Anda di halaman 1dari 16

Materi Perkuliahan Manajemen Strategi 14 April

Analisis Dan Diaknosis Lingkungan Eksternal Dan Internal Organisasi

1. Faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal serta hubungan antara organisasi dengan
masyarakat

Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal Organisasi – Apa itu lingkungan Eksternal? Menurut Chuck
Williams, Lingkungan eksternal adalah semua kejadian di luar perusahaan yang memiliki potensi
untuk mempengaruhi perusahaan.
Para manajer seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pada lingkungan internal organisasi,
tetapi juga menyadari pentingnya pengaruh lingkungan eksternal terhadap organisasi yang
dikelolanya. Manajer harus mempertimbangkan unsur-unsur dan kekuatan-kekuatan lingkungan
eksternal dalam setiap kegiatannya. Lingkungan eksternal atau lingkungan yang berada di luar
organisasi saling mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut dan tergantung satu
sama lain. Organisasi mendapatkan input (bahan baku, uang, tenaga kerja) dari lingkungan eksternal,
kemudian ditransformasikan menjadi produk dan jasa sebagai output bagi lingkungan eksternal.

Lingkungan eksternal dalam Organisasi terbagi menjadi dua, yaitu :


1. Lingkungan ekstern mikro (unsur-unsur tindakan langsung atau lingkungan khusus)
2. Lingkungan ekstern makro (unsur-unsur tindakan tak langsung atau lingkungan umum)

1. Lingkungan Eksternal Mikro


Komponen-komponen lingkungan eksternal mikro, yaitu:
a. Para Pesaing (Competitor’s) merupakan organisasi lain yang menghasilkan produk sejenis
dengan produk kita. Jadi, para pesaing tersebut sangat mempengaruhi perkembangan suatu
organisasi. Misalnya; untuk meningkatkan bagian pasarnya (market share), dimana produk
dan harga sama dengan pesaing, perusahaan harus menciptakan perbedaan-perbedaan
(differences) seperti dalam pembungkusan (packaging), pelayanan (services), atau promosi
(promotion).
b. Pelanggan (Customer), Pelanggan membeli produk barang dan jasa. Perusahaan tidak
dapat hidup tanpa dukungan pelanggan. Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan
usahanya suatu perusahaan perlu mengamati perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
c. Pasar tenaga kerja, organisasi memerlukan sejumlah karyawan (personalia) dengan
bermacam-macam keterampilan, kemampuan dan pengalaman, sehingga perlu menggunakan
banyak saluran untuk menarik dan mendapatkan karyawan-karyawan tersebut. Ada tiga
factor yang paling berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan karyawan perusahaan, yaitu
reputasi perusahaan di mata angkatan kerja, tingkat pertumbuhan angkatan kerja dan
tersedianya tenaga kerja sesuai kebutuhan.

d. Lembaga-lembaga keuangan, Organisasi-organisasi tergantung pada bermacam-macam


lembaga keuangan, seperti bank-bank komersial, bank-bank instansi, dan perusahaan-
perusahaan asuransi termasuk pasar modal. Lembaga keuangan ini sangat dibutuhkan
perusahaan untuk menjaga dan memperluas kegiatan-kegiatannya seperti pendanaan untuk
membangun fasilitas baru dan membeli peralatan baru, serta pembelanjaan operasi-
operasinya.
e. Pemasok (suppliers), terdapat hubungan saling ketergantungan antara pemasok dan
perusahaan. Setiap organisasi sangat tergantung pada pemasok untuk memenuhi kebutuhan
bahan baku (mentah), bahan pembantu, pelayanan, energi dan peralatan, yang digunakan
untuk berproduksi.
f. Perwakilan-perwakilan Pemerintah, hubungan organisasi dengan perwakilan-perwakilan
pemerintah berkembang semakin kompleks. Peraturan-peraturan industri yang ditetapkan
oleh perwakilan pemerintah ini harus ditaati oleh organisasi dalam operasinya, prosedur
perijinan, dan pembatasan-pembatasan lainnya untuk melindungi masyarakat.

2. Lingkungan Eksternal Makro


Komponen-komponen lingkungan eksternal makro, yaitu:
a. Perkembangan Teknologi, Kemajuan teknologi dapat membantu perusahaan menyediakan produk
yang lebih baik atau menghasilkan produknya dengan lebih efisien. Inovasi teknologi dapat juga
menimbulkan persaingan baru dalam industri-industri yang berbeda, misalnya; pengembangan
produksi jam digital elektronik telah menimbulkan persaingan baru bagi perusahaan-perusahan jam
mekanik tradisional.
b. Variabel-variabel Ekonomi, Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi sebagian besar
organisasi yang beroperasi di dalamnya. Pada suatu keadaan perekonomian yang sedang tumbuh,
secara umum kemampuan daya beli masyarakat untuk membeli suatu produk atau jasa meningkat.
Akan tetapi, kondisi perekonomian seperti itu tidak menjamin bahwa suatu perusahaan juga
bertumbuh, hanya menyediakan lingkungan yang mendorong terjadinya pertumbuhan usaha. Dalam
keadaan perekonomian yang lesu, daya beli masyarakat yang menurun, membuat pertumbuhan usaha
menjadi sulit. Sehingga para manajer perusahaan harus selalu mengantisipasi variable-variabel
ekonomi seperti kecendrungan inflasi, tingkat suku bunga, kebijakan fiscal dan moneter, dan harga-
harga yang ditetapkan oleh pesaing.
c. Lingkungan Sosial Kebudayaan, merupakan pedoman hidup yang menentukan bagaimana hampir
serluruh organisasi dan manajer akan beroperasi. Komponen sosial budaya merujuk kepada
karakteristik demografi serta perilaku, sikap, dan norma-norma umum dari penduduk dalam suatu
masyarakat tertentu. Perubahan karakteristik demografi tersebut akan mempengaruhi cara perusahaan
menjalankan usahanya dan mempengaruhi permintaan akan produk dan jasa suatu usaha.

d. Variabel-variabel Politik dan Hukum, Komponen politik/hukum adalah undang-undang, peraturan,


dan keputusan pemerintah yang mengatur perilaku usaha. Komponen politik/hukum ini dalam suatu
periode waktu tertentu akan menentukan operasi perusahaan. Sehingga manajer tidak mungkin
mengabaikan iklim politik dan hukum-hukum maupun peraturan yang ada di suatu negara, seperti
perlakuan yang adil dalam pembayaran gaji harus sesuai dengan upah minimum yang ditetapkan
pemerintah.
e. Dimensi Internasional, Komponen ini dapat menyajikan kesempatan maupun tantangan yang dapat
berpengaruh langsung bagi perusahaan. Kekuatan-kekuatan internasional ini mencakup politik dunia,
kebijakan impor expor dan tingkat pertukaran mata uang asing yang dapat mempengaruhi pengadaan
sumber daya maupun bahan baku suatu perusahaan. Sebagai Kekuatan yang berada diluar jangkauan
perusahaan sehingga keadaan ini hanya dapat memberikan pengaruh dan sangat jarang organisasi
yang dapat memberikan pengaruh balik yang berarti, sehingga seorang manajer perlu menganalisa dan
mengantisipasi segala kemungkinan yang bersumber dari dunia internasional.
2. Pihak-pihak yang harus mendapat perhatian dari manajer puncak
Pada tingkatan manajemen, manajemen puncak (top management) adalah lini pertama dan
tertinggi pada jenjang level manajemen.

Umumnya, manajemen puncak ditunjuk sekaligus bertanggung jawab secara langsung kepada
pemilik perusahaan (pemegang saham).

Manajemen puncak merupakan pihak yang mengendalikan organisasi pada sebuah


perusahaan. Manajemen puncak berada pada posisi tertinggi.

Kewenangan manajemen puncak adalah yang paling besar dibandingkan manajemen lainnya.
Dia berhak memilih sekaligus memberhentikan manajemen lain yang berada dibawahnya.

Manajemen puncak jugalah yang membangun tim dalam organisasi perusahaan.

Fokus kerjanya hanya pada lingkup pemikiran dan konseptual, sedikit memikirkan hal hal
teknis perusahaan.

Urusan teknis menjadi urusan bawahannya.

3. Teknik dalam mengamati dan memanfaatkan faktor


lingkungan ekstern dan intern

Analisis industri dan lingkungan eksternal perusahaan  dalam kaitannya dengan pengaruh
daya saing dalam industri.

Pengamatan Lingkungan dan analisis industri  meliputi :      

– Pengamatan lingkungan organisasi/ perusahaan

– Pendekatan Porter’s untuk analisis industry.

–  Analisis dan kajian pesaing

ANALISIS LINGKUNGAN ORGANISASI

Adalah suatu proses yang digunakan pembuat strategi untuk memantau faktor lingkungan
dalam menentukan peluang dan ancaman terhadap perusahaannya.Analisis Lingkungan
terdiri dari lingkungan external dan internal .

           

Lingkungan Eksternal
Lingkungan Eksternal ialah lingkungan diluar organisasi/ perusahan yangberpengaruh
terhadap perusahaan.

Ada tiga macam lingkungan ekternal, yaitu:

1. Lingkungan Umum (General Environment) :


2. Faktor ekonomi : naik turunnya perekonomian yang disebabkan oleh siklus
bisnis,inflasi,kebijakan moneter, neraca pembayaran.
3. Perubahan iklim sosial politik dan hukum
4. Perubahan teknologi.
5. Perubahan kebijakan pemerintah.

1. Lingkungan industri (industry environment):


2. Hambatan Masuk
3. Kekuatan Pemasok
4. Kekuatan Pembeli/Pelanggan
5. Ancaman Produk Pengganti
6. Persaingan antar perusahaan

1. Lingkungan Global (Global environmental.)

Yang termasuk lingkungan global contohnya bahasa, kultur, politik,ekonomi, campurtangan


pemerintah, tenaga kerja, pembiayaan, riset pasar, periklanan, transportasi dan komunikas,
kerjasama, kontrak-kontrak dansebagainya.

Kekuatan-keuatan yang mempengaruhi persaingan industri ( Five Forces of


Competitive) M. Porter ( 1980 )

Kekuatan – Kekuatan yg Mempengaruhi Persaingan Industri :

1. Ancaman pendatang baru


2. Kekuatan Penawaran Pemasok
3. Kekuatan Penawaran Pembeli
4. Ancaman produk atau Jasa Pengganti
5. Ancaman Pesaing Industri (Pesaing diantara perusahaan yg ada)

Penjelasan Lingkungan Industri :

1. Ancaman masuknya pendatang baru (potential entry of new competitors):

      Banyaknya pendatang baru yang masuk kedalam industri tergantung dari  Barriers of             
entry industri tersebut yang meliputi :

1. Skala Ekonomi ( Economies of scale )

       skala ekonomis menggambarkan turunnya biaya satuan ( unit cost) suatu produk (operasi
atau fungsi yang dihasilkan untuk menghasilkan produk) apabila volume absolut perperiode
meningkat.
1. Differensiasi Produk.( Produk differentiation )

     perusahaan mempunyai identifikasi merek dan kesetiaan pelanggan tertentu, yang
disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggan, perbedaan produk dimasa yang lampau
atau sekedar karena merupakan perusahaan pertama.Diferensiasi menciptakan hambatan
masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi
kesetiaan pelanngan yang ada.

1. Persyaratan modal.( Capital requirement )

     Kebutuhan modal untuk produksi,membiayai R & D, pemasaran dan mengelola


persediaan bahan baku.

1. Biaya Peralihan ( Switching cost )

     Biaya yang dikeluarkan oleh konsumen untuk beralih ke pemasok atau produl lain.

1. Akses ke saluran distribusi.( Access to distribution channels)


2. Keungulan biaya tidak tergantung dari skala ekonomi (Cost Advantages Independent
scale)
3. Teknologi produk milik sendiri.
4. Penguasaan yang menguntungkan atas bahan baku.
5. Lokasi yang menguntungkan.
6. Subsidi pemerintah dan kebijakan pemerintah.
7. Kurva belajar atau pengalaman.

2. Rivalitas Diantara Para Pesaing (Rivalry among competing firms)

Persaingan merebut posisi melalui persaingan harga, iklan, perkenalan produk,

pelayanan kepada pelanggan.

Tingkat rivalitas diantara pesaing yang ada dalam industri menunjukan tingkat persaingan
yang ada merupakan akibat dari sejumlah faktor-faktor struktural sbb :

1. Jumlah pesaing yang banyak atau seimbang.


2. Pertumbuhan industri yang lamban.
3. Biaya tetap atau biaya penyimpanan tinggi.
4. Ketiadaan diferensiasi atau biaya peralihan.
5. Penambahan kapasitas dalam jumlah besar.
6. Pesaing yang beragam.
7. Taruhan strategis yang besar.
8. Hambatan pengunduran diri yang tinggi.

3. Tekanan Produk Pengganti(potential development of substitute products)

Produk substitusi dengan Switching cost rendah, harga murah, dan kualitas lebih baik.Produk
pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk-produk yang : (1)
mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik ketimbang
produk industri atau (2) dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi.
4. Tawar Menawar Pembeli (bargaining power of consumers)

Kualitas lebih baik, pelayanan lebih baik, dan biaya murah.

Para pembeli akan mempunyai kekuatan tawar menawar yang tingi jika :

1. Kelompok pembeli terpusat atau membeli relatif dalam jumlah besar.


2. Produk yang dibeli dari industri adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi.
3. Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil.
4. Pembeli mendapatkan laba kecil.
5. Pembeli menunjukkan ancaman untuk melakukan integrasi balik.
6. Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jaa pembeli.
7. Pembeli mempunyai informasi lengkap.

5. Tawar Menawar Pemasok (bargaining power of supplier)

Didominasi sedikit perusahaan, produknya unik, indutri bukan pelanggan penting,


dapatmelakukan integrasi ke hilir.

Para pemasok akan memiliki kekuatan tawar menawar yang tinggi jika :

3. Para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terkonsentrasi


ketimbang industri dimana mereka menjual.
4. Tidak ada pemasok pengganti.
5. Industri bukanlah pembeli terpenting bagi pemasok.
6. Produk mereka merupakan input paling penting bagi industri.
7. Pemasok memiliki kekuatan untuk melakukan strategi forward integration.

Dari lingkungan eksternal seperti di ataslah peluang dan ancaman/tantangan muncul.


Peluang adalah kondisi yang ada pada lingkunganumum yang dapat membantu
perusahaan/organisasi mencapaipersaingan strategis. Sedangkan tantangan adalah kondisi
yang terdapat dalam lingkungan umum yang dapat merintangi usaha-usahaperusahaan untuk
mencapai persaingan strategi.

Alat untuk menganalisis lingkungan umum ada beberapa sumber yangdapat dipergunakan di
antaranya alat cetak (publikasi perdagangan, publikasiperusahaan/bisnis, surat kabar, hasil
penelitian secara akademis dan hasilpolling), menghadiri dan mengunjungi pameran, hasil
wawancara dengansupplier, customer, karyawan sektor publik, dan relasi bisnis lainnya.
(Prof. Dr. H. Suryana, M.Si)

Sedangkan cara untuk menganalisis Lingkungan Eksternal (Hit, 1999:48): dapat

dilakukan sebagai berikut:

1. Scanning : Mengidentifikasi tanda-tanda perubahan dan kecenderunganlingkungan


sebelumnya.
2. Monitoring: Mendeteksi dini dengan mengobservasi perubahan dankecenderungan
lingkungan secara terus menerus.
3. Forecasting : mengembangkan proyeksi tentang antisipasi outcomesberdasarkan
perubahan dan kecenderungan yang telah dimonitor.
4. Assessing: menentukan waktu dan kepentingan perubahan dankecenderungan
lingkungan yang diperuntukan bagi strategi perusahaan danmanajemennya.

Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage) apabila perusahaan memenuhi 4


kriteria :

1. Bernilai(Valuable), yaitu perusahaan/organisasi mempunyai kemampuan untuk


mengeksploitasi peluang atau menetralisasi ancaman dari lingkungan eksternalnya.
2. Langka (Rare), Dimiliki oleh beberapa pesaing kini & potensial.
3. Mahal untuk meniru (Costly to Imitate), yaitu Bila perusahaan/org tidak dapat
memperolehnya atau harus memperoleh dengan biaya yang tinggi.
4. Tak dapat digantikan (Non-substitutable), yaitu pemanfaatan secara penuh sumber
daya yang dimiliki perusahaan.

Kondisi eksternal perusahaan Envorimental Threat and Opportunity Profil (ETOP)

Faktor-faktor eksternal Dampak : opportunity / threat :

Ekonomi   :      –    Depresiasi Rupiah terhadap US Dolar

+    Income per kapita meningkat

+    Tingkat  bunga kredit turun

Pemerintah  :   +    Perusahaan memperoleh tax holiday

+    Pemerintah memberi subsidi

–     Pemerintah menerapkan Tight Money Policy

Politik         :    -Keadilan politik tidak mendukung

Teknologi   :    -Perusahaan belum mampu meremajakan mesin-mesin

Pesaing            +Pesaing utama meninggalkan pasar

 Muncul barang substitusi

Pemasok     :    -Pemasok raw materials mempunyai kedudukan monopolistic

Pelanggan  :     -Terjadi perubahan selera konsumen yang belum mampu kita penuhi

Serikat buruh   : -Sering melancarkan tuntutan

——————————————–

Keterangan :
notasi “+” berarti OPPORTUNITY; notasi “–” berarti THREAT

Ternyata terdapat 5 plus dan 8minus, jadi netto: 3 minus

Ini berarti THREAT lebih besar 3 points dari pada OPPORTUNITY

Langkah-langkah penyusunan EFE Matrix :

1. Membuat daftar faktor–faktor penting dari lingkungan eksternal baik peluang maupun
ancaman.
2. Menentukan bobot dimulai dari 0,0 sangat tidak penting sampai 1,0 sangat penting

     (total bobot = 1,0). Yang merupakan dampaknya terhadap faktor strategis.

3. Memberikan rating 1 – 4 yang menggambarkan besarnya pengaruh faktor tersebut

      terhadap posisi perusahaan. Rating untuk peluang (1= tidak penting, 2= kurang 3=

     penting 4= sangat penting). Rating untuk faktor ancaman kebalikan dari faktor
peluang.

4. Mementukan nilai tertimbang (Perkalian antara bobot dengan rating).


5. Menentukan total nilai tertimbang untuk perusahaan tersebut.

EFE MATRIX

Variabel Eksternal yang Penting Bobot Rating BxR


Peluang
Tingkat harga 0.20 4 0.80
Sumber tenaga kerja 0,15 4 0,60
Perkembangan industri 0,15 4 0,60
Sumber pinjaman 0,20 3 0,60
Teknologi luar negeri 0,10 3 0,30
Ancaman 
Peraturan Pemerintah 0,02 2 0,04
Persaingan meningkat 0,05 2 0,10
Munculnya Teknologi baru 0,05 2 0,10
Tingkat laku konsumen 0,05 1 0,05
Perusahaan Jepang 0,03 1 0,03
TOTAL 1.00 3.22

Beberapa faktor eksternal yang dipertimbangkan, baik itu peluang maupun ancaman, total
nilai tertimbang yang dihasilkan akan berkisar dari 1.0 untuk yang sangat rendah sampai 4,0
untuk yang sangat tinggi, dengan skor rata-ratanya 2,5. Dengan demikian jika hasil dari EFE
matriks ditemukan bahwa hasil yang diperoleh dibawah 2,5 berarti perusahaan dengan
keadaan yang ada belum mampu memanfaatkan peluang secara optimal serta sangat rentan
terhadap ancaman persaingan. Atau dengan kata lain, posisi perusahaan lemah dalam
menghadapi dinamika lingkungan eksternal.
           

ENVIRONMENTAL SCANNING

            Teknik lain yang biasa digunakan dalam analisis lingkungan adalah environmental
scanning.Teknik ini merupakan proses pengumpulan informasi tentang berbagai peristiwa
dan hubungannya dengan lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Dengan
carascanning, perusahaan diharapkan mampu mengindentifikasikan tanda-tanda dini
perubahan potensial. Informasi ini bermanfaat untuk membantu manajemen memutuskan
arah masa depan organisasi.

Bentuk-bentuk environmental scanning, yaitu :

1. Irreguler Scanning Systems

Penekanan system ini adalah untuk mengatasi krisis jangka pendek dan kurang
memperhatikan masa depan.

2. Reguler Scanning Systems

Sistem ini menjalankan analisis regular atas lingkungan yang signifikan.Biasanya berjadwal
persemester.

3. Continuous Scanning Systems

Sistem ini secara konstan memonitor berbagai komponen lingkungan.Sifatnya on-going


activity yang dijalankan tidak untuk sementara melainkan terus menerus oleh bagian atau
bidang tertentu.

4. Berbagai struktur organisasi

Bagi sebuah perusahaan, struktur organisasi merupakan salah satu fungsi dasar bagi sebuah
manajemen untuk mencapai target, strategi, dan sasaran yang ditetapkan oleh sebuah
perusahaan. 

Dengan kata lain, pengorganisasian dalam perusahaan sangat erat kaitannya dengan
pembagian dan pengelompokan kegiatan, tugas masing-masing departemen perusahaan, dan
manajemen sumber daya manusia, serta bagaimana cara mendelegasikan tugas tersebut
kepada individu atau divisi tertentu untuk menjalankannya.  

Itu sebabnya, penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan bentuk perusahaan
sangatlah penting untuk diterapkan, baik pada perusahaan berskala kecil maupun perusahaan
berskala besar. Biasanya, struktur organisasi perusahaan digambarkan dengan bagan
(organization chart). Nah, jika Anda ingin lebih tahu tentang struktur organisasi mana yang
paling sesuai dengan bentuk perusahaan Anda, berikut adalah beberapa jenis struktur
organisasi yang lazim digunakan oleh perusahaan. 

 Pentingnya Struktur Organisasi pada Perusahaan


Struktur organisasi adalah sebuah hierarki (jenjang atau garis yang bertingkat) berisi
komponen-komponen pendiri dan penyusun perusahaan yang menggambarkan adanya
pembagian kerja, dan bagaimana aktivitas dalam perusahaan yang berbeda mampu
dikoordinasikan. Struktur organisasi yang baik akan menunjukkan adanya spesialisasi pada
masing-masing fungsi pekerjaan, saluran perintah dari atasan, maupun penyampaiannya
melalui sebuah laporan.

Struktur organisasi adalah sistem yang digunakan untuk mendefinisikan hierarki dalam
sebuah organisasi dengan tujuan untuk menetapkan cara sebuah organisasi dapat beroperasi,
dan membantu organisasi tersebut dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan di masa
depan.

Adapun beberapa hal yang membuat struktur organisasi dalam perusahaan menjadi sangat
penting, adalah karena berbagai fungsinya, sebagai berikut :

 1. Memberikan Kejelasan dalam Tanggung Jawab

Masing-masing anggota dalam jenjang / hierarki sebuah struktur organisasi dalam perusahaan
memiliki tanggung jawab tentang tugas-tugas dan segala kewajiban yang harus mereka
pertanggungjawabkan kepada atasannya langsung yang telah memberikan wewenang
kepadanya. 

Inilah pentingnya memiliki struktur organisasi perusahaan, yaitu untuk memberikan kejelasan
mengenai pelaksanaan atau pengimplementasian terhadap kewenangan yang perlu
dipertanggungjawabkan oleh masing-masing anggota yang berada dalam struktur organisasi
tersebut.

2. Menjelaskan Kedudukan dan Koordinasi Masing-masing Penyusun


Perusahaan

Seorang karyawan, yang namanya tercantum dalam hierarki struktur organisasi sebuah
perusahaan, sebenarnya dapat lebih mempermudah dalam mengkoordinasikan kedudukan dan
hubungannya dengan fungsi pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya.

Hal ini sangat dibutuhkan untuk menghindari adanya kesalahan informasi atau komunikasi
(missed communication) yang berdampak negatif pada bisnis Anda yang sedang
berkembang, serta dapat digunakan sebagai landasan dalam menyelesaikan pekerjaan yang
memerlukan komunikasi dan diskusi antar jenjang atau jabatan dalam struktur organisasi
tersebut.

3. Menjelaskan Bagaimana Jalur Hubungan antara Masing-masing Hierarki

Dalam sebuah organisasi, sangat dibutuhkan kejelasan hubungan yang tergambar dalam
hierarki / jenjang struktur organisasi tersebut. Ini dibutuhkan untuk mengefektifkan jalur
penyelesaian sebuah pekerjaan sehingga dapat saling memberikan keuntungan pada masing-
masing anggota dalam struktur organisasi tersebut.
 

4. Memberikan Uraian Tugas yang Dibebankan Secara Jelas

Setiap tugas atau deskripsi pekerjaan yang terdapat dalam sebuah struktur organisasi dalam
perusahaan tentunya akan sangat membantu semua pihak yang terkait di dalamnya. Baik itu
atasan, maupun bawahannya dalam struktur organisasi tersebut. 

Bagi seorang atasan, setiap deskripsi pekerjaan bawahannya akan membantu mereka dalam
melakukan pengawasan dan pengendalian bila ada uraian pekerjaan yang tidak sesuai.
Sedangkan bagi seorang bawahan, setiap deskripsi pekerjaan yang jelas dapat membantu
mereka untuk lebih berkonsentrasi dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya.

Jenis-jenis Struktur Organisasi pada Perusahaan


Lazimnya, ada 6 jenis struktur organisasi yang dikenal dalam sebuah perusahaan, antara lain :

 1. Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization)

Struktur organisasi fungsional merupakan jenis struktur organisasi ini yang paling umum
digunakan oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Dalam struktur organisasi fungsional,
pembagian kerjanya dilakukan berdasarkan fungsi pada masing-masing manajemen. Antara
lain, seperti Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran dan Sumber Daya Manusia,
Manajemen Produksi, dan lain-lain. 

Setiap karyawan yang memiliki skill dan keterampilan yang sama, akan dikelompokkan ke
dalam satu unit kerja. Inilah yang menyebabkan jenis struktur organisasi ini sangat tepat
diterapkan pada sebuah organisasi maupun perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa
jenis produk atau jasa layanan. 

Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah dapat menekan biaya operasional perusahaan,
dan memudahkan tim manajerial untuk melakukan pengawasan dan evaluasi pada kinerja
karyawan. 

Namun sayangnya, menerapkan jenis organisasi ini dapat berdampak pada kesulitan dalam
berdiskusi dan berkomunikasi antara unit kerja yang satu dengan lainnya. Selain itu, pelatihan
manajemen umum bagi karyawan juga memiliki keterbatasan. 

2. Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization)

Struktur organisasi divisional adalah jenis struktur organisasi yang melakukan


pengelompokan berdasarkan pada kesamaan produk, jasa/servis/layanan, pasar, dan letak
geografisnya. Jenis struktur organisasi ini, lazimnya diterapkan pada sebuah perusahaan
berskala menengah hingga perusahaan besar, karena biasa operasional yang dikeluarkan akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan struktur organisasi fungsional.
Dengan menerapkan struktur organisasi divisional, berarti perusahaan Anda lebih memiliki
kemudahan pengelolaan karena memecah divisi-divisi dalam perusahaan menjadi bagian
yang lebih kecil. Sedangkan kelemahannya terletak pada masalah alokasi sumber daya, serta
distribusi biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

3. Struktur Organisasi Lini

Jenis struktur organisasi ketiga yang akan kita bahas adalah struktur organisasi lini. Dalam
sruktur organisasi lini, hubungan antara atasan dengan bawahan terjadi secara langsung dan
vertikal. Dimana sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan karyawan dengan jabatan
terendah dalam struktur organisasi ini dihubungkan dengan garis komando atau garis
wewenang. Itulah sebabnya, jenis struktur organisasi ini juga lebih dikenal dengan struktur
organisasi militer.

Kelebihan menggunakan struktur organisasi lini adalah kesatuan pimpinan terletak pada satu
orang. Sedangkan kelemahannya adalah adanya ketergantungan pada satu orang dalam
struktur hierarkinya. Jenis organisasi ini sangat tepat jika diterapkan pada organisasi kecil
seperti kedai nasi, warung tegal, bengkel, maupun rukun tetangga.

4. Struktur Organisasi Lini dan Staff

Jenis struktur organisasi ini adalah penggabungan antara beberapa kombinasi dari struktur
organisasi lini dengan asas komando, akan tetapi tugas pimpinan dibantu oleh beberapa staff.
Setiap staff pada struktur organisasi lini dan staff memiliki peran dalam memberikan saran,
masukan, bantuan pikiran, ide-ide dan gagasan baru, serta data-data informasi yang
dibutuhkan oleh pimpinannya.

Struktur organisasi lini dan staff sangat cocok diterapkan pada perusahaan berskala kecil
karena memiliki kelebihan yaitu pada tingginya disiplin moral para karyawan sesuai dengan
deskripsi tugasnya masing-masing. Akan tetapi, solidaritas para karyawannya masih kurang
karena banyak dari mereka yang tidak saling mengenal satu sama lain.

5. Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization)

Struktur organisasi matriks adalah sebuah struktur organisasi yang merupakan penggabungan
antara struktur organisasi fungsional dengan struktur organisasi divisional dengan tujuan
untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua
struktur organisasi tersebut. 

Struktur organisasi jenis ini sering juga dikenal dengan nama struktur organisasi proyek
karena setiap karyawan pada unit kerja struktur organisasi fungsional harus mengerjakan
proyek-proyek organisasi yang dibebankan kepadanya. 
Penerapan jenis struktur organisasi ini menyebabkan terjadinya sistem komando dimana
seorang karyawan diharuskan memberikan laporan kepada dua orang pimpinan yaitu
pimpinan pada unit kerja divisional dan fungsional. 

Struktur organisasi matriks sangat cocok diterapkan pada perusahaan berskala besar hingga
perusahaan-perusahaan tingkat multinasional karena kemampuannya mencapai tingkat
koordinasi yang sangat diperlukan dalam menjawab tuntutan ganda pada lingkungan
perusahaan. Namun sayangnya, struktur organisasi matriks juga memiliki kelemahan, dimana
terkadang karena adanya tuntutan ganda tersebut malah menimbulkan adanya kebingungan.

6. Struktur Organisasi Komite / Proyek

Jenis struktur organisasi terakhir yang lazim digunakan oleh perusahaan adalah struktur
organisasi komite. Dalam struktur organisasi ini, setiap tugas kepemimpinan dan tugas-tugas
khusus lainnya harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara kolektif oleh
sekelompok pejabat yang berupa dewan atau komite.

Organisasi dalam Komite biasanya terdiri dari pimpinan komite (Executive Committee) yang
merupakan pimpinan dengan kewenangan lini, dan staff committee yang merupakan
karyawan dengan kewenangan staff.

Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah pelaksanaan pengambilan keputusan yang
berlangsung dengan baik karena melalui musyawarah bersama antara pemegang saham
dengan dewan. Sedangkan kelemahannya terletak pada penghindaran tanggung jawab jika
terjadi masalah.

5. Berbagai kultur perusahaan dan berbagai aspeknya

Definisi Kultur / Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia.

Definisi Kultur Perusahaan / Organisasi

Budaya perusahaan adalah aturan main yang ada dalam perusahaan yang akan menjadi
pegangan dari SDM–nya dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berprilaku di
dalam organisasi tersebut.

BP sebagai rantai yang mengikat ujung-ujung tombak sehingga hal tersebut mengarahkan
segala kekuatan menjadi satu tujuan terasa benar-benar kekuatannya. Perkembangan Budaya
Perusahaan 
1. Budaya perusahaan adalah hal-hal yang dikerjakan dalam satu perusahaan.

2. Budaya perusahaan adalah asumsi-asumsi dasar.

3. Rekayasa budaya perusahaan sebagai alat untuk meraih kemajuan, Budaya perusahaan      
sebagai andalan daya saing.

4. Budaya perusahaan bagian dari strategi perusahaan dalam meraih kemajuan

Beberapa pengertian budaya organisasi dari para ahli

Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya


organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi
dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.

Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya
organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu
yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.

Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut
oleh anggota-anggota organisasi itu.

Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi
untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi
dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus
diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam
mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.

Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai
organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan
berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam
penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang
kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.

Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :

a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada            
kepentingan diri individual seseorang.
d. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan    
memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk    
sikap serta perilaku karyawan.

Ciri-ciri Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:


1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif
dan     mengambil resiko.
2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan,    
analisis dan perhatian terhadap detail.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan  
proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-    
orang di dalam organisasi itu.
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya
individu.
6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah
baik.

Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran
majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman
bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan
di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).

MEMBENTUK BUDAYA PERUSAHAAN

Elemen Kunci

1. Lingkungan

2. Nilai-nilai

3. Kepahlawanan

4. Upacara-upacara

5. Network

Tipologi Budaya

Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada empat tipe
budaya organisasi :

1. Akademi

Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan
istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus.
Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam
menghadapi dan memecahkan suatu masalah.

2. Kelab

Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan
memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi.
Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi serta
mengutamakan kerja sama tim.

3. Tim Bisbol

Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga
berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai
karyawan yang agresif. Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari
segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan insentif finansial yang sangat
besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi.

4. Benteng

Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield
banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari empat
kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam
masa peralihan.

6. Sumber daya yang harus dimiliki perusahaan


Mahasiswa diminta mendiskripsikan Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan tempat anda
bekerja yang dikategorikan atas enam tipe sumber daya (6M), sebagai berikut.

1. Man (Manusia) ...


2. Money (Uang) ...
3. Material (Fisik) ...
4. Machine (Teknologi) ...
5. Method (Metode) ...
6. Market (Pasar)

Anda mungkin juga menyukai