Anda di halaman 1dari 2

5 Tipe Pemimpin

Dari ‘Abdullāh bin ‘Umar bahwa dia mendengar Rasūlullāh telah bersabda: “Setiap kalian adalah
pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imām (kepala
Negara) adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam
keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri
adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan diminta pertanggung jawaban atas
urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya dan akan
diminta pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut” (HR. al-Bukhārı ̄)

Pengklasifikasian pemimpin ini disandarkan pada nilai-nilai akhlak yang ada pada ajaran Islam yang
mana tidak dimaksudkan untuk mencampuradukkan atau merendahkan nilai akhlak tersebut. Karea segala
sesuatunya mungkin bisa saja terjadi karena faktor situasi maupun kondisi tertentu.

Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman kita meski cukup sederhana dan akrab bagi
kita tetapi yang diharapkan adalah mudah-mudahan bisa jadi cara yang praktis untuk mengukur dan menilai
diri sendiri.

1. PEMIMPIN WAJIB

Tipe ini memiliki ciri: keberadaannya sangat disukai, dibutuhkan, dan harus ada sehingga
ketiadaannya sangat dirasakan kehilangan. Contohnya:

- Dia sangat disukai karena kepribadiannya sangat mengesankan, wajahnya yang selalu bersih, cerah
dengan senyum tulus yang dapat membahagiakan siapapun yang berjumpa dengannya.
- Tutur katanya yang sopan tak pernah melukai siapapun yang mendengarnya, bahkan pembicaraannya
sangat bijak, menjadi penyejuk bagi hati yang gersang, penuntun bagi yang tersesat, perintahnya tak
dirasakan sebagai suruhan, orang merasa terhormat dan Bahagia untuk memenuhi harapanya tanpa
rasa tertekan.
- Akhlaknya sangat mulia, membuat setiap orang merasakan Bahagia dan senang dengan kehadirannya,
dia sangat menghargai hak-hak dan pendapat orang lain, setiap orang akan merasa aman dan nyaman
serta mendapat manfaat dengan keberadaannya.
2. PEMIMPIN SUNNAH

Tipe ini memiliki ciri : kehadiran dan keberadaannya memang menyenangkan, tapi ketiadaannya
tidak terasa kehilangan.

Pemimpin ini hampir mirip dengan sebagian yang telah diuraikan, pribadinya menyenangkan, hanya
saja ketika tiada, lingkungannya tidak merasa kehilangan, kenangannyapun tidak begitu mendalam. Andai
saja pemimpin kedua ini lebih berilmu dan bertekad mempersembahkan yang terbaik dari kehidupannya
yang tulus dan sungguh-sungguh, niscaya dia akan naik peringkatnya ke golongan yang lebih atas
(pemimpin wajib).

3. PEMIMPIN MUBAH

Tipe ini memiliki ciri : ada dan tiadanya sama saja

Sungguh menyedihkan memang menjadi manusia mubadzir seperti ini, kehadirannya tak membawa
arti apapun baik manfaat maupun mudharat, dan kepergiannya pun tak terasa kehilangan. Pemimpin ini
adalah orang yang tidak mempunyai motivasi, asal-asalan saja, asal, kerja, asal ada, tidak memikirkan
kualitas, prestasi, kemajuan, perbaikan, dan hal produktif lainnya. Sehingga kehidupannya pun tidak
menarik, datar-datar saja. Sungguh menyedihkan memang jika hidup yang dijalaninya tidak bermakna.

4. PEMIMPIN MAKRUH

Tipe ini memiliki ciri: adanya menimbulkan masalah tiadanya tidak menjadi masalah

Bila dia ada akan mengganggu suasana walaupun tidak sampai menimbulkan kerugian besar,
setidaknya membuat suasana tidak nyaman dan kenyamanan yang baik dapat terwujud bila ia tidak ada.

Contohnya: misalkan dari penampilan dan kebersihan badannya mengganggu, kalau bicara banyak
kesia-siaan dan tidak sesuai dengan yang dilakukan, kalau ada masalah malah membuat keruh suasana dll.

5. PEMIMIN HARAM

Tipe ini memiliki ciri: kehadirannya sangat merugikan dan ketiadaanya sangat diharapkan karena
menguntungkan.

Tipe ini adalah yang termalang karena sangat dirindukan ketiadaannya. Tentu saja semua ini adalah
buah dari perilakunya sendiri. Contohnya: misalkan akhlaknya sangat buruk bagai penyakit kronis yang bisa
menjalar. Sering memfitnah, mengadu domba, suka membual, tidak amanah, serakah, tamak, bukan
menyelesaikan setiap masalah malah sebaliknya menjadi pembuat masalah.

Dari penjelasan diatas, mari kita renungkan, kita termasuk kategori yang mana?

Semoga semua ini menjadi bahan renungan agar hidup yang halnya sekali ini kita bisa merubah diri
dan mempersembahkan yang terbaik dan yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat nanti. Jadilah manusia
yang “wajib ada”. Semoga!

Anda mungkin juga menyukai