Anda di halaman 1dari 24

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SD


Semester : III (Tiga)
Dosen Pengampu : 1. Dr. Pargito, M. Pd
2. Dr. Muhammad Mona Adha, M. Pd

Disusun oleh

Helvian Delta Afriana 2023053004


Eka Pratiwi 2023053013
Desti Meriska 2023053021
Titin Lestari 2023053023
Edy Purwanto 2023054005

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN GURU SD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, tak lupa sholawat serta
salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Demokrasi” sebagai salah satu syarat
tugas pada mata kuliah “Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan” Program
Studi Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar (MKGSD) FKIP Universitas
Lampung.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun spiritual dalam
penyelesaian makalah ini. Demikian makalah ini kami buat semaksimal mungkin
dengan harapan mendapat hasil yang memuaskan. Semoga dapat bermanfaat bagi
penulis serta para pembaca. Oleh karena itu, kami juga mengharapkan kritik dan
saran atas ketidaksempurnaannya makalah ini, agar penulis dapat lebih baik lagi
untuk proses kedepannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 20 Oktober 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakekat Demokrasi .......................................................................... 3
B. Prinsip – Prinsip Demokrasi.............................................................. 4
C. Nilai – Nilai Demokrasi.................................................................... 7
D. Sekolah Sebagai Laboraturium Demokrasi....................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………….……………………………………….…... 19
B. Saran ……………………………………………………………….. 20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 2

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat


turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan
rakyat. Demokrasi juga dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan
hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan
yang sama bagi semua warga negara. Inti dari demokrasi adalah pemerintahan
dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Salah satu tonggak utama untuk
mendukung sistem politik yang demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu
diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat baik di tingkat
pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah, serta untuk membentuk
pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat
dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan
oleh pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Pemilihan umum dilaksanakan oleh negara Indonesia dalam rangka
mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus penerapan prinsip-prinsip atau
nilainilai
demokrasi, meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi
aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat
Indonesia yang demokratis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakekat demokrasi?
2. Apa saja prinsip – prinsip demokrasi ?
3. Apa saja nilai - nilai demokrasi?
4. Bagaimana sekolah sebagai laboratorium demokrasi ?

1
C. Tujuan
1. Untuk memahami hakekat demokrasi.
2. Untuk memahami prinsip – prinsip demokrasi.
3. Untuk memahami nilai – nilai demokrasi.
4. Untuk memahami sekolah sebagai laboratorium demokrasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat  Demokrasi
Secara etimologi “demokrasi” terdiri dari dua kata Yunani, yaitu demos, yang
berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan cratein atau cratos, yang
berarti kekuasaan atau kedaulatan. Gabungan dua kata demos-cratein atau
demos-cratos (demokrasi) memiliki arti suatu sistem pemerintah dari, oleh,
dan untuk rakyat.
Sedangkan pengertian demokrasi secara termologi adalah seperti yang
dinyatakan oleh para ahli tentang demokrasi:
a. Joseph A. Schmeter menyatakan, demokrasi merupakan suatu perencana
institusional untuk mencapai keputusan politik di mana individu-individu
memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas
suara rakyat.
b.  Sidney Hook berpendapat, demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana
keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak
langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas
dari rakyat dewasa.
c.  Henry B. mayo menyatakan, demokrasi sebagai sistem politik merupakan
suatu sistem yang menunjukan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam
pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip persamaan politik
dan diselenggarakan dalam suasana terjamin kebebasan politik.
Dari beberapa pendapat di atas, dapatkan disimpulkan bahwa hakikat
demokrasi adalah peran untuk rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan
kata lain, pemerintahan demokrasi adalah pemerintahan di tangan rakyat yang
mengandung pengertian tiga hal:
1. Pemerintahan dari rakyat (government of the people) mengandung
pengertian bahwa suatu pemerintahan yang sah adalah atau pemerintahan

3
yang mendapat pengakuan dan dukungan mayoritas rakyat melalui
mekanisme demokrasi, pemilihan umum. Pengakuan dan dukungan rakyat
bagi suatu pemerintahan sangatlah penting , karena dengan legitimasi politik
tersebut pemerintah dapat menjalankan roda birokrasi dan program-
programnya sebagai wujud dari amanat yang diberikan rakyat kepadanya.
2.  Pemerintahan oleh rakyat (government by the people) memiliki pengertian
bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat,
bukan atas dorongan pribati elite negara atau elita birokrasi. Selain pengertian
ini , unsur kedua ini mengandung  pengertian bahwa dalam menjalankan
kekeuasaannya, pemerintah berada dalam pengawasan rakyat (social control).
pengawasan dapat dilakukan secara langsung oleh rakyat maupun tidak
langsung melalui para walinya di parlemen. Dengan adannya pengawasan
para wali rakyat di parlemen ambisi otoritarianisme dari para penyelenggara
negara dapat  dihindari.
3. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people) mengandung
pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah
harus dijalan kan untuk kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat umum harus
dijadikan landasan utama kebijakan sebuah pemerintahan yang demokratis.
Demi terciptanya proses demokrasi setelah terbentuknya sebuah pemerintahan
demokratis lewat mekanisme pemilu demokratis, negara berkewajiban untuk
membuka saluran-saluran demokrasi. Selain saluran demokrasi formal lewat
DPR dan partai Politik, untuk mendapat masukan dan kritik dari warga negara
dalam rangka terjadinya kontrol terhadap jalannya pemerintahan, pemerintah
yang demokratis berkewajiban menyediakan dan menjaga saluran-saluran
demokrasi nonformal bisa berupa penyediaan fasilitas-fasilitas umum atau
ruang publik (public sphere) sebagai sarana interaksi sosial, seperti stasiun
radio dan televisi, taman, dan lain-lain. Sarana publik ini dapat digunakan
oleh semua warga negara untuk menyalurkan pendapatnya secara bebas dan
aman. Rasa aman dalam menyalurkan pendapat dan sikap harus dijamin oleh
negara melalui undang-undang yang dijalankan oleh aparaturnya secara adil.

4
Hal lainnya yang menunjang kebebasan berekspresi dan berorganisasi adalah
dukungan pemerintah terhadap kebebasan pers yang bertanggung jawab. Pers
bebas bertanggung jawab adalah sistem pers dengan iklim pemberitaan yang
objektif dan seimbang dan tersedianya jalur dan mekanisme hukum bagi siapa
saja yang merasa dirugikan oleh suatu pemberitaan surat kabar atau media
elektronik.
http://tugasmakalahkuliah.blogspot.com/2015/03/makalah-demokrasi-pancasila.html

B. Prinsip – Prinsip Demokrasi

Prinsip-prinsip demokrasi secara umum meliputi :


a. Kekuasaan suatu negara sebenarnya berada di tangan rakyat atau
kedaulatan ada di tangan rakyat.
b. Masing-masing orang bebas berbicara, mengeluarkan pendapat, beda
pendapat, dan tidak ada paksaan.

Prinsip-prinsip Demokrasi adalah :


1.  Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi
Kekuasaan rakyat atau pemerintahan dari rakyat. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud demokrasi adalah suatu sistem
pemerintahan yang berasal dari rakyat dan selalu mengikutsertakan rakyat
dalam pemerintahan Negara.
Pada zaman Yunani kuno, rakyat yang menjadi warga Negara terlibat
langsung dalam pemikiran, pembahasan, dan pengambilan keputusan
mengenai berbagai hal yang menyangkut kehidupan Negara.
2. Pemilu yang bebas, jujur, dan adil (agar mendapat wakil rakyat yang
sesuai aspirasi rakyat).
Secara universal pemilu adalah instrument mewujudkan kedaulatan rakyat
yang bermaksud membentuk pemerintahan yang absah serta sarana
mengartikulasikan aspirasi dan kepentingan rakyat. Pemilihan umum

5
adalah salah satu cara untuk menentukan para wakil-wakil rakyat yang
akan duduk dilembaga legislatif, maka dengan sendirinya terdapat
berbagai sistem pemilihan umum.
3. Jaminan Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap
manusia sebagi anugerah tuhan yang maha esa.kesadaran akan hak asasi
manusia didasaarkan pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai
makhluk tuhan memilki drajat dan martabat yang sama,maka setiap
manusia memiliki hak dasar yang disebut hak asai manusia.jadi kesadaran
akan adanya hak asai manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri
bahwa mereka adalah sama dan sederajat.
4.  Persamaan kedudukan di depan hukum
Setiap orang yang berhadapan dengan hukum haruslah memiliki kesamaan
di hadapan hukum, diperlakukan adil, dihargai hak-haknya, serta
diperlakukan sebagai seorang yang merdeka dengan berdasar pada asas
praduga tidak bersalah. terhadap setiap orang yang berhadapan dengan
hukum tersebut haruslah memperoleh suatu putusan yang mencerminkan
keadilan dan kepastian hukum dengan didasarkan pada fakta-fakta yang
terungkap di dalam persidangan serta didasari pula oleh bukti-bukti yang
dihadirkan di hadapan persidangan.
Salah satu bentuk jaminan atas perlakuan yang sama di hadapan hukum,
dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
pada Pasal 54 diatur mengenai bantuan hukum oleh Penasehat Hukum
terhadap seorang tersangka maupun terdakwa yang diduga melakukan
suatu tindak pidana.
5. Kebebasan berserikat.
Setiap orang diberi hak untuk bebas membentuk atau ikut serta dalam
keanggotaan atau pun menjadi pengurus organisasi dalam kehidupan
bermasyarakat dalam wilayah negara Republik Indonesia. Untuk itu, kita
tidak lagi memerlukan pengaturan oleh undang-undang untuk memastikan

6
adanya kemerdekaan atau kebebasan bagi setiap orang itu untuk
berorganisasi dalam wilayah negara Republik Indonesia. Hanya saja,
bagaimana cara kebebasan itu digunakan, apa saja syarat-syarat dan
prosedur pembentukan, pembinaan, penyelenggaraan kegiatan,
pengawasan, dan pembubaran organisasi itu tentu masih harus diatur lebih
rinci, yaitu dengan undang-undang beserta peraturan pelaksanaannya.
Karena itu, dipandang perlu untuk menyusun satu undang-undang baru,
terutama untuk menggantikan undang-undang lama yang disusun
berdasarkan ketentuan UUD 1945 sebelum reformasi, yaitu UU No. 8
Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
6. Kebebasan pers
Kebebasan pers adalah hak yang diberikan oleh konstitusional atau
perlindungan hukum yang berkaitan dengan media dan bahan-bahan yang
dipublikasikan seperti menyebar luaskan, pencetakan dan penerbitkan
surat kabar, majalah, buku atau dalam material lainnya tanpa adanya
campur tangan atau perlakuan sensor dari pemerintah. Dalam Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers pasal 4 didalam ayat 1
disebutkan bahwa kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga
negara, ayat kedua bahwa terhadap pers nasional tidak dikenakan
penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran, ayat ketiga bahwa
untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak
mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi dan
ayat keempat bahwa dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di
depan hukum, wartawan mempunyai Hak Tolak bahkan dalam Undang-
Undang Dasar Tahun 1945 disebutkan antara lain dalam pasal 28F bahwa
setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.

7
https://www.academia.edu/37903391/MAKALAH_PRINSIP_PRINSIP_DE
MOKRASI_DI_INDONESIA_DISUSUN_OLEH

C. Nilai-Nilai Demokrasi
            Nilai-nilai demokrasi merupakan nilai-nilai yang mutlak diperlukan
untuk mengembangkan pemerintahan yang demokratis. Ketiadaan hal-hal
tersebut akan mengakibatkan dampak yang kentara berupa pemerintahan yang
sulit ditegakkan. Diantara yang merupakan nilai-nilai tersebut adalah sebagai
berikut :
1.      Kebebasan
a.       Kebebasan Berpendapat
            Adalah merupakan hak dan kewajiban bagi tiap warga Negara dapat
mengutarakan pendapatnya secara bebas untuk dijamin dalam batang tubuh
UUD 1945 pasal 28 dalam undang-undang Nomor 15 Tahun 2005. Menuju
masa demokrasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan di segala bidang
sering memunculkan permasalahan baru bagi warga negara atau masyarakat.
Apabila problema tersebut membahayakan, maka warga berhak untuk
menyatakan keluhan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada pemerintah. Hal ini wajib dijamin oleh pemerintah sebagai wujud dan
bentuk kewajiban negara untuk melindungi rakyatnya. Semakin cepat dan
efektif penyelesaiannya, maka kualitas demokrasi pemerintahan tersebut
semakin tinggi. Pada orde lama, kebebasan ini sangat dibatasi. Hanya
pendapat yang mendukung pemerintahan yang diterima. Jika ada pendapat
yang bertolak belakang dan mengancam kekuasaan pemerintahan maka
dilarang untuk disalurkan melalui media apapun. Bahkan banyak dari mereka
dipaksa mengaku “bersalah” dan ditempatkan di hotel prodeo. Di masa orde
baru, tindakan tersebut berlangsung makin intensif dan sistematis. Bahkan
pemerintahan membentuk badan intelijen khusus untuk memantau dan
mengawasi segala macam gerakan atau pendapat tokoh masyarakat dan segera
menindas mereka bila dianggap membahayakan tanpa memperdulikan hak

8
asasi manusia (HAM). Inilah yang memicu kematian nilai-nilai demokrasi di
Indonesia. Represi terhadap perbedaan pendapat dengan para eksekutif cukup
potensial dalam menghadirkan disintegrasi bangsa. Karena demokrasi
mengajarkan kebebasan berpendapat yang dibatasi oleh kebebasan orang lain.
Sehingga segala jenis penindasan ini harus dijauhkan agar tidak menghalangi
demokratisasi dalam tata kehidupan politik Indonesia. Karenanya, setiap
warga berhak memberikan tanggapan dan sikap didalam era keterbukaan ini.
b.      Kebebasan Berkelompok
            Berkelompok merupakan naluri dasar manusia yang tak mungkin
diingkari. Kebebasan berkelompok dalam berorganisasi merupakan nilai dasar
demokrasi yang harus diaplikasikan oleh setiap warga negara. Pada masa
modern, kebutuhan seperti ini tumbuh dan berkembang semakin pesat.
Semisal seorang calon presiden tidak mungkin mencalonkan dirinya sendiri
kecuali dicalonkan oleh kelompoknya (partainya). Berkelompok pada masa
orde baru sangat dibatasi kebebasannya. Pembentukan partai selain yang
disetujui oleh rezim sangat dilarang pada waktu itu. Kalaupun ada, maka tidak
diperbolehkan berkampanye secara luas sampai ke pelosok daerah. Hanya
partai pemerintah (Golkar) dan militer yang berhak beraktifitas hingga ke
desa-desa. Hasilnya, ketidakadilan semacam ini secara otomatis menguatkan
basis Golkar yang merupakan partai pemerintah. Seiring runtuhnya rezim orde
baru, segala bentuk diskriminisasi tersebut ternyata tidak mampu
memusnahkan eksistensi mereka. Golkar menjadi kehilangan banyak
pendukung dan sebaliknya jumlah aktivis partai lain (PPP dan PDI) semakin
bertambah dan terus berkembang menyusul datangnya era reformasi.
Demokrasi telah memberikan banyak alternatif pilihan sebagai bentuk
dukungan akan kebebasan berkelompok. Tidak ada suatu keharusan untuk
tunduk dan mengikuti ajakan maupun intimidasi dari pemerintah atau
kelompok tertentu. Dan juga tidak ada rasa takut dalam menyampaikan
afiliasinya ke dalam sebuah partai atau kelompoknya selain dari partai
pemerintah.

9
c.       Kebebasan Berpartisipasi
            Secara umum, negara demokrasi yang berkembang selalu
mengharapkan agar jumlah partisipan dalam pemberian suara pada pemilihan
umum dapat mencapai suara sebanyak-banyaknya. Jenis partisipasi yang
pertama ini adalah wujud kebebasan berpartisipasi dalam bidang politik. Oleh
karena pada zaman otoriter, semakin banyak pemilih berarti semakin besar
kebanggaan suatu rezim yang mendapatkan dukungan tersebut. Maka, segala
bentuk intimidasi kepada warga negara sering dijadikan sarana untuk
meningkatkan dukungan masyarakat. Tetapi saat memasuki era reformasi,
tidak ditemukan partai politik yang mampu mengumpulkan lebih dari 50 %
suara pemilih. Ini membuktikan bahwa negara Indonesia sedang melangkah
ke arah demokrasi yang didalamnya terdapat jaminan kebebasan
berpartisipasi. Hasil positifnya adalah semakin banyak partai yang mampu
mengirimkan wakilnya ke DPR ataupun DPRD. Bentuk partisipasi kedua
adalah kontak atau hubungan dengan pejabat pemerintah. Seorang anggota
DPR terpilih belum tentu mampu bekerja sesuai harapan masyarakat bahkan
presiden yang terpilih secara aklamasi terkadang tidak mampu memenuhi cita-
cita masyarakat. Maka, upaya untuk mengontak langsung para pejabat
merupakan kebutuhan yang semakin urgen. Rakyat perlu mengontrol dan
mengawasi langsung terhadap segala kebijakan dan keputusan para legislatif
maupun eksekutif. Meski begitu, masih terdapat kendala utama yakni
pendidikan politik kepada masyarakat tentang manfaat partisipasi ini yang
belum ditempuh dengan baik. Karena urgensi mengembangkan tingkat
kesadaran ini akan membantu masyarakat dalam menemukan solusi mengatasi
problematika kehidupan yang semakin kompleks. Melakukan protes terhadap
lembaga masyarakat atau pemerintah adalah jenis partisipasi ketiga. Hal ini
merupakan suatu keharusan dalam sebuah negara berdemokrasi yang
bertujuan menjadikan sistem politik dapat bekerja maksimal,. Namun perlu
diarahkan dengan baik untuk memperbaiki kebijakan dari pemerintah maupun
swasta. Tidak diperkenankan protes tersebut bertujuan menciptakan gangguan

10
dan hambatan bagi publik. Merupakan bentuk partisipasi keempat yakni
mencalonkan diri dalam pemilihan jabatan publik sesuai dengan sistem yang
berlaku. Hal ini sangat diperlukan dalam pengembangan nilai-nilai demokrasi.
Diharapkan setiap dari mereka akan dapat bertanggung jawab sepenuhnya bila
kelak terpilih dan mau menanggung resiko apabila melakukan penyimpangan
etika pemerintahan.
2.      Kesetaraan
      Bagi masyarakat heterogen seperti Indonesia, nilai-nilai kesetaraan antar
warga sangat fundamental dan diperlukan bagi pengembangan demokrasi.
Kesetaraan yang dimaksud yakni adanya kesempatan yang sama bagi tiap
warga negara untuk menunjukkan potensi mereka. Untuk ini dibutuhkan
usaha keras agar tidak terjadi diskriminisasi kelompok etnis, bahasa, daerah
ataupun agama tertentu demi menjunjung tinggi kesetaraan. Intimidasi pada
masa orde baru sangat menyulitkan untuk mewujudkan suatu kesetaraan.
Ketika itu, tidak semua warga berhak dan berkesempatan yang sama dalam
memperoleh keadilan. Dalam segala bidang terjadi pelanggaran asas
kesetaraan yang seharusnya mereka dapat mereka dapatkan secara utuh.
Hanya mereka yang mendukung rezim otoriter tersebut yang akan
mendapatkan fasilitas melimpah. Semua bentuk penolakan perihal kesetaraan
ini tentu berseberangan dengan prinsip dan nilai demokrasi. Namun seiring
bangsa ini memasuki era reformasi, nilai-nilai kesetaraan ini perlahan mulai
ditegakkan dan dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dan bila mampu dipelihara secara kontinyu akan membawa kepada demokrasi
yang sehat dan terbuka bagi perkembangan kesetaraan di lingkungan
masyarakatnya.
3.      Kedaulatan Rakyat
      Sebagai bagian dari suatu negara, maka setiap warga negara memiliki
kedaulatan dalam pembentukan pemerintahan. Pemerintah itu sendiri
sesungguhnya berasal dari rakyat dan harus bertanggung jawab kepada rakyat.
Tidak diperbolehkan para politisi untuk mengabaikan bahkan bertindak

11
sewenang-wenang terhadap rakyat. Kedaulatan rakyat hanya bisa terlaksana
jika para politisi menyadari tanggung jawabnya. Mayoritas politisi zaman
orde baru melupakan asal-usulnya dan mengabaikan harapan serta tuntutan
rakyat. Mereka selalu memanfaatkan rakyat dan mengeksploitasi mereka demi
kepentingan pribadi. Karena itu, dalam rezim demokrasi, para politisi
seharusnya sadar bahwa amanat yang mereka peroleh dari rakyat harus
dikembalikan dengan sebaik mungkin kepada rakyat.
4.      Kerjasama
      Demokrasi tidak akan berkembang jika setiap orang atau kelompok
enggan untuk memunculkan kesatuan pendapat. Perbedaan dalam berpendapat
dapat mendorong tumbuhnya persaingan antar satu dengan yang lain, namun
demokrasi menginginkan tujuan yang bisa disikapi dengan kerjasama yang
baik. Kompetisi menuju sesuatu yang berkualitas mutlak dibutuhkan, di lain
sisi untuk menopang upaya tersebut maka diperlukan kerjasama yang
maksimal.
5.      Kepercayaan
      Dalam proses pemerintahan, kepercayaan antar kelompok masyarakat
merupakan nilai yang diperlukan untuk meningkatkan sistem demokrasi.
Semakin kompleksnya permasalahan suatu bangsa maka semakin urgen pula
penanaman rasa saling percaya di kalangan politisi. Nilai ini juga dapat
memperbanyak relasi sosial dan politik dalam masyarakat serta
menghilangkan ketakutan, kecurigaan dan permusuhan di lingkungan mereka.
Akibat dari kepercayaan yang menurun diantaranya adalah semakin sulitnya
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dengan baik disebabkan ketiadaan
dukungan dan kepercayaan dari rakyat. Maka pemerintah diharuskan dapat
memupuk nilai-nilai ini pada dirinya sendiri demi mendapatkan kepercayaan
dari masyarakat luas.

http://mutiarahma01.blogspot.com/2017/01/nilai-nilai-dalam-demokrasi.html

12
D. Sekolah Sebagai Laboratorium Demokrasi
Dalam proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas dalam lingkungan
sekolah harus menggambarkan suasana demokratis. Dengan cara ini , siswa
akan terbiasa dengan kehidupan demokrasi . Sekolah merupakan sebuah
komunitas sebagai bagian dari integral dari masyarakat . Sekolah dalam
Undang – undang RI No 20 tahun 2003 di sebut satuan pendidikan sekolah
dasar ( SD) sebagai satuan pendidikan merupakan suatu entity ( sauan utuh )
wahana pendidikan nasional yang mencapai tujuan pendidikan nasional .
Untuk itu maka proses pendidikan di sekolah perlu di wujudkan dalam dan
oleh satuan pendidikan dalam bentuk proses pembelajaran yang di
kembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik dalam
lingkungan belajar yang demokratis . Dalam konteks pendidikan formal
khususnya pada jenjang pendidikan dasar , sekolah seyogianya di
kembangkan sebagai pranata atau tatanan sosial pedagogis yang kondusif atau
memberi suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta
didik . Oleh karena itu , sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu
di kembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sepanjang hayat, yang mampu memberikan keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran demokratis.
Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu di kembangkan dalam
lingkungan sekolah adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensial
atau bersisi jamak. Sifat multidimensiolnya itu antara lain , terletak pada
berikut ini :
1. Pandangannya yang pluralistik – uniter (bermacam – macam , tetapi
menyatu dalam bhineka tunggal ika)
2. Sikapnya dalam menempatkan individu , negara dan masyarakat global
secara harmonis
3. Tujuannya di arahkan pada semua dimensi kecerdasan

13
4. Konteks ( setting ) yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka
, fleksibel atau luwes dan bervariasi merujuk kepada dimensi tujuannya

1. Strategi umum pengembangan warga negara yang demokratis di


lingkungan sekolah
Strategi dapat diartikan sebagai serangkaian langkah yang di pilih untuk
mencapai tujuan atau target. Winataputra ( 2005 ) menjelaskan karakteristik
pokok untuk masing – masing, strategi tersebut secara singkat dapat di
jelaskan sebagai berikut .
Pertemuan kelas berita baru merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan kelas guna membahas
berita aktual yang ada di media massa, seperti surat kabar, televisi, radio atau
internet. Contohnya, berita tentang demonstrasi yang berujung dengan
perusakan.
Cambuk bersiklus merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan saling bertanya dan menjawab secara
bergiliran.
Waktu untuk penghargaan merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk memberikan
penghargaan atau penghormatan terhadap orang lain.
Waktu untuk yang terhormat merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui acara yang secara khusus diadakan
atas inisiaatif siswa untuk memberikan penghargaan kepada orang yang
sangat di hormati.
Pertemuan rumusan tujuan merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan yang sengaja di adakan
atas inisiatif guru / siswa untuk merumuskan visi dan tujuan sekolah.
Pertemuan legislasi merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk merumuskan atau norma atau
aturan yang akan berlaku di sekolah.

14
Pertemuan evaluasi aturan merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk mengevaluasi
pelaksanaan atau norma atau aturan yang telah di sepakati dan berlaku di
sekolah.
Pertemuan perumusan langkah kegiatan merupakan strategi pengembangan
sikap demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk
menetapkan prioritas atau tahapan kegiatan yang akan di lakukan oleh siswa
di bawah supervisi sekolah .
Pertemuan refleksi belajar merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melui pertemuan pengendapan an evaluasi
terhadap proses dan / atau hasil belajar setelah selesai satu atau beberapa
pertemuan.
Pertemuan pemecahan masalah merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk
memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitar atau lingkungan daerah
atau nasional yang menyangkup kehidupan siswa, seperti pemecahan masalah
penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa.
Pertemuan isu akademis , merupakan strategis pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk
membahas masalah akademis.
Pertemuan perbaikan kelas merupakan stategis pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan kelas untuk membahas
atau memecahkan masalah yang menyangkut kehidupan siswa di kelasnya
atau di lingkungan sekolahnya , seperti pemecahan masalah bolos , tata tertib
sekolah .
Pertemuan tindak lanjut merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk
membahas tindak lanjut dari suatu kegiatan berseri di lingkungan sekolah.

15
Pertemuan perencanaan merupakn strategis pengembanga sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk menyusun rencana
secara bersama.
Pertemuan pengembangan konsep merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk
menyusun suatu gagasan baru yang di maksudkan untuk mendapatkan
bantuan , atau menyarankan pemecahan atas masalah yang cukup pelik .
Pembahasan situasi pelik merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk memecahkan
maslah yang terkait dalam keadaan dilematik atau pelik .
Kotak saran merupakan strategis pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pengumpulan pendapat secara bebas dan rahasia
untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekolah atau lingkungan
sekitar.
Pertemuan dalam pertemuan merupakan strategis pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan kelompok kecil dalam
konteks pertemuan klasikal atau pertemuan besar. Secara umum
pengembangan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab melalui
pendidikan kewarganegaraan dapat di gambarkan sebagai berikut
a. Strategi dasar yang di gunakan untuk mengembangkan warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab adalah kegiatan intrakulikuler.
b. Kegiatan intrakurikuler di lakukan melalui pengembangan muatan
kewarganegaraan dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan
mata pelajaran lain yang termasuk kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian secara holistik
c. Pengembangan muatan kewarganegaraan di lakukan dengan
menggunakan model – model pengembangan sikap demokratis dan
betanggung jawab
d. Kegiatan agama, akhlak mulia , kewarganegraan , bahasa , seni , dan

16
budaya dan pendidikan jasmani dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan,
berbentuk peringatan hari besar agama, memberi santunan kepad anak
yatim piatu, melaksanakan upacara bendera dan peringatan hari besar
nasional dan lain lain
e. Oleh karena siswa merupakan kegiatan tak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat maka secara keseluruhan kegiatan intra an kokurikuler perlu
di kaitkan dengan hal hal yang bersifat sosial – kultural .
2. Fungsi dan peran sekolah dalam mengembngkan warga negara yang
demokratis
Sekolah sebagai organisasi mempunyai struktur dan kultur . sebagai bagian
dari struktur birokrasi pendidikan SD merupakan satuan kependidikan dan
lingkungan pemerintah daerah kabupaten / kota yang pembinaannya langsung
dii bawah dinas pendidikan . sekolah merupakan satuan pendidikan maka di
dalam sekolah terdapat komunitas yang terdiri atas pendidik , peserta didik ,
dan tenaga kependidikan . budaya sekolah seperti seperti juga entitas
kebudayaan yang lain memiliki sejmlah sistem antara lain sistem manajemen ,
sistem kurikulum , sistem teknologi , sisem kepaercayaan , bahasa dan
kesenian .
Prinsip – prinsip dasar dalam pengelolaanya selain menganut prinsip umum
managemen , yakni planing , organizing, actuating , dan controlling ., yang
paling menonjol adalah selain unsur organisasioal satuan pendidikan juga
terdapat unsur pemangku kepentingan yang di wadahi dalam komite sekolah /
madrasah .
3. Mekanisme kerja dalam konteks kesisteman sekolah
Sebagai penyelenggara pendidikan dalam PP RI Nomor 19 tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan dalam pasal 4 ayat ayat (3) dinyatakan
bahwa : pendidikan di selenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

17
sekolah seebgai lembaga penyelenggara pendidikan dan harus pemberdayakan
seluruh komponen – komponen yang terkait dengan struktur organisasi
sekolah yaitu sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah
b. Wakil kepala sekolah
c. Tata usaha
d. Dewan guru
e. Unit laboratorium
f. Unit perpustakaan
g. Osis
h. Komite sekolah
Semua komponen tersebut mempunya peran yang harus difungsikan sesuai
dengan deskripsi tugas masing-masing, sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai, dan upaya untuk menjadikan sekolah sebagai Laboratorium
Demokrasi dapat terwujudkan

https://toaz.info/doc-viewer

BAB III
PENUTUP

18
A. Kesimpulan
Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat
turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan
rakyat.Kata “demokrasi” seiring waktu memiliki sangat banyak pengertian.
Namun, diantara banyaknya pengertian yang berbeda terdapat juga sejumlah
persamaan penting yang menunjukkan unuversalitas konsep demokrasi
berdasarkan kriteria-kriteria yang menjadi cerminan perwujudan konsep
tersebut. Hendry B. Mayo, misalnya, mencatat setidaknya ada 8 ciri utama
yang harus diperhatikan untuk menilai apakah suatu masyarakat bersifat
demokratis atau tidak.
Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat. Demokrasi langsung
merupakan sistem demokrasi yang mengikutsertakan seluruh rakyat dalam
pengambilan keputusan negara.Demokrasi tidaklangsung merupakan sistem
demokrasi yang digunakan untuk menyalurkan keinginan dari rakyat melalui
perwakilan parlemen.Demokrasi berdasarkan hubungan antar kelengkapan
negara.Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan sistem
demokrasi yang dimana rakyat memiliki perwakilan untuk menjabat
diparlemen namun tetap di kontrol oleh referendum.
Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer merupakan sistem
demokrasi yang didalamnya terdapat hubungan kuat antara badan eksekutif
dengan badan legislative.

B. Saran
Demokrasi di indonesia harus di pahami agar semua masyarakat Indonesia
bisa menggunakan demokrasi masing-masing dengan sebaik-baiknya.

19
https://www.scribd.com/document/398553431/Isi-Makalah-Hakikat-demokrasi

DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Noor Ms, 2009. Pendidikan Kewarganegaran. Pustaka Belajar : Yogyakarta.


Hak dan Kewajiban Warga Negara, https://id.wikipedia.org/wiki (diakses 20
Oktober 2021)
Feri, 2016. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Negarahttps://www.academia.edu/26351917/Makalah_Hak_Dan_Kewajiban
_Warga_Negara (diakses 20 Oktober 2021)

20
Gischa Prameswari 2021. Isi UUD 1945 Pasal 31 dan Maknanya,
https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/05/140000269/isi-uud-1945-
pasal-31-dan-maknanya (diakses 21 Oktober 2021)
Eddy, 2015. Pelanggaran hak dan Pengingkaran Kewajiban warga
Negarahttps://www.academia.edu/26351917/Makalah_Hak_Dan_Kewajiban
_Warga_Negara (diakses 20 Oktober 2021)
Alyanis, 2015. Contoh Pelanggaran hak dan Pengingkaran Kewajiban warga
Negarahttps://www.academia.edu/ (diakses 20 Oktober 2021)
Putri Atalya, 2013. Hubungan Timbal Balik antara Kewajiban dan Hak Negara terhadap Warga
Negara, https://www.academia.edu/ (diakses 21 Oktober 2021)

21

Anda mungkin juga menyukai