Anda di halaman 1dari 17

PETUNJUK PRAKTIKUM

BIOKIMIA

Disusun oleh:
Apt. Dr. Nunuk Aries Nurulita, S.Si., M.Si.
Apt. Fitriyani, M.S.Farm.

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK SINTESIS


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR DEKAN

Assalamu'aiaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena ijin-Nya saja buku Petunjuk Praktikum
Biokimia ini dapat diselesaikan oleh para dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Kami selaku pimpinan hanya dapat berharap semoga Buku Petunjuk Praktikum ini dapat
berguna bagi mahasiswa dalam memahami secara lebih mendalam ilmu-ilmu biokimia,
melaksanakan ketrampilan/keahlian laboratorium yang menunjang Mata Kuliah Biokimia.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada fakultas farmasi UGM yang telah
menjadi konsultan dan referensi bagi dosen-dosen kami dalam menyusun buku petunjuk ini.
Semoga buku ini dapat membawa manfaat yang baik bagi para mahasiswa. Aamiin.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Purwokerto, September 2021

ltd

Dekan Fakultas Farmasi


Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI LIPID

Tujuan: Membuktikan beberapa sifat dari lipid.

Teori:
Lipida adalah suatu senyawa yang larut dalam pelarut lemak (pelarut non polar), tetapi
tidak larut dalam air (pelarut polar = hidrofil). Pelarut lemak = non polar = lipofi! misalnya eter,
klorofom, benzena, heksana, dll. Pelarut polar = hidrofil = air, asam, basa, etanol, aseton, dll.
Senyawa yang masuk lemak ragamnya banyaksekali misalnya eter, ester, asam lemak, kolesterol,
terpen, diterpen, dll.

Klasifikasi lemak menurut Bloor:


1. Lemak = lipid sederhana: ester asam lemak dengan berbagai alkohol suku rendah.
a. Lemak: ester asam lemak dengan gliserol. Lemak yang terdapat dalam bentuk cairan
disebut minyak.
b. Lilin (waxs): ester asam lemak dengan alkohol suku tinggi.

2. Lipid campuran (compound lipid): ester asam lemak dengan alcohol dan mengandung
gugus tambahan selain asam lemak dan alcohol.
a. Fosfolipid: Lipid yang selain mengandung asam lemak dan alcohol, juga mengandung
asam fosfat, nitrogen maupun unsure lainnya. Contoh: gliserofosfolipid,
sfingofosfolipid.
b. Serebrosida (glikolipid): suatu Ilipid yang mengandung asam lemak, karbohidrat,
nitrogen, tetapi tidak mengandung asam fosfat.
c. Lipid campuran lain seperti sulfolipid, aminolipid dan lipoprotein.

3. Derivat lipid (turunan lipid): zat yang berasal dari golongan lemak di atas dengan jalan
hidrolisis. Ini meliputi asam lemak (jenuh, tidak jenuh), gliserol, steroid, alcohol selain
gliserol dan steroid, aldejid lemak, benda-benda keton lipid netral (karena sifatnya netral)
misalnya gliserida, kolesterol, ester kolesterol, dll.

Asam lemak adalah asam karboksilat penyusun lemak dan minyak. Asam lemak ini
biasanya tidak bercabang dan merupakan asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Pada umumnya, asam
lemak beratom karbon genap dari C 6 sampai 24. Ester asam lemak dengan gliserol dikenal dengan
nama asli gliserida atau trigliserida. Asam lemak dapat diperoleh dengan jalan menghidrolisis
lemak atau minyak. Ketiga asam lemak tersebut dapat sama maupun campuran.

Sifat-sifat lemak
Seperti pada batasan lipid, maka lipid mudah larut dalam pelarut lipofil dan tidak larut
dalam pelarut hidrofil. Lemak yang banyak mengandung asam lemak jenuh bentuknya padat,
sedangkan lemak yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh bentuknya cair dan disebut
minyak.

Karena lemak merupakan senyawa ester, maka mudah dihidrolisis menjadi gliserol dan
asam lemak. Bila hidrolisis menggunakan asam hasilnya asam lemak, apabila hidrolisis
menggunakan basa menghasilkan glisserol dan garam Na/K asam lemak (sabun). Reaksi ini
dikenal dengan reaksi penyabunan karena menghasilkan sabun,

Prosedur:
1. Penyabunan
Ambil 2 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 ml minyak kelapa. Tambahkan 1 mL NaOH
0,5 N pada tabung 1 dan 1 ml aquades pada tabung 2, kemudian ke dalam keduanya
ditambah 1 ml alkohol 96%. Panaskan di penangas air dan tambahkan 2 ml NaCI jenuh,
terjadi sabun.
2. Menunjukkan adanya gliserol
Ambil tabung reaksi, masukkan 0,5 ml minyak kelapa, tambahkan sedikit Kristal KHSO4.
Panaskan di atas lampu spiritus hingga terjadi uap putih, bila dibau terjadi bau semegrak
(bau akrolein).
3. Menunjukkan adanya ikatan rangkap dalam asam lemak
Ambil 4 tabung reaksi. Tabung 1 dan 2 diisi 0,5 ml minyak kelapa. Tabung 3 dan 4 diisi
0,5 ml aquades. Tabung 1 dan 3 ditambah 1 ml klorofom dan 5 tetes JKJ, sedangkan
tabung 2 dan 4 ditambah 1 ml NaOH 0,5 N dan 1 tetes KMnO4 0,1%. Amati perubahan
warna.
4. Sifat sabun sebagai emulgator
Ambil 2 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 ml minyak kelapa. Tambahkan 0,5 mi
aquades pada tabung 1 dan 0,5 ml Na2C03 1% pada tabung 2. Vortex, amati yang terjadi.
5. Reaksi Liebermann-Burchard
Larutkan 0,5 ml kuning telur dalam 1 ml klorofom, vortex, tambahkan asam asetat
anhidrida: H2SO4 pekat 1: 1, amati warnanya.
6. Reaksi Salkowaski
Larutkan 0,5 ml kuning telur dalam 1 ml klorofom, vortex, tambahkan 1 ml H2SO4 pekat,
amati warnanya.
PERCOBAAN II
IDENTIFIKASI PROTEIN

Tujuan: Membuktikan sifatfisika dan kimia protein.

Teori:
Protein adalah salah satu makromolekul paling utama dalam sel hidup (protein berasal dari
kata proteios = utama). Senyawa ini tersusun atas unsur terutama C, H, O, N ditambah S. Protein
merupakan polimer yang tersusun oleh monomer asam amino. Terdapat 20 macam asam amino
penyusun protein alami. Asam amino ini satu sama lain akan berikatan secara kovaien antara gugus
amina dengan gugus karboksilat dari asam amino satu sama lain. Ikatan ini dikenal dengan ikatan
peptida. Jika tersusun dari 2 asam amino maka disebut dipeptida, bila tersusun dari 3 asam amino
maka disebut tripeptida, dst. Protein adalah polipeptida dan ini dikenal sebagai struktur primer dari
protein.
Satu molekul asam amino selalu memiliki 1 gugus -NH2 yang bersifat basa dan 1 gugus -
COOH yang bersifat asam. Asam amino dikenal sebagai senyawa amfolit, yaitu senyawa yang
memiliki muatan positif dan negative sekaligus, disebut juga zwitterion.

Rumus umum asam amino:

Sifat alami dan kimia protein


Sifat alami protein tergantung dari lingkungan sekitarnya. Bila ada perubahan lingkungan,
protein dapat mengalami perubahan. Kehilangan sifat alami protein dikenal peristiwa denaturasi
protein. Protein dapat mengalami perubahan sifat, misalnya karena perubahan temperature, pH,
pelarut, konsentrasi garam, dll.
Sifat kimia dari asam amino sangat ditentukan gugus sisa asam amino. Maka sifat asam
amino sangat diperhatikan. Gugus sisa asam amino ini dapat digunakan untuk analisis kualitatif
maupun kuantitatif terhadap protein.
Prosedur:
Untuk percobaan 1-4 merupakan reaksi pengendapan/denaturasi, putih telur tidak perlu
diencerkan.
1. Masukkan 0,5 ml putih telur ke dalam tabung reaksi, panaskan di atas penangas air
mendidih hingga menggumpal.
2. Ambil 2 tabung reaksi, masing-masing diisi 0,5 ml putih telur. Tambahkan 0,5 ml HCI
pada tabung 1 dan 0,5 ml NaOH pada tabung 2, amati.
3. Ambil 2 tabung reaksi, masing-masing diisi 0,5 ml putih telur. Tambahkan 0,5 ml HNO3
encer pada tabung 1 dan 0,5 mi CH3COOH pada tabung 2, amati.
4. Ambil 3 tabung reaksi, masing-masing diisi 0,5 ml putih telur. Tambahkan 0,5 ml ZnS04
pada tabung 1; 0,5 ml Pb (CH3COOH)2 pada tabung 2; dan 0,5 ml FeCI3 pada tabung 3,
amati.

Untuk percobaan 5-10 merupakan reaksi warna, putih telur diencerkan 5 kali.
Pengenceran: Ambil 2,0 ml putih telur, masukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml, tambahkan aquadest
hingga tanda.

5. Reaksi Biuret
Masukkan 1 ml putih telur encer ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml NaOH encer
dan 1 ml CuSO4, gojog, amati warnanya.
6. Reaksi Xanthoprotein
Masukkan 1 ml putih telur encer ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml HNO3 pekat,
panaskan di waterbath mendidih, amati warnanya.
7. Reaksi Natrium nitroprusida 0,02% (spesifik terhadap sistein)
Masukkan 1 ml putih telur encer ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml Natrium
nitroprusida dalam 1 amonium hidoksida, gojog, amati warnanya.
PERCOBAAN III
PENETAPAN KADAR PROTEIN SECARA BIURET

Tujuan: Dapat menetapkan kadar protein dengan metode Biuret

Teori: Penentuan kadar protein secara Biuret berdasarkan atas pengukuran serapan cahaya oleh
ikatan kompieks yang berwarna ungu. Ini terjadi apabila protein bereaksi dengan tembaga dalam
lingkungan alkali.

Reagen:

1. Reagen Biuret (sudah dibuat oleh asisten praktikum)


Larutkan 1,5 g CuSO45H2O dan 6,0 g Sodium Potassium Tartrat Tetrahydrate (NaKC4
H4O6.4H2O) dalam + 500 ml air dalam labu takar 1 L. Kemudian tambahkan 300,0 ml
NaOH 10% sambil dikocok-kocok dan akhirnya tambahkan aquadest sampai garis.
Larutan ini dapat disimpan lama sekali.
Apabila pembuatannya kurang baik, dapat terjadi endapan hitam atau merah. Reagen
yang demikian tidak boleh dipakai.
2. Larutan standar protein/serum albumin (di kulkas)
Buatlah larutan serum albumin murni dalam air yang berkadar 10 mg/ml (Ig/lOOml).
Untuk mempermudah melarutkan, tambahkan beberapa tetes NaOH 3%.

Prosedur:

Pipet ke dalam tabung reaksi masing-masing 0,1; 0,3; 0,4; 0,5; 0,7 ml larutan standard dan
tambahkan aquadest pada masing-masing tabung hingga volume akhir menjadi 1,0 ml. Tambahkan
4,0 ml reagen Biuret. Kocok dan diamkan selama 30 menit pada suhu kamar. Baca serapannya
pada 540 nm. Untuk blanko, digunakan campuran 1,0 ml aquadest dan 4,0 ml reagen Biuret yang
juga didiamkan selama 30 menit pada suhhu kamar (blanko dibuat 2). Hukum Lambert-Beer (apa
bunyi dan syarat hukum tersebut?) berlaku untuk larutan-larutan protein di antara 1 dan 10 mg/ml.
Standar Aquadest Sampel Pereaksi Vol. Akhir
Absorbansi
(ml) (ml) (ml) (ml) (ml)
Blanko - 1,0 - 4.0 5,0
Standar 1 0,4 0,6 - 4.0 5,0
Standar 2 0,5 0,5 . 4.0 5,0
Standar 3 0,6 0,4 - 4.0 5,0
Standar 4 0,7 0,3 - 4.0 5,0
Standar 5 0,8 0,2 - 4.0 5,0
Sampel - - 1,0 4.0 5,0
PERCOBAAN IV
PENETAPAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH
DENGAN METODE LIEBERMANN-BURCHARD

Tujuan: Dapat menetapkan kadar kolesterol dalam darah atau serum secara spektroskopi
menurut metode Liebermann-Burchard

Teori:

Kolesterol tersebar luas dalam sel tumbuhan dan hewan. Ditemukan di lemak hewan tetapi pada
lemak tumbuhan jarang sekali ditemukan, bahkan dapat dikatakan tidak ada. Kolesterol dalam
tubuh manusia dan hewan dikeluarkan lewat dua cara, yaitu diubah menjadi asam empedu dan
diekskresikan sebagai sterol netral pada feses. Kolesterol merupakan precursor utama dari
beberapa steroida lainnya.

Sintesis kolesterol sebenarnya dapat terjadi pada semua jaringan yang mengandung sel bernukleus,
tetapi khususnya terdapat pada sel hepar, korteks adrenal, kulit, testis dan aorta. Pada umumnya,
wanita mempunyai kadar kolesterol yang lebih rendah bila dibandingkan dengan laki-laki.

Reaksi kolesterol secara Liebermann-Burchard dengan asam asetat anhidrida:asam sulfat pekat
30:1 akan berwarna biru kehijauan dengan syarat pada atom karbon nomor 5 dan 6 terdapat ikatan
rangkap.

Bahan:

1. Serum atau darah (ambil diklinik UMP)


2. Pelarut campuran aseton:etanol (1:1 v/v) (dibuat 15ml:15ml)
3. Membuat Pereaksi; campuran asam asetat anhidrida dan asam sulfat pekat (19,35:0,645
v
/v). Campuran ini harus selalu dibuat baru (dibuat pada saat akan digunakan).
4. Larutan stok kolesterol (2 mg/ml) dalam klorofom. Untuk larutan baku kolesterol, larutan
stok diencerkan dengan klorofom 1:20 hingga didapatkan larutan kolesterol dengan kadar
0,1 mg/ml.(sudah dibuat oleh asisten praktlkum) disimpan di kulkas
Alat:

Sentrifuga klinis, spektrofotometer visible dan alat-alat gelas.

Prosedur kerja:

1. Masukkan pelarut campuran aseton-etanol sebanyak 10,0 ml ke dalam tabung sentrifuga


yang bertutup.
2. Tambahkan serum atau darah sebanyak 0,2 ml ke dalam tabung sentrifuga dan diaduk
dengan vortek.
3. Masukkan tabung sentrifuga ke dalam penangas air mendidih sambil digojog hingga
pelarut mendidih.
4. Ambil tabung sentrifuga dari penangas air, lakukan penggojogan kembali selama 5 menit.
Dinginkan pada suhu kamar dan selanjutnya lakukan sentrifuga selama 20 menit.
5. Cairan supernatan dituang ke dalam tabung reaksi yang kering, kemudian diuapkan di
atas penangas air mendidih hingga kering.
6. Sisa pengeringan didinginkan, residu dilarutkan dalam 3,0 ml klorofom untuk penetapan
kadar selanjutnya.
7. Buat larutan standar 2 mg/ml kolesterol dalam kiorofom. Buatlah seri larutan standar
dalam kiorofom yang mengandung kolesterol dengan kadar 0,5 ml; 1 ml; 1,5 ml; 2 ml;
2,5 ml. Blanko dibuat dengan kiorofom 3 ml.
8. Tambahkan ke dalam tiap-tiap tabung reaksi dengan campuran asam asetat anhidrida-
asam sulfat pekat (pereaksi) sebanyak 2,0 ml dan aduk hingga homogen. Biarkan tabung
reaksi pada tempat yang gelap suhu kamar selama beberapa menit. Larutan berwarna
merah, biru, biru-kehijauan. Ukur absorbansi pada panjang gelombang 390/400 ml.

Volume
Standar CHCI3 Sampel Pereaksi Absorbansi
Akhir
Blanko - 2,0 - 2,0 4,0
Standar 1 0,2ml 1,8 - 2,0 4.0
Standar 2 0,25ml 1,75 - 2,0 4.0
Standar 3 0,3ml 1,7 - 2,0 4.0
Standar 4 0,35ml 1,65 2,0 4.0
Standar 5 0,4ml 1,6 2,0 4.0
Sampel (3X) - - 0,2 2,0 4.0
PERCOBAAN V
PENENTUAN KADAR GLUKOSA DENGAN METODE SOMOGYI-
NELSON

Tujuan: Menentukan kadar glukosa dalam serum darah dengan Metode Somogyi-Nelson.

Teori:
Metode Somogyi-Nelson merupakan metode penetapan kadar gula pereduksi, dimana prinsipnya,
gula pereduksi akan mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ kemudian ion Cu+ ini akan mereduksi
senyawa arsenomolibdat membentuk kompleks berwarna biru kehijauan (Nelson, 1944).

Cara Kerja :

A. Pembuatan Reagen Pereaksi = Sudah tersedia


1. Nelson A
- Larutkan 12,5gr Na2CO3 anhidrat
- 12,5gr garam rochelle/Natrium Kalium Tartarat
- 100 gr Na2(SO4) anhidrat
- Dalam 350 ml aquades
- Kemudian encerkan sampai volumenya 500 ml.
2. Nelson B
- Larutkan 7,5 gr CuSO4.5H20 dalam
- 50 ml aquades
- Tambahkan 1-2 tetes H2SO4 pekat.
3. Pereaksi Nelson
Nelson A : Nelson B adaiah 25 :1 (dibuat baru setiap kali pakai)
4. NaOH 1N = Sudah Tersedia

B. Penentuan OT (menit 21-34)


1. Ambil 1 ml larutan standar glukosa konsentrasi 0,004 mg/ml masukkan ke dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 1,0 ml reagen Cu alkalis (campuran reagen nelson A dan B)
3. Gojok dan iarutan dipanaskan di atas waterbath suhu 100°C selama 20 menit.
4. Kemudian iarutan digojok dan dipanaskan kembali suhu 100° C selama 10 menit.
5. Larutan ditambah NaOH 1N sebanyak 4 ml sampai pH 7-8.
6. Baca absorbansi pada lamda 740nm selama 1 jam

C. Penentuan panjang Gelombang (747,2nm)


1. Ambil 1 ml larutan standar glukosa konsentrasi 0,004 mg/ml masukkan ke dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 1,0 ml reagen Cu alkalis (campuran reagen nelson A dan B)
3. Gojok dan larutan dipanaskan di atas waterbath suhu 100° C selama 20 menit.
4. Kemudian larutan digojok dan dipanaskan kembali suhu 100° C selama 10 menit.
5. Larutan ditambah NaOH IN sebanyak 4ml sampai pH 7-8.
6. Tunggu hingga waktu OT yang diperoleh
7. Baca absorbansi pada lamda 640-840nm

D. Pembacaan Kurva baku


1. Ambil 1ml larutan standar glukosa kensentrasi 0 (larutan blanko) ; 0.025 ;0.03 ;0.035
;0.04 ;0.045 ; 0.05 ; 0.055 (mg/ml) Sudah tersedia
2. Tambahkan 1 ml reagen Cu Alkalis (Campuran reagen Nelson A dan Nelson B)
3. Larutan digojok
4. Larutan dipanaskan di atas waterbath suhu 100° C selama 20 menit
5. Kemudian larutan digojok
6. dipanaskan kembali suhu 100° C selama 10 menit.
7. Larutan masing-masing ditambah NaOH IN sebanyak 4ml sampai pH 7-8.
8. Tunggu hingga waktu OT yang didapat sebelumnya
9. Masing-masing tambahkan Aquades 7 ml
10. Baca absorbansi pada panjang gelombang maksimal yang didapat (747,2 nm)

Konsentrasi Pengambilan Reagen Volume


NaOH Aquades
standar Standar Nelson Akhir
IN (ml) (ml)
(mg/ml) Glukosa (ml) (ml) (ml)
Blanko (2x) 0 1 1 4 7 13
Standar 1 0.025 1 1 4 7 13
Standar 2 0.03 1 1 4 7 13
Standar 3 0.035 1 1 4 7 13
Standar 4 0.04 1 1 4 7 13
Standar 5 0.045 1 1 4 7 13
Standar 6 0.05 1 1 4 7 13
Standar 7 0.055 1 1 4 7 13
Sampel (Ix) 1 1 4 7 13

E. Penetapan Kadar Glukosa Darah dengan metode Somogyi-Nelson


Pembuatan Serum : Darah diambil kurang lebih 5ml, diamkan terlebih dahulu 15-30 menit,
lalu sentrifuge 4000 rpm selama 10 menit.(ambil di klinik UMP dan minta untuk memakai
tabung tanpa EDTA)

1. Ambil 1 ml serum darah


2. Tambahkan 1 ml reagen Cu Alkalis (Campuran reagen Nelson A dan Nelson B)
3. Larutan digojok
4. Larutan dipanaskan di atas waterbath suhu 100° C selama 20 menit
5. Kemudian larutan digojok
6. dipanaskan kembali suhu 100° C selama 10 menit.
7. Larutan masing-masing ditambah NaOH 1N sebanyak 4ml sampai pH 7-8.
8. Tunggu hingga waktu OT yang didapat sebelumnya
9. Masing-masing tambahkan Aquades 7 ml
10. Baca absorbansi pada panjang gelombang maksimal yang didapat
PERCOBAAN VI
PENENTUAN AKTIVITAS GLUTAMAT PIRUVAT TRANSAMINASE
(GPT) DALAM SERUM

Tuiuan: Menentukan aktivitas GPT dalam serum

Teori:

Hati, ginjal, jantung dan otot rnengandung banyak enzim transamminase glutamate-oksaloasetat
(GOT) yang juga terkenal aspartat aminotransferae. Serum dalam keadaan normal juga
menunjukkan adanya aktivitas enzim tersebut, tetapi rendah, hanya apabila ada kerusakan sel pada
jaringan tersebut, maka enzim intraseluler tersebut akan keluar dari sel dan masuk ke dalam darah.
Kenaikan aktivitas GOT serum dijumpai pada macam-macam penyakit yang menyangkut jaringan
organ-organ tertentu.

Reagensia:

1. Dapar fosfat pH 7,4.(sudah dibuat oleh asisten praktikum) disimpan di kulkas Larutkan
11,3 g Na2HPO4 anhidrat bersama-sama dengan 2,7 g KH2PO4 anhidrat ke dalam air
sampai sekitar 900 ml. Dengan pH meter, pH larutan dibuat sampai 7,4. Kemudian
ditambah air sampai volume menjadi 1000 ml.
2. Substrat.(sudah dibuat oleh asisten praktikum) disimpan di frezer
Larutkan 8,9 g asam DL-alanin ke dalam NaOH 1 N sedemikian, sehingga pH-nya adalah
7,4 ditentukan dengan pH meter, diperlukan sekitar 90 ml NaOH 1 N. Kemudian
tambahkan 0,146 g asam alfa-ketoglutarat sampai larut dengan penambahan sedikit
NaOH 1 N sambil pH-nya 7,4. Akhirnya ditambahkan dapar fosfat sampai volume
mencapai 500 ml. Larutan substrat ini (200 nm asam DL-alanin;2 nm asam ketoglutarat)
disimpan pada -15°C dalam botol-botol kecil yang berisi dengan 5 sampai 10 ml larutan
tersebut.
3. Larutan stock standar piruvat.(sudah dibuat oleh asisten praktikum) disimpan di frezer
Larutkan 220 mg Natrium piruvat ke dalam dapar fosfat sampai voiumenya 100 ml.
Simpan larutan ini pada -15°C dalam tempat-tempat kecil yang diisi dengan 1 ml larutan
tersebut (kadar 20 nM).
4. Larutan standar piruvat (sudah dibuat oleh asisten praktikum) disimpan di frezer
Encerkan 1 bagian volume larutan stock standar dengan 4 bagian volume dapar fosfat
sehingga didapat 4 nM asam piruvat. Simpan pada -15°C dan larutan ini hanya tahan 1
minggu.
5. Larutan NaOH 0,4 N. (sudah dibuat oleh asisten praktikum) Larutkan 16 g NaOH ke
dalam air sampai volume 1 liter.
6. Larutan 2,4 - dinitrofenilhidrazin/DNFH (sudah dibuat oleh asisten praktikum)
Larutkan 19,8 mg DNFH dalam 10 ml HCL pekat. Encerkan larutan ini dengan air sampai
100 ml dan simpan pada suhu kamar dalam botol coklat.
Prosedur:

Pembuatan Serum : Darah diambil kurang lebih 5ml, diamkan terlebih dahulu 15-30 menit, lalu
sentrifuge 4000 rpm selama 10 menit.(ambil di klinik UMP dan minta untuk memakai tabung
tanpa EDTA)

Sebagai zat yang diperiksa : (dibuat 3 x replikasi)

1. Pipet 0,5 ml substrat ke dalam tabung reaksi


2. diinkubasi dalam penangas air dengan thermostat pada suhu 37°C tepat selama 3 menit.
3. Tambahkan 0,1 ml serum, campur baik-baik, kemudian
4. diinkubasi selama 60 menit tepat.
5. Ambil tabung tersebut dari penangas air dan
6. tambahkan segera 0,5 ml larutan dinitrofenilhidrazin (DNFH), kocok baik-baik.

Sebagai control: (dibuat 3 x replikasi)

1. campurlah 0,5 ml substrat dengan 0,5 ml larutan DNFH.


2. Setelah tercampur, tambahkan 0,1 ml serum.

Sebagai blangko: (dibuat 3 x replikasi)

1. campurlah 0,5 ml substrat dengan 0,1 ml air dan 0,5 ml larutan DNFH.

Sebagai standar: (dibuat 3 x replikasi)

1. campurlah 0,1 larutan standar piruvat dan 0,4 ml substrat, 0,1 ml air dan 0,5 ml larutan
DNFH.

- Biarkan DNFH pada semua tabung bereaksi pada suhu kamar selama 20 menit.
- Kemudian tambahkan 5 ml 0,4 N NaOH.

- Campur baik-baik dan biarkan larutan ini pada suhu kamar selama 10 menit.

- Ukur serapannya pada panjang gelombang 510 nm.

Perhitungan:
Piruvat yang terbentuk dalam 60 menit oleh 0,1 ml serum adalah:
T −K
x 0,4 n mol piruvat
S−B

T = Serapan untuk zat yang diperiksa


K = Serapan untuk control
S = Serapan untuk standar
B = Serapan untuk blangko

Maka piruvat yang berbentuk per menit oleh per liter serum:

T −K 1 1000 T − K
x 0,4 x x x x 67 m mol
S−B 60 0,1 S − B

Batas tertinggi untuk harga normal adalah 23 n mol piruvat per menit per liter serum.

Tugas dan Pertanyaan:

1. Jelaskan transaminase glutamat oksaloasetat secara kolorimetri dengan 2,4


dinitrofenilhidrazin dengan disertai reaksi-reaksi kimianya!
2. Sebutkan beberapa penyakit yang menyebabkan kenaikan aktivitas transaminase
glutamat oksaloasetat serum!
3. Apa yang dimaksud dengan harga normal?

Anda mungkin juga menyukai