Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

R DENGAN PRIORITAS
MASALAH KEBUTUHAN DASAR AMAN NYAMAN : NYERI DI
KELURAHAN SARI REJO KECAMATAN MEDAN POLONIA

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi D3 Keperawatan

Oleh
Arlansyah
142500128

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. R Dengan Prioritas
Masalah Aman Nyaman : Nyeri Di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan
Polonia”.Adapun maksud penulis membuat laporan ini adalah untuk menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
Penyusunan laporan akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis akan menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kp, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina T.Siregar, S.Kp, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan II
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Wakil Dekan
III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Mahnum Lailan Nasution S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua Program
Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Ismayadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, pemikiran serta dengan sabar memberikan bimbingan
dan sarannya selama dalam proses penyusunan sampai dengan
penyelesaian KTI ini.
7. Ibu Siti Zahara Nasution S.Kp.,MNS selaku Dosen penguji dalam KTI ini.
8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas K eperawatan Universitas
Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


9. Teristimewah kepada orang tua tercinta, Ayah (Arpin) dan Ibu (Kasmina),
yang selalu memberikan dukungan moral maupun materil dengan penuh
kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini,
dan kepada saudaraku terkasih Nasruddin, Indra, Irma yanti, Adek novita
sari yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
10. Terimakasih teman-teman se-angkatan 2014, yang telah membantu saya
dalam penyelesaian KTI.
11. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah
memberikan saran sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Masyarakat
kelurahan sari rejo, kecamatan medan polonia yang telah berpartisipasi
dalam pengolahan kasus.
Penulis menyadari betul bahwa karya tulis ilmiah sempurna dan masih
banyak kesalahan yang perlu dikoreksi dan diperbaiki. Oleh karena itu
kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan dikemudian hari.
Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2017

(Arlansyah)

Universitas Sumatera Utara


i

Universitas Sumatera Utara


ii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Lembar Pengesahaan........................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Tujuan.............................................................................................................. 2
1.2.1. Tujuan Umum.................................................................................. 2
1.2.2. Tujuan Khusus................................................................................. 3
1.3 Manfaat............................................................................................................ 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS.................................................................... 4
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Rasa Nyaman
Nyeri
2.1.1. Pengkajian Nyeri ............................................................................. 7
2.1.2. Analisa Data.................................................................................... 10
2.1.3. Rumusan Masalah........................................................................... 11
2.1.4. Perencanaan.................................................................................... 12
2.2 Asuhan Keperawatan Kasus........................................................................... 14
2.2.1 Pengkajian........................................................................................ 14
2.2.2 Analisa Data .................................................................................... 21
2.2.4 Rumusan Masalah............................................................................ 21
2.2.5 Perencanaan Keperawatan Dan Rasional......................................... 21
2.2.6 Implementasi dan Evaluasi.............................................................. 23
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 29
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 29
3.2 Saran................................................................................................................ 30
Daftar Pustaka
Lampiran

iii

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di Indonesia, gout artritis menduduki urutan kedua terbanyak dari
penyakit Osteoartritis. Hasil penelitian sebagian besar penderita gout artritis
mengalami hiperurisemia, yaitu sebesar 65% (Alifiasari, 2011). Seiring
meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh
pada peningkatan UHH di Indonesia. Berdasarkan laporan perserikatan bangsa-
bansa 2011, pada tahun 2000-2005 UHH adalah 66,4 tahun (dengan persentase
populasi lansia tahun 2000 adalah 7,74%), angka ini akan meningkat pada tahun
2045-2050 yang di perkirakan UHH menjadi 77,6 tahun (dengan persentase
lansia tahun 2045 adalah 28,68%). Begitupula dengan laporan Badan Pusat
Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia
adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) pada tahun
2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%) dan
pada tahun 2020 diperkirakan 28,8 juta jiwa (11,34%). Prevalensi penderita
asam urat tertinggi di Indonesia berada pada penduduk di daerah pantai dan
yang paling tinggi di daerah Manado-Minaha sebesar 29,2% pada tahun 2003
dikarenakan kebiasaan atau pola makan ikan dan mengkonsumsi alkohol.
Alkohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat lewat urien berkurang
sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam darah (Anonim, 2009).
Asam urat merupakan suatu penyakit yang diakibatkan tingginya kadar
purin didalam darah, kondisi beberapa tahun terakhir ini semakin banyak orang
yang dinyatakan menderita penyakit tersebut. Penyakit asam urat cenderung
diderita pada usia yang semakin muda. Penderita paling banyak pada golngan
usia 30-50 tahun yang tergolong usia produktif (Krisnatuti & Rina, 2006).
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow adalah bahwa setiap
manusia memiliki lima kebutuhan dasar. Tingkat pertama, termaksut kebutuhan
fisiologis seperti udara, nutrisi, ari, eliminasi, istirahat dan tidur. Tingkat kedua
yaitu kebutuhan keamanan dan perlindungan, termaksut juga keaman fisik dan
psikologis. Tingkat ketiga berisi kebutuhan akan cinta dan memiliki, termaksut

Universitas Sumatera Utara


di dalamnya hubungan pertemanan, hubungan sosial, hubungan cinta. Tingkat
keempat yaitu kebutuhan akan penghargaan diri, termaksut juga kepercayaan
diri, pendayagunaan, penghargaan, dan nilai diri. Tingkat terakhir merupakan
kebutuhan aktualisasi diri, keadaan pencapaian potensi, dam mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan kehidupan
(Rosdalh dan Kowalksi, 2012).
Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah
suatu kebutuhan induvidu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan
yang terkadang dialami induvidu. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu
merupakan salah satu kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya
asuhan keperawatan. Nyeri mungkin suatu hal yang tidak asing. Nyeri menjadi
alasan yang paling umum dikeluhkan seorang pasien untuk mencari perawatan
kesehatan dibandingkan dengan keluhan-keluhan lain (Prasetyo, 2010).
Kondisi yang menyebabkan ketidak nyamanan klien adalah nyeri. Nyeri
merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual. Klien merespon
terhadap nyeri yang dialaminya dengan beragam cara, misalnya berteriak,
meringis, dan lain-lain (Asmadi, 2008).
Oleh karna itu, permasalahan kebutuha dasar nyeri harus diperhatikan.
Pentingnya pemenuhan kebutuhan klien akan nyeri selama dilakukan perawatan,
menarik minat penulis untuk membahas dan menyusun intervensi penatalaksaan
gangguan nyeri yang dialami oleh klien.

1.2 Tujuahn
1.2.1 Tujuan Umum :
Untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan prioritas masalah
kebutuan dasar nyeri di lingkungan Pipa Utama kelurahan Sari Rejo,
Kecamatan Medan polonia.
1.2.2 Tujuan Khusus :
1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien
dengan masalah kebutuhan dasar nyeri.

Universitas Sumatera Utara


2 Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien
dengan masalah kebutuhan dasar nyeri.
3 Mahasiswa mampu memberikan intervensi keperawatan pada klie
dengan masalah kebutuhan dasar nyeri.
4 Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan pada klien
dengan masalah kebutuhan dasar nyeri.
5 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan
masalah kebutuhan dasar nyeri.
1.3 Manfaat

1. Untuk kegiatan belajar mengajar Sebagai sumber informasi dalam


menangani masalah kesehatan pada klien dalam upaya pencegahan
tentang adanya nyeri.
2. Untuk praktik keperawatan Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan masukan bagi praktisi keperawatan guna
meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan
prioritas masalah nyeri asam urat.
3. Untuk kebutuhan klien
Membantu meningkatkan kesehatan klien dalam upaya perawatan dan
pencegahan tentang adanya nyeri.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Rasa Nyaman:
Nyeri.
Kolcaba dalam Potter & Perry (2005), mendefinisikan kenyamanan
sebagai suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan
tersebut meliputi kebutuhan akan ketentraman, kelegaan, dan transenden
(keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri). Nyeri dapat
mengganggu hubungan personal dan mempengaruhi makna kehidupan.
Rasa nyeri muncul akibat respon psikis dan refleks fisik. Kualitas nyeri
fisik dinyatakan sebagai nyeri tusukan, nyeri tersayat, nyeri terbakar, rasa sakit,
denyutan, sensasi tajam, rasa mual, dan kram. Peningkatan aktivitas sistem saraf
simpatik timbul sebagai respon terhadap nyeri dan dapat mengakibatkan
perubahan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, dan warna kulit.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan
atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Berikut adalah pendapat
beberapa ahli mengenai pengertian nyeri:
6 Mc. Coffery (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang
memengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang
tersebut pernah mengalaminya.
7 Wolf Weifsel Feurest (1974), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu
perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa
menimbulkan ketegangan.
8 Arthur C. Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu
mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak,
dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan
rangsangan nyeri.
9 Scrumum, mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak
menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut

Universitas Sumatera Utara


saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, dan
emosional.
Berdasarkan klasifikasinya secara umum, (Mubarak & Chayatin, 2008) nyeri
terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis.
1. Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan suatu kondisi yang biasanya berlangsung tidak
lebih dari enam bulan. Gejalanya datang mendadak, dan biasanya
penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan
peningkatan tegangan otot dan kecemasan yang keduanya meningkat
presepsi nyeri (Mubarak & Chayatin, 2008).
Menurut Prasetyo, nyeri akut berdurasi singkat (kurang dari 6 bulan),
memiliki onset yang tiba-tiba, dan terlokalisir. Nyeri ini biasanya
diakibatkan oleh trauma, bedah, atau imflamasi. Hampir setiap individu
pernah merasakan nyeri ini, seperti sakit kepala, sakit gigi, tertusuk
jarum, terbakar, nyeri otot, nyeri saat melahirkan dan nyeri sesudah
tindakan pembedahan.
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis merupakan suatu kondisi yang biasanya berlansung lebih
dari enam bulan. Sumber nyeri bisa diketahui atau tidak. Nyeri
cenderung hilang timbul dan biasanya tidak dapat disembuhkan. Selain
itu pengindraan nyeri menjadi lebih dalam sehingga penderita menjadi
lebih mudah tersinggung dan sering mengalami insomnia. Akibatnya,
mereka menjadi kurang perhatian, sering merasa putus asa, dan terisolir
dari kerabat dan keluarga. Nyeri kronis biasanya hilang timbul dalam
priode waktu (Mubarak & Chayatin, 2008).
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nyeri menurut (Potter &
Perry, 2006) sebagai berikut :
a) Usia
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya
pada anak-anak dan lansi. Perbedaan perkembangan, yang ditemuka

Universitas Sumatera Utara


diantara kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagai mana anak-anak
dan lansia bereaksi terhadap nyeri.
b) Jenis Kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
beresspon terhadap nyeri. Akan tetapi, toleransi terhadap nyeri
dipengaruhi oleh faktor-faktor biokimia dan merupakan hal yang unik
pada setiap induvidu.
c) Kebudayaan
Keyakinan dan niali-nilai budaya mempengaruhi cara induvidu
mengatasi nyeri. Induvidu mempelajari apa apa yang diharapkan dan apa
yang diterima leh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana
bereaksi terhadap nyeri.
d) Makna Nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi
pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini
juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakan budaya induvidu
tersebut.
e) Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi presepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan
dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya pengalihan
dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Konsep ini merupakan
salah satu konsep yang perawat terapkan diberbagai terapi untuk
menghilangkan nyeri, seperti relasasi, teknik imajinasi, dan masase.
f) Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas
seringkali menigkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan suatu perasaan.
g) Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan menyebabkan
sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping. Hal

Universitas Sumatera Utara


ini dapat menjadi masalah umum pada setiap induvidu yang menderita
penyakit dalam jangka lama.
h) Pengalaman Sebelumnya
Setiap induvidu belajar dari pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri
sebelumnya tidak selalu berarti bahwa induvidu tersebut akan menerima
nyeri dengan lebih muda pada masa yang akan datang. Apabila seorang
klien tidak pernah merasakan nyeri, maka persepsi pertama dapat
mengganggu koping terhadap nyeri.
i) Mekanisme Koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat
seseorang merasakan kesepian. Hal yang sering terjadi adalah klien yang
merasa kehilangan kontrol terhadap hasil akhir dari peristiwa yang
terjadi.
j) Dukungan Keluarga dan Sosial
Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri ialah kehadiran
oram-orang terdekat klien dan bagai mana sikap mereka terhadap klien.
2.1.1 Pengkajian Nyeri
Prasetyo (2010) mengatakan tindakan perawat yang perlu dilakukan oleh
perawat dalam melakukan pengkajian pada pasien nyeri akut adalah :
a. Mengkaji perasaan klien (respon psikologi yang muncul).
b. Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri.
c. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri.
Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien
dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri), sebaiknya perawat
berusaha untuk mengurangi kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba
mengkaji kuantitas persepsi klien terhadap nyeri.
Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatiakan seorang perawat di
dalam memulai mengkaji respon nyeri yang dialami oleh klien. Girton (1984)
dalam Prasetyo (2010), mengidentifikasikan komponen-komponen tersebut,
diantaranya:
1. Penentuan ada tidakya nyeri:

Universitas Sumatera Utara


Dalam melakuakn pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai ketika
pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun adanya obsevasi perawat tidak
menemukan adanya cedera atau luka. Setiap nyeri yang dilaporkan oleh klien
adalah nyata. Sebaliknya, ada beberapa pasien yang terkadang justru
menyembuyikan rasa nyerinya untuk menghindari pengobatan.
2. Karakteristik nyeri (Metode P,Q,R,S,T)
a) Faktor pencetus (P: Provocate)
Perawat menkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien,
dalam hal ini perawat juga dapat melakuakan observasi bagian-bagian tubuh
yang mengalami cidera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri
psikogenetik maka perawat harus dapat mengeksplor perasaan klien dan
menyakan perasaan-perasaan apa yang dapat mencetuskan nyeri.
b) Kualitas (Q: Quality)
Kualitas nyeri merupakan suatu yang subjektif yang diungkapkan oleh klien,
seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan kaliamat-kalimat: tajam,
tumpul berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih, perih, tertusuk dan
lain-lain, dimana tiap-tiap klien mungkin berbeda-bada dalam melaporkan
kualitas nyeri yang dirasakan.
c) Lokasi (R: Region)
Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien untuk menunjukan
semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien. Untuk
melokalisasi nyeri lebih spesifik, maka perawat dapat meminta klien untuk
melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri, kemungkinan hal ini akan
sulit apabila nyeri yang dirasakan bersifat difus (menyebar).
d) Keparahan (S: Severe)
Tingkat keparahan paisen tentag nyeri merupakan karakteristik yang paling
subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri
yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang, atau berat.
Skala Intensitas Nyeri (0-10)

Angka Makna nyeri


0 Tidak nyeri

Universitas Sumatera Utara


1-3 Nyeri ringan
4-6 Nyeri sedang
7-8 Nyeri hebat
10 Nyeri Pling hebat

e) Durasi (T: Time)


Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan durasi, dan rangkaian
nyeri.
3. Respon-respon nyeri
a. Respon Fisiologis
Respon fisilogis yang timbul akibat nyeri antar lain:

Respon Fisiologis Terhadap Nyeri


Respon Simpatik Peningkatan frekuensi pernafasan
Dilatasi saluran bronkiolus
Peningkatan frekuensi denyut jantung
Vasokontriksi perifer (pucat, peningkatan tekanan
darah)
Peningkatan gadar glukosa darah
Diaforesis
Penungkatan tengangan otot
Dilatasi pupil
Penurunan motilitas saluran cerna

Respon Pucat
parasimpstik Ketegangan otot
Penurunan denyut jantung atau tekanan darah
Pernapasan cepat dan tidak teratur
Mual dan muntah
Kelemahan dan keletihan

Universitas Sumatera Utara


b. Respon pelaku
Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukan oleh pasien antara
lain: merubah posisi tubuh, mengusap bagian yang sakit, menopang bagian
nyeri yang sakit, mengeretakkan gigi, menunjukan ekspresi wajah meringis,
mengerutkan alis, ekspresi verbal menangis, mengerang, mengaduh,
menjerit, meraung.

c. Respon afektif
Respon afektif juga perlu diperhatikan oleh seorang perawat di dalam
melakukan pengkajian terhadap pasien dengan ganguan rasa nyeri.
d. Pengaruh nyeri terhadap kehidupan klien
Klien yang merasakan nyeri setiap hari akan mengalami gangguan dalam
kegiatan sehari-hari.
e. Presepsi klien tetang nyeri
Dalam hal ini, bagai mana klien menghubungkan antara nyeri yang ia alami
dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri atau lingkungan sekitarnya,
f. Mekanisme adaptasi klien terhadap nyeri
Perawat terhadap hal ini perlu mengkaji cara-cara apa saja yang biasa klien
gunakan saat klien menjalani perawatan dirumah sakit.

2.1.2 Analisa Data


Analisis data mencakup mengenali pola atau kecenderungan, membandigkan
pola ini dengan kesehatan yang normal, dan menarik konklusi tentang respon
klien. Perrawat memperhatikan pola kencendrungan sambil memeriksa
kelompok data. Kelompok data terdiri atas batas karakteristik (Potter dan
Perry, (2005). Batas karekteristik adalah kreteria klinis yang mendukung
adanya katagori diagnostik. Kreteria klinis adalah tanda dan gejala objektif
dan subjektif atau faktor resiko (Capernito, 1995). Batas karakteristik
multiple yang dihasilkan dari data pengkajian mendukung diagnosa
keperawatan (Capernito, 1995).

10

Universitas Sumatera Utara


2.1.3 Rumusan Masalah
Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan
klien. Bila data pengkajian mulai menunjukan masalah, perawat diarahkan
pada pemilihan diagnosa yang sesuai. Diagnosa keperawatan berfokus pada
mendefinisikan kebutuhan dasar keperawat dari klien (Gordon, 1994). Untuk
mengidentivikasi kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa
masalah kesehatan klein dan apakah maslah tersebut potensial atau aktual
(Potter&Perry, 2005). Diangnosa keperawatan NANDA mungkin muncul
pada klien dengan masalah nyeri adalah (Potter & Perry, 2006).
1. Nyeri yang berhubungan dengan
a. Cedera fisik dan trauma.
b. Penurunan suplay darah kejaringan.
c. Proses melahirkan normal.
2. Nyeri kronik yang berhubungan dengan
a. Jaringan parut.
b. Kontrol nyeri yang tidak adekuat.
3. Ketidak berdayaan yang berhubungan dengan
a. Nyeri kronik.
4. Hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan dengan
a. Nyeri muskuloskeletal
b. Nyeri insisi
5. Resiko cedera yang berhubungan dengan
a. Penurunan resepsi nyeri
6. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan
a. Nyeri muskuloskeletal.
7. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan
a. Nyeri artritis panggul
8. Gangguan pola tidur yang
berhubungan dengan Nyeri punggung
bagian bawah.
2.1.4 Perencanaan

11

Universitas Sumatera Utara


Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana
tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang di perkirakan di tetapkan dan
intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry,
2005).
Berikut contoh asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri
Berdasarkan intervensi NIC dan kreteria hasil NOC meliputi:
No. Perencanaan Keperawatan
Dx
1. Tujuan dan Kreteria Hasil Nyeri:
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
nyeri klien berkurang
2. Skala nyeri berkurang hingga 0-3
3. Wajah tidak tampak meringis
4. Klien tampak rileks, dapat berisirahat, dan beraktivitas
sesuai kemampuan
5. Klien menggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan
non analgesik secara cepat
6. Tanda-tanda vital normal
Tujuan dan Kreteria Hasil Intoleransi Aktivitas :
1. klien beraktivitas dengan baik
2. klien melekukan aktivitas sesuai dengan kemampuan
3. kebutuhan sehari-hari terpenuhi.
4. Klien tampak nyaman.

Rencana Tindakan Rasional

12

Universitas Sumatera Utara


 Lakukan pengkajian tentang  Mengetahui drajat nyeri
nyeri yang meliputi lokasi, keparahan yang sedang.
nyeri.
 Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam)  Memberikan ketenangan
untuk mengurangi nyeri pada klien dan
 Kaji tanda-tanda vital mengurangi drajat nyeri.
 Nyeri yang berkelanjutan
akan meningkatkan
 Lakukan teknik relaksasi tarik nafas tanda-tanda vital
dalam  Mengurangi ketengan
pada otot-otot
 Berikan posisi yang nyaman.
 Merilekskan tubuh dan
 Kendalikan faktor lingkungan yang
megurangi nyeri yang
dapat mempengaruhi respon pasien
dialami
terhadap ketidak nyamanan (misalnya,
 Menurunkan reaksi
suhu ruangan, cahaya).
terhadap stimulus
Menurunkan reaksi
 Kolaborasi pemberian analgetik.
terhadap stimulus
 Terapi farmakologi
dapat meredakan

Rencana Tindakan Rasional


 Lakukan pendekatan pada klien dan  Hubungan yang baik
keluarga membuat klien dan
keluarga koopratif
 Lakukan pengkajian tentang kekuatan  Untuk mengidentivikasi
otot kaki maslah-maslah klien
 Lakukan aktivitas sesuai dengan  Untuk dapat melakukan
kemampuan klien aktivitas secara baik

13

Universitas Sumatera Utara


2.2. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
2.2.1 Pengkajian

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 61Tahun
Status Perkawinan : Sudah menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl.Medan Polonia, Gg. PipaUtama,
Kec. Medan Polonia
Golongan Darah :B
Tanggal Pengkajian : 02 Juni 2017
Diagnosa Medis : Asam Urat (Artritis Gout)

Komposisi Keluarga Lansia


Ny. R memiliki suami yang bernama Tn. H dan 5 0rang anak diantara 2 orang
anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan, 4 anak Ny.R sudah menikah, dan 1
anak perempuan yang belum menikah, sekarang Ny. R dan suaminya tinggal
serumah bersama anak yang belum menikah.

II. KELUHAN UTAMA


Ny. R mengatakan sering mengalami nyeri pada kakinya
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

14

Universitas Sumatera Utara


A. Provocative/Palliative

1. Apa penyebabnya
Ny. R mengatakan nyeri timbul pada saat menkonsumsi makanan seperti
kacang-kacangan, makanan laut, jeroan, nanas dan makanan yang
mengandung asam urat dan duduk dengan kaki terlipat terlalu lama.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Ny . R jika nyeri timbul maka pasien meminum obat yang telah dikasih dari
pukesmas.

B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Ny. R mengatakan mersa kurang nyaman ketika lutut dan pergelangan kaki
terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk.
2. Bagaimana dilihat
Bagian lutut dan pergelangan kaki tampak sedikit bengkak dan memerah.
C. Regio
1. Dimana lokasinya
Ny. R mengatakan nyeri terjadi dibagian lutut dan pergelangan kaki.
2. Apakah menyebar
Ny. R mengatakan nyeri tidak menyebar.
D. Severity
Ny. R mengatakan nyeri dibagian lutut dan pergelangan kaki seperti ditusuk-
tusuk dengan skala nyeri : 6 di ukur mengunakan numerik rating scale(0-10).
E. TIME
Ny. R mengatakan timbulnya nyeri pada saat duduk dengan kaki berlipat dan
mengkonsumsi makanan yang mengadung asam urat seperti kacang-
kacangan, jeroan, bayam, nanas dan lain.
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua

15

Universitas Sumatera Utara


Ny. R mengatakan kedua orang tuanya tidak ada penyakit keturunan
B. Penyakit keturunan
Tidak ada
C. Anggotan yang meninggal
Tidak ada
D. Penyebab meninggal
Tidak ada

V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Pesepsi pasien tentang penyakitnya
Ny. R mengatakan mengetahui tentang penyakitnya akan tetapi pasien tidak
terlalu menghawatirkan penyakitnya.

B. Konsep Diri
- Gambaran diri : klien tidak merasa
tergantung dengan keadaan.
- Ideal dari : klien merasa puas dengan
bentu tubuhnya seperti ini.
- Peran diri : klien sebagai ibu dan nenek.
- Identitas : klien sebagai orang yang
paling tua
C. Keadaan emosi : stabil

D. Hubungan sosial
- Orang yang berati : Ny. R mengatakan orang
yang berarti adalah anak
dan keluarga
- Hubungan dengar keluarga : Ny. R mengatakan hubungan
dengan
kelurga terjalin dengan
baik

16

Universitas Sumatera Utara


- Hubungan dengan orang lain : Ny. R mengatakan hubungan
dengan
orang lain terjalin baik
- Hambatan dalam : Ny. R mengatakan tidak
berhubungan ada hambatan dalam berhubungan
dengan orang lain

E. Spiritual
- Nilai dan kenyakinan : Ny. R mengatakan mempercayai
adanya Allah SWT
- Kegiatan ibadah : sholat, membaca Al-Qur’an
dan mengikuti perwiritan

VI. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum
- Keadaan Ny. R tampak
baik-baik saja

B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 37,2 oc
- Tekanan darah : 120/70 mmHg
- Nada : 80 kali/menit
- Skalah nyeri :6
- TB : 155 cm
- BB : 52 kg

C. Pemeriksaan Head to toe


Kepala dan rambut
- Bentuk : bulat
- Ubun-ubun : tidak dilakukan
pemeriksaan
- Kulit kepala : bersih tidak berketombe

17

Universitas Sumatera Utara


Rambut
- Penyebaran dan keadaan : rambut tidak terlalu panjang,
rambut dan beruban
- Bau : tidak berbau
- Warna kulit : kuning langsat dan bersih
Wajah
- Warna kulit : kuning langsat
- Struktur wajah : simetris

Mata
- Palpebra : normal
- Konjungtiva : tidak ada anemis
- Sklera : tidak ikterik
- Tekanan bola mata : tidak ada
Hidung
- Bentuk : simetris
- Lubang hidung : lubang dua, tampak simetris,
dan tidak ada sekret
- Cuping hidung : tidak dilakukan pemeriksaan
Telinga
- Bentuk telinga : telingan tampak simetris
- Ukuran telinga : normal
- Lubang telinga : bersih
- Ketajaman telinga : baik
Leher
- Tyroid : tidak ada pembesaran
- Suara : tidak ada suara
- Denyut nadi karotis : teraba
Pemeriksaan ekstremitas bawah
- Edema : tidak ada edema
- Kekuatan otot :4

18

Universitas Sumatera Utara


- Kulit dan kuku : tugor kulit < 3 detik, CRT < 3
detik kuku bersih dan
tidak panjang

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
- Nafsu/selerah makan : selera makan baik
- Nyeri uluh hati : tidak ada nyeri pada ulu hati
- Alergi : tidak ada alergi
- Waktu pemberian makan : pagi, siang, dan malam
- Jumlah dan jenis makanan : nasi, lauk pauk. Sayuran, dan
buah
- Waktu pemberian cairan/ : sering mengkonsumsi air puti
Minum putih yang banyak setiap hari
- Masalah makan dan minum : tidak ada masalah ketika
makan dan minum

II. Perawatam diri/personal hygiene


- Kebersiahan tubuh : bersih dan tidak berbau
- Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut bersih dan
tidak berbau

- Jumlah gigi : 31 gigi, 1 gigi geraham di


dibawah sudah tercabut

- Kebersihan kuku kaki : kuku tampak bersih dan rapi


Tangan

III. Pola kegiatan/aktivitas

19

Universitas Sumatera Utara


- Penurunan aktivitas : semua di lakukan secara
mandiri
- Pola kegiatan di waktu : mengaji atau mengikuti
luang perwiritan

IV. Pola eliminasi


1. BAB
- Pola BAB : 1 kali sehari
- Karakter feses : lembek ,kekuning-kuningan
- Riwayat perdarahan : tidak pernah mengalami
Perdarahan
- Penggunaan laksatif : tidak pernah menggunakan
Laksatif

2. BAK
- Pola BAK : 7-8 kali sehari
- Karakter urin : kuning jernih dan sedikit
berbau
- Nyeri/kesulitan BAK : tidak ada rasa nyeri/tidak
kesulitan waktu BAK

2.2.2 ANALISA DATA

No. Data Penyebab Masalah


Keperawatan
1. DS : Hiperurisemia Nyeri
-Klien mengeluhkan
nyeri pada pergengan
kaki dan lutut Defosit asam urat
pada persendian
- Klien mengatakan nyeri
20

Universitas Sumatera Utara


seperti di tusuk-tusuk
-Klien mengatakan nyeri
timbul pada saat Implamasi pada
persendian
mengkonsumsi makanan
seperti kacang-kacangan
dsn duduk dengan kaki
Sensasi yang tidak
terlipat terlalu lama. menyenangkan
(faktor yang
DO :
mempengaruhi klien
-Skala nyeri : 6 dari NRS tampak meringis)
(0-10).
-Kadar asam urat 12
Presepsi nyeri
-Klien tampak meringis
dihitung dari NRS
-Pemeriksaan TTV (0-10)
-TD :110/70 mmHg
-HR :80 kali/menit
Nyeri
-RR :22 kali/menit
-T :37,2 oc
2 DS : Reaksi imflamasi Intoleransi
-Klien mengatakan pada persendian aktivitas
pergelangan kaki terasa
linu dan kesemutan pada
saat melakukan aktivitas
DO : Keterbatasan
aktivitas
-Klien tampak mengurut
kakinya
-Kaki agak sedik
bengkak
Intoleransi aktivitas
-Pada saat berjalan kaki
sebelah kanan agak
sedikit terlihat menyeret

2.2.3 RUMUSAN MASALAH

21

Universitas Sumatera Utara


Masalah Keperawatan :
1. Nyeri
2. Intoransi aktivitas

Diagnosa Keperawatan (Prioritas)


1. Gangguan rasa aman nyaman: nyeri berhubungan dengan
hiperurisema ditandai dengan pasien tampak meringis, pasien
mengatakan nyeri dibagian lutut dan pergelangan kak, intensitas
nyeri skala 6 diukur dengan menggunakan numerik rating scale (0-
10), nyeri timbul pada saat klien mengkonsumsi kacang-kacangan
dan duduk dengan kaki terlipat terlalu lama.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan reaksi imflamasi pada
persendian ditandai dengan klien mengatakan pergelangan kaki
terasa linu dan kesemutanpada saat melakukan aktivitas dan pada
saat berjalan kaki sebelah kanan agak sedikit meyeret.

2.2.4 PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

No. Perencanaan Keperawatan


Dx
1 Tujuan dan Kreteria Hasil Nyeri
1.setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri
klien berkurang
2. skala nyeri berkurang hingga 0-3.
3. wajah tidak tampak meringis.
4. klien tampak rileks, dapat beristirahat, dan beraktivitas
sesuai kemampuan.
5. klien menggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan
non analgesik secara cepat.
6. tanda-tanda vital normal
Tujuan dan Kreteria Hasil Intoleransi Aktivitas :
1.klien dapat beraktivitas secara baik
2. klien melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan

22

Universitas Sumatera Utara


3. kebutuhan sehari-hari terpenuhi.

Rencana Tindakan Rasional

Lakukan pengkajian tentang  drajat/skala nyeri yang


nyeri yang meliputi lokasi, Mengetahui sedang klien
karakteristik, intensitas, atau  Memberikan ketenangan
keparahan nyeri. Ajarkan kepada pasien dan
teknik relaksasi (nafas dalam) mengurangi derajat nyeri.
untuk menurunkan nyeri.  Nyeri yang berkelanjutan
 Kaji tanda-tanda vital. akan meningkatkan tanda-
 Lakukan teknik tanda vital
relaksasi tarik nafas  Nyeri yang berkelanjutan
dalam akan
 Berikan posisi yang  Merilekskan tubuh dan
nyaman. megurangi nyeri yang
 Kendalikan faktor dialami
lingkungan yang dapat  Menurunkan reaksi terhadap
mempengaruhi respon stimulus dari luar dan
pasien terhadap meningkatkan istirahat
ketidak nyamanan  Terapi farmakologi dapat
(misalnya, suhu meredakan nyeri
ruangan, cahaya).
 Kolaborasi pemberian
analgetik.
Rencana Tindakan Rasional

 Lakukan pendekatan  Hubungan yang baik


pada klien dan membuat klien dan keluarga
keluarga koopratif
 Lakukan pengkajian  Untuk mengidentivikasi

23

Universitas Sumatera Utara


tentang kekuatan otot maslah-masalah klien
kaki  Untuk dapat melakukan

 Lakukan aktivitas aktivitas secara baik


sesuai dengan
kemampuan klien

2.2.5 Implementasi dan Evaluasi


Pelaksanaan Keperawatan

Hari/ No. Implementasi Evaluasi


Tanggal Dx Keperawatan (SOAP)
Selasa, 1 1. Mengkaji S : klien mengeluh
06 juni kemampuan klien sakit/nyeri dibagian lutut
2017 dalam mengontrol dan pergelangan kaki
nyeri O : TD :120/70
2. Mengukur vital sign mmHg
yaitu : tekanan RR : 20 kali/menit
darah, respirasi, HR : 80 kali/menit
nadi, dan suhu. 0
T : 37,2 C
3. Mengukur nyeri
Skala nyeri : 6
yang dialami klien
A : Masalah belum teratasi
dengan
P : Intervensi dilanjutkan
menggunakan skala
nyeri.
Kamis, 1. Mengkaji keadaan S : Klien mengatakan
08 juni umum klien dengan mengerti dan
2017 mengukur vital sign memperaktekan teknik
yaitu : tekanan relaksasi nyeri dengan tarik
darah, respirasi, nafas dalam
suhu, dan nadi. O : TD : 110/80 mmHg
2. Mengajarkan pasien HR :82 kali/menit

24

Universitas Sumatera Utara


menajemen nyeri RR :20 kali/menit
tarik nafas dalam 0
T :36, 5 C
apabila nyeri timbul
A : Masalah teratasi
dengan cara menarik
sebagian
nafas dari hidung
P : Intervensi dilanjutkan
dan dikeluarkan
perlahan-lahan dari
mulut.
Sabtu, 1. Mengukur skala S : klien mengatakan tarik
10 juni nyeri dengan cara nafas dalam dapat
2017 menggerakkan mengurangi dan membantu
pergelangan kaki meredakan nyeri
klien. O : Klien masih tampak
2. Mengevaluasi kesakitan
respon klien Skala nyeri : 5
terhadap manajemen A : Masalah belum teratasi
nyeri : tarik nafas P : Intervensi dilanjutkan
dalam.
3. Mengajarkan klien
dan keluarga dalam
mengontrol nyeri
dangan cara
kompres hangat
dibagian yang sakit
untuk meredahkan
nyeri.
1. Mengukur vital sign
klien yaitu tekanan S : Klien mengatakan
darah, respirasi, kompres hangat sangat
nadi, dan suhu cukup membantu
Senin, 12 juni 2. Mengevaluasi mengurangi nyeri

25

Universitas Sumatera Utara


2017 respon klien O : TD :110/80 mmHg
terhadap metode HR : 80 kali/menit
manajemen nyeri RR :20 kali/menit
pengaliahan 0
T : 36,2 C
perhatian.
A : Masalah teratasi
3. Evaluasi respon
sebagian
klien terhadap
P : Intervensi
metode kompres
Dilanjutkan
hangat.

Hari/ No. Implementasi Evaluasi


Tanggal Dx Keperawatan (S0AP)
Selasa, 2 1. Mengkaji klien S : Klien merasakan sulit
13 juni 2017 dalam melakukan beraktivitas akibat nyeri
aktivitas sehari-hari yang di alami Ny. R
2. Mengukur vital sing O : TD : 110/70 mmHg
klien yaitu tekanan HR :85 kali/menit
darah, respirasi, RR : 25 kali/menit
nadi, dan suhu 0
T :36,5 C
3. Mengkaji kekuatan
Kekuatan otot : 4 (rentang
otot kaki klien
gerak komplit terhadap
gravitas)
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Rabu, 14 juni 2017 1. Menganjurkan S : Klien mengatakan
kepada klien mengerti dan melakukan
olahraga kecil setiap pergerakkan kecil sesuai
hari kemampuan klien
2. Mengevaluasi Ny. R sering melakukan
aktivitas klien aktivitas sesuai

26

Universitas Sumatera Utara


sehari-hari kemampuannya
3. Memberikan posisi O : Ny. R bisa melakukan
yang nyaman pada aktivitas tetapi kaki
klien kanannya terasa nyeri saat
berjalan dan berdiri terlalu
lama
A : Masalah teratasi
sebagian
P :Intervensi dilanjutkan
Kamis, 15 juni 2017 1. Mengevaluasi S : pasien mengatakan
aktivitas yang sudah sudah banyak melakukan
di lakukan pasien aktivitas baru
2. Mengajarkan cara O : pasien masih merasakan
baru nyeri saat berjalan terlalu
mengurangi/mengali lama
hkan rasa nyeri yang Skala nyeri : 5
di alami pasien A : maslah belum teratasi
dengan cara P : intervensi dilanjutkan
menonton tv
3. Mengkaji skala
nyeri pasien
Jum’at 16 juni 2017 1. Mengukur vital sign S : pasien mengatakan tidak
pasien terlalu banyak meminum air
2. Menganjurkan putih
pasien minum air O : pasien mengatakan
putih yang banyak tidak terlalu sering
3. Menganjurkan mengkonsumsi makanan
pasien dan keluarga yang mengandung asam
menghindari urat
makanan yang A : masalah belum teratasi
mengandung asam O : intervensi dilanjutkan

27

Universitas Sumatera Utara


urat seperti kacang-
kacangan, jeroan,
nanas, bayam dan
lain-lain

Sabtu, 17 juni 2017 1. Mengukur kembali S : pasien mengatakan lebih


asam urat pasien baik dari yang sebelumnya
dengan Pasien mengatakan
menggunakan alat mempraktekkan tarik nafas
ukur asam urat dalam saat terasa nyeri
2. Mengukur vital sing O : TD :120/70 mmHg
pasien yaitu : RR : 20 kali/menit
tekanan darah, HR : 80 kali/menit
respirasi, nadi, dan T : 36 oc
suhu. Asam urat turun : 10 mg/dl
3. Mengevaluasi A : maslah sebagian teratasi
perkembangan P : intervensi dilanjutkan
pasien dalam
mengontrol nyeri

28

Universitas Sumatera Utara


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan kasus nyeri pada pasien atritis gout (asam urat) diatas
pemberian asuhan keperawatan nyeri merupakan salah satu bentuk
rehabilitasi awal dalam memulihkan pasien tersebut.Nyeri yang awal juga
dapat mengurangi semua komplikasi yang berhubungan dengan nyeri
misalnya perubahan tekana darah, denyut nadi, pernafasan dan warna kulit.
Dari hasil pengkajian dan pada pengelolaan kasus tersebut terdapat dua
masalah kebutuhan dasar yang dialami oleh pasien, seperti masalah aman
nyaman: nyeri dan intoleransi fisisk. Melalui pengkajian observasi penulis
mengambil prioritas masalahnya adalah gangguan rasa aman nyaman: nyeri
karena pada gangguan ini pasien sangat membutuhkan perawatan yang
teratur dan intensif setiap hari untuk mendukung pemulihan dari rasa nyeri,
dan dapat mengurangi perubahan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan,
dan warna kulit serta pemenuhan kebutuhan dasar pasien yang berkaitan
dengan masalah nyeri tersebut.
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama beberapa hari, penulis
mengevaluasi catatan perkembangan pasien, dimana mulai dari hari pertama
sampai hari keempat hanya teratasi sebagian, Oleh karena itulah pemberian
asuhan keperawatan terus dilanjutkan secara tepat dan teratur, untuk
menghilangkan rasa nyeri yang berlebihan pada penderita.
Rencana asuhan keperawatan kepada klien juga memberi informasi
mengenai nyeri yang disebabkan oleh asam urat. Dan dilakukan dengan
sesuai menurut konsep berdasarkan masalah yang dialami klien.
kepada keluarga juga memberi informasi tentang nyeri, mengkaji
penyebab nyeri dan penanganannya kepada keluarga klien dan keluarga
memberikan motivasi kepada klien untuk menjaga kesehatannya.

29

Universitas Sumatera Utara


3.2 SARAN
1. Bagi pelayanan kesehatan :
Disarankan pada perawat untuk mengatasi masalah keperawatan dasar :
rasa aman nyaman nyeri pada klien dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
2. Pendidikan keperawatan :
Meningkatkan mutu pendidikan.
3. Masyarakan :
Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dan mendukung program
yang di berikan.

30

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2008) Tenaga kerja. www.data statistic-indonesia.com (Diakses


tanggal 7 september 2009)

Krisnatuti, D. MA, & Vera, (2006). “Perencanaan menu untuk


penderita gangguan Asam Urat”, edisi 15. Jakarta: EGC
Mubarak, & Chayatin. 2008 “buku ajar Kebutuhan Dasar Manusia
tiori & aplikasi dalam praktik” Jakarta : EGC
Potter & perry. 2005. “Buku ajar keperawatan konsep, proses dan praktik
vol.1”, terjemahan Devi yulianti & Monica ester. e/4. Jakarta: EGC

Potter & Perry. 2006.”Buku ajar keperawatan konsep, proses dan praktik
vol.2”, Monica ester, Devi yulianti, & Intan parulian. E/4. Jakarta:
EGC

Prasetyo. 2010.konsep & proses keperawatan nyeri. Edisi 1. Cetakan1.


Yogyakarta: graha ilmu.

Potter & Perry. 2006.”Buku ajar keperawatan konsep, proses dan praktik
vol.2”, Monica ester, Devi yulianti, & Intan parulian. E/4. Jakarta:
EGC

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


No. Hari Pukul Tindakan Keperawatan
Dx Tanggal Evaluasi(SOAP)
1 Senin, 11.00 1. Mengkaji S : : klien
19 juni kemampuan pasien mengeluh
2017 dalam mengontrol sakit/nyeri
nyeri dibagian lutut dan
2. Mengukur vital sing pergelangan kaki
klien yaitu : tenkan O : TD :120/70
darah, respirasi, nadi, mmHg
suhu. RR : 20
3. Mengkaji skalah kali/menit
nyeri yang dialami HR : 80
pasien dengan kali/menit
menggunkan tabel 0
T : 37,2 C
nyeri.
Skala nyeri : 5
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
Selasa, 11.00 3. Mengkaji keadaan : Klien
20 juni umum klien dengan mengatakan
2017 mengukur vital sign mengerti dan
yaitu : tekanan darah, memperaktekan
respirasi, suhu, dan teknik relaksasi
nadi. nyeri dengan tarik
4. Mengajarkan pasien nafas dalam
menajemen nyeri O : TD : 110/80

Universitas Sumatera Utara


tarik nafas dalam mmHg
apabila nyeri timbul HR :82 kali/menit
dengan cara menarik RR :20 kali/menit
nafas dari hidung dan 0
T :36, 5 C
dikeluarkan perlahan-
A : Masalah
lahan dari mulut.
teratasi sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
Rabu, 11.00 4. Mengukur skala nyeri S : klien
21 juni dengan cara mengatakan tarik
2017 menggerakkan nafas dalam dapat
pergelangan kaki mengurangi dan
klien. membantu
5. Mengevaluasi respon meredakan nyeri
klien terhadap O : Klien masih
manajemen nyeri : tampak kesakitan
tarik nafas dalam. Skala nyeri : 4
6. Mengajarkan klien A : Masalah belum
dan keluarga dalam teratasi
mengontrol nyeri P : Intervensi
dangan cara kompres dilanjutkan
hangat dibagian yang
sakit untuk
meredahkan nyeri.
2 Kamis, 10.30 4. Mengukur vital sign S : Klien
22 juni klien yaitu tekanan mengatakan
2017 darah, respirasi, nadi, kompres hangat
dan suhu sangat cukup
5. Mengevaluasi respon membantu
klien terhadap mengurangi nyeri

Universitas Sumatera Utara


metode manajemen O : TD :110/80
nyeri pengaliahan mmHg
perhatian. HR : 80 kali/menit
6. Evaluasi respon klien RR :20 kali/menit
terhadap metode 0
T : 36,2 C
kompres hangat
A : Masalah
teratasi sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan

Jum’at 09.30 4. Mengkaji klien dalam S : Klien


23 juni melakukan aktivitas mengatakan
2017 sehari-hari mengerti dan
5. Mengukur vital sing melakukan
klien yaitu tekanan pergerakkan kecil
darah, respirasi, nadi, sesuai kemampuan
dan suhu klien
6. Mengkaji kekuatan Ny. R sering
otot kaki klien melakukan
aktivitas sesuai
kemampuannya
O : Ny. R bisa
melakukan
aktivitas tetapi
kaki kanannya
terasa nyeri saat
berjalan dan
berdiri terlalu
lama
A : Masalah
teratasi sebagian

Universitas Sumatera Utara


P :Intervensi
dilanjutkan

Sabtu, 09.30 4. Mengukur kembali S : pasien


24 juni asam urat pasien mengatakan lebih
2017 dengan menggunakan baik dari yang
alat ukur asam urat sebelumnya
5. Mengukur vital sing Pasien
pasien yaitu : tekanan mengatakan
darah, respirasi, nadi, mempraktekkan
dan suhu. tarik nafas dalam
6. Mengevaluasi saat terasa nyeri
perkembangan pasien O : TD :120/70
dalam mengontrol mmHg
nyeri RR : 20 kali/menit
HR : 80 kali/menit
T : 36 oc
Asam urat turun :
10 mg/dl
A : maslah
sebagian teratasi
P : intervensi
dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai