Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Sekolah Pancasila, Cara Ampuh Tanamkan Nilai Pancasila kepada

Generasi Minenial

Disusun oleh:

Shelby Rihadatul Huwaidah

1813019008

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA KAMPUS MADIUN

2019
ABSTRAK
Dewasa ini nilai-nilai luhur Pancasila mulai memudar sedikit demi sedikit. Banyak orang yang
mulai ketergantungan gadget dan sosial media. Sosial media sendiri memiliki dampak postif dan
negatif. Positifnya sosial media banyak memberikan informasi dari seluruh negara di dunia.
Negatifnya di generasi milenial ini banyak orang mudah tersulut emosi via sosial media, sampai
memecah belah kaum menjadi 2 kubu yaitu kubu pro dan kubu kontra.Akibat nilai-nilai luhur
Pancasila di generasi milenial ini banyak orang tidak bijak dalam ber sosial media.
Pertanyaannya apakah pancasila itu ? apakah generasi milenial itu ? bagaimana menanamkan
kembali nilai-nilai luhur Pancasila yang telah memudar di generasi milenial ?

Kata kunci : pancasila, pendidikan, milenial


Dewasa ini nilai-nilai luhur Pancasila mulai memudar sedikit demi sedikit, karena
terpengaruhnya ajaran budaya barat yang masuk di Indonesia. Apalagi di generasi milenial ini
dengan adanya internet dan teknologi yang semakin maju, sehingga memudahkan semua orang
mengakses informasi yang ada diseluruh dunia dengan cepat dan sangat mudah. Di makalah ini
akan dibahas Apa itu Pancasila ? Apa itu generasi milenial ? Bagaimana cara menanamkan nilai-
nilai luhur Pancasila kepada generasi milenial ?

Pancasila menurut Wikipedia adalah “ ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara
Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta : (panca) berarti lima dan (sila) berarti
prinsip atau asas.”

Pancasila menurut filsafat adalah filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-
cita bersama) seluruh bangsa Indonesia. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena
merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam, yang dilakukan oleh para pendahulu
kita yang kemudian dituangkan dalam suatu system yang tepat. (Dewantara 2017:11)

Menurut Ir.Soekarno Pancasila merupakan sebuah isi dalam jiwa bangsa Indonesia yang
secara turun temurun ada dalam setiap jiwa warga negara Indonesia (falsafah bangsa
Indonesia).

Pancasila ditawarkan Soekarno sebagai philosofische Grondslag (dasar, filsafat, atau


jiwa) dari Indonesia merdeka. Setelah selama tiga hari berturut-turut anggota BPUPKI
berpidato dan menawarkan aneka gagasan mengenai dasar apa yang dipakai bagi
Indonesia merdeka nanti, tibalah saatnya bagi Soekarno untuk menyampaikan hal yang
sama. (Dewantara 2017:59-60)
Selanjutnya Soekarno menguraikan dasar-dasar apa saja yang perlu dimiliki bagi
bangunan Indonesia merdeka. Dasar-dasar yang ia sebutkan adalah kebangsaan
Indonesia, internasionalisme (kemanusiaan), mufakat/permusyawaratan, kesejahteraan
(keadilan sosial), dan akhirnya Ketuhanan. Kelima prinsip itulah yang dia namakan
Pancasila, dan diusulkannya sebagai Weltanschauung negara Indonesia merdeka.
(Dewantara 2017:62)
Pancasila sebagai dasar negara memegang peranan penting bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pancasila merupakan sebuah landasan dasar ideologi bangsa yang harus dipahami,
sehingga dapat membentuk jati diri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun
Pancasila bukan sekedar sebagai dasar ideologi saja, di dalamnya terdapat sosok yang memiliki
peranan penting, terutama para pemuda. Pemuda memiliki peranan penting untuk menjaga
keutuhan Pancasila. Namun, di era milenial nilai-nilai luhur Pancasila sudah tidak lagi terjaga
dengan baik dan bukan hal mudah mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara. Terlebih
dengan kehadiran sosial media yang banyak digunakan oleh kaum milenial. Informasi yang viral
di sosial media, tidak jarang menjadi konflik di dunia nyata. Seperti contoh kasus postingan
status di sosial media yang berujung jalur hukum, padahal hanya tulisan tetapi bisa
membui/memenjarakan seseorang. Seperti contoh artikel dibawah ini.

https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/nasional/2019/10/13/ -istri-nyinyir-wiranto-hingga-suami-
dicopot-dari-jabatan-hendi-saya-prajurit-setia

Artikel diatas merupakan contoh tidak bijaknya dalam bersosial media. Seharusnya
sebelum memberikan komentar hendaklah berfikir dahulu. Komentar itu menyakiti perasaan
orang lain atau tidak, apabila komentar itu menyakiti lebih baik tidak usah berkomentar di sosial
media.
Apakah generasi milenial itu ? Menurut artikel DBS milenial atau disebut juga generasi
Y yaitu generasi setelah generasi X, yang lahir diantara tahun 1980an hingga 2000an. Saat ini
usia mereka berada di pertengahan 20 tahun dan pertengahan 30 tahun.

Menurut saya sendiri generasi milenial yaitu generasi yang sudah terkontaminasi oleh
ilmu teknologi dan sudah kecanduan dengan gadget. Hingga melupakan dunia nyata karena
terlalu sibuk dengan dunia maya(sosial media).

Di generasi milenial ini semua orang kini seolah mudah disulut emosinya via sosial
media ,sehingga banyak orang yang berbondong-bondong mencari informasi untuk dijadikan
bahan perbincangan di media sosial, tidak peduli informasi itu asli atau hoax.

Berdasarkan dari persoalan diatas, ada sebuah artikel di internet tentang bagaimana cara
menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila yang mulai memudar. Yaitu dengan mengikuti sekolah
Pancasila di Bogor. Komunitas Pancasila Muda (sekolah Pancasila) memiliki formula khusus
untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai Pancasila kepada generasi milenial, yaitu
menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan zaman.

https://m.liputan6.com/news/read/4085298/sekolah-pancasila-cara-ampuh-tanamkannilai-pancasila-ke-generasi-milenial
Dedi Triadi, Kepala Sekolah Pancasila Muda mengatakan, Sekolah Pancasila ini untuk
memancing kepedulian generasi milenial agar menjaga Pancasila dan ber sosial media secara
bijak. Tak hanya itu, para peserta juga diharapkan dapat menerapkan dan menyebarkan nilai-nilai
Pancasila Melalui media sosial. Misalnya, membuat konten-konten positif yang mencerahkan.

“Kita hanya memacu anak muda untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila secara
sederhana, tidak terlalu rumit. Setidaknya di kehidupan sehari-hari mengaplikasikan yang
positif di medsos, ” terang Dedi di sla kegiatan Sekolah Pancasila di Bogor, Minggu
(13/10/2019).

Menurutnya, para peserta nantinya hanya cukup membiasakan diri menjalankan pikiran
dan memainkan jemarinya dengan membuat konten-konten menarik namun positif, dan di
dalamnya tertuang nilai-nilai Pancasila.

Sementara itu, pada agenda Sekolah Pancasila Muda yang kedua ini diselenggarakan di
Hotel Permata, Bogor. Dihadiri sebanyak 85 peserta anak muda dari berbagai daerah dan latar
belakang. Mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa, karyawan swasta, hingga vlogger. Para
permateri berasal dari berbagai kalangan mulai pelaku medsos, praktisi pemerintahan, hingga
jurnalis.

Berdasarkan artikel diatas, menurut pendapat saya kurang efekif bila mengadakan
sekolah Pancasila. Memang di sekolah itu nanti akan diajarkan banyak hal tentang nilai-nilai
luhur Pancasila dengan penyampaian yang lebih modern, atau menjelaskan dengan media lain
(contohnya membuat konten video tentang Pancasila) sehingga lebih mudah dipelajari daripada
belajar menggunakan buku atau materi yang membuat cepat bosan.

Seperti yang saya katakan diawal acara ini kurang efektif, karena pasti banyak yang
malas mengikuti sekolah ini karena tipikal orang Indonesia (pemalas) jadi setelah membaca dari
judulnya saja orang-orang pasti sudah berfikir “ah sekolah... pasti membosankan”. Oleh karena
itu, hanya sedikit orang yang berminat mengikuti sekolah ini.
Menurut saya cara yang cukup efektif yaitu dengan membuat konten tentang Pancasila
yang dibuat se kreatif mungkin, supaya orang-orang tidak jenuh menontonnya, dan diunggah ke
sosial media. Karena hampir seluruh orang di generasi milenial ini menggunakan gadget.

Atau mengadakan sosialisasi tentang pentingnya nilai-nilai luhur Pancasila, tetapi untuk
tema memilih yang tidak terlalu berat pembahasannya supaya yang mendengarkan penjelasan
narasumber dari sosialisasi tidak merasa cepat bosan.

Cara lainnya yaitu dengan mengikuti acara/kegiatan kemanusiaan supaya bisa


menghargai antar sesama dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Kesimpulan dari pembahasan di atas bahwa ideologi Pancasila harus menjadi dasar
pemikiran kita dalam bertindak atau melakukan suatu hal, termasuk dalam menggunakan sosial
media. Agar tidak menimbulkan sara, hoax, pro dan kontra antar sesama, antar suku, antar
bangsa, antar budaya supaya tidak terjadi perpecahan kerukunan.
Daftar Pustaka

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.

Dewantara, A. INTERNALISASI NILAI-NILAI DALAM PANCASILA PADA KALANGAN


PELAJAR.

Dewantara, A. Bagaimana Indonesia Tanpa Adanya Pancasila.

https://www.liputan6.com/news/read/4085298/sekolah-pancasila-cara-ampuh-tanamkan-nilai-pancasila-
ke-generasi-milenial

https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila

https://brainly.co.id/tugas/377400

https://www.dbs.com/spark/index/id_id/site/pillars/2018-5-cara-kerja-lebih-efektif-untuk-generasi-
millennial.html

https://www.tribunnews.com/nasional/2019/10/13/istri-nyinyir-wiranto-hingga-suami-dicopot-dari-
jabatan-hendi-saya-prajurit-setia

Anda mungkin juga menyukai