Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Guru Pengampu: NURUL MAGFIRA, S.Pd, M,Pd.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV
1. Indah Inriani (105441100218)
2. Musdawilda (10544110618)
3. Audry Aulia Nafasya (105441102818)
4. Nurhikmah. HR (105441105218)

PILIHAN 7A

PENDIDIKAN BIOLOGI 2018


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat waktu dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah Model-Model
Pembelajaran. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju zaman
yang berintelektual seperti sekarang ini. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai materi “Model Pembelajaran Project Based Learning”.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu, tidak menutup kesempatan bagi pembaca yang hendak memberi kritik dan
saran berkenaan dengan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Makassar, Oktober 2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning.......................5
B. Karakteristik atau Ciri-Ciri Model Pembelajaran Project Based Learning
.................................................................................................................6
C. Prinsip-Prinsip Dasar Pembelajaran Project Based Learning.................7
D. Langkah-langkah Pembelajaran Project Based Learning.......................8
E. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Project Based Learning......11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan awal siswa yang diperoleh dari pengalaman mengamati
fenomena-fenomena di lingkungan tempat tinggal memberikan latar belakang
dalam membangun pengetahuan awal siswa.Setiap siswa tentu mempunyai
tafsiran yang berbeda terhadap pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan
sehari-hari. Ketika siswa berada dalam proses pembelajaran di kelas, guru
memfasilitasi kegiatan pembelajaran agar terbentuk konsep baru yang sesuai
dengan konsep ilmuwan.
Guru hendaknya merancang pembelajaran yang efektif dengan
memperhatikan karakteristik materi pembelajaran yang diajarkan. Hal-hal yang
perlu dipertimbangan guru dalam merancang pembelajaran dengan memilih
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Kesatuan yang utuh
antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran akan terbentuk
sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khasoleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bingkai dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Kurikulum 2013 telah memberikan acuan dalam pemilihan model
pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik. Model pembelajaran
yangdimaksud meliputi : project basedd learning (PjBL), problem basedd
learning (PBL), atau discovery learning . Pemilihan model pembelajaran
diserahkan kepadaguru dengan menyesuaikan dengan karakteristik materi ajar.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
siswa. Pengalaman belajarsiswa maupun konsep dibangun berdasarkan produk
yang dihasilkan dalam proses pembelajaran berbasis proyek.
Makalah ini hanya akan membahas pembelajaran berbasis proyek
( projectbasedd learning = PjBL) diantara banyak model pembelajaran yang
lain. Pembelajaran berbasis proyek lebih cocok untuk pengajaran

3
interdisipliner karena secara alamimelibatkan banyak keterampilan akademik
yang berbeda, seperti membaca,menulis, dan matematika dan cocok untuk
membangun pemahaman konseptualmelalui asimilasi mata pelajaran yang
berbeda.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian Model Pembelajaran Project Based
Learning?
2. Untuk mengetahui karakteristik atau ciri-ciri Model Pembelajaran Project
Based Learning
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Dasar Model Pembelajaran Project
Based Learning?
4. Untuk mengetahui langkah-langkah Model Pembelajaran Project Based
Learning?
5. Untuk mengetahui keunggulan dan keterbatasan Model Pembelajaran
Project Based Learning?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah yaitu :
1. Dapat mengetahui pengertian Model Pembelajaran Project Based
Learning?
2. Dapat mengetahui arakteristik atau ciri-ciri Model Pembelajaran Project
Based Learning.
3. Dapat prinsip-prinsip dasar Model Pembelajaran Project Based Learning?
4. Dapat mengetahui langkah-langkah Model Pembelajaran Project Based
Learning?
5. Dapat mengetahui keunggulan dan keterbatasan Model Pembelajaran
Project Based Learning?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning


Menurut Permendikbud, 2004 :20 Model Pembelajaran berbasis
proyek (Project Basedd Learning) adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek sebagai inti pembelajaran.
Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, 2009:30, Model
pembelajaran ini yaitu model pembelajaran inovatif yang melibatkan kerja
proyek dimana peserta didik bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi
pembelajarannya dan mengkulminasikannya dalam produk nyata.
Jadi Model pembelajaran berbasis project adalah model pembelajaran
yang dikembangkan berdasarkan tingkat perkembangan berfikir siswa dengan
berpusat pada aktivitas belajar siswa sehingga memungkinkan mereka untuk
beraktivitas sesuai dengan keterampilan, kenyamanan dan minat belajarnya.
Kemandirian siswa dalam belajar untuk menyelesaikan tugas
yangdihadapinya merupakan tujuan dari PjBL. Namun kemandirian dalam
belajarperlu dilatih oleh guru kepada siswa agar terbiasa dalam belajar bila
menggunakanPjBL. Siswa SD maupun SMP masih perlu dibimbing dalam
menyelesaikan tugasproyek bahkan siswa SMA. Bimbingan guru diperlukan
untuk mengarahkan siswaagar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai
dengan alur pembelajaran.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model belajar
yangmenggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
danmengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya
dalamberaktifitas secara nyata. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai
denganmemunculkan pertanyaan penuntun ( a guiding question ) dan
membimbing siswadalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan
berbagai subjek (materi)dalam kurikulum. PjBL merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topikdunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi
dan usaha siswa (Kemdikbud,2014, hlm. 33)

5
B. Karakteristik atau Ciri-ciri Model Pembelajaran Project Based Learning
Lima kriteria suatu pembelajaran merupakan PjBL adalah sentralitas,
mengarahkan pertanyaan, penyelidikan kontruktivisme, otonomi, dan realistis
(Thomas, 2000; Kemdikbud, 2014) :
1. The project are central, not peripheral to the curriculum . Kriteria ini
memiliki dua corollaries. Pertama, proyek merupakan kurikulum. Pada
PjBL, proyek merupakan inti strategi mengajar, siswa berkutat dan belajar
konsep inti materimelalui proyek. Kedua, keterpusatan yang berarti jika
siswa belajar sesuatu diluar kurikulum, maka tidaklah dikategorikan
sebagai PjBL.
2. Proyek PjBL difokuskan pada pertanyaan atau problem yang mendorong
siswa mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari
matapelajaran. Definisi proyek bagi siswa harus dibuat sedemikian rupa
agarterjalin hubungan antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang
melatarinya. Proyek biasanya dilakukan dengan pengajuan pertanyaan-
pertanyaan yang belum bisa dipastikan jawabannya ( ill-defined
problem ).Proyek dalam PjBL dapat dirancang secara tematik, atau
gabungan topik-topikdari dua atau lebih mata pelajaran.
3. Proyek melibatkan siswa pada penyelidikan konstruktivisme. Sebuah
penyelidikan dapat berupa perancangan proses, pengambilan keputusan,
penemuan masalah, pemecahan masalah, penemuan, atau proses
pengembangan model. Aktivitas inti dari proyek harus melibatkan
transformasidan konstruksi dari pengetahuan (pengetahuan atau
keterampilan baru) pada pihak siswa. Jika aktivitas inti dari proyek tidak
mere presentasikan “tingkatkesulitan” bagi siswa, atau dapat dilakukan
dengan penerapan informasi atau keterampilan yang siap dipelajari,
proyek yang dimaksud adalah tak lebih darisebuah latihan, dan bukan
proyek PjBL yang dimaksud.
4. Project are sudent-driven to some significant degree . Inti proyek
bukanlahberpusat pada guru, berupa teks aturan atau sudah dalam bentuk
paket tugas.Misalkan tugas laboratorium dan booklet pembelajaran

6
bukanlah contoh PjBL.PjBL lebih mengutamakan kemandirian, pilihan,
waktu kerja yang tidakbersifat kaku, dan tanggung jawab siswa daripada
proyek tradisional danpembelajaran tradisional.
5. Proyek adalah realistis, tidak school-like. Karakterisitik proyek
memberikan keotentikan pada siswa. Karakteristik ini boleh jadi meliputi
topik, tugas, peranan yang dimainkan siswa, konteks di mana kerja proyek
dilakukan, produk yang dihasilkan, atau kriteria di mana produk-produk
atau unjuk kerjadinilai. PjBL melibatkan tantangan-tantangan kehidupan
nyata, berfokus padapertanyaan atau masalah autentik (bukan simulatif),
dan pemecahannyaberpotensi untuk diterapkan di lapangan yang
sesungguhnya.

C. Prinsip-Prinsip Dasar Pembelajaran Project Based Learning


Sebagai sebuah model pembelajaran, pembelajaran berbasis proyek
mempunyai beberapa prinsip, yaitu :.
1. Prinsip sentralistis Prinsip ini menegaskan bahwa kerja proyek merupakan
esensi darikurikulum. !odel ini merupakan pusat strategi pembelajaran,
dimana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja
proyek.
2. Prinsip pertanyaan pendorongPrinsip ini menegaskan bahwa kerja proyek
berfokus pada pertanyaan atau permasalahan yang dapat mendorong siswa
untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang
tertentu.
3. Prinsip investigasi konstrukti, Perinsip investigasi konstrukti merupakan
proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung
kegiatan inkuiri, pembangunan konsepdan resolusi.
4. Prinsip otonomi, Prinsip otonomi dalam pembelajaran berbasis proyek
dapat diartikan sebagaikemandirian siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran, yaitu bebasmenentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan
minimal supervisi dan bertanggung jawab.

7
5. Prinsip realistis, Prinsip realistis berarti bahwa proyek merupakan sesuatu
yang nyata

D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Project Based Learning


Tahapan PjBL dikembangkan oleh dua ahli, The George Lucas
EducationFoundation dan Dopplet. Sintaks PjBL (Kemdikbud, 2014, hlm. 34)
yaitu :
Fase 1 : Penentuan pertanyaan mendasar ( start with essential question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan
yangdapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
Pertanyaandisusun dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia
nyata dandimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pertanyaan yang
disusun hendaknya tidak mudah untuk dijawab dan dapat mengarahkan siswa
untukmembuat proyek. Pertanyaan seperti itu pada umumnya bersifat
terbuka(divergen), provokatif, menantang, membutuhkan keterampilan
berpikir tingkattinggi ( high order thinking ), dan terkait dengan kehidupan
siswa. Guru berusahaagar topik yang diangkat relevan untuk para siswa.
Fase 2 : Menyusun perencanaan proyek ( design project )
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa.
Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek
tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang
dapatmendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara
mengintegrasikanberbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapatdiakses untuk membantu penyelesaian proyek.
Fase 3 : Menyusun jadwal ( create schedule )
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan
dalammenyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: membuat
jadwaluntuk menyelesaikan proyek, (2) menentukan waktu akhir penyelesaian
proyek,(3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4)
membimbing siswaketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek, dan (5)meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan)

8
tentang cara pemilihan waktu.Jadwal yang telah disepakati harus disetujui
bersama agar guru dapat melakukan monitoring kemajuan belajar dan
pengerjaan proyek di luar kelas.
Fase 4 : Memantau siswa dan kemajuan proyek ( monitoring the students and
progress of project )
Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa
selamamenyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara
memfasilitasi siswapada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan
menjadi mentor bagi aktivitassiswa. Agar mempermudah proses pemantauan,
dibuat sebuah rubrik yang dapatmerekam keseluruhan kegiatan yang penting.
Fase 5 : Penilaian hasil ( assess the outcome )
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur
ketercapaianstandar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan
masing-masingsiswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang
sudah dicapaisiswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
Fase 6 : Evaluasi Pengalaman ( evaluation the experience )
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan
refleksiterhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksidilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
siswa dimintauntuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikanproyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka
memperbaikikinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatutemuan baru ( new inquiry ) untuk menjawab permasalahan
yang diajukan padatahap pertama pembelajaran.
Menurut Doppelt (2005), PjBL yang berkaitan dengan kehidupan
nyatasiswa memungkinkan pembelajaran sains dan teknologi kepada siswa
dariberbagai latar belakang. Doppelt (2005) dalam hasil penelitiannya
lebihmenekankan pada Creative Design Prosess (CDP). CDP ini memilki
enamtahapan, yaitu:
Tahap 1 : Merancang tujuan (Design Purpose)

9
Langkah pertama dalam merancang proses adalah menentukan
rancanganmasalah. Tiga langkah penting dalam langkah pertama ini adalah :
a. The Problem and The Need , siswa mendeskripsikan alasan yang
memotivasimereka untuk memilih proyek. Mereka juga menetapkan
masalah danmenentukan kebutuhan untuk mendapatkan solusi masalah.
b. The Target Clientele and Restrictions, siswa mendeskripsikan target
clientele dan menetapkan pembatasan yang mereka ambil dalam
pertimbangan.
c. The design goals , siswa menetapkan permintaan kebutuhan yang mereka
harapkan.
Tahap 2 : Mengajukan pertanyaan/ inquiry ( Field of Inquiry )
Langkah kedua dalam proses desain adalah untuk menentukan
bidangpenyelidikan di mana masalah berada. Berdasarkan definisi masalah
dan tujuandari langkah pertama. Siswa harus meneliti dan menganalisis sistem
yang adayang mirip dengan apa dikembangkan. Langkah pada tahap 2
termasuk dalam:
a. Information Sources
b. Identification of Engineering, Scientific, and Societal Aspects
c. Organization of the Information and its Assessment
Tahap 3 : Mengajukan alternatif solusi ( Solution Alternatives )
Mempertimbangkan solusi alternatif untuk rancangan masalah.
Langkah inimemungkinkan siswa untuk membuat keputusan berbagai macam
kemungkinanatau ide kreatif yang tak pernah dicoba sebelumnya. Siswa
diberikan saran danpetunjuk dalam:
a. Ideas Documentation
b. Consider All Factors
c. Consequence and Sequel d. Other P eople’s View
Tahap 4 : Memilih solusi ( Choosing the Preferred Solution )
Memilih salah satu solusi alternatif yang dibuat, pilihan dilakukan
denganmempertimbangkan gagasan yang didokumentasikan dalam tahap
mengajukansolusi alternatif. Solusi yang dipilih mengikuti kriteria

10
a. Mempunyai lebih banyak poin positif dan sedikit poin negatif.
b. Berdasarkan banyak faktor dan pandangan yang mungkin
c. Terlihat solusi yang baik di antara solusi yang lain
d. Memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan masalah.
Tahap 5 : Melaksanakan kegiatan ( Operation Steps )
Merencanakan metode untuk implementasi solusi yang dipilih misalnya
jadwal, ketersediaan bahan, komponen, bahan, alat dan menciptakan prototype.
Tahap 6: Evaluasi ( Evaluation )
Tahap evaluasi terjadi pada akhir proses kegiatan, tujuannya untuk refleksi
kegiatan berikutnya

E. Keunggulan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Project Based


Learning
1. Kelebihan
Dibandingkan dengan model lain, PjBL mampu meningkatkan
kualitaspembelajaran siswa dalam materi tertentu dan menjadikan siswa
mampumengaplikasikan satu pengetahuan tertentu dalam konteks tertentu
(Doppelt,2005, hlm. 10). Siswa harus terlibat secara kognitif dalam proyek
selama waktu tertentu. Keterlibatan dalam tugas yang kompleks adalah
salah satu komponenpenting pembelajaran karena kita berasumsi bahwa
siswa akan termotivasi untukmenguji ide mereka dan kedalamana
pemahaman pada saat menghadapi masalah autentik.
PjBL pun melibatkan proses inquiry dan dapat memotivasi siswa
secarakuat karena adanya pameran. PjBL dapat meningkatkan semangat
untuk belajarantara siswa dan para pengajar. Juga memunculkan banyak
keterampilan (sepertimanajemen waktu, berkolaborasi dan pemecahan
masalah). Siswa pun belajar untuk menyesuaikan dengan berbagai macam
kemampuan siswa dan kebutuhan belajar.
Moursund (1997, dalam Wena, 2013, hlm 147) dan Kemdikbud
(2014,hlm. 33) menyebutkan beberapa kelebihan penggunaan PjBL
adalah:

11
1. Increased motivation. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
danmendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting. Siswa
tekun bekerjadan berusaha keras untuk belajar lebih mendalam dan
mencari jawaban ataskeingintahuan dan dalam menyelesaikan proyek.
2. Increased problem-solving ability . Lingkungan belajar PjBL membuat
siswamenjadi lebih aktif memecahkan masalah-masalah yang
kompleks. Siswamempunyai pilihan untuk menyelidiki topik-topik
yang berkaitan denganmasalah dunia nyata, saling bertukar pendapat
antara kelompok yangmembahas topik yang berbeda,
mempresentasikan proyek atau hasil diskusimereka. Hal tersebut juga
mengembangkan keterampilan tingkat tinggi siswa.
3. Increased collaborative. Pentingnya kerja kelompok dalam
proyekmemerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan
keterampilanberkomunikasi.
4. Improved library research skills . Karena PjBL mensyaratkan siswa
harusmampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-
sumberinformasi, sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa
untuk mencaridan mendapatkan informasi.
5. Increased resource-management skills . Memberikan pengalaman
kepadasiswa dalam mengorganisasi proyek, mengalokasikan waktu,
dan mengelolasumber daya seperti alat dan bahan menyelesaikan
tugas. Ketika siswabekerja dalam kelompok, mereka belajar untuk
mempelajari keterampilanmerencanakan, mengorganisasi, negosiasi,
dan membuat kesepakatan tentangtugas yang akan dikerjakan, siapa
yang akan bertanggungjawab untuk setiaptugas, dan bagaimana
informasi akan dikumpulkan dan disajikan.
6. Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai
kondisidunia nyata.
7. Meningkatkan kemampuan berpikir. Laporan PjBL tidak hanya
berdasarinformasi yang dibaca saja, tetapi melibatkan siswa untuk
belajarmengembangkan masalah, mencari jawaban dengan

12
mengumpulkaninformasi, berkolaborasi dan menerapkan pengetahuan
yang dipahami untukmenyelesaikan permasalahan dunia nyata.
8. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.

Berdasarkan berbagai bentuk penelitian, PjBL lebih efektif untuk


(Thomas, 2000, hlm. 8-18):
1. Peningkatan prestasi belajar siswa
2. Peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
3. Peningkatan pemahaman siswa dalam materi pelajaran
4. Peningkatan dalam pemahaman yang berhubungan dengan
keterampilankhusus dan strategi pengenalan pada proyek.
5. Adanya perubahan dalam kelompok pemecahan masalah, kebiasaan
kerja danproses PjBL lainnya.
9. Keterbatasan
Selain keunggulan/keuntungan PjBL yang telah dijelaskan
sebelumnya,pelaksanaan PjBL juga memiliki beberapa keterbatasan yaitu
(Kemdikbud, 2014,hlm. 35):
1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
3. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di
manainstruktur memegang peran utama di kelas.
4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulaninformasi akan mengalami kesulitan.
6. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
7. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok
berbeda,dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara
keseluruhan

13
Walaupun demikian, pembelajaran berbasis proyek menjadi salah
satualternatif yang ditawarkan dalam kurikulum 2013. Ada banyak macam
proyekyang dapat dilakukan oleh guru dan siswa. Proyek dapat
meningkatkanketertarikan siswa karena keterlibatan siswa dalam
memecahkan masalah autentik,bekerja sama dengan kelompok, dan
membangun solusi atas masalah yang nyata.
Proyek masih dianggap memiliki potensi untuk
meningkatkanpemahaman secara mendalam karena siswa perlu
mendapatkan dan menerapkaninformasi, konsep, dan prinsip-prinsip
selama pembelajaran. Siswa pun memilikipotensi untuk meningkatkan
kompetensi dalam berpikir (belajar danmetakognisi) karena siswa
ditugaskan untuk memformulasi rencana, kemajuandan mengevaluasi
solusi.
Keberadaan teknologi termutakhir sangat diperlukan dalam
menciptakanproyek yang kreatif. Keterkaitan antara sains dan teknologi
maupun ilmu laintidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran sains.
Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM) yang
terintegrasi dalam PjBL akanmampu membangun keterampilan abad 21
dalam mempersiapkan generasi emasIndonesia. Pendekatan STEM
mempersiapkan siswa untuk mengembangkanketerampilan yang
dibutuhkan dalam berkompetisi pada abad ke-21 (Sanders,2009; Becker &
Park, 2011), seperti keterampilan teknologi, mahirberkomunikasi dan
pemecahan masalah (Bell, 2010, hlm. 39).

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu, Project
Basedd Learning atau biasa disebut Pembelajaran berbasis Proyek yaitu
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan suatu karya berbasis
proyek,untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya
kontekstual baik individual maupun kelompok. Karakteristik pembelajaran
berbasis proyek salah satunya memiliki hasil akhir berupa produk. Prinsipnya
supaya peserta didik dapat mandiri dalam melaksanakan proses pembelajaran,
yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan bertanggung
jawab. Keuntungan dari pembelajaran berbasis proyek peserta didik mampu
mempraktikkan keterampilan dalam mengorganisasi suatu proyek.
B. Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun kami harapkan demi perbaikan makalah ini
dan semoga makalh ini dapat menjadi khazanah pengetahuan khususnya bagi
penulis dan juga kita semua.

15
DAFTAR PUSTAKA

Capraro, et al. (2013). STEM Project-Basedd Learning : An Integrated


Science,Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) Approach
(seconded). Rotterdam : Sense Publishers

Cook, et al. (2012). Preparing Biology Teachers to Teach Evolution in a Project-


Basedd Approach. Winter vol. 21 no. 2 : 18-30.

Kadir, A. 2013. Konsep Pembelajaran Project Based Learning Di Sekolah.


Dinamika Ilmu, 13.1.

George Lucas Educational Foundation. (2005). Instructional module


projectbasedd learning. [Online] . Diakses dari
http://www.edutopia.org/modules/pbl/project-basedd-learning

16

Anda mungkin juga menyukai