BIOKIMIA
Disusun oleh:
Apt. Dr. Nunuk Aries Nurulita, S.Si., M.Si.
Apt. Fitriyani, M.S.Farm.
Assalamu'aiaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena ijin-Nya saja buku Petunjuk Praktikum
Biokimia ini dapat diselesaikan oleh para dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Kami selaku pimpinan hanya dapat berharap semoga Buku Petunjuk Praktikum ini dapat
berguna bagi mahasiswa dalam memahami secara lebih mendalam ilmu-ilmu biokimia,
melaksanakan ketrampilan/keahlian laboratorium yang menunjang Mata Kuliah Biokimia.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada fakultas farmasi UGM yang telah
menjadi konsultan dan referensi bagi dosen-dosen kami dalam menyusun buku petunjuk ini.
Semoga buku ini dapat membawa manfaat yang baik bagi para mahasiswa. Aamiin.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
ltd
Teori:
Lipida adalah suatu senyawa yang larut dalam pelarut lemak (pelarut non polar), tetapi
tidak larut dalam air (pelarut polar = hidrofil). Pelarut lemak = non polar = lipofi! misalnya eter,
klorofom, benzena, heksana, dll. Pelarut polar = hidrofil = air, asam, basa, etanol, aseton, dll.
Senyawa yang masuk lemak ragamnya banyaksekali misalnya eter, ester, asam lemak, kolesterol,
terpen, diterpen, dll.
2. Lipid campuran (compound lipid): ester asam lemak dengan alcohol dan mengandung
gugus tambahan selain asam lemak dan alcohol.
a. Fosfolipid: Lipid yang selain mengandung asam lemak dan alcohol, juga mengandung
asam fosfat, nitrogen maupun unsure lainnya. Contoh: gliserofosfolipid,
sfingofosfolipid.
b. Serebrosida (glikolipid): suatu Ilipid yang mengandung asam lemak, karbohidrat,
nitrogen, tetapi tidak mengandung asam fosfat.
c. Lipid campuran lain seperti sulfolipid, aminolipid dan lipoprotein.
3. Derivat lipid (turunan lipid): zat yang berasal dari golongan lemak di atas dengan jalan
hidrolisis. Ini meliputi asam lemak (jenuh, tidak jenuh), gliserol, steroid, alcohol selain
gliserol dan steroid, aldejid lemak, benda-benda keton lipid netral (karena sifatnya netral)
misalnya gliserida, kolesterol, ester kolesterol, dll.
Asam lemak adalah asam karboksilat penyusun lemak dan minyak. Asam lemak ini
biasanya tidak bercabang dan merupakan asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Pada umumnya, asam
lemak beratom karbon genap dari C 6 sampai 24. Ester asam lemak dengan gliserol dikenal dengan
nama asli gliserida atau trigliserida. Asam lemak dapat diperoleh dengan jalan menghidrolisis
lemak atau minyak. Ketiga asam lemak tersebut dapat sama maupun campuran.
Sifat-sifat lemak
Seperti pada batasan lipid, maka lipid mudah larut dalam pelarut lipofil dan tidak larut
dalam pelarut hidrofil. Lemak yang banyak mengandung asam lemak jenuh bentuknya padat,
sedangkan lemak yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh bentuknya cair dan disebut
minyak.
Karena lemak merupakan senyawa ester, maka mudah dihidrolisis menjadi gliserol dan
asam lemak. Bila hidrolisis menggunakan asam hasilnya asam lemak, apabila hidrolisis
menggunakan basa menghasilkan glisserol dan garam Na/K asam lemak (sabun). Reaksi ini
dikenal dengan reaksi penyabunan karena menghasilkan sabun,
Prosedur:
1. Penyabunan
Ambil 2 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 ml minyak kelapa. Tambahkan 1 mL NaOH
0,5 N pada tabung 1 dan 1 ml aquades pada tabung 2, kemudian ke dalam keduanya
ditambah 1 ml alkohol 96%. Panaskan di penangas air dan tambahkan 2 ml NaCI jenuh,
terjadi sabun.
2. Menunjukkan adanya gliserol
Ambil tabung reaksi, masukkan 0,5 ml minyak kelapa, tambahkan sedikit Kristal KHSO4.
Panaskan di atas lampu spiritus hingga terjadi uap putih, bila dibau terjadi bau semegrak
(bau akrolein).
3. Menunjukkan adanya ikatan rangkap dalam asam lemak
Ambil 4 tabung reaksi. Tabung 1 dan 2 diisi 0,5 ml minyak kelapa. Tabung 3 dan 4 diisi
0,5 ml aquades. Tabung 1 dan 3 ditambah 1 ml klorofom dan 5 tetes JKJ, sedangkan
tabung 2 dan 4 ditambah 1 ml NaOH 0,5 N dan 1 tetes KMnO4 0,1%. Amati perubahan
warna.
4. Sifat sabun sebagai emulgator
Ambil 2 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 ml minyak kelapa. Tambahkan 0,5 mi
aquades pada tabung 1 dan 0,5 ml Na2C03 1% pada tabung 2. Vortex, amati yang terjadi.
5. Reaksi Liebermann-Burchard
Larutkan 0,5 ml kuning telur dalam 1 ml klorofom, vortex, tambahkan asam asetat
anhidrida: H2SO4 pekat 1: 1, amati warnanya.
6. Reaksi Salkowaski
Larutkan 0,5 ml kuning telur dalam 1 ml klorofom, vortex, tambahkan 1 ml H2SO4 pekat,
amati warnanya.
PERCOBAAN II
IDENTIFIKASI PROTEIN
Teori:
Protein adalah salah satu makromolekul paling utama dalam sel hidup (protein berasal dari
kata proteios = utama). Senyawa ini tersusun atas unsur terutama C, H, O, N ditambah S. Protein
merupakan polimer yang tersusun oleh monomer asam amino. Terdapat 20 macam asam amino
penyusun protein alami. Asam amino ini satu sama lain akan berikatan secara kovaien antara gugus
amina dengan gugus karboksilat dari asam amino satu sama lain. Ikatan ini dikenal dengan ikatan
peptida. Jika tersusun dari 2 asam amino maka disebut dipeptida, bila tersusun dari 3 asam amino
maka disebut tripeptida, dst. Protein adalah polipeptida dan ini dikenal sebagai struktur primer dari
protein.
Satu molekul asam amino selalu memiliki 1 gugus -NH2 yang bersifat basa dan 1 gugus -
COOH yang bersifat asam. Asam amino dikenal sebagai senyawa amfolit, yaitu senyawa yang
memiliki muatan positif dan negative sekaligus, disebut juga zwitterion.
Untuk percobaan 5-10 merupakan reaksi warna, putih telur diencerkan 5 kali.
Pengenceran: Ambil 2,0 ml putih telur, masukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml, tambahkan aquadest
hingga tanda.
5. Reaksi Biuret
Masukkan 1 ml putih telur encer ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml NaOH encer
dan 1 ml CuSO4, gojog, amati warnanya.
6. Reaksi Xanthoprotein
Masukkan 1 ml putih telur encer ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml HNO3 pekat,
panaskan di waterbath mendidih, amati warnanya.
7. Reaksi Natrium nitroprusida 0,02% (spesifik terhadap sistein)
Masukkan 1 ml putih telur encer ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml Natrium
nitroprusida dalam 1 amonium hidoksida, gojog, amati warnanya.
PERCOBAAN III
PENETAPAN KADAR PROTEIN SECARA BIURET
Teori: Penentuan kadar protein secara Biuret berdasarkan atas pengukuran serapan cahaya oleh
ikatan kompieks yang berwarna ungu. Ini terjadi apabila protein bereaksi dengan tembaga dalam
lingkungan alkali.
Reagen:
Prosedur:
Pipet ke dalam tabung reaksi masing-masing 0,1; 0,3; 0,4; 0,5; 0,7 ml larutan standard dan
tambahkan aquadest pada masing-masing tabung hingga volume akhir menjadi 1,0 ml. Tambahkan
4,0 ml reagen Biuret. Kocok dan diamkan selama 30 menit pada suhu kamar. Baca serapannya
pada 540 nm. Untuk blanko, digunakan campuran 1,0 ml aquadest dan 4,0 ml reagen Biuret yang
juga didiamkan selama 30 menit pada suhhu kamar (blanko dibuat 2). Hukum Lambert-Beer (apa
bunyi dan syarat hukum tersebut?) berlaku untuk larutan-larutan protein di antara 1 dan 10 mg/ml.
Standar Aquadest Sampel Pereaksi Vol. Akhir
Absorbansi
(ml) (ml) (ml) (ml) (ml)
Blanko - 1,0 - 4.0 5,0
Standar 1 0,4 0,6 - 4.0 5,0
Standar 2 0,5 0,5 . 4.0 5,0
Standar 3 0,6 0,4 - 4.0 5,0
Standar 4 0,7 0,3 - 4.0 5,0
Standar 5 0,8 0,2 - 4.0 5,0
Sampel - - 1,0 4.0 5,0
PERCOBAAN IV
PENETAPAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH
DENGAN METODE LIEBERMANN-BURCHARD
Tujuan: Dapat menetapkan kadar kolesterol dalam darah atau serum secara spektroskopi
menurut metode Liebermann-Burchard
Teori:
Kolesterol tersebar luas dalam sel tumbuhan dan hewan. Ditemukan di lemak hewan tetapi pada
lemak tumbuhan jarang sekali ditemukan, bahkan dapat dikatakan tidak ada. Kolesterol dalam
tubuh manusia dan hewan dikeluarkan lewat dua cara, yaitu diubah menjadi asam empedu dan
diekskresikan sebagai sterol netral pada feses. Kolesterol merupakan precursor utama dari
beberapa steroida lainnya.
Sintesis kolesterol sebenarnya dapat terjadi pada semua jaringan yang mengandung sel bernukleus,
tetapi khususnya terdapat pada sel hepar, korteks adrenal, kulit, testis dan aorta. Pada umumnya,
wanita mempunyai kadar kolesterol yang lebih rendah bila dibandingkan dengan laki-laki.
Reaksi kolesterol secara Liebermann-Burchard dengan asam asetat anhidrida:asam sulfat pekat
30:1 akan berwarna biru kehijauan dengan syarat pada atom karbon nomor 5 dan 6 terdapat ikatan
rangkap.
Bahan:
Prosedur kerja:
Volume
Standar CHCI3 Sampel Pereaksi Absorbansi
Akhir
Blanko - 2,0 - 2,0 4,0
Standar 1 0,2ml 1,8 - 2,0 4.0
Standar 2 0,25ml 1,75 - 2,0 4.0
Standar 3 0,3ml 1,7 - 2,0 4.0
Standar 4 0,35ml 1,65 2,0 4.0
Standar 5 0,4ml 1,6 2,0 4.0
Sampel (3X) - - 0,2 2,0 4.0
PERCOBAAN V
PENENTUAN KADAR GLUKOSA DENGAN METODE SOMOGYI-
NELSON
Tujuan: Menentukan kadar glukosa dalam serum darah dengan Metode Somogyi-Nelson.
Teori:
Metode Somogyi-Nelson merupakan metode penetapan kadar gula pereduksi, dimana prinsipnya,
gula pereduksi akan mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ kemudian ion Cu+ ini akan mereduksi
senyawa arsenomolibdat membentuk kompleks berwarna biru kehijauan (Nelson, 1944).
Cara Kerja :
Teori:
Hati, ginjal, jantung dan otot rnengandung banyak enzim transamminase glutamate-oksaloasetat
(GOT) yang juga terkenal aspartat aminotransferae. Serum dalam keadaan normal juga
menunjukkan adanya aktivitas enzim tersebut, tetapi rendah, hanya apabila ada kerusakan sel pada
jaringan tersebut, maka enzim intraseluler tersebut akan keluar dari sel dan masuk ke dalam darah.
Kenaikan aktivitas GOT serum dijumpai pada macam-macam penyakit yang menyangkut jaringan
organ-organ tertentu.
Reagensia:
1. Dapar fosfat pH 7,4.(sudah dibuat oleh asisten praktikum) disimpan di kulkas Larutkan
11,3 g Na2HPO4 anhidrat bersama-sama dengan 2,7 g KH2PO4 anhidrat ke dalam air
sampai sekitar 900 ml. Dengan pH meter, pH larutan dibuat sampai 7,4. Kemudian
ditambah air sampai volume menjadi 1000 ml.
2. Substrat.(sudah dibuat oleh asisten praktikum) disimpan di frezer
Larutkan 8,9 g asam DL-alanin ke dalam NaOH 1 N sedemikian, sehingga pH-nya adalah
7,4 ditentukan dengan pH meter, diperlukan sekitar 90 ml NaOH 1 N. Kemudian
tambahkan 0,146 g asam alfa-ketoglutarat sampai larut dengan penambahan sedikit
NaOH 1 N sambil pH-nya 7,4. Akhirnya ditambahkan dapar fosfat sampai volume
mencapai 500 ml. Larutan substrat ini (200 nm asam DL-alanin;2 nm asam ketoglutarat)
disimpan pada -15°C dalam botol-botol kecil yang berisi dengan 5 sampai 10 ml larutan
tersebut.
3. Larutan stock standar piruvat.(sudah dibuat oleh asisten praktikum) disimpan di frezer
Larutkan 220 mg Natrium piruvat ke dalam dapar fosfat sampai voiumenya 100 ml.
Simpan larutan ini pada -15°C dalam tempat-tempat kecil yang diisi dengan 1 ml larutan
tersebut (kadar 20 nM).
4. Larutan standar piruvat (sudah dibuat oleh asisten praktikum) disimpan di frezer
Encerkan 1 bagian volume larutan stock standar dengan 4 bagian volume dapar fosfat
sehingga didapat 4 nM asam piruvat. Simpan pada -15°C dan larutan ini hanya tahan 1
minggu.
5. Larutan NaOH 0,4 N. (sudah dibuat oleh asisten praktikum) Larutkan 16 g NaOH ke
dalam air sampai volume 1 liter.
6. Larutan 2,4 - dinitrofenilhidrazin/DNFH (sudah dibuat oleh asisten praktikum)
Larutkan 19,8 mg DNFH dalam 10 ml HCL pekat. Encerkan larutan ini dengan air sampai
100 ml dan simpan pada suhu kamar dalam botol coklat.
Prosedur:
Pembuatan Serum : Darah diambil kurang lebih 5ml, diamkan terlebih dahulu 15-30 menit, lalu
sentrifuge 4000 rpm selama 10 menit.(ambil di klinik UMP dan minta untuk memakai tabung
tanpa EDTA)
1. campurlah 0,5 ml substrat dengan 0,1 ml air dan 0,5 ml larutan DNFH.
1. campurlah 0,1 larutan standar piruvat dan 0,4 ml substrat, 0,1 ml air dan 0,5 ml larutan
DNFH.
- Biarkan DNFH pada semua tabung bereaksi pada suhu kamar selama 20 menit.
- Kemudian tambahkan 5 ml 0,4 N NaOH.
- Campur baik-baik dan biarkan larutan ini pada suhu kamar selama 10 menit.
Perhitungan:
Piruvat yang terbentuk dalam 60 menit oleh 0,1 ml serum adalah:
T −K
x 0,4 n mol piruvat
S−B
Maka piruvat yang berbentuk per menit oleh per liter serum:
T −K 1 1000 T − K
x 0,4 x x x x 67 m mol
S−B 60 0,1 S − B
Batas tertinggi untuk harga normal adalah 23 n mol piruvat per menit per liter serum.