TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Disusun Oleh
Karmila
NIM : 111324022
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TUGAS AKHIR
Oleh:
Karmila
NIM: 111324022
Pembimbing
vucAs Axum
UPAYA-UPAYA DALAM MENINGKA3’KAN KETAHANAN PANGAN
(BERAS) DI INDONESI.4
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya men yatakan dengan sesungguhnya bahu'a tugas akli ir yang saya tul is ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
IV
LE MBAR PERN Y ATAAN PERSETUO UAN PU BLI KASI KA R YA I
LMIAH
U NTU K KE PENT1NGAN AKA DEM I S
Dibuat di Yt›gya1‹arta
Pada tanggal: 30,Iuli 201S
Yang rncnyatakan
Karinila
ABSTRAK
Karmila
Universitas Sanata Dharma
2018
vi
ABSTRACT
Karmila
University of Sanata
Dharma
2018
The purposes of this paper are: (1) to describe the meaning of food
security (rice); (2) to analyze the agricultural conditions in Indonesia
nowdays;
(3) to analyze the factors that caused Indonesia rice import; and (4) to analyze
the efforts fo improving rice resilience in Indonesia.
This paper is written based on the literature study. The results of the
review literature can be summarized as follows: (1) food security is the ability of
the nation to ensure that all its citizens receive sufficient quantities of good, a
decent and secure quality based on optimization of use and based on the diversity
of domestic resources; (2) Agriculture in Indonesia is carried out by around 70%
of Indonesians who work as farmers. Some farmers have irrigation problems,
fertilizer availability and lack of agriculture and lack of agricultural extension
workers. This condition has an impact on the lack of agricultural products that
can be used to meet food neets; (3) the factors that caused Indonesia to import
rice abroad: the population, the dependence of rice, the climate change, the
increasingly narrow agricultural land, the high cost of transportation, the non-
pro-people government policies; and (4) Efforts to increase food needs include:
expanding agricultural land, increasing food diversity, increasing x availability,
and intensifying agricultural extension.
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT atas berkat dan karunia-Nya yang
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir. Tugas
akhir ini dengan judul ‘’UPAYA MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN
(BERAS)’’ ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam pembuatan tugas akhir ini tidak lepas dari beberapa pihak yang
telah memberikan bantuan moril, materi, dukungan, bimbingan maupun
kerjasamanya, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Dekan Fakultas
viii
6. Stal’ administrasi Prodi Pendidikan Ekonomi yang telah membantu
7. Kedua Orang TuiAu Bapak Moh Amin dan Ibu AminiA serta kakaku
fl1Tl1'ln d811 CTTli dan adikku Mirna yang tcrcinta atas doa, dul‹ungan,
semangat, serta menjadi tempat untuk berbagi soda dan data selama
penulis menytisun tugas akhir ini.
S. Kcluarga bcsar Pcndidik an Ekonorni angkatais 2011 yang sclalu rncnjaga
9. Semua pihak dan teman-teman lainnya yang tidak dapat pentilis sebutkan
satu pcrsatu yang telah rncmbaritu dan rncndukuiag pcnulis sclama
penyusunan tugas akhir.
Penulis mcnyadari bahwa tugas alchir ini niasih banyak kckurangan dan
jauh dat scn pun a. dan OU karcua itu, pcnuls scnantasa
iucnc ma kritik dan saran yang bersilat inembanuun demi kesemptirnaan
tugas akhir
ini.
Pcnulis
Karmila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iii
ABSTRACT.................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR................................................................................................viii
DAFTAR ISI.................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................7
A. Kesimpulan........................................................................................................27
B. Saran..................................................................................................................30
C. Keterbatasan......................................................................................................31
x
DAFTAR PUSTAKA
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tahun 2014, impor senilai US$ 388,18 juta dengan volume 844,16 ribu ton.
3. Tahun 2015 impor senilai US$ 351,60 juta dengan volume 861,60 ribu ton.
4. Tahun 2016 impor senilai US$ 531,84 juta dengan volume 1,2 juta ton.
5. 2017 impor dengan angka sementara senilai US$ 143,21 juta dengan volume
311,52 ribu ton.
Dari data 5 tahun yang diperoleh disimpulkan bahwa dari tahun 2013
sampai dengan 2016 impor beras mengalami peningkatan dua kali lipat dari impor
tahun 2013. Sedangkan untuk tahun 2017 data impor beras yang diperoleh
mengalami penurunan.
Jika ini terus menerus berlangsung dan tidak ada penyelesaian dari
persoalan tersebut, maka Indonesia akan terus mengimpor beras dan dikenal
sebagai salah satu negara pengimpor beras terbesar. Salah satu yang paling
ditakuti oleh setiap negara, tidak terkecuali Indonesia sebagai negara yang sedang
berkembang dan juga sekalipun itu negara maju, adalah terjadinya krisis pangan.
Sedikit mengungkit masa lalu, dunia pernah mencatat pada tahun 1984 Indonesia
mencapai swasembada beras. Pencapaian itu adalah prestasi besar bagi suatu
negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar, yaitu peringkat kelima
terbesar di dunia saat itu. Akan tetapi justru sekarang berbanding terbalik,
Indonesia menjadi salah satu negara yang mengimpor beras dalam jumlah yang
tidak sedikit.
Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan sebagian besar
penduduknya adalah bermata pencaharian sebagai petani, tetapi pada kenyataanya
bahwa BULOG (Badan Urusan Logistik) tidak dapat memenuhi stok beras
dipasaran. Selain itu Indonesia juga masuk dalam urutan sebagai negara dengan
kualitas hidup masyarakatnya yang rendah. Stok beras nasional yang menipis,
maka Indonesia mengimpor beras dari negara tetangga yaitu Vietnam dan
Thailand. Akan tetapi disinilah petani yang banyak menjadi korbannya mulai dari
kesejahteraan mereka rendah menjadikan produksi beras juga ikut menurun.
Indonesia yang mengimpor beras secara besar-besaran untuk membantu petani
agar tidak terus menerus mengalami kerugian akibat pengimporan tersebut, oleh
karena itu pemerintah membuat kebijakan impor beras agar impor beras bisa
diminimalisir.
Sistem pertanian Indonesia jauh tertinggal dengan negara-negara Asia
Tenggara lain dari segi produktivitas pertanian dan juga jumlah petani yang
semakin tahun semakin berkurang, terlebih lagi harga beras terus mengalami
peningkatan. Oleh karena itu, kualitas beras lokal menjadi dipertanyakan karena
harga terlalu mahal dan sehingga harga beras impor lebih murah daripada beras
lokal. Pada dasarnya Indonesia tidak biasa melarang impor karena memang
kebutuhan beras domestik dalam negeri harus dipenuhi dan produksi beras lokal
tidak bisa memenuhi itu semua. Inilah yang mengakibatkan Indonesia menerima
impor selama Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan beras.
B. Rumusan Masalah
3. Faktor apa saja yang menyebabkan Indonesia mengimpor beras dari luar
negeri?
4. Bagaimana upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan beras di
Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Hasil makalah ini diharapkan memberi manfaat bagi pembaca dan bagi penulis
yang akan mengambil judul tentang perkembangan impor beras di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa yang mengambil judul tentang
impor beras. serta menjadi bahan bacaan untuk materi yang berhubungan
dengan perkembangan impor beras terhadap perekonomian Indonesia.
Bagi penulis dapat bermanfaat sebagai cara mengamalkan ilmu pada waktu
kuliah dengan cara menulis makalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PEMBAHASA
N
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Menekankan pada akses pangan rumah tangga dan individu baik fisik ekonomi
dan sosial.
4. Berorientasi pada pemenuhan gizi.
Faktor lain yang mendorong adanya impor bahan pangan adalah iklim,
khususnya cuaca yang tidak mendukung keberhasilan sektor pertanian pangan,
seperti yang terjadi saat ini. Pergeseran musim hujan dan musim kemarau
menyebabkan petani kesulitan dalam menetapkan waktu yang tepat untuk
mengawali masa tanam, benih beserta pupuk yang digunakan, dan sistem
pertanaman yang digunakan. Sehingga penyediaan benih dan pupuk semula
terjadwal, permintaannya menjadi tidak menentu yang dapat menyebabkan
kelangkaan karena keterlambatan pasokan benih dan pupuk. Akhirnya hasil
produksi pangan pada waktu itu menurun.
4. Luas lahan pertanian yang semakin sempit
3. Penganekaragaman pangan.
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan oleh negara
indonesia karena mampu memberikan pemulihan dalam mengatasi krisis.
Keadaan inilah yang menampakkan bahwa sektor pertanian sebagai salah satu
sektor ketahanan pangan nasional. Dengan demikian diharapkan kebijakan untuk
sektor pertanian lebih diutamakan. Namun setiap tahun untuk luas lahan pertanian
selalu mengalami alih fungsi lahan, dari lahan sawah ke non sawah.
Ketahanan pangan merupakan salah satu dari 11 prioritas dengan substansi
inti program aksinya yang meliputi pengembangan kawasan dan tata ruang
pertanian, pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, adaptasi terhadap
perubahan iklim, peningkatan penelitian dan pengembangan, serta peningkatan
kualitas gizi dan keanekaragaman pangan. Berdasarkan hal tersebut,
pendayagunaan tanah terlantar dapat diarahkan untuk mendukung program aksi
ketahanan pangan melalui pengembangan lahan untuk pertanian pangan dan ikut
serta dalam mendorong peningkatan kualitas gizi dan keanekaragaman pangan
masyarakat. Jika semakin luas lahan yang digunakan tidak menghasilkan produksi
padi yang meningkat. Maka diperlukan pupuk untuk produktivitasnya.
2. Menganekaragamkan pangan
Mau makan bakso, makan pecel, batagor, gado-gado, semua tetap harus ada
nasinya.
d) Dari sekitar umur dua atau tiga tahun kamu sudah makan nasi dan sampai
sekarang kamu masih makan nasi.
e) Meski tahu bahwa karbohidrat nasi itu tidak baik buat tubuh, tetap saja jadi
favorit.
f) Ada pandangan kalau makan ubi kasta terendah.
26
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
merupakan salah satu kerjasama pemerintah Indonesia dengan negara lain agar
terciptanya hubungan perdagangan internasional.
Kondisi pertanian di Indonesia, kini terasa cukup memprihatinkan.
Dimana Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris (negara yang maju
pertaniannya), sekarang malah mengimpor makanan pokoknya dari negara lain.
Padahal sebenarnya rakyat dan bumi kita yang tercinta ini masih dapat
memenuhi kebutuhan beras untuk makan kita sehari-hari. Selain itu cuaca juga
menentukan seberapa banyak hasil panen dalam bertani. Cuaca yang tidak
menentu, seperti pergeseran musim hujan dan musim kemarau menyebabkan
petani kesulitan dalam menetapkan waktu yang tepat untuk mengawali masa
tanam, dengan benih beserta pupuk yang digunakan sehingga tanaman yang
ditanam mengalami pertumbuhan pertumbuhan yang tidak wajar dan
mengakibatkan gagal panen. Peristiwa ini sering terjadi di hampir setiap daerah
di Indonesia dan membuat petani yang miskin semakin miskin karena
kegagalan panen tersebut. Diharapkan pemerintah juga memperhatikan nasib
para petani yang sama memperhatikannya dengan kondisi pertaniannya.
Seperti bagaimana cara bertanam yang bersahabat dengan alam dan
menggunakan teknologi sehingga bertani memberikan banyak keuntungan
dibandingkan dengan kerugiannya, namun teknologinya pun yang tidak
membahayakan alam.
3. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia selalu
mengimpor beras mulai dari tahun 2000 hingga 2015 atau selama 15 tahun.
Sementara untuk mengimpor beras pada tahun 2018 Indonesia kembali
mengimpor beras selama 15 tahun tersebut, Indonesia telah mengimpor beras
sebanyak 15,39 juta ton beras dengan volume impor beras sebanyak pada tahun
2011 dengan volume sebesar 2,75 ton, sedangkan volume terkecil pada tahun
2005 sebesar 189.616 ton. Sehingga, dengan jumlah total impor beras tersebut
dan ditambah 500.000 ton pada tahun ini, maka hingga saat ini Indonesia telah
mengimpor beras sebesar 15, 89 juta ton. Sementara, disisi dana yang
dikeluarkan pada impor beras sebesar 15,39 juta ton mencapai 5,83 miliar
dollar AS atau Rp 78,70 triliun (kurs Rp 13.500). dana yang paling banyak
dikeluarkan pada impor tahun 2011 dengan 1,51 milliar dolar AS atau Rp
20,38 triliun, sedangkan dana yang paling sedikit dikeluarkan tahun 2005
dengan nilai 51,49 juta dollar AS atau Rp 695,1 miliar. Impor bahan ini
disebabkan berbagai hal di antaranya sbb: 1. Jumlah penduduk yang sangat
besar, 2. Ketergantungan mengkonsumsi beras, 3. Perubahan iklim, 4. Luas
lahan pertanian yang semakin sempit, 5. Mahalnya biaya transportasi, 6.
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat.
C. Keterbatasan
Arumsari, vini. 2008. Peran Wanita Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan. Pada
Tingkat Rumah Tangga Di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta, 13 (1):71-82.
Barichello, Rick, 2000. Evaluating Government Policy for Food Security: Indonesia.
University of British Columbia. Berlin
Las, Irsal dan Mulyani, Anny dan Ritung,S.2011.Potensi dan Ketersediaan Sumber
Daya Lahan untuk Mendukung Ketahanan Pangan,:73-80.
Muhilal, Fasli Jalal dan Hardinsyah, 1998. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan.
Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
Weingartner, L. 2000. The Concept of Food and Nutrition Security in Klaus Klennert
(ed). Achieving Food and Nutrition Security: Actions to Meet the Global
Challenge. Bonn, Germany.
http://sosbud.kompasiana.com/2010/01/09/tantangan-menuju-ketahanan-pangan/