Anda di halaman 1dari 29

Biografi Ki Hajar Dewantara - Pahlawan Indonesia.

Tokoh berikut ini dikenal sebagai


pelopor pendidikan untuk masyarakat pribumi di Indonesia ketika masih dalam masa penjajahan
Kolonial Belanda. Mengenai profil Ki Hajar Dewantara sendiri, beliau terlahir dengan nama
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang kemudian kita kenal sebagai Ki Hadjar Dewantara.
Beliau sendiri lahir di Kota Yogyakarta, pada tanggal 2 Mei 1889, Hari kelahirannya kemudian
diperingati setiap tahun oleh Bangsa Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Beliau sendiri
terlahir dari keluarga Bangsawan, ia merupakan anak dari GPH Soerjaningrat, yang merupakan
cucu dari Pakualam III. Terlahir sebagai bangsawan maka beliau berhak memperoleh pendidikan
untuk para kaum bangsawan.

Mulai Bersekolah dan Menjadi Wartawan


Ia pertama kali bersekolah di ELS yaitu Sekolah Dasar untuk anak-anak Eropa/Belanda dan juga
kaum bangsawan. Selepas dari ELS ia kemudian melanjutkan pendidikannya di STOVIA yaitu
sekolah yang dibuat untuk pendidikan dokter pribumi di kota Batavia pada masa kolonial Hindia
Belanda, yang kini dikenal sebagai fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Meskipun
bersekolah di STOVIA, Ki Hadjar Dewantara tidak sampai tamat sebab ia menderita sakit ketika
itu.

Ki Hadjar Dewantara cenderung lebih tertarik dalam dunia jurnalistik atau tulis-menulis, hal ini
dibuktikan dengan bekerja sebagai wartawan dibeberapa surat kabar pada masa itu, antara lain,
Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan
Poesara. Gaya penulisan Ki Hadjar Dewantara pun cenderung tajam mencerminkan semangat
anti kolonial. Seperti yang ia tuliskan berikut ini dalam surat kabar De Expres pimpinan Douwes
Dekker :
..Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di
negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan
saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan
untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka,
dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu!
Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan
sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang
tidak ada kepentingan sedikit pun baginya.
Tulisan tersebut kemudian menyulut kemarahan pemerintah Kolonial Hindia Belanda kala itu
yang mengakibatkan Ki Hadjar Dewantara ditangkap dan kemudian ia diasingkan ke pulau
Bangka dimana pengasingannya atas permintaannya sendiri. Pengasingan itu juga

mendapat protes dari rekan-rekan organisasinya yaitu Douwes Dekker dan Dr. Tjipto
Mangunkusumo yang kini ketiganya dikenal sebagai 'Tiga Serangkai'. Ketiganya kemudian
diasingkan di Belanda oleh pemerintah Kolonial.

Masuk Organisasi Budi Utomo


Berdirinya organisasi Budi Utomo sebagai organisasi sosial dan politik kemudian mendorong Ki
Hadjar Dewantara untuk bergabung didalamnya, Di Budi Utomo ia berperan sebagai propaganda
dalam menyadarkan masyarakat pribumi tentang pentingnya semangat kebersamaan dan
persatuan sebagai bangsa Indonesia. Munculnya Douwes Dekker yang kemudian mengajak Ki
Hadjar Dewantara untuk mendirikan organisasi Indische Partij.
Dipengasingannya di Belanda kemudian Ki Hadjar Dewantara mulai bercita-bercita untuk
memajukan kaumnya yaitu kaum pribumi. ia berhasil mendapatkan ijazah pendidikan yang
dikenal dengan nama Europeesche Akte atau Ijazah pendidikan yang bergengsi di belanda.
Ijazah inilah yang membantu beliau untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang akan
ia buat di Indonesia. Di Belanda pula ia memperoleh pengaruh dalam mengembangkan sistem
pendidikannya sendiri.

Kembali Ke Indonesia dan Mendirikan Taman Siswa


Kemudian pada tahun 1919, ia kembali ke Indonesia dan langsung bergabung sebagai guru di
sekolah yang didirikan oleh saudaranya. Pengalaman mengajar yang ia terima di sekolah tersebut
kemudian digunakannya untuk membuat sebuah konsep baru mengenai metode pengajaran pada
sekolah yang ia dirikan sendiri pada tanggal 3 Juli 1922, sekolah tersebut bernama Nationaal
Onderwijs Instituut Tamansiswa yang kemudian kita kenal sebagai Taman Siswa.

Di usianya yang menanjak umur 40 tahun, tokoh yang dikenal dengan nama asli Raden Mas
Soewardi Soerjaningrat resmi mengubah namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara, hal ini ia
maksudkan agar ia dapat dekat dengan rakyat pribumi ketika itu.

Semboyan Ki Hadjar Dewantara


Ia pun juga membuat semboyan yang terkenal yang sampai sekarang dipakai dalam dunia
pendidikan Indonesia yaitu :

 Ing ngarso sung tulodo (di depan memberi contoh).


 Ing madyo mangun karso, (di tengah memberi semangat).
 Tut Wuri Handayani, (di belakang memberi dorongan).

Penghargaan Pemerintah Kepada Ki Hadjar Dewantara


Selepas kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tahun 1945, Ki Hadjar Dewantara kemudian
diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri pengajaran Indonesia yang kini dikenal dengan
nama Menteri Pendidikan. Berkat jaa-jasanya, ia kemudian dianugerahi Doktor Kehormatan dari
Universitas Gadjah Mada.

Selain itu ia juga dianugerahi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan juga sebagai
Pahlawan Nasional oleh presiden Soekarno ketika itu atas jasa-jasanya dalam merintis
pendidikan bangsa Indonesia. Tanggal kelahiran beliau pun diperingati setiap tahun sebagai Hari
Pendidikan Nasional. Ki Hadjar Dewantara Wafat pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta dan
dimakamkan di Taman Wijaya Brata. Wajah beliau diabadikan pemerintah kedalam uang
pecahan sebesar 20.000 rupiah.

Struktur teks biografi terdiri dari orientasi, peristiwa dan masalah, serta reorientasi. Orientasi
berisi gambaran awal tentang tokoh atau pelaku di dalam teks biografi. Peristiwa atau kejadian
berisi penjelasan yang berisi peristiwa-peristiwa yang terjadi atau pernah dialami oleh tokoh,
termasuk masalah yang dihadapinya dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Hal yang menarik,
mengesankan, mengagumkan, dan mengharukan yang dialami tokoh juga diuraikan dalam
bagian peristiwa. Sementara itu, reorientasi berisi pandangan penulis terhadap tokoh yang
diceritakan. Reorientasi bersifat opsional, boleh ada, boleh juga tidak ada.

Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dab graphien yang berarti
tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Maka dapat
disimpulkan bahwa teks Biografi adalah teks yang berisikan tentang kisah riwayat hidup
seseorang. Ciri-ciri teks biografi antara lain memuat informasi berdasarkan fakta (faktual) dalam
bentuk narasi. Faktualnya berdasarkan pengalaman hidup seseorang yang patut diteladani.
Beberapa contoh biografi antara lain biografi tokoh-tokoh nasional Indonesia, satu diantaranya
adalah Ki Hajar Dewantara seperti di bawah ini.

Struktur Teks Kalimat


Orientasi Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.
Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan
keluarga keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan
ingin dekat dengan rakyatnya. Ketika berusia 40 tahun menurut hitungan
Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki
Hajar Dewantara. Tujuannya berganti nama adalah agar ia dapat bebas dekat
dengan rakyatnya.
Peristiwa dan Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan
Masalah perjuangan dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negaranya. Ki
Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar
Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah
Dokter Bumiputera). Setelah itu, Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai
wartawan di beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo, Midden Java, De
Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

Ki Hajar Dewantra juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun
1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo. Pada tanggal 25 Desember
1912, ia mendirikan Indische Partij bersama dengan Douwes Dekker, dan dr.
Cipto Mangoenkoesoemo. Organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda
karena dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.

Semangat Ki Hajar Dewantara terus menggebu. Pada bulan November 1913


ia membentuk Komite Bumipoetra. Komite Boemipoetra melancarkan kritik
terhadap Pemerintah Belanda yang ingin merayakan seratus tahun kebebasan
Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya.
Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur
Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang (internering) ke Pulau Bangka
tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia dibuang ke Negara Belanda bersama
kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 setelah
memperoleh Europeesche Akte.
Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan
seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional, yaitu
Nationaal Onderwijs Institut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman
Siswa). Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan
nasional bagi bangsa Indonesia. Ki Hajar Dewantara pernah menjabat
sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Ki
Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan
pendidikan yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan
Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai pahlawan pergerakan nasional
melalui surat keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28
November 1959. Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 28 April
1959 di Yogyakarta. Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangannya,
penerus Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya di
Yogyakarta.
Reorientas Sebagai pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia, semangat dan
jasa Ki Hajar Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan. Semoga
apa yang dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju
masa depan yang lebih baik.

Teks Biografi

Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh dirinya sendiri disebut autobiografi.
Dalam teks biografi memuat hal-hal sebagai berikut:

1. identitas (nama, tempat, tanggal lahir, latar belakang keluarga, dll)


2. peristiwa yang dialami sesorang (karya dan penghargaan yang diterima dan
permasalahan yang dihadapinya)

Ciri-ciri Teks Biografi:


1. Strukturnya terdiri atas: Orientasi, Peristiwa/ Masalah, dan Reorientasi.
2. Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual) dalam bentuk narasi.
3. Faktualnya berdasarkan pengalaman hidup seseorang yang patut diteladani.

MEMBANGUN KONTEKS
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan inspirator bangsa? Jika berbicara
tentang inspirator bangsa, ingatan kita akan terbawa kepada orang yang telah berjasa
pada bangsa dan negaranya. Bung Karno dan Bung Hatta merupakan tokoh yang
dipandang sebagai inspirator bangsa. Meskipun kedua tokoh proklamasi itu sudah tiada,
semangat dan jasa mereka masih tetap dikenang hingga sekarang.
Inspirator bangsa adalah orang yang telah berjasa kepada bangsa dan negara
dengan prestasi dan usahanya sehingga menjadi motivasi dan panutan bagi orang lain
untuk kehidupan yang lebih baik. Kita sebagai penerus bangsa jangan pernah melupakan
jasa orang-orang yang telah berjasa bagi bangsa dan negara.
Bacalah teks biografi berikut ini!

Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia

Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia


lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan keluarga Keraton
Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin dekat dengan rakyatnya.
Ketika berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi
Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Tujuannya berganti nama
adalah agar ia dapat bebas dekat dengan rakyatnya.
Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan
dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negara. Ki Hajar Dewantara menamatkan
Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke
STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera). Ia tidak dapat menamatkan pendidikan di sekolah
tersebut karena sakit. Setelah itu, ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar,
seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja
Timoer, dan Poesara. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik
sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
Ki Hajar Dewantara juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun
1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan
menggugah kesadaran masyarakat Indonesia. Ia selalu menyampaikan tentang
pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Pada tanggal 25
Desember 1912, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran
nasionalisme Indonesia) bersama dengan Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi)
dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. Akan tetapi, organisasi ini ditolak oleh pemerintahan
Belanda karena dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
Ki Hajar Dewantara terus menggebu. Pada bulan November 1913 ia membentuk
Komite Bumipoetra. Komite Boemipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah
Belanda yang ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis
dengan menarik uang dari rakyat jajahannya. Ki Hajar Dewantara juga mengecam
rencana perayaan itu melalui tulisannya yang berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was
(Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu
untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga)”. Akibat karangannya itu, pemerintah
kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang
(internering) ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia di buang ke
Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918
setelah memperoleh Europeesche Akte.
Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan
seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional, yaitu Nationaal
Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa). Melalui perguruan
Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil
meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Ki Hajar Dewantara
pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang
pertama. Ki Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan
pendidikan yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi
juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden
RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Ki Hajar Dewantara meninggal
dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta. Untuk melestarikan nilai dan semangat
perjuangan Ki Hajar Dewantara, penerus Taman Siswa mendirikan museum Dewantara
Kirti Griya di Yogyakarta.
Sebagai pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia, semangat dan jasa Ki
Hajar Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan. Semoga apa yang
dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih
baik.

MEMAHAMI ISI TEKS BIOGRAFI


Biografi termasuk teks naratif yang tergolong pada teks makro. Sebagai teks
makro, teks biografi memiliki struktur teks yang tidak harus sama, bergantung pada
bagaimana penulis menyampaikan gambaran tentang tokoh dan peristiwa yang
dialaminya. Untuk dapat mengenali teks biografi, kamu harus memahami isi teks yang
menceritakan kehidupan tokoh di dalam biografi tersebut. Agar memudahkan kamu
memahami teks biografi, ada empat hal yang harus kamu cermati, yaitu (1) judul biografi,
(2) hal menarik dan mengesankan yang ditampilkan dalam kehidupan tokoh, (3) hal
mengagumkan dan mengharukan yang muncul dalam kehidupan tokoh, dan (4) hal yang
dapat dicontoh dari kehidupan tokoh.
Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia” di atas,
dapatkah kamu memahami makna teks tersebut? Untuk mengetahui pemahamanmu,
jawablah pertanyaan berikut!
1. Siapakah nama asli Ki Hajar Dewantara dan mengapa dia mengganti namanya?
2. Ke manakah Ki Hajar Dewantara melanjutkan pendidikan setelah tamat dari Sekolah
Dasar Belanda ?
3. Sebagai wartawan, tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara digemari para pemuda ketika itu.
Sebutkan dua alasan mengapa mereka menggemari tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara?
4. Mengapa pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan
hukum buang (internering) kepada Ki Hajar Dewantara?
5. Mengapa Ki Hajar Dewantara dijadikan sebagai Bapak Pendidikan Indonesia?
6. Setelah membaca teks biografi di atas, apa yang menjadi inspirasi bagimu dalam
mencapai cita-cita?
7. Manfaat apa yang dapat kamu peroleh setelah membaca teks biografi “Ki Hajar
Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia?
8. Apa yang dilakukan para penerus Taman Siswa untuk melestarikan nilai dan semangat
perjuangan Ki Hajar Dewantara?
9. Apa bentuk- bentuk perjuangan yang dilakukan Ki Hajar Dewantara?
10. Apa yang disampaikan oleh penulis dalam paragraf terakhir?

PEMBAHASAN:
1. Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.
2. Tujuannya berganti nama adalah agar ia dapat bebas dekat dengan rakyatnya.
3.Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu
membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
4. Karena beliau membuat karangan yang berisi kritik terhadap Pemerintah Belanda yang
ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis dengan
menarik uang dari rakyat jajahannya.
5. Ki Hajar Dewantara dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia karena berhasil
meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
6. Semangat Ki Hajar Dewantara yang tidak pernah surut untuk memperjuangkan semangat
nasionalisme rakyat Indonesia terhadap negara.
7. Setelah membaca teks biografi ini, kita memperoleh palajaran bahwa kita tidak boleh
melupakan jasa para inspirator bangsa dan menjadi motivasi bagi kita untuk memberikan
yang terbaik kepada bangsa dan negara melalu prestasi dan usaha kita.
8. Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara, penerus Taman
Siswa mendirikan museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta.
9. Bentuk-bentuk perjuangan Ki Hajar Dewantara adalah sebagai berikut:
1) Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, beliau
aktif sebagai seksi propaganda Boedi Oetomo.
2) Pada tanggal 25 Desember 1912, beliau mendirikan partai politik pertama yang beraliran
nasionalisme Indonesia bersama dengan Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangoenkoemo.
Partai politik itu bernama Indische Partij.
3) Pada bulan Nopember 1913, beliau membentuk Komite Boemipoetra. Komite ini
melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda menarik uang dari rakyat jajahannya
untuk merayakan 100 tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Perancis.
4) Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan
seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional yang bernama Perguruan
Taman Siswa.
10. Hal yang disampaikan penulis pada paragraf terakhir adalah amanat untuk tidak
melupakan semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara dan harapan semoga perjuangan
hidup Ki Hajar Dewantara dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan
yang lebih baik.

UNSUR KEBAHASAAN
Unsur kebahasaan yang dibahas dalam teks biografi “Ki Hajar Dewantara: Bapak
Pendidikan Indonesia”, sebagai berikut:

1. Kata hubung (konjungsi)


2. Rujukan Kata
3. Kata kerja
4. Waktu, Aktivitas (peristiwa), dan Tempat
5. Kalimat tunggal dan Kalimat majemuk

Kata Hubung (konjungsi)


Kata hubung (konjungsi) adalah kata yang digunakan sebagai penghubung antar
kata, frasa, klausa, atau kalimat.
Fungsi kata hubung (konjungsi), sebagai berikut:
Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu
kalimat.
Konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat
lainnya.

Jenis Konjungsi
Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua:
1) Konjungsi Intrakalimat: Konjungsi intrakalimat yaitu konjungsi yang digunakan dalam
satu kalimat. Contoh: dan, juga (bermakna penambahan), atau (bermakna pilihan),
tetapi (bermakna ), karena, sehingga (bermakna sebab-akibat), lalu, kemudian (bermakna
kelanjutan). Contoh konjungsi intrakalimat yang terdapat dalah teks deskripsi Yari Saman
yaitu:
Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan
(dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki.

Kalimat di atas menggunakan kata hubung (konjungsi) intra kalimat “dan” yang
bermakna penamabahan.

2) Konjungsi Antarkalimat: yaitu konjungsi yang dugunakan untuk menghubungkan satu


kalimat dengan kalimat lainnya. Contoh: meskipun demikian, dengan demikian, oleh
sebab itu, oleh karena itu, akhirnya, selanjutnya, lalu, kemudian. Contoh penggunaan
konjungsi antar kalimat:

1. Ki Hajar Dewantara berasal dari keluarga keraton Jogjakarta. Akan tetapi, ia


begitu dekat dengan rakyatnya.
2. Novita ingin mendapatkan beasiswa prestasi untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi. Oleh karena itu, ia selalu giat belajar.

Rujukan kata

Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan.
Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan
penunjuk)
Di dalam teks biografi "Ki Hajar Dewantara" terdapat bagian kata atau kelompok kata yang
merujuk pada kata atau kelompok kata pada kalimat sebelumnya.
Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan
pengabdian kepada bangsa dan negaranya.
Kata nya merujuk pada kata Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara merupakan kata yang
dirujuk. Kata nya merupakan kata ganti kepunyaan.

Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian
melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumipoetra).Ia tidak dapat
menamatkan pendidikannya ke sekolah tersebut karena sakit.

Kata ia merujuk pada kata Ki Hajar Dewantara. Kata tersebut merujuk pada kata STOVIA

Kata Kerja
Kata kerja yang akan dibahas dalam pembelajaran teks biografi ini adalah kata kerja yang
melakukanntindakan. Kata kerja yang melakukan tindakan merupakan kata erja aktif.
Kata kerja yang terdapat dalam teks biografi “Ki Hajar Dewantara” yaitu:
Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian
melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumipoetra)

Pada bulan November 1913 ia membentuk Komite Bumipoetra.


Boemipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda.

Kata kerja aktif (melakukan tindakan) terdapat pada kata yang digarisbawahi.

Waktu, Aktivitas (peristiwa), dan Tempat


Dalam teks biografi terdapat kata-kata yang menunjukkan urutan waktu, aktivitas
(peristiwa), dan tempat.
Berikut ini urutan waktu, aktivitas, dan tempat yang terdapat dalam teks biografi Ki
Hajar Dewantara:
1. Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889.
Waktu: pada tanggal 2 Mei 1889
Aktivitas (peristiwa): lahir
Tempat: di Yogyakarta
2. Pada tanggal 25 Desember 1912, ia mendirikan Indische Partij
Waktu: pada tanggal 25 Desembar 1912
Aktivitas (peristiwa): mendirikan partai Indische Partij
Tempat: -
3. Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta.
Waktu: pada tanggal 28 Apri 1959
Aktivitas (peristiwa): meninggal dunia
Tempat: di Yogyakarta

KALIMAT TUNGGAL DAN KALIMAT MAJEMUK

KALIMAT TUNGGAL
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu inti kalimat atau satu klausa.

1. Unsur – unsur Kalimat Tunggal: Inti suatu kalimat dibentuk subjek, predikat, objek
dan pelengkap.
2. Jenis – jenis Kalimat Tunggal

 Kalimat Nominaladalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.


 Kalimat Verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.

Perluasan Kalimat Tunggal


Unsur – unsur kalimat tunggal dapat diperluas.Perluasan kalimat tunggal dapat
dilakukan dengan cara berikut.
a. Menambahkan unsur baru di samping unsur yang telah ada. Yakni Keterangan.
b. Memperluas unsur – unsur yang telah ada.

KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih.

Jenis – jenis Kalimat Majemuk


Kalimat majemuk dikelompokkan 4 jenis:
1. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara unsur –
unsurnya bersifat setara atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubang , kata majemuk setara dibagi 3 macam
1. Kalimat majemuk penjumlahan, ditandai oleh kata penghubung dan, lalu, lagi.
2. Kalimat majemuk pemilihan ditandai oleh kata penghubung atau
3. Kalimat majemuk pertentangan ditandai oleh kata penghubung tetapi, melainkan.
b. Kalimat majemuk rapatan

2. Kalimat majemuk rapatan


adalah kalimat majemuk setara yang bagian – bagiannya dirapatkan.
Kalimat Majemuk rapatan meliputi berikut ini
1. kalimat majemuk rapatan Subjek.
2. Kalimat majemuk rapatan predikat.
3. Kalimat majemuk rapatan objek
4. kalimat majemuk rapatan keterangan

3. Kalimat Majemuk bertingkat


Kalimat Majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan antara unsur 0 unsurnya
tidak sederajat.
Jenis – jenis Kalimat Majemuk bertingkat :

 Kalimat majemuk hubungan pengandaian, kata penghubung jika, seandainya,


andaikan.
 Kalimat majemuk hubungan perbandingan, kata penghubung ibarat, seperti,
bagaikan, laksana,daripada.
 Kalimat majemuk hubungan penyebaban, kata penghubung sebab, karena, oleh
karena.
 Kalimat majemuk hubungan akibat, kata penghubung sehingga, sampai – sampai,
maka
 Kalimat majemuk hubungan cara, kata penghubung dengan
 Kalimat majemuk hubungan penjelasan, kata penghubung bahwa, yaitu
 Kalimat majemuk hubungan waktu, kata penghubung ketika, sewaktu, semasa d.
Kalimat majemuk campuran

4. Kalimat majemuk campuran


adalah gabungan antara kalimat campuran, sekurang – kurangnya dibentuk tiga kalimat
tunggal.

PENGGABUNGAN KALIMAT
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggabungan kalimat
1. Menentukan gagasan yang dikandung oleh kalimat – kalimat yang akan digabungkan
itu apakah
kedudukannya setara atau bertingkat.
2. Menggunakan kata penghubung yang tepat.
Diposkan oleh agustin flaviyana di 23.21
http://agustinflaviyana.blogspot.co.id/2014/09/teks-biografi_19.html

Teks biografi termasuk teks naratif yang tergolong pada teks makro. Sebagai teks makro, teks biografi
memiliki struktur teks yang tidak harus sama, bergantung pada bagaimana penulis menyampaikan
gambaran tentang tokoh dan peristiwa yang dialaminya. Untuk dapat mengenali teks biografi, harus
memahami isi teks yang menceritakan kehidupan tokoh di dalam biografi tersebut. Agar memudahkan
memahami teks biografi, ada empat hal yang harus cermati, yaitu (1) judul biografi, (2) hal menarik dan
mengesankan yang ditampilkan dalam kehidupan tokoh, (3) hal mengagumkan dan mengharukan yang
muncul dalam kehidupan tokoh, dan (4) hal yang dapat dicontoh dari kehidupan tokoh.

Teks biografi (biography) merupakan teks yang mengisahkan tokoh atau pelaku, peristiwa, dan masalah
yang dihadapinya. Biografi merupakan riwayat hidup seseorang atau tokoh yang ditulis oleh orang lain.
Dalam sebuah teks biografi terdapat beberapa unsur kebahasaan yang membangun teks tersebut.
Unsur-unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks biografi antara lain kata hubung, rujukan kata,
waktu, aktivitas dan tempat, dan kata kerja. Berikut ini beberapa unsur kebahasaan teks biografi.

A. Kata Hubung

Kata hubung atau kata sambung yaitu kata yang berfungsi sebagai penghubung antara satu kata dan
kata lain dalam satu kalimat. Selain itu, kata hubung juga berfungsi untuk mengubungkan satu kalimat
dengan kalimat yang lain.

1. Jika kata hubung tersebut berfungsi sebagai penghubung kata dalam satu kalimat, kata hubung
itu disebut konjungsi intrakalimat, seperti dan, tetapi, lalu, kemudian.
2. Jika kata hubung tersebut berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang
lain, kata hubung itu disebut konjungsi antarkalimat, misalnya akan tetapi, meskipun demikian,
oleh karena itu.

Pada teks biografi Ki Hajar Dewantara di kata hubung yang digunakan, antara lain, dan sebagai kata
hubung intrakalimat, meskipun demikian dan akan tetapi sebagai kata hubung antarkalimat. Kata
hubung kemudian dapat berfungsi sebagai kata hubung intrakalimat dan antarkalimat. Hal itu dapat
kamu lihat pada contoh berikut.
1. Ia di buang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun
1918 setelah memperoleh Europeesche Akte.
2. Ki Hajar Dewantara berasal dari lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia
sangat sederhana dan ingin dekat dengan rakyatnya
3. Akan tetapi, organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda karena dianggap dapat
membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakkan kesatuan untuk menentang
pemerintah kolonial Belanda.
4. Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian
melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera).

Kata hubung dan pada contoh 1) bermakna hubungan ‘penambahan’, meskipun demikin pada contoh 2)
bermakna ‘pertentangan’, akan tetapi pada contoh 3) bermakna ‘pertentangan’, dan kemudian pada
contoh 4) bermakna ‘kelanjutan’.
Kata Makna Kata
No. Kalimat
Hubung Hubung

1. Dan Ia di buang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke Hubungan
tanah air pada tahun 1918 setelah memperoleh Europeesche Akte penambahan

2. tetapi Ki Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan Hubungan
juga pendidikan yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan penambahan
Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai pahlawan pergerakan nasional
melalui surat keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28
November 1959.

3. kemudian Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Hubungan
Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang (internering) ke Pulau kelanjutan
Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia dibuang ke Negara
Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun
1918 setelah memperoleh Europeesche Akte.

4. agar Ketika berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Hubungan
Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. tujuan
Tujuannya berganti nama adalah agar ia dapat bebas dekat dengan
rakyatnya.

5. setelah Ia tidak dapat menamatkan pendidikan di sekolah tersebut karena sakit. Hubungan
Setelah itu, Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di beberapa waktu
surat kabar, seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan
Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

6. sehingga Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga Hubungan


mampu membangkitkan semangat anti kolonial bagi pembacanya. hasil

7. karena Organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda karena dianggap dapat Hubungan
membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan sebab
untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.

Jika dilihat berdasarkan perilakunya di dalam kalimat, kata hubung intrakalimat yang menjadi ciri teks
biografi dapat dikelompokkan menjadi (1) kata hubung koordinatif, (2) kata hubung korelatif, (3) kata
hubung subordinatif.

1. Kata hubung koordinatif digunakan untuk menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama
pentingnya, misalnya dan, serta, tetapi.
2. Kata hubung korelatif digunakan untuk menghubungkan dua kata atau frasa yang memiliki
status yang sama, biasanya dipisahkan oleh salah satu kata atau frasa, misalnya baik…
maupun…, tidak hanya …, tetapi juga….
3. Kata hubung subordinatif digunakan untuk menghubungan dua kata atau frasa yang tidak
memiliki status yang sama, misalnya setelah, agar, sehingga, karena.

No. Kelompok Kata Hubung Kata Hubung

1. Kata hubung koordinatif Dan

2. Kata hubung korelatif tetapi juga

3. Kata hubung subordinatif setelah, sehingga, karena, agar

B. Merujuk Kata
Di dalam teks biografi “Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia” terdapat bagian kata atau
kelompok kata yang merujuk pada kata atau kelompok kata kalimat sebelumnya. perhatikan contoh
berikut.

1. Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan pengabdian
pada kepentingan bangsa dan negaranya. Contoh kalimat di atas memperlihatkan –nya pada
kata negaranya, -nya merujuk pada Ki Hajar Dewantara.
2. Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo,
Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.
Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan
semangat antikolonial bagi pembacanya.
3. Ki Hajar Dewantara juga mengecam rencana perayaan itu melalui tulisannya yang berjudul “Als
Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen
voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga)”. Akibat karangannya itu,
pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang
(internering) ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia di buang ke Negara
Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 setelah memproleh
Europeesche Akte.
4. Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya
mendirikan perguruan yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa
(Perguruan Nasional Taman Siswa). Melalui perguruan Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang
berjumlah ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional
bagi bangsa Indonesia.
5. Sebagai pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia, semangat dan jasa Ki Hajar
Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan. Semoga apa yang dilakukannya itu dapat
menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

C. Kata Kerja
Pada teks biografi model terdapat kata kerja (verbal) yang menyatakan tindakan, misalnya, kata kerja
menamatkan dan melanjutkan pada kalimat “Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS
(Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter
Bumiputera).”

No. Kata Kerja Tindakan Kalimat

1. membangkitkan Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu


membangkitkan memangat anti kolonial bagi pembacanya.

2. menyosialisasikan Ki Hajar Dewantra juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun
1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan
menggugah kesadaran masyarakat Indonesia.

3. membangkitkan, Organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda karena dianggap dapat
menggerakkan membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk
menentang pemerintah kolonial Belanda.

4. melancarkan, Komite Boemipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang


merayakan ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis
dengan menarik uang dari rakyat jajahannya.

5. menjatuhkan Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur


Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang (internering) ke Pulau Bangka
tanpa proses pengadilan.

6. mendirikan Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan
seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional, yaitu
Nationaal Onderwijs Institut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa).
7. meletakkan Melalui perguruan Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang berjumlah
ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan
nasional bagi bangsa Indonesia.

8. menjatuhkan Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur


Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang (internering) ke Pulau Bangka
tanpa proses pengadilan.

9. melestarikan, Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangannya, penerus Taman Siswa
mendirikan mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta.

D. Waktu, Aktivitas, dan Tempat


Pada teks biografi di atas, ada kata-kata yang menunjukkan urutan waktu, aktivitas, dan tempat.

No. Waktu Peristiwa Tempat

1. 2 Mei 1889 Lahir Yogyakarta

2. tahun 1908 aktif di organisasi Indonesia

3. Setelah membentuk Komite hukum buang (internering) Bangka


Bumipoetra

4. 25 Desember 1912 mendirikan Indische Partijnesia Indonesia

5. 28 November 1959 ditetapkan sebagai pahlawan pergerakan Indonesia


nasional

6. 28 April 1959 meninggal dunia Yoyakarta


Latihan Soal Memahami Isi Teks Biografi dan Unsur
Kebahasaan Teks Biografi "Ki Hajar Dewantara: Bapak
Pendidikan Indonesia"
Jawablah soal no.1-no.10 sesuai dengan isi teks biografi “Ki Hajar Dewantara:
Bapak Pendidikan Indonesia”!
1. Nama asli Ki Hajar Dewantara adalah....
A. Raden Mas Soewardi Soeryanto
B. Raden Mas Soewardi Soekarno
C. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat
D. Raden Mas Soandii Soeryaningrat
2. Alasan Ki Hajar Dewantara mengganti namanya adalah....
A. Agar dapat bebas bergaul dengan rakyatnya
B. takut dijatuhi hukuman buang.
C. Agar penjajah Belanda tidak mengenalinya
D. menarik simpati rakyat Indonesia
3. Ki Hajar Dewantara mengganti namanya ketika....
A. Berusia 30 tahun menurut hitungan Tahun Caka.
B. Berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka.
C. Berusia 50 tahun menurut hitungan Tahun Caka.
D. Berusia 60 tahun menurut hitungan Tahun Caka.
4. Setelah tamat dari Sekolah Dasar Belanda, Ki Hajar Dewantara melanjutkan pendidikan
ke....
A. STOVIA (Sekolah Dokter Indonesia)
B. STOVIA (Sekolah dokter Bumuputera)
C. STOVIA (Sekolah Dokter Belanda)
D. STOVIA (Sekolah tinggi Batavia)
5. Ki hajar Dewantara tidak dapat menamatkan sekolahnya ke Stovia karena....
A. Menikah B. menjadi wartawan C.sakit D.dibuang ke Pulau Bangka
6. Setelah putus sekolah dari STOVIA, Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai....
A.wartawan B. guru C.dokter D.dosen
7. Tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara banyak digemari para pemuda karena....
A. Sangat kritis, komunikatif, dan patriotik
B. Sangat komunikatif, tajam, dan patriotik
C. Sangat komunikatif, sentimentil, dan patriotik
D. Sangat kritis, tajam, dan patriotik.
8. Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, beliau
aktif sebagai....
A. Seksi propaganda Boedi Oetomo C.guru di sekolah Boedi Oetomo
B. Wartawan di beberapa media D.menjadi dosen di Perguruan Taman Siswa
9. Pada tanggal 25 Desember 1912, beliau mendirikan partai politik pertama yang beraliran
nasionalisme Indonesia bersama dengan Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangoenkoemo.
Partai politik itu bernama....
A.Indische Partij B. Boedi Oetomo C. Taman Siswa D.Demokrat
10. Pemerintah Belanda menolak partai politik tersebut karena....
A. Bertentangan dengan idealisme negara Belanda.
B. Tidak suka terhadap tindakan Ki Hajar Dewantara yang menentang pemerintah Belanda.
C. Kritikan yang ditulis Ki Hajar Dewantara di beberapa media.
D. Dianggap dapat membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia.
11. Pada bulan Nopember 1913, beliau membentuk Komite Boemipoetra. Komite ini
melancarkan kritik terhadap....
A. Pemerintah Belanda yang semena-mena terhadap rakyat Indoneisa.
B. Pemerintah Belanda yang selalu menyiksa rakyat Indonesia.
C. Pemerintah Belanda menarik uang dari rakyat jajahannya untuk merayakan 100 tahun
kebebasan Belanda dari penjajahan Perancis.
D. Tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara yang berisi kritikan terhadap Pemerintah Belanda.
12. Akibat tulisan-tulisan Ki hajar Dewantar yang berisi kritikan terhadap Pemerintah
Belanda adalah...
A. Ki Hajar Dewantara dipenjarakan.
B. Ki Hajar Dewantara disiksa
B. Ki Hajar Dewantara dipecat sebagai wartawan
D. Ki Hajar Dewantara dibuang ke Pulau bangka
13. Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan
seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional yang bernama...
A. Perguruan Boedi Oetomo C.Museum Dewantara
B. Perguruan Taman Siswa D. Sekolah Bumipoetra
14. Ki Hajar Dewantara dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia karena....
A. Berani menumbuhkan semangat nasionalisme rakyat terhadap bangsa Indonesia.
B. Banyak menulis tulisan-tulisan yang berisi kritikan dan kecaman kepada pemerintah
Belanda.
C. Berhasil mendirikan organisasi Indische Partij (Partai politik beraliran nasionalisme
Indonesia)
D. Berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa indonesia.
15. Hal yang dilakukan para penerus Taman Siswa dalam melestarikan nilai dan semangat Ki
Hajar Dewantara adalah....
A. Menerbitkan tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara.
B. Menulis biografi tentang Ki Hajar Dewantara.
C. Mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta.
D. Mendirikan National Onderwijs Institut Taman Sekolah.
16. Ki Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan pendidikan,
tetapi tanggal kelahirannya 2 mei juga dijadikan sebagai hari....
A. Hari Pendidikan Nasional C.Hari Bulan Bahasa
B. Hari pahlawan D.Hari guru
17.Pernyataan yang tidak sesuai dengan isi teks biografi berikut ini adalah....
A. Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan yang Pertama.
B. Komite Bumipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang ingin
merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajah.
C. Ki Hajar Dewantar melepaskan jabatannya sebagai menteri dan melanjutkan hobinya
menulis ke bernagai media cetak.
D. Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang ke Pulu Bangka kepada Ki Hajar
Dewantara.
18. Hal yang patut diteladani dari tokoh Ki Hajar Dewantara adalah....
A. Memiliki sikap nasionalisme dan patriotisme yang tinggi serta dekat dengan rakyatnya.
B. Berani memperjuangkan hak-hak rakyatnya.
C. Sabar, bijaksana, dan pantang menyerah.
D. Peduli terhadap sesama dan sabar.
19. Keistimewaan tokoh Ki Hajar Dewantara adalah....
A. Dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.
B. Sebagai pelopor pergerakan pendidikan di Indonesia.
C. Menghasilkan tulisan-tulisan yang banyak digemari para pemuda.
D. Pendiri perguruan yang bercorak nasional “Taman siswa”
20. Ki Hajar Dewantara dapat disebut sebagai inspirator bangsa. Inspirator bangsa adalah....
A. Orang yang berjasa terhadap bangsa Indonesia dan menjadi semangat bagi rakyat untuk
melakukan hal yang dapat menghantarkan pada kehidupan yang lebih baik.
B. Orang yang mampu menjadi penghibur bagi orang lain dan dihormati oleh banyak
orang atas kehebatannya.
C. Orang yang terkenal baik di dalam negeri maupun luar negeri yang membawa harum
nama bangsa.
D. Orang yang kaya raya dan banyak memberikan bantuan kepada bangsa dan negara,
serta rakyat-rakyatnya.
Bambang Pamungkas adalah sosok striker nomor satu di timnas. Ia menekuni
profesi sebagai pesepakbola memang sedari kecil. Ia bukan dari keluarga yang
berkecukupan. .............., berkat kegigihannya berlatih, sekarang ia menjad i
tulang punggung di garis depan tim sepakbola Indonesia.
21. Kata hubung (konjungsi) yang tepat untuk melengkapi paragraf di atas
adalah....
A. akan tetapi C. meskipun
B. tetapi D. oleh karena itu
22. Berdasarkan fungsinya jenis konjungsi yang digunakan pada paragraf di atas adalah....
A. konjungsi intra kalimat C.konjungsi korelatif
B. konjungsi antarkalimat D.konjungsi subordinat
23. Konjungsi yang digunakan untuk mengisi bagian rumpang paragraf di atas bermakna.....
A. penambahan B.pertentangan C.pilihan D.akibat
24. Berbekal keberanian tampil di depan orang banyak, Marlina Ningsih, ibu dari
Risco Novianto yang sekarang bekerja di Bagian Hubungan Masyarakat Setkab
Nunukan, akhirnya bisa menginjakkan kakinya di istana negara dan gedung
MPR/DPR RI di Jakarta.
Hal positif dari tokoh di atas adalah . . . .
A. memiliki anak yang bernama Risco Novianto
B. bekerja di Bagian Hubungan Masyarakat Setkab Nunukan
C. mampu mengambil kesempatan
D. membiasakan diri tampil di depan orang banyak
25. Kata hubung (konjungsi) yang bermakna penambahan pada kata yang berhuruf miring
di atas adalah....
A. dari B.yang C.akhirnya D.dan

Perhatikan pernyataan berikut ini dengan saksama!


Bapak Ki Hajar Dewantara sangat sederhana ........ selalu ingin dekat dengan rakyatnya.
26. Kata penghubung yang tepat untuk melengkapi kalimat rumpang di atas adalah....
A. dan C.Walaupun
B. Akan tetapi D. Oleh karena itu
27. Kata yang merujuk pada Ki Hajar Dewantara pada kata yang berhuruf miring di atas
adalah....
A.Bapak B.sangat C.selalu D.nya
28. Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda),
kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera)
Kata –nya merujuk pada kata........
A. Ki Hajar Dewantara C. Sekolah Dasar di ELS
B. STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) D. pendidikan
29. Kata kerja tindakan pada kalimat di atas terdapat pada kata.....
A. Ki Hajar Dewantara C. menamatkan
B. Pendidikannya D ke Stovia
30. Perhatikan 2 kalimat tunggal berikut ini!
1) Roni ingin pergi liburan ke Bali
2) Roni tidak diijinkan ibunya pergi liburan ke Bali.
Kalimat majemuk yang tepat untuk kedua kalimat tunggal di atas adalah...
A. Roni ingin pergi liburan ke Bali, tetapi tidak dijinkan ibunya.
B. Roni ingin pergi liburan ke Bali, tetapi Roni tidak diijinkan ibunya pergi liburan ke Bali.
C. Roni ingin pergi liburan ke Bali, tetapi tidak diijinkan ibunya pergi liburan ke Bali.
D. Roni ingin pergi liburan ke Bali dan tidak diijinkan ibunya pergi liburan ke Bali.
Diposkan oleh agustin flaviyana di 23.13
http://agustinflaviyana.blogspot.co.id/2014/09/latihan-soal-biografi.html

Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh dirinya sendiri disebut autobiografi.
Dalam teks biografi memuat hal-hal sebagai berikut:

1. identitas (nama, tempat, tanggal lahir, latar belakang keluarga, dll)


2. peristiwa yang dialami sesorang (karya dan penghargaan yang diterima dan
permasalahan yang dihadapinya)

Ciri-ciri Teks Biografi:


1. Strukturnya terdiri atas: Orientasi, Peristiwa/ Masalah, dan Reorientasi.
2. Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual) dalam bentuk narasi.
3. Faktualnya berdasarkan pengalaman hidup seseorang yang patut diteladani.

MEMBANGUN KONTEKS

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan inspirator bangsa? Jika berbicara
tentang inspirator bangsa, ingatan kita akan terbawa kepada orang yang telah berjasa
pada bangsa dan negaranya. Bung Karno dan Bung Hatta merupakan tokoh yang
dipandang sebagai inspirator bangsa. Meskipun kedua tokoh proklamasi itu sudah tiada,
semangat dan jasa mereka masih tetap dikenang hingga sekarang.
Inspirator bangsa adalah orang yang telah berjasa kepada bangsa dan negara
dengan prestasi dan usahanya sehingga menjadi motivasi dan panutan bagi orang lain
untuk kehidupan yang lebih baik. Kita sebagai penerus bangsa jangan pernah melupakan
jasa orang-orang yang telah berjasa bagi bangsa dan negara.
Bacalah teks biografi berikut ini!

Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia


Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia
lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan keluarga Keraton
Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin dekat dengan rakyatnya.
Ketika berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi
Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Tujuannya berganti nama
adalah agar ia dapat bebas dekat dengan rakyatnya.
Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan
dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negara. Ki Hajar Dewantara menamatkan
Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke
STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera). Ia tidak dapat menamatkan pendidikan di sekolah
tersebut karena sakit. Setelah itu, ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar,
seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja
Timoer, dan Poesara. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik
sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
Ki Hajar Dewantara juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun
1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan
menggugah kesadaran masyarakat Indonesia. Ia selalu menyampaikan tentang
pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Pada tanggal 25
Desember 1912, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran
nasionalisme Indonesia) bersama dengan Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi)
dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. Akan tetapi, organisasi ini ditolak oleh pemerintahan
Belanda karena dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
Ki Hajar Dewantara terus menggebu. Pada bulan November 1913 ia membentuk
Komite Bumipoetra. Komite Boemipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah
Belanda yang ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis
dengan menarik uang dari rakyat jajahannya. Ki Hajar Dewantara juga mengecam
rencana perayaan itu melalui tulisannya yang berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was
(Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu
untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga)”. Akibat karangannya itu, pemerintah
kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang
(internering) ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia di buang ke
Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918
setelah memperoleh Europeesche Akte.
Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan
seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional, yaitu Nationaal
Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa). Melalui perguruan
Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil
meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Ki Hajar Dewantara
pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang
pertama. Ki Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan
pendidikan yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi
juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden
RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Ki Hajar Dewantara meninggal
dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta. Untuk melestarikan nilai dan semangat
perjuangan Ki Hajar Dewantara, penerus Taman Siswa mendirikan museum Dewantara
Kirti Griya di Yogyakarta.
Sebagai pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia, semangat dan jasa Ki
Hajar Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan. Semoga apa yang
dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih
baik.

MEMAHAMI ISI TEKS BIOGRAFI


Biografi termasuk teks naratif yang tergolong pada teks makro. Sebagai teks
makro, teks biografi memiliki struktur teks yang tidak harus sama, bergantung pada
bagaimana penulis menyampaikan gambaran tentang tokoh dan peristiwa yang
dialaminya. Untuk dapat mengenali teks biografi, kamu harus memahami isi teks yang
menceritakan kehidupan tokoh di dalam biografi tersebut. Agar memudahkan kamu
memahami teks biografi, ada empat hal yang harus kamu cermati, yaitu (1) judul biografi,
(2) hal menarik dan mengesankan yang ditampilkan dalam kehidupan tokoh, (3) hal
mengagumkan dan mengharukan yang muncul dalam kehidupan tokoh, dan (4) hal yang
dapat dicontoh dari kehidupan tokoh.
Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia” di atas,
dapatkah kamu memahami makna teks tersebut? Untuk mengetahui pemahamanmu,
jawablah pertanyaan berikut!
1. Siapakah nama asli Ki Hajar Dewantara dan mengapa dia mengganti namanya?
2. Ke manakah Ki Hajar Dewantara melanjutkan pendidikan setelah tamat dari Sekolah
Dasar Belanda ?
3. Sebagai wartawan, tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara digemari para pemuda ketika itu.
Sebutkan dua alasan mengapa mereka menggemari tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara?
4. Mengapa pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan
hukum buang (internering) kepada Ki Hajar Dewantara?
5. Mengapa Ki Hajar Dewantara dijadikan sebagai Bapak Pendidikan Indonesia?
6. Setelah membaca teks biografi di atas, apa yang menjadi inspirasi bagimu dalam
mencapai cita-cita?
7. Manfaat apa yang dapat kamu peroleh setelah membaca teks biografi “Ki Hajar
Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia?
8. Apa yang dilakukan para penerus Taman Siswa untuk melestarikan nilai dan semangat
perjuangan Ki Hajar Dewantara?
9. Apa bentuk- bentuk perjuangan yang dilakukan Ki Hajar Dewantara?
10. Apa yang disampaikan oleh penulis dalam paragraf terakhir?

PEMBAHASAN:
1. Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.
2. Tujuannya berganti nama adalah agar ia dapat bebas dekat dengan rakyatnya.
3.Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu
membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
4. Karena beliau membuat karangan yang berisi kritik terhadap Pemerintah Belanda yang
ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis dengan
menarik uang dari rakyat jajahannya.
5. Ki Hajar Dewantara dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia karena berhasil
meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
6. Semangat Ki Hajar Dewantara yang tidak pernah surut untuk memperjuangkan semangat
nasionalisme rakyat Indonesia terhadap negara.
7. Setelah membaca teks biografi ini, kita memperoleh palajaran bahwa kita tidak boleh
melupakan jasa para inspirator bangsa dan menjadi motivasi bagi kita untuk memberikan
yang terbaik kepada bangsa dan negara melalu prestasi dan usaha kita.
8. Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara, penerus Taman
Siswa mendirikan museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta.
9. Bentuk-bentuk perjuangan Ki Hajar Dewantara adalah sebagai berikut:
1) Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, beliau
aktif sebagai seksi propaganda Boedi Oetomo.
2) Pada tanggal 25 Desember 1912, beliau mendirikan partai politik pertama yang beraliran
nasionalisme Indonesia bersama dengan Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangoenkoemo.
Partai politik itu bernama Indische Partij.
3) Pada bulan Nopember 1913, beliau membentuk Komite Boemipoetra. Komite ini
melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda menarik uang dari rakyat jajahannya
untuk merayakan 100 tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Perancis.
4) Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan
seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional yang bernama Perguruan
Taman Siswa.
10. Hal yang disampaikan penulis pada paragraf terakhir adalah amanat untuk tidak
melupakan semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara dan harapan semoga perjuangan
hidup Ki Hajar Dewantara dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan
yang lebih baik.

UNSUR KEBAHASAAN
Unsur kebahasaan yang dibahas dalam teks biografi “Ki Hajar Dewantara: Bapak
Pendidikan Indonesia”, sebagai berikut:

1. Kata hubung (konjungsi)


2. Rujukan Kata
3. Kata kerja
4. Waktu, Aktivitas (peristiwa), dan Tempat
5. Kalimat tunggal dan Kalimat majemuk

Kata Hubung (konjungsi)


Kata hubung (konjungsi) adalah kata yang digunakan sebagai penghubung antar
kata, frasa, klausa, atau kalimat.
Fungsi kata hubung (konjungsi), sebagai berikut:
Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu
kalimat.
Konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat
lainnya.

Jenis Konjungsi
Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua:
1) Konjungsi Intrakalimat: Konjungsi intrakalimat yaitu konjungsi yang digunakan dalam
satu kalimat. Contoh: dan, juga (bermakna penambahan), atau (bermakna pilihan),
tetapi (bermakna ), karena, sehingga (bermakna sebab-akibat), lalu, kemudian (bermakna
kelanjutan). Contoh konjungsi intrakalimat yang terdapat dalah teks deskripsi Yari Saman
yaitu:
Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan
(dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki.

Kalimat di atas menggunakan kata hubung (konjungsi) intra kalimat “dan” yang
bermakna penamabahan.

2) Konjungsi Antarkalimat: yaitu konjungsi yang dugunakan untuk menghubungkan satu


kalimat dengan kalimat lainnya. Contoh: meskipun demikian, dengan demikian, oleh
sebab itu, oleh karena itu, akhirnya, selanjutnya, lalu, kemudian. Contoh penggunaan
konjungsi antar kalimat:

1. Ki Hajar Dewantara berasal dari keluarga keraton Jogjakarta. Akan tetapi, ia


begitu dekat dengan rakyatnya.
2. Novita ingin mendapatkan beasiswa prestasi untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi. Oleh karena itu, ia selalu giat belajar.

Rujukan kata

Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan.
Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan
penunjuk)
Di dalam teks biografi "Ki Hajar Dewantara" terdapat bagian kata atau kelompok kata yang
merujuk pada kata atau kelompok kata pada kalimat sebelumnya.
Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan
pengabdian kepada bangsa dan negaranya.
Kata nya merujuk pada kata Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara merupakan kata yang
dirujuk. Kata nya merupakan kata ganti kepunyaan.

Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian
melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumipoetra).Ia tidak dapat
menamatkan pendidikannya ke sekolah tersebut karena sakit.

Kata ia merujuk pada kata Ki Hajar Dewantara. Kata tersebut merujuk pada kata STOVIA

Kata Kerja
Kata kerja yang akan dibahas dalam pembelajaran teks biografi ini adalah kata kerja yang
melakukanntindakan. Kata kerja yang melakukan tindakan merupakan kata erja aktif.
Kata kerja yang terdapat dalam teks biografi “Ki Hajar Dewantara” yaitu:

Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian
melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumipoetra)

Pada bulan November 1913 ia membentuk Komite Bumipoetra.


Boemipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda.

Kata kerja aktif (melakukan tindakan) terdapat pada kata yang digarisbawahi.

Waktu, Aktivitas (peristiwa), dan Tempat


Dalam teks biografi terdapat kata-kata yang menunjukkan urutan waktu, aktivitas
(peristiwa), dan tempat.
Berikut ini urutan waktu, aktivitas, dan tempat yang terdapat dalam teks biografi Ki
Hajar Dewantara:
1. Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889.
Waktu: pada tanggal 2 Mei 1889
Aktivitas (peristiwa): lahir
Tempat: di Yogyakarta
2. Pada tanggal 25 Desember 1912, ia mendirikan Indische Partij
Waktu: pada tanggal 25 Desembar 1912
Aktivitas (peristiwa): mendirikan partai Indische Partij
Tempat: -
3. Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta.
Waktu: pada tanggal 28 Apri 1959
Aktivitas (peristiwa): meninggal dunia
Tempat: di Yogyakarta

KALIMAT TUNGGAL DAN KALIMAT MAJEMUK

KALIMAT TUNGGAL
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu inti kalimat atau satu klausa.

1. Unsur – unsur Kalimat Tunggal: Inti suatu kalimat dibentuk subjek, predikat, objek
dan pelengkap.
2. Jenis – jenis Kalimat Tunggal

 Kalimat Nominaladalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.


 Kalimat Verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.

Perluasan Kalimat Tunggal


Unsur – unsur kalimat tunggal dapat diperluas.Perluasan kalimat tunggal dapat
dilakukan dengan cara berikut.
a. Menambahkan unsur baru di samping unsur yang telah ada. Yakni Keterangan.
b. Memperluas unsur – unsur yang telah ada.

KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih.

Jenis – jenis Kalimat Majemuk


Kalimat majemuk dikelompokkan 4 jenis:
1. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara unsur –
unsurnya bersifat setara atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubang , kata majemuk setara dibagi 3 macam
1. Kalimat majemuk penjumlahan, ditandai oleh kata penghubung dan, lalu, lagi.
2. Kalimat majemuk pemilihan ditandai oleh kata penghubung atau
3. Kalimat majemuk pertentangan ditandai oleh kata penghubung tetapi, melainkan.
b. Kalimat majemuk rapatan

2. Kalimat majemuk rapatan


adalah kalimat majemuk setara yang bagian – bagiannya dirapatkan.
Kalimat Majemuk rapatan meliputi berikut ini
1. kalimat majemuk rapatan Subjek.
2. Kalimat majemuk rapatan predikat.
3. Kalimat majemuk rapatan objek
4. kalimat majemuk rapatan keterangan

3. Kalimat Majemuk bertingkat


Kalimat Majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan antara unsur 0 unsurnya
tidak sederajat.
Jenis – jenis Kalimat Majemuk bertingkat :

 Kalimat majemuk hubungan pengandaian, kata penghubung jika, seandainya,


andaikan.
 Kalimat majemuk hubungan perbandingan, kata penghubung ibarat, seperti,
bagaikan, laksana,daripada.
 Kalimat majemuk hubungan penyebaban, kata penghubung sebab, karena, oleh
karena.
 Kalimat majemuk hubungan akibat, kata penghubung sehingga, sampai – sampai,
maka
 Kalimat majemuk hubungan cara, kata penghubung dengan
 Kalimat majemuk hubungan penjelasan, kata penghubung bahwa, yaitu
 Kalimat majemuk hubungan waktu, kata penghubung ketika, sewaktu, semasa d.
Kalimat majemuk campuran

4. Kalimat majemuk campuran


adalah gabungan antara kalimat campuran, sekurang – kurangnya dibentuk tiga kalimat
tunggal.

PENGGABUNGAN KALIMAT
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggabungan kalimat
1. Menentukan gagasan yang dikandung oleh kalimat – kalimat yang akan digabungkan
itu apakah
kedudukannya setara atau bertingkat.
2. Menggunakan kata penghubung yang tepat.
Diposkan oleh agustin flaviyana di 23.21
http://agustinflaviyana.blogspot.co.id/2014/09/latihan-soal-biografi.html

Anda mungkin juga menyukai