Disusun Oleh : Ova Tri Prasetia Mayasarie PO71241210093
D4 ALIH JENJANG KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAMBI TAHUN 2021/2022 Ki Hadjar Dewantara “Lebih baik tak punya apa-apa tapi senang hati daripada bergelimang harta namun tak bahagia”
•Terlahir di keluarga bangsawan, tepatnya putra
GPH Soerjaningrat dan cucu Pakualam III, R. Soewardi Soerjaningrat • Mendirikan Indische Partij pada 25 Desember 1912 bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. •Pendiri Taman Siswa pada tahun 1922 •28 April 1959, Ki Hadjar meninggal dunia dan dimakamkan di Yogyakarta. Nilai – nilai Integritas yang bisa diteladanin dari beliau :
BERANI : Karena penanya yang tajam dan
kiprah politiknya , Ki Hadjar pada usia 40 tahun sangat dimusuhin oleh pemerintah colonial belanda dan menjalanin hukuman masa pembuangan di tempat terpencil di Negeri kincir angin selama 5 tahun bersama 2 sahabatnya Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo KERJA KERAS Selama lima tahun, Ki Hadjar : menjalani masa pembuangan di Negeri Kincir Angin. Kesempatan itu digunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran hingga akhirnya Ki Hadjar mendapatkan Europeesche Akte yang memungkinkannya mendirikan lembaga pendidikan
SEDERHANA Orang pertama yang menjabat
: Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia, Ki Hadjar pulang larut malam. Tak ada pesta atau makan besar istimewa serta ia tak sungkan membeli perabotan bekas dari teman atau pelelangan Mohammad Hatta “Setiap perbuatan adalah demi Negara yang dicintai, janganlah berkhianat”
•Mohammad Hatta ekonom jempolan dan orang pertama
yang menjabat wakil presiden, Dia lahir di Bukttinggi, 12 Agustus 1902 dari ayah keluarga ulama dan ibu pedagang •Memulai pendidikan di Sekolah Rakyat Melayu Fort De kock pada 1913, Hatta pindah ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang pada 1916. Setelah lulus, ia meneruskan studi ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di kota yang sama. Pada 1921 semasa menimba ilmu di Nederland Handelshogeschool di Rotterdam Ia bergabung dengan Indische Vereniging yang lantas berubah menjadi Perhimpunan Indonesia Pada 1926, Hatta menjadi pemimpin organisasi pergerakan nasional di Belanda. Pada tahun 1945 Hatta mendampingi Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, menjabat menteri luar negeri dan perdana menteri Hatta meninggal pada 14 Maret 1980 setelah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Jenazahnya kemudian dikebumikan di TPU Tanah Kusir. Nilai – nilai Integritas yang bisa diteladanin dari beliau :
JUJUR : sisa uang pengobatan di bangkok yang
diberikan pemerintah dikembalikan melalui kedubes RI di Bangkok dikarenakan ongkos pengobatan tak sebesar dugaan
KERJA KERAS : Bung Hatta berusaha menabung
untuk membeli sepatu Bally adalah merek sepatu bermutu tinggi impiannya Peduli : uang tabungannya selalu terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu kerabat dan handai taulan yang datang meminta pertolongan
Disiplin : Kepentingan negara tidak ada
sangkut pautnya dengan usaha memupuk kepentingan keluarga. Rahasia negara adalah tetap rahasia