Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam telah lahir sejak 1400 tahun silam. Sepanjang sejarah itu, selain menyiarkan
ajaran agama, para pemimpin Islam juga turut menyebarkan budaya, ilmu pengetahuan,
dan teknologi pada setiap wilayah masyarakat yang didatanginya. Sejak zaman Nabi
Muhammad, Islam telah menyebar luas hingga ke luar wilayah jazirah Arab. Dan pada
masa-masa puncak kejayaan kekuasaan para khalifah agung, Islam merambah masuk
(sebagian menjadi penguasa) di Afrika, Asia Pasifik, dan Eropa bahkan juga ke
Amerika.1
Islam yang begitu cepat menyebar hampir ke seluruh dunia membawa pandangan
baru dan nilai-nilai baru dalam kehidupan masyarakat. Islam datang dengan membawa
pesan-pesan untuk sebuah kemajuan peradaban yang bernilai dan bertuju pada
kebahagiaan yang haq bagi seluruh ummat manusia. Peradaban yang dibangun di atas
pondasi ilmu yang kuat. Kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam, adalah pegetahuan
sebagai kebudayaan.2
Islam memandang bahwa visi mengenai relitas dan kebenaran bukan semata-semata
berkaitan dengan alam fisik dan keterlibatan manusia dalam sejarah, sosial, politik dan
budaya sebagaimana dalam pandangan sekuler Barat terhadap dunia yang dapat dilihat.
Realitas dan kebenaran dimaknai berdasarkan kajian secara metafisis terhadap dunia
yang tampak maupun yang tidak nampak. Dengan demikian Islam memandang realitas
sebagai sesuatu yang kelihatan dan ghaib (dunia-akhirat). Dalam hal ini dunia tidak dapat
dilepaskan dengan akhirat dan akhirat juga dapat dikesampingkan untuk kepentingan
duniawi.3 Islamic worldview adalah bagaimana Islam memandang realita. Realita ini
tidak terbatas pada dunia melainkan mencakup semua yang ada baik itu bisa diindera
maupun tidak (ghaib). Ia termasuk pada konsep ‘nyata’, siapa itu Allah, siapa itu
‘manusia’, dan lain sebagainya, dan buntutnya akan panjang.
Setidaknya ada beberapa alasan penting mengapa kajian mengenai pandangan hidup
(worldview) menjadi penting dalam era globalisasi dan perang pemikiran pada dewasa
ini. Pertama, yakni ketika institusi agama-agama berhadapan dengan proses globalisasi

1
Heri Ruslan dkk, 2011, Menyusuri Kota Jejak Kajayaan Islam, Harian Republika, Jakarta, hlm. ii
2
Kuntowijoyo, 2007, Islam sebagai Ilmu, Tiara Wacana, Yogyakarta, hlm. 8
3
Al-Attas, 1993, Islam and Secularism, Art Printing World, Malaysia, hlm.30
penegasan identitas diri secara komprehensif hanya dapat dilakukan dengan worldview.
Kedua, ditengah masyarakat yang pluralistis denominasi kultural perlu memiliki
matriknya sendiri atau pandangannya sendiri dalam melihat realitas sosial dan kultural
sekitarnya. Benturan peradaban ataupun benturan persepsi tidak lain adalah benturan
pandangan hidup (worldview), sebab, setiap agama, bangsa dan peradaban memiliki
pandangan hidup sendiri-sendiri secara ekslusif dan untuk itu diperlukan sikap saling
memahami. Bangunan konsep Islam sebagai agama dan peradaban ini mencerminkan
sebuah pandangan hidup (worldview) yang memiliki struktur konseptualnya sendiri yang
ekslusif dan berbeda dari peradaban lain.
Sebenarnya istilah umum dari worldview hanya terbatas pada pengertian ideologis
sekuler, kepercayaan animistis, atau seperangkat doktrin-doktrin teologis yang ber visi
keduniaan. Namun terdapat agama dan peradaban yang memiliki spectrum pandangan
yang lebih luas dari sekedar visi keduniaan maka makna pandangan hidup dalam konteks
Islam diperluas. Karena dalam kosa kata bahasa Inggeris tidak terdapat istilah yang tepat
untuk mengekspresikan visi yang lebih luas dari sekedar realitas keduniaan selain dari
kata-kata worldview, maka cendekiawan Muslim mengambil kata-kata worldview (untuk
ekspressi bahasa Inggeris) untuk makna pandangan hidup yang spektrumnya menjangkau
realitas keduniaan dan keakheratan dengan menambah kata sifat “Islam”. Namun dalam
bahasa Islam para ulama mengekspresikan konsep ini dengan istilah yang khas yang
berbeda antara satu dengan yang lain.
Islam berpandangan bahwa hakikat manusia ialah manusia itu merupakan perkaitan
antara badan dan ruh.4Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup.
Cita-cita kebajikan, dan sikap hidup itu tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita,
kebajikan dan sikap hidup.5
Suatu pandangan hidup timbul dalam diri seseorang memerlukan penjelasan yang
agak rumit. Karena pandangan hidup berkaitan dengan masalah cara pandang seseorang
terhadap sesuatu, maka penjelasan tentang munculnya pandangan hidup melibatkan
penjelasan epistemologis.Dalam perkembangan kehidupan dewasa ini, mendorong
pentingnya memahami Islam secara menyeluruh. Betapa pentingnya memahami Islamic
worldview ini, sebagai panduan dalam melihat setiap realitas yang ada. Sebab ketika kita
tidak bisa menghadirkan Islamic worldview dalam kehidupan kita, maka worldview-

4
Zuhairini, dkk, 1995, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, cet Ke 2, hlm. 75
5
Djoko Widagdho, 2008, Ibadah Budaya Dasar, Bina Aksara, Jakarta, cet 11, hlm. 126.
worldview lain lah yang justru akan mengisi kehidupan kita, yang sudah pasti jauh dari
tatanan ideal yang digariskan oleh Allah SWT.

B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana definisi dari worldview?
2. Baimana pandangan hidup menurut islam itu sendiri ?
3. Bagaimana karakteristik pandangan hidup menurut Islam?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk menjelaskan definisi dari worldview.
2. Untuk menjelaskan pandangan hidup menurut islam itu sendiri.
3. Untuk menjelaskan karakteristik pandangan hidup menurut Islam.
4.

Anda mungkin juga menyukai