Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN EKONOMI MAKRO

“Pasar Ekonomi Makro Konvensional”


Dosen Pengampu: Agung Slamet Sukardi, S.E., M.M.

Dirangkum oleh :
Muhammad Akbar Dwi Budi Harto (205211401)

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN 2021/2022
Prinsip Dasar Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi sosialis menyatakan, bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi
ditentukan oleh prinsip kesamaan. Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletak-
kan dibawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distri-
busi. Kebebasan ekonomi serta hak kepemilikan harta dihapus. Semua pekerjaan dilaksanakan
berdasarkan perencanaan Negara yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya.

Produksi dikelola oleh Negara f. Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara,se-
dangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.

Kelemahan sistem Ekonomi Sosialis


Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan
pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan sebanyak
dua kali.
Dalam system ini semua kegiatan diambilalih untuk mencapai tujuan ekonomi,sementara pen-
didika moral individu diabaikan.

Ekonomi Kapitalis
Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keber-
langsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut cam-
pur dalam ekonomi. Sistem ekonomi konvensional atau juga dikenal dengan sistem ekonomi
klasik atau tradisional, diawali dengan terbitnya buku The Wealth of Nation karangan Adam
Smith pada tahun 1776. Sistem ekonomi klasik adalah suatu filosofi ekonomi dan politis.

Konsep permintaan uang Klasik mengasumsikan bahwa perekonomian selalu dalam keadaan
seimbang . Hal ini mengakibatkan nilai uang yang ditukarkan pasti akan sama dengan nilai
barang yang diperoleh.

Tobin-Boumol , permintaan uang berjaga-jaga tidak saja ditentukan oleh tingkat pendapatan
tetapi ditentukan pula oleh tingkat suku bunga. Lebih lanjut Boumol mengatakan bahwa adanya
lembaga keuangan yang memberikan bunga menyebabkan orang yang memegang uang tunai
mengalami kerugian yang disebut dengan opportunity cost, yaitu kehilangan kesempatan untuk
memperoleh bunga dari pendapatannya
Sistem ekonomi konvensional memandang posisi pemerintah dalam mekanisme pasar terdapat
perbedaan pendapat. Pada sistem ekonomi ini seluruh kegiatan ekonomi diatur sepenuhnya
oleh mekanisme pasar . Oprak produksi nasional ditentukan oleh interaksi antara penjual dan
pembeli, dan sistem ekonomi pasar memiliki kelebihan dari sistem ekonomi yang lain karena
adanya faktor-faktor produksi yang digunakan secara efisien. Sistem ekonomi campuran mun-
cul disebabkan adanya kegagalan dalam mekanisme pasar, sehingga secara langsung maupun
tidak langsung diperlukan campur tangan pemerintah untuk memperbaiki sistem ekonomi di
negara tersebut.

Menghindari kerugian dan akibat buruk perekonomian dengan cara mengawasi setiap kegiatan
ekonomi negara. Menjamin setiap kegiatan ekonomi terhindar dari penindasan dan ketid-
aksetaraan pada masyarakat. Memastikan pertumbuhan ekonomi dapat diwujudkan secara
efisien.

Tidak Dapat Campur Tangan Langsung Terhadap Kegiatan Ekonomi


Peran pemerintah hanyalah sebagai pengamat dan pengawas kebijakam ekonomi.

Pasar Bebas
Ciri sistem ekonomi konvensional berikutnya adalah adanya pasar bebas.

Kemudahan Dalam Memperoleh Pinjaman


Sistem ekonomi konvensional juga memberikan kemudaham kepada para pelaku usaha.

Berikut dibawah ini beberapa tujuan ekonomi konvensional


Kompetitif lebih rasional bagi individu dan perusahaan daripada perilaku kooperatif, aki-
batnya, masyarakat harus dibangun skapnya di sekitar motif kompetitif. Kemajuan manusia
paling baik diukur dengan peningkatan nilai dari apa yang dikonsumsi oleh anggota masyara-
kat, dan semakin tingginya tingkat belanja konsumen memajukan kesejahteraan masyarakat
dengan merangsang output ekonomi yang lebih besar lagi pastinya. Penyebab inflasi lainnya
menurut Sadono Sukirno adalah kenaikan harga-harga barang yang diimpor, penambahan
penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran ba-
rang, serta terjadinya kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang
bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai