari tersebut di atas:
1. Buatlah jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat alokasi selisih biaya overhead pabrik jika diketahui
barang jadi yang terjual adalah 180.000 unit, persediaan barang jadi 20.000 unit, dan
persediaan barang dalam proses 0 unit.

Akuntansi Biaya dhw – hal 18


1.9. Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Jasa ke Departemen Produksi.
Jika perusahaan mempunyai departemen jasa, maka biaya departemen jasa harus
dialokasikan terlebih dahulu ke departemen lain yang menikmati jasanya. Biaya yang
terjadi di departemen jasa jika dialokasikan ke departemen produksi akan menambah biaya
overhead pabrik departemen produksi yang menerima alokasi tersebut. Metode alokasi
yang dapat digunakan adalah (1) metode langsung, (2) metode bertahap, dan (3) metode
aljabar. Alokasi ini dilakukan baik terhadap biaya overhead pabrik yang ditentukan di
muka maupun biaya overhead pabrik sesungguhnya.

Contoh
PT Jayaraya menetapkan budget biaya overhead pabrik departemen produksi dan biaya
departemen pembantu untuk tahun 1999 sebagai berikut.
Departemen Pembantu:
Departemen X...............................................Rp10.000,00
Departemen Y.....................................................7.500,00
Departemen Produksi:
Departemen A...............................................Rp36.500,00
Departemen B...................................................44.600,00
Taksiran jam kerja langsung, luas lantai, dan total jam kerja adalah sebagai berikut.
Departemen Taksiran Jam Taksiran Luas Taksiran Jumlah
Kerja Langsung Lantai Jam Kerja
2
X - 700 m 1.000
Y - 500 m2 700
2
A 1.800 1.000 m 2.800
B 950 3.000 m2 1.200
2
2.750 5.200 m 5.700

Biaya overhead pabrik departemen produksi dan biaya departemen pembantu yang
sesungguhnya terjadi selama tahun 1999 adalah sebagai berikut.
Departemen Pembantu:
Departemen X...............................................Rp11.000,00
Departemen Y.....................................................7.900,00
Departemen Produksi:
Departemen A...............................................Rp38.400,00
Departemen B...................................................43.700,00
Berikut ini adalah jam kerja langsung, luas lantai, dan total jam kerja yang sesungguhnya.
Departemen Jam Kerja Luas Lantai Jumlah Jam
Langsung Kerja
X - 650 m2 1.400
2
Y - 550 m 900
A 1.700 1.300 m2 3.000
B 1.000 2.600 m2 1.500
2.700 5.100 m2 6.800

Biaya Departemen X dialokasikan atas dasar luas lantai, sedang biaya Departemen Y
dialokasikan atas dasar jumlah jam kerja.

Akuntansi Biaya dhw – hal 19


Pertanyaan:
1. Lakukan alokasi budget biaya departemen pembantu ke departemen produksi,
hitunglah jumlah biaya overhead pabrik departemen produksi setelah alokasi jika
metode alokasi yang digunakan (a) langsung, (b) bertahap, dan (c) aljabar, dan
hitunglah tarif biaya overhead pabrik departemen produksi jika digunakan dasar jam
kerja langsung.
2. Lakukan alokasi biaya departemen pembantu sesungguhnya ke departemen produksi
dan hitunglah jumlah biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen produksi
setelah alokasi jika metode alokasi yang digunakan (a) langsung, (b) bertahap, dan (c)
aljabar.

Catatan:
Dalam alokasi dengan menggunakan metode bertahap, biasanya yang dialokasikan
terlebih dahulu adalah biaya departemen pembantu yang terbesar.

1.a. Metode Langsung:


Departemen Pembantu Departemen Produksi
Departemen X Departemen Y Departemen A Departemen B
Total biaya sebelum alokasi
Alokasi biaya Dep. X
Alokasi biaya Dep. Y
Total biaya setelah alokasi 0 0
Tarif biaya overhead pabrik - -

1.b. Metode Bertahap:


Departemen Pembantu Departemen Produksi
Departemen X Departemen Y Departemen A Departemen B
Total biaya sebelum alokasi
Alokasi biaya Dep. X
Alokasi biaya Dep. Y
Total biaya setelah alokasi 0 0
Tarif biaya overhead pabrik - -

Akuntansi Biaya dhw – hal 20


1.c. Metode Aljabar:
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Departemen X Departemen Y Departemen A Departemen B
Total biaya sebelum alokasi
Alokasi biaya Dep. X
Alokasi biaya Dep. Y
Total biaya setelah alokasi 0 0
Tarif biaya overhead pabrik - -

2.a. Metode Langsung:


Departemen Pembantu Departemen Produksi
Departemen X Departemen Y Departemen A Departemen B
Total biaya sebelum alokasi
Alokasi biaya Dep. X
Alokasi biaya Dep. Y
Total biaya setelah alokasi 0 0

2.b. Metode Bertahap:


Departemen Pembantu Departemen Produksi
Departemen X Departemen Y Departemen A Departemen B
Total biaya sebelum alokasi
Alokasi biaya Dep. X
Alokasi biaya Dep. Y
Total biaya setelah alokasi 0 0

2.c. Metode Aljabar:


Departemen Pembantu Departemen Produksi
Departemen X Departemen Y Departemen A Departemen B
Total biaya sebelum alokasi
Alokasi biaya Dep. X
Alokasi biaya Dep. Y
Total biaya setelah alokasi 0 0

Akuntansi Biaya dhw – hal 21


Latihan
PT Maju Lancar mempunyai dua departemen jasa (Departemen A dan B) dan dua departemen
produksi (Departemen 1 dan 2). Berikut ini adalah informasi tentang budget biaya pada keempat
departemen tersebut dan jasa yang diberikan oleh departemen jasa:
Jasa yang Diberikan Oleh
Departemen Budget Biaya
Departemen A Departemen B
Departemen A Rp10.000,00 - 20%
Departemen B 20.000,00 35% -
Departemen 1 14.000,00 15% 45%
Departemen 2 6.000,00 50% 35%
Rp50.000,00 100% 100%
Jam kerja langsung di Departemen 1 ditetapkan 10.000 jam, sedang di Departemen 2 adalah
5.000 jam.
Pertanyaan:
Lakukan alokasi budget biaya departemen pembantu ke departemen produksi, hitunglah jumlah
biaya overhead pabrik departemen produksi setelah alokasi, dan hitunglah tarif biaya overhead
pabrik departemen produksi jika metode alokasi yang digunakan:
1. langsung,
2. bertahap, dan
3. aljabar.

1. Metode langsung:
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Departemen A Departemen B Departemen 1 Departemen 2
Total biaya sebelum alokasi
Alokasi biaya Dep. A
Alokasi biaya Dep. B
Total biaya setelah alokasi
Tarif biaya overhead pabrik

2. Metode bertahap:
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Departemen A Departemen B Departemen 1 Departemen 2
Total biaya sebelum alokasi
Alokasi biaya Dep. A
Alokasi biaya Dep. B
Total biaya setelah alokasi
Tarif biaya overhead pabrik

Akuntansi Biaya dhw – hal 22


3. Metode Aljabar:
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Departemen A Departemen B Departemen 1 Departemen 2
Total biaya sebelum alokasi
Alokasi biaya Dep. A
Alokasi biaya Dep. B
Total biaya setelah alokasi
Tarif biaya overhead pabrik

Akuntansi Biaya dhw – hal 23

Anda mungkin juga menyukai