Dan Anak
Dan Anak
The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress Renewed. Progress Report 2015. UNICEF. September 2015. http://www.unicef.org/publications/index_83078.html. Accessed January 22, 2016
Tahukah kita?
Pneumonia / Radang
Paru akut 🡪 pembunuh
Balita nomor Satu
The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress Renewed. Progress Report 2015. UNICEF. September 2015.
http://www.unicef.org/publications/index_83078.html. Accessed January 22, 2016
Penyebab Kematian Pada Anak Usia <5 tahun
(usia 0-59 bulan) di Indonesia
Haemophilus Major Most disease is caused by type b (Hib). Vaccine studies from Bangladesh,
influenzae Chile and the Gambia suggest that Hib causes around 20% of severe
pneumonia cases, although the proportion may vary in different parts of
the world.
Other important Less These pathogens include important viruses such as respiratory synctitial
pathogens common virus (RSV) and influenza; other bacteria, such as Staphylococcus aureus
and Klebsiella pneumoniae
PNEUMONIA
Anak kecil (balita) Cuaca dingin
Orang pembawa
Padat penduduk
kuman banyak
Radang paru /
Pneumonia
1. Centers for Disease Control and Prevention. Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases. In: Hamborsky J, Kroger A, Wolfe S, eds. 13th ed. Washington D.C. Public Health Foundation, 2015.
2. World Health Organization. Initiative for Vaccine Research. Acute respiratory infections. http://apps.who.int/vaccine_research/diseases/ari/en/index3.html. Accessed July 21, 2015. 25
Kolonisasi dari S. pneumoniae
•Bakteri komensal pada saluran pernafasan atas bersama
dengan bakteri lain.
•Sebagian besar asimptomatik, dapat berkembang menjadi
penyakit pernapasan atau penyakit sistemik.
1. Hull MW, et al. Infect Dis Clin North Am. 2007;21:265-282. 3. Regev-Yochay G, et al. Clin Infect Dis. 2004;38:632-639.
2. Cardozo DM, et al. Braz J Infect Dis. 2006;10:293-303. 4.Chi DH, et al. Am J Rhinol. 2003;17:209-214.
Patogenesis dari Penyakit S.pneumoniae
Kolonisasi Infeksi Langsung Invasive Pneumococcal Disease
Invasive Pneumonia
Otitis Media
Meningitis
Sinusitis
28
Penyebaran Bakteri Pneumokokus
Hilang
Kejang Kesulitan belajar
Pendengaran
Pada bayi dan bayi baru lahir, gejala klasik dari meningitis seperti demam, sakit kepala, dan kaku
kuduk mungkin tidak ditemukan atau susah untuk ditemukan. Bayi bisa terlihat lebih lambat atau
tidak aktif (kurang waspada), gampang menangis, muntah atau susah makan. Pada bayi muda,
penonjolan pada fontanela atau timbulnya refleks abnormal dapat menjadi salah satu tanda
meningitis.
http://www.cdc.gov/meningitis/bacterial.html
KRITERIA RAWAT INAP
Bayi :
Saturasi oksigen < 92%, sianosis
Frekuensi napas > 60 x/menit
Distres respirasi, apnea intermiten, atau grunting
Tidak mau minum/menetek
Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Anak
Saturasi oksigen < 92%, sianosis
Frekuensi napas > 50 x/menit
Distres respirasi
Grunting
Terdapat tanda dehidrasi
Keluarga tidak bisa merawat di rumah
TATA LAKSANA
• UMUM
• Pemberian Oksigen secara kanula nasal,head box atau masker, untuk
mempertahankan saturasi O2 diatas 92% (rekomendasi A)
• Bila memerlukan infus, jumlah cairan yang diberikan 80% dari
kebutuhan, dan monitor elektrolit untuk SIADH (rekomendasi C)
• ANTIBIOTIKA
• Pada keadaan berat dan pemberian oral tidak memungkinkan, antibiotika
diberikan intravena
• Pilihan jenis antibiotika secara empiris untuk kausa tersering (H.influenzae
dan S.pneumonia)
• Antibiotika Kloramfenikol efektif untuk pengobatan pneumonia
berat pada anak
( Duke et al.Lancet 2002; 359:478-80)
•Cegah
•Obati
Lindungi
• ASI ekslusif selama 6 bulan
• Mengurangi polusi asap rumah tangga dari tungku dan kompor. Bersihkan kompor
secara teratur.
Meningkatkan pencapaian
Skrining gejala awal penemuan kasus
Pneumonia
Masukkan ke Klasifikasi
Pneumonia MTBS
Gejala klinis sederhana WHO
(pemeriksaan awal)
• Nafas cepat
Bawa ke
Frekuensi nafas –Lihat Klasifikasi Puskesmas/Dokter
Tingkat Kegawatan segera
Ada tarikan
Dinding Dada ?
Penentuan tindakan dan pengobatan pada MTBS
Pengobatan pneumonia berat :
• Berikan dosis pertama antibiotika
Kotrimoksazol dan amoksilin.
• Lakukan rujukan segera ke Dokter, jika
a. Apabila pneumonia saja berikan antibiotika yang sesuai
selama 5 hari, berikan pelega tenggorokan dan pereda batuk, beri
tahu ibu atau keluarga, lakukan kunjungan ulang setelah 2 hari.
b. Apabila batuk bukan pneumonia berikan pelega
tenggorokan, beri tahu ibu dan keluarga, dan lakukan kunjungan
ulang setelah 5 hari.
Diagnosis Klinis Pneumonia oleh Dokter
Petugas
kesehatan
Dokter/
Dokter Puskesmas
OK •Cegah pneumonia