Anda di halaman 1dari 2

Putri Puspita Sari B12.2019.

03982

1. Kondisi neraca perdangan Indonesia pada bulan Januari-September 2021 secara


keseluruhan tercatat surplus 25,07 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan capaian pada periode yang sama tahun 2020 sebesar 13,35 miliar dolar AS.
Berkaitan dengan kinerja ekspor impor, surplus neraca perdagangan di tahun 2021
dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap tinggi. Pada
September 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 5,30 miliar dolar AS,
lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Agustus 2021 sebesar 5,73 miliar
dolar AS. Ekspor nonmigas pada September 2021 tetap kuat yakni sebesar 19,67
miliar dolar AS, meskipun menurun dibandingkan dengan capaian pada bulan
sebelumnya sebesar 20,36 miliar dolar AS. Ekspor komoditas berbasis sumber daya
alam, seperti bahan bakar mineral termasuk batu bara, serta produk manufaktur,
seperti besi dan baja, kendaraan dan bagiannya, serta mesin dan peralatan mekanis
tercatat meningkat. Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok,
Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring dengan pemulihan permintaan
global. Sementara itu, impor nonmigas tetap kuat pada seluruh komponen, sejalan
dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut. Adapun, defisit neraca
perdagangan migas relatif stabil dari 0,98 miliar dolar AS pada Agustus 2021 menjadi
0,93 miliar dolar AS pada September 2021, dipengaruhi oleh kinerja ekspor dan
impor migas yang solid.
2. Peran pemerintah sebagai upaya menanggulangi kemiskinan yang meningkat di era
pandemi diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Menyalurkan bantuan sosial (bansos) dan bantuan pangan nontunai (BPNT)
kepada masyarakat, kabarnya jumlah untuk sembako bansos, PKH dan BPNT
yang dianggarkan adalah sebesar Rp 203,9 triliun. Program ini merupakan
program lama yang jumlahnya ditambah oleh pemerintah.
b. Mendanai kartu prakerja, dengan dana yang diberikan sebesar Rp 20 triliun,
pemerintah berharap masyarakat yang belum bekerja dapat menggunakannya
dengan melaksanakan pembinaan dan pelatihan.
c. Memberi subsidi listrik 100% bagi masyarakat yang menggunakan daya 450 watt,
serta 50% bagi pengguna daya 900 watt.
d. Pemberian subsidi bagi pelaku UMKM serta penempatan dana pemerintah pada
sektor perbankan sebagai bantuan untuk para pelaku usaha.
e. Melakukan pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan pendapatan seperti
peningkatan akses permodalan, peningkatan kualitas produk dan akses pemasaran,
pengembangan keterampilan dan layanan usaha, serta pengembangan
kewirausahaan, kemitraan, dan keperantaraan.
3. Upaya pemerintah guna menjaga eksistensi sektor pertanian adalah sebagai berikut:
a. Memberikan stimulus dan insentif khusus bagi para petani, beberapa programnya
diantaranya adalah Program Padat Karya Pertanian, Program Padat Karya
Perikanan, Banpres Produktif UMKM Sektor Pertanian, Subsidi Bunga
Mikro/Kredit Usaha Rakyat, dan Dukungan Pembiayaan Koperasi dengan Skema
Dana Bergulir.
b. Mengadakan pelatihan manajemen agrobisnis yang dilakukan antara kerjasama
pemerintah dengan pihak luar. Pelatihan ini juga turut dihadiri oleh para pelaku
usaha dari beberapa negara untuk bertukar pengalamam dalam rangka
mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) dibidang pertanian.
4. Kondisi pengangguran di Indonesia pada tahun 2021 mengalami penurunan dibanding
periode sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran
di Indonesia ada sebanyak 9,1 juta orang per Agustus 2021. Jumlah tersebut turun
sekitar 670.000 orang dari posisi per Agustus 2020 yang mencapai 9,77 juta orang.
Sebenarnya, ketika tingkat pengangguran naik, maka tingkat kemiskinan juga naik
dan ketika tingkat pengangguran menurun maka tingkat kemiskinan juga ikut turun.
Dalam teori, selalu ada hubungan antara pengangguran dan kemiskinan. Karena
masyarakat yang menganggur tidak mempunyai penghasilan dan pengaruhnya adalah
pasti miskin. Namun pada periode ini, di Indonesia terjadi peningkatan kemiskinan
dan penurunan pada pengangguran. Walau tingkat pengangguran menurun,
kemiskinan terus meningkat dikarenakan terus bertambahnya jumlah penduduk yang
berbanding terbalik dengan jumlah pendapatan yang diperoleh.
5. Pada tugas akhir, saya dan kelompok menggunakan judul “Strategi Pemulihan
Ekonomi Pasca Pandemi Melalui Sektor UMKM dan Pariwisata” dengan detail
sebagai berikut:
a. Latar Belakang
Wabah coronavirus (COVID-19) telah menyebar hampir hingga keseluruh penjuru
dunia. Seluruh tingkat kehidupan di dunia terkena dampaknya, yang menyebabkan
timbulnya banyak kendala pada berbagai sector kehidupan. Wabah yang dimulai
pada akhir tahun 2019 ini, ditetapkan sebagai pandemic oleh World Health
Organization (WHO) pada bulan maret 2020. Mayoritas negara di dunia
terjangkit wabah tersebut, termasuk Indonesia. Berbagai negara di dunia
mengambil kebijakan lockdown social distancing, sebagai upaya menyegerakan
penghentian penyebaran Covid-19. Di Indonesia, pemerintah mengambil tindakan
dengan menerapkan sistem PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar).
Dengan tujuan untuk memutus rantai wabah COVID-19, PSBB juga menimbulkan
dampak ekonomi dan sosial bagi Indonesia. Dampak tersebut sangat dirasakan
khususnya UMKM dan pariwisata, karena kedua sektor tersebut memiliki
pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu perlu
ada strategi khusus dalam pemulihan ekonomi.
b. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, berbagai perumusan masalah yang tersusun
adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana strategi pemerintah guna menanggulangi perekonomian yang
terdampak wabah COVID-19?
2) Apa strategi yang dilakukan pemerintah guna mengatasi permasalahan
ekonomi melalui sector UMKM dan Pariwisata?
3) Apa saja faktor yang dapat memperkuat dan memperlemah strategi pemerintah
dalam menanggulangi dampak perekonomian pada sektor UMKM dan
Pariwisata?

Anda mungkin juga menyukai