1. Kondisi neraca perdangan Indonesia pada bulan Januari-September 2021 secara
keseluruhan tercatat surplus 25,07 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2020 sebesar 13,35 miliar dolar AS. Berkaitan dengan kinerja ekspor impor, surplus neraca perdagangan di tahun 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap tinggi. Pada September 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 5,30 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Agustus 2021 sebesar 5,73 miliar dolar AS. Ekspor nonmigas pada September 2021 tetap kuat yakni sebesar 19,67 miliar dolar AS, meskipun menurun dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 20,36 miliar dolar AS. Ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bahan bakar mineral termasuk batu bara, serta produk manufaktur, seperti besi dan baja, kendaraan dan bagiannya, serta mesin dan peralatan mekanis tercatat meningkat. Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring dengan pemulihan permintaan global. Sementara itu, impor nonmigas tetap kuat pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut. Adapun, defisit neraca perdagangan migas relatif stabil dari 0,98 miliar dolar AS pada Agustus 2021 menjadi 0,93 miliar dolar AS pada September 2021, dipengaruhi oleh kinerja ekspor dan impor migas yang solid. 2. Peran pemerintah sebagai upaya menanggulangi kemiskinan yang meningkat di era pandemi diantaranya adalah sebagai berikut: a. Menyalurkan bantuan sosial (bansos) dan bantuan pangan nontunai (BPNT) kepada masyarakat, kabarnya jumlah untuk sembako bansos, PKH dan BPNT yang dianggarkan adalah sebesar Rp 203,9 triliun. Program ini merupakan program lama yang jumlahnya ditambah oleh pemerintah. b. Mendanai kartu prakerja, dengan dana yang diberikan sebesar Rp 20 triliun, pemerintah berharap masyarakat yang belum bekerja dapat menggunakannya dengan melaksanakan pembinaan dan pelatihan. c. Memberi subsidi listrik 100% bagi masyarakat yang menggunakan daya 450 watt, serta 50% bagi pengguna daya 900 watt. d. Pemberian subsidi bagi pelaku UMKM serta penempatan dana pemerintah pada sektor perbankan sebagai bantuan untuk para pelaku usaha. e. Melakukan pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan pendapatan seperti peningkatan akses permodalan, peningkatan kualitas produk dan akses pemasaran, pengembangan keterampilan dan layanan usaha, serta pengembangan kewirausahaan, kemitraan, dan keperantaraan. 3. Upaya pemerintah guna menjaga eksistensi sektor pertanian adalah sebagai berikut: a. Memberikan stimulus dan insentif khusus bagi para petani, beberapa programnya diantaranya adalah Program Padat Karya Pertanian, Program Padat Karya Perikanan, Banpres Produktif UMKM Sektor Pertanian, Subsidi Bunga Mikro/Kredit Usaha Rakyat, dan Dukungan Pembiayaan Koperasi dengan Skema Dana Bergulir. b. Mengadakan pelatihan manajemen agrobisnis yang dilakukan antara kerjasama pemerintah dengan pihak luar. Pelatihan ini juga turut dihadiri oleh para pelaku usaha dari beberapa negara untuk bertukar pengalamam dalam rangka mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) dibidang pertanian. 4. Kondisi pengangguran di Indonesia pada tahun 2021 mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia ada sebanyak 9,1 juta orang per Agustus 2021. Jumlah tersebut turun sekitar 670.000 orang dari posisi per Agustus 2020 yang mencapai 9,77 juta orang. Sebenarnya, ketika tingkat pengangguran naik, maka tingkat kemiskinan juga naik dan ketika tingkat pengangguran menurun maka tingkat kemiskinan juga ikut turun. Dalam teori, selalu ada hubungan antara pengangguran dan kemiskinan. Karena masyarakat yang menganggur tidak mempunyai penghasilan dan pengaruhnya adalah pasti miskin. Namun pada periode ini, di Indonesia terjadi peningkatan kemiskinan dan penurunan pada pengangguran. Walau tingkat pengangguran menurun, kemiskinan terus meningkat dikarenakan terus bertambahnya jumlah penduduk yang berbanding terbalik dengan jumlah pendapatan yang diperoleh. 5. Pada tugas akhir, saya dan kelompok menggunakan judul “Strategi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Melalui Sektor UMKM dan Pariwisata” dengan detail sebagai berikut: a. Latar Belakang Wabah coronavirus (COVID-19) telah menyebar hampir hingga keseluruh penjuru dunia. Seluruh tingkat kehidupan di dunia terkena dampaknya, yang menyebabkan timbulnya banyak kendala pada berbagai sector kehidupan. Wabah yang dimulai pada akhir tahun 2019 ini, ditetapkan sebagai pandemic oleh World Health Organization (WHO) pada bulan maret 2020. Mayoritas negara di dunia terjangkit wabah tersebut, termasuk Indonesia. Berbagai negara di dunia mengambil kebijakan lockdown social distancing, sebagai upaya menyegerakan penghentian penyebaran Covid-19. Di Indonesia, pemerintah mengambil tindakan dengan menerapkan sistem PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar). Dengan tujuan untuk memutus rantai wabah COVID-19, PSBB juga menimbulkan dampak ekonomi dan sosial bagi Indonesia. Dampak tersebut sangat dirasakan khususnya UMKM dan pariwisata, karena kedua sektor tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu perlu ada strategi khusus dalam pemulihan ekonomi. b. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, berbagai perumusan masalah yang tersusun adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana strategi pemerintah guna menanggulangi perekonomian yang terdampak wabah COVID-19? 2) Apa strategi yang dilakukan pemerintah guna mengatasi permasalahan ekonomi melalui sector UMKM dan Pariwisata? 3) Apa saja faktor yang dapat memperkuat dan memperlemah strategi pemerintah dalam menanggulangi dampak perekonomian pada sektor UMKM dan Pariwisata?