Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MATA KULIAH

EVIDENCE BASED

“ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN


BENDUNGAN ASI DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI”

DI SUSUN OLEH: KELOMPOK II


HENNY KURNIATI
USWATUN HASANAH
YOSI OKTADINI TRESNAWATI
ERMA YUNITA
OVA TRI PRASETYA MAYASARIE
LIZA OKTAVIANA
SUS JUBARTI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI JURUSAN


KEBIDANAN PRODI D IV ALIH JENJANG B
TAHUN 2021
LATAR BELAKANG
Cakupan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif bayi di seluruh dunia sebesar 41%,
sedangkan target WHO untuk ASI eksklusif di dunia sebesar 70% (Global
Breastfeeding Collective, UNICEF, & WHO, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui secara global masih jauh dari target
yang ditetapkan.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2019
persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD di Indonesia sebesar 75,58%,
bayi mendapat ASI eksklusif sebesar 67,74%, hal ini dipastikan telah melebihi
target Renstra 2019 yaitu sebesar 50% 5. Sedangkan menurut Dinas Kesehatan
Provinsi Jambi pada tahun 2018, pemberian ASI Eksklusif di Provinsi Jambi hanya
59,36%, hal ini belum mencapai target pemberian ASI Eksklusif Provinsi
yaitu sebesar 61%. Pemberian ASI Eksklusif tertinggi ada di Kabupaten Merangin
yaitu 88,75% dan 2 terendah ada di Kota Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung
Barat sebesar 42,76% dan 30,91%.
Adapun kendala yang sering menjadi alasan ibu tidak memberikan ASI
eksklusif yaitu produksi ASI yang kurang, ibu kurang memahami tata laksana
laktasi yang benar, dan kelainan pada ibu (puting ibu lecet, puting ibu luka,
payudara bengkak, mastitis dan abses, ibu yang hamil lagi padahal masih
menyusui, dan ibu bekerja).

Dampak yang akan ditimbulkan jika bendungan ASI tidak teratasi yaitu
akan terjadi mastitis dan abses payudara. Mastitis merupakan inflamasi
atau infeksi payudara dimana gejalanya yaitu payudara keras, memerah,
dan nyeri, dapat disertai demam >380C (Kemenkes RI, 2013: 223)
sedangkan abses payudara merupakan komplikasi lanjutan setelah
terjadinya mastitis dimana terjadi penimbunan nanah
didalam payudara (Rukiyah, Yulianti, 2012: 27).
BENDUNGAN ASI
Bendungan ASI adalah terkumpulnya ASI didalam payudara
akibat penyempitan duktus laktiferus atau kelenjar yang
tidak dikosongkan dengan sempurna pada saat menyusui
bayi atau karena kelainan pada puting susu
(Rukiyah,Yulianti, 2012: 20).

Bendungan ASI adalah bendungan yang terjadi pada


kelenjar payudara oleh karena ekspansi dan tekanan dari
produksi dan penampungan ASI. Bendungan ASI terjadi
pada hari ke 3-5 setelah persalinan (Kemenkes RI, 2013:227)
PENYEBAB
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI,
yaitu:
1. Pengosongan mammae yang tidak sempurna
2. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif
3. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar
4. Puting susu terbenam
5. Puting susu terlalu panjang
GAMBAR BENDUNGAN ASI
PEMBAHASAN
Langkah I : Pengkajian
Terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang
timbul pada kasus bendungan ASI. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kasus.

Langkah II : Identifikasi Masalah Aktual


Demam yang dialami oleh ibu merupakan gejala dari bendungan ASI saja
karena pada saat dilakukan pemeriksaan fisik (head to toe) tidak ditemukan
suatu masalah lain yang dapat menimbulkan demam pada ibu.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian data tidak ada perbedaan
dengan tinjauan kepustakaan yang ditemukan pada kasus.

Langkah III : Mengindentifikasikan diagnose atau masalah potensial


Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah teridentifikasi.
Identifikasi diagnosis potensial yaitu mengantisipasi segala sesuatu yang
mungkin terjadi (Mangkuji, dkk, 2013).
Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Tindakan segera atau kolaborasi dilakukan berdasarkan indikasi yang
memerlukan penanganan yang cepat dan tepat sehingga memerlukan
kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang ahli dibidangnya. Berdasarkan kasus
ini, tidaka ada data yang mendukung perlunya tindakan segera.

Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh


Dalam tahap ini penulis melakukan asuhan kebidanan selama 2 hari
di RSUD dan 1 hari dirumah klien. Berdasarkan perencanaan yang telah
disusun sesuai kebutuhan klien, sehingga tidak ada kesenjangan antara
tinjauan pustaka dengan kasus yang ada.

Langkah VII : Evaluasi


Keberhasilan asuhan ini juga ditandai dengan pemahaman ibu mengenai cara
dan teknik menyusui yang baik dan benar, cara melakukan perawatan payudara
serta menyusui bayinya secara on demand. Kondisi kesehatan ibu yang sudah
membaik dimana bendungan ASI tidak menjadi mastitis . Semua data hingga
penatalaksanaan didokumentasikan oleh puskesmas dan peneliti.
Dengan demikian dapat terlihat bahwa proses Manajemen Asuhan Kebidanan
yang diterapkan pada Ny “K” Post Partum Hari Ketiga dengan bendungan ASI
cukup berhasil dan efektif.
KESIMPULAN
SARAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai