Anda di halaman 1dari 2

Slide 4

Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua logam atau lebih dengan menggunakan energi
panas. Logam sekitar lasan atau sambungan, akan mengalami siklus termal yang cepat yang
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan metalurgi yang rumit, deformasi dan tegangantegangan
termal.

Salah satu metode pengelasan yang sering digunakan adalah pengelasan yang menggunakan bahan
bakar gas. Jenis bahan bakar gas yang digunakan asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara
pengelasan ini dinamakan las oksiasetilen atau dikenal dengan nama las karbit.

Slide 6

Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua logam atau lebih dengan menggunakan energi
panas. Logam sekitar lasan atau sambungan, akan mengalami siklus termal yang cepat yang
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan metalurgi yang rumit, deformasi dan tegangantegangan
termal. Hal ini sangat erat hubungannya dengan kekuatan, cacat lasan dan lain sebagainya yang pada
umumnya mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan dari konstruksi yang di las.

Slide 7

Proses dasar pengelasan ada dua macam yaitu pengelasan oksi-asetilen dan pengelasan listrik.

1. Pengelasan oksi-asetilen, yaitu proses pengelasan secara manual dengan pemanasan


permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilen
melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi
2. Pengelasan listrik, yaitu pengelasan yang menggunakan energi listrik sebagai sumber panas
untuk mencairkan logam dasar dan bahan pengisi agar terjadi aliran bahan atau terjadi
peleburan .

Slide 8

Las Oxy-Acetylene (las asetilen) adalah proses pengelasan secara manual, dimana permukaan yang akan
disambung mengalami pemanasan sampai mencair oleh nyala (flame) gas asetilen (yaitu pembakaran
C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan.
Gas Asetilen diproduksi melalui reaksi antara Kalsium (CaC2) dengan air (H20). , prosesnya adalah
membakar bahan bakar yang telah dibakar gas dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api
dengan suhu sekitar 3.500 °C yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi.

Sifat dari asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun,
berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan tekanan dan
suhu (di atas 1,5 bar dan 350°C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).
Slide 9

Dibawah ini dijelaskan lebih lanjut tentang nyala oksiasetilen.

1. Nyala netral: Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen 1:1. Nyala terdiri atas
kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening.

2. Nyala asetilen lebih/ karburasi : Bila asetilen yang digunakan melebihi daripada jumlah untuk
mendapatkan nyala netral maka diantara kerucut dalam dan luar akan timbul kerucut nyala berwarna
biru.

3. Nyala oksigen lebih: Bila gas oksigen lebih dari pada jumlah gas asetilen maka nyala menjadi pendek
dan warna kerucut dalam berubah dari putih bersinar menjadi ungu. Bila nyala digunakan untuk
mengelas maka akan terjadi proses oksidasi atau dekarburisasi.

Slide 10

Proses Pengelasan

1. Meletakkan benda kerja di atas meja kerja;

2. Menyalakan api las sesuai langkah B;

3. Memanaskan terlebih dahulu benda kerja;

4. Mendekatkan filler metal ke arah nosel hingga ikut mencair;

5. Mencatat waktu yang diperlukan untuk mengelas pelat yang tersedia dari awal sampai akhir
pengelasan;

6. Membiarkan pelat yang sudah dilas di udara terbuka;

7. Menimbang kembali pelat tersebut dan filler metal sebagai massa akhir (G1 atau F1) dan hitung
perubahan massanya;

8. Menghitung kecepatan las;

9. Mengulang percobaan dengan nyala api yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai