Anda di halaman 1dari 13

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam

TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM


PERSPEKTIF PENGELOLAAAN MADRASAH ALIYAH
SWASTA
Herson Anwar
Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo

Abstrak
Secara formal madrasah di Indonesia hanya terdiri dari Madrasah Negeri dan Swasta. Namun
pada awalnya, seluruh madrasah di lingkungan Kementerian Agama adalah Madrasah swasta yang
diprakarsai pendiriannya oleh masyarakat Islam setempat. Kelahiran madrasah di Indonesia diawali
ketika Kementerian Agama didirikan, dimana salah satu bagian pendidikan adalah mengadakan suatu
pilot project madrasah yang akan menjadi contoh bagi orang atau organisasi yang ingin mendirikan
madrasah secara partikelir (swasta).Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan. Standar nasional pendidikan PP Nomor 13 Tahun 2015 meliputi;
standar isi, standar proses, standar kompotensi lususun, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana prasarana, standar pegelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Adapun
bidang garapan pengelolaan madrasah adalah pengelolaan kurikulum dan pembelajaran, pengelolaan
peserta didik, pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan, pengelolaan sarana dan prasarana,
pengelolaan keuangan/pembiayaan, pengelolaan hubungan madrasah dengan madrasah. Pengelolaan
pendidikan di madrasah diartikan sebagai proses pendayagunaan sumber daya madrasah melalui
kegiatan fungsi perancangan (planning), pengorganisasian (organiting), penggerakan (actuating) dan
pengendalian (controlling) secara efektif dan efisien dengan segala aspeknya dengan menggunakan
semua potensi yang tersedia agar tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta
produktivitas madrasah yang bermutu. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut ditempuh melalui
pendekatan ”sistem” yang terdiri dari: konteks, input, proses, output, dan outcome yang menjadi
kewenangan dan tanggungjawab dalam pengelolaannya.

Kata Kunci : Standar Pengelolaan, Madrasah Aliyah Swasta


Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003
A. Pendahuluan tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II
Pendidikan merupakan bagian integral pasal 3 disebutkan bahwa:
dalam kehidupan bangsa dan negara.Salah satu
faktor yang dilakukan untuk meningkatkan Pendidikan berfungsi mengembangkan
kualitas hidup bangsa Indonesia adalah dengan kemampuan dan membentuk watak serta
meningkatkan mutu pendidikan.Sebagai peradaban bangsa yang bermartabat dalam
prinsip normatif, mutu adalah suatu nilai yang rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
tidak dapat dikompromikan.Berkompromi bertujuan untuk berkembangnya potensi
dengan mutu berarti bersedia menerima mutu peserta didik agar menjadi manusia yang
yang rendah atau kedengarannya sebagai beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
sebuah contradiction in terminis “menerima Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
mutu yang tidak bermutu”. cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

15
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

negara yang demokratis serta kepala madrasah.Sementara gurubelum


1
bertanggungjawab. menunjukan partipasinya secara proporsional.
Seiring dengan tujuan tersebut, Keadaan seperti ini tentu tidak dapat terus
pendidikan diharapkan mampu mempersiapkan berlangsung, mengingat makin besarnya
sumberdaya manusia dalam menghadapi era kewenangan madrasah untuk mengeloladirinya
globalisasi. Dengan cepatnya arus informasi sendiri. Di sisi lain kemampuan manajerial
dan teknologi komunikasi, maka pendidikan kepala madrasah sangat terbatas, sehingga
diharapkan akan mampumenyiapkan peserta peran guru makin diperlukan dalam upaya
didik yang akan mampu menjawab semua peningkatan mutu pendidikan melalui
tantangan. pengelolaan madrasah. Terlebih bila
Suatu kenyataan yang dihadapi oleh menggunakan pendekatan sistem, dukungan
dunia pendidikan di Indonesia terkait dengan perangkat dan pihak lain dalam pencapaian
masalah mutu pendidikan saat ini adalah tujuan atau output sangat dipengaruhi oleh
tingkat mutu pendidikan yang masih rendah input dan proses. Apabila sub sistem input dan
dan jauh dari harapan masyarakat sebagai proses pendidikan tidak dikelola dengan baik,
stakeholder pendidikan serta cita-cita maka akan sulit diperoleh output dan outcome
perundang-undangan di negara ini. Pendidikan yang maksimal.
yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah Secara formal madrasah di Indonesia
pendidikan yang bermutu secara proses hanya terdiri dari Madrasah Negeri dan Swasta.
maupun output. Terkait dengan mutu Namun pada awalnya, seluruh madrasah di
pendidikan, pendidikan saat ini masih lingkungan Kementerian Agama adalah
menghadapi permasalahan-permasalahan, Madrasah swasta yang diprakarsai
khususnya pendidikan Islam. Sebagian besar pendiriannya oleh masyarakat Islam setempat.
lembaga pendidikan Islam salah satunya Kelahiran madrasah di Indonesia diawali ketika
Madrasah Aliyah masih menghadapi problem Kementerian Agama didirikan, dimana salah
internal kelembagaan sementara tantangan satu bagian pendidikan adalah mengadakan
yang dihadapi semakin berat. suatu pilot project madrasah yang akan
Peningkatan mutu pendidikan menjadi contoh bagi orang atau organisasi
madrasah bukanlah tugas yang ringan karena yang ingin mendirikan madrasah secara
bukan saja berkaitan dengan permasalahan partikelir (swasta). Tugas ini mengandung
teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan maksud madrasah milik pemerintah diperlukan
yang rumit dan kompleks, seperti menyangkut sebagai panutan atau contoh bagi pihak swasta
persoalaan perencanaan, pelaksanaan, dalam mengelola pendidikan. Pendirian
pengawasan, dan perbaikan sehingga madrasah negeri merupakan sisi lain dari
terlaksananya pendidikan yang bermutu. bentuk bantuan dan pembinaan terhadap
Untuk mencapai pendidikan madrasah madrasah swasta.2
yang bermutu membutuhkan pengelolaan yang Kenyataan menunjukkan bahwa
baik dengan melibatkan semua komponen ketertinggalan madrasah swasta adalah sebagai
yang ada didalamnya, seperti pemimpin atau akibat terbatasnya dana, sarana prasarana dan
kepala madrasah, guru, pegawai dan fasilitas penunjang pembinaan, ditambahnya
stakeholder pendidikan. Dari hasil dengan lemahnya pola dan pengelolaan sistem
pengamatan, kegiatan pengelolaan pendidikan pembinaan, dengan pengelolaan tradisional.
madrasah pada umumnya merupakan wilayah Selain dari itu tata layanan yang tidak

1 2
Republik Indonesia, Undang-undang RI Abd. Rahman Halim. Paradigma Baru
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Sistem Pembinaan Madrasah. (Yogyakarta: Kota
Nasional, (Jakarta: Permata Press, 2014), h. 6. Kembang, 2009), h.11.

16
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

kondusif, dimana pengelolaan yang tidak Perubahan kedua atas standar nasional
transparan dan kurang akuntabel, termasuk pendidikan PP Nomor 13 Tahun 2015 meliputi;
intensitas kerjasama antara komponen terkait standar isi, standar proses, standar kompotensi
yaitu antara pengurus yayasan dengan lususun, standar pendidik dan tenaga
madrasah, dan orang tua peserta didik, terkesan kependidikan, standar sarana prasarana, standar
kurang memberi kontribusi bagi pegelolaan, standar pembiayaan dan standar
pengembangan madrasah swasta. penilaian. Standar pengelolaan pendidikan
Berdasarkan uraian di atas, perlu sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 13
dilakukan kajian tentang pembinaan madrasah, Tahun 2015 mencakup lingkup perencanaan
utamanya pada Madrasah Aliyah swasta. program, pelaksanaan, pengawasan dan
Madrasah Aliyah swasta sebagai bagian dari evaluasi.Setiap satuan pendidikan wajib
penyelenggara pendidikan nasional saat ini memenuhi standar pengelolaan pendidikan
juga dituntut untuk mampu melakukan yang berlaku secara nasional (PP Nomor 13
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan Tahun 2015 pasal 1 ayat 10).Dengan
standar nasional pendidikan yang dirumuskan melakukan proses standarisasi pengelolaan
oleh pemerintah. Standarisasi yang dimaksud pendidikan ini diharapkan madrasah mampu
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun bersaing dengan sekolah umum khususnya
2005 yang telah mengalami perubahan pertama dalam penyelenggaraan pendidikan umum.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Dalam proses pengelolaan pendidikan,
dan perubahan kedua Peraturan Pemerintah pemerintah telah mendorong adanya otonomi
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar pendidikan. Dengan demikian madrasah bisa
Nasional Pendidikanmeliputi Standar lebih leluasa dalam melakukan proses
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar pengelolaan pendidikan yang mengarah pada
Proses, Standar Pendidik Tenaga peningkatan mutu madrasah.
Kependidikan, Standar Sarana Prasarana, Standar Pengelolaan dalam PP Nomor
Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan 13 Tahun 2015 sebagai pengganti PP Nomor
Standar Penilaian Pendidikan. Peraturan 19 Tahun 2005 terdiri dari 3 (tiga) bagian,
tersebut saat ini telah diselaraskan dengan yakni standar pengelolaan oleh satuan
dinamika perkembangan masyarakat, lokal, pendidikan, standar pengelolaan oleh
nasional, dan global guna mewujudkan fungsi Pemerintah Daerah dan standar pengelolaan
dan tujuan pendidikan nasional, dengan oleh Pemerintah.4 Standar pengelolaan oleh
menerbitkan Peraturan Pemerintah terbaru satuan pendidikan pasal 49: (1) Pengelolaan
sebagai perubahan atas PP Nomor 19 Tahun satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
2005 yaitu PP Nomor 32 Tahun 2013 dasar dan menengah menerapkan manajemen
perubahan pertama dan PP Nomor 13 Tahun berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan
2015 perubahan kedua atas peraturan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
pemerintah tentang standar nasional keterbukaan, dan akuntabilitas(2) Pengelolaan
pendidikan nasional.3Mengingat pendidikan di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
Indonesia membutuhkan standar nasional tinggi menerapkan otonomi perguruan tinggi
pendidikan yang membutuhkan penyesuaian yang dalam batas-batas yang diatur dalam
terhadap diamika kehidupan yang berkembang ketentuan perundang-undangan yang berlaku
di masyarakat. memberikan kebebasan dan mendorong
kemandirian dalam pengelolaan akademik,

3 4
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Republik Indonesia, Peraturan
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
Pendidikan, Perubahan Ke-Dua atas PP No. 19 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta
Tahun 2009, (Jakarta : Sinar Grafika, 2015), h. 381. :Sinar Grafika, 2015), h. 383.

17
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

operasional, personalia, keuangan, dan area Keterbukaan madrasahyang dimaksud


fungsional kepengelolaan lainnya yang diatur adalah keterbukaan dalam program dan
oleh masing-masing perguruan tinggi.5 keuangan.Kerjasama yang dimaksud adalah
Berdasarkan penjelasan pasal di atas, adanya sikap dan perbuatan lahiriah
kemandirian madrasah adalah kewenangan kebersamaan/kolektif untuk meningkatkan
madrasah untuk mengatur dan mengurus mutu madrasah. Kerjasama madrasah yang
kepentingan warga madrasah menurut prakarsa baik ditunjukkan oleh hubungan antar warga
sendiri berdasarkan aspirasi warga madrasah madrasah yang erat, dan adanya kesadaran
sesuai dengan peraturan yang dimaksud. Tentu bersama bahwa output madrasah merupakan
saja kemandirian yang dimaksud harus hasil kolektif teamwork yang kuat dan cerdas.
didukung oleh sejumlah kemampuan, yaitu Akuntabilitas madrasah adalah
kemampuan mengambil keputusan terbaik, pertanggungjawaban madrasah kepada warga
kemampuan berdemokrasi/menghargai madrasahnya, masyarakat dan pemerintah
perbedaan pendapat, kemampuan memobilisasi melalui pelaporan dan pertemuan yang
sumberdaya, kemampuan memilih cara dilakukan secara terbuka.Sedang demokrasi
pelaksanaan yang terbaik, kemampuan pendidikan adalah kebebasan yang
berkomunikasi dengan cara yang efektif, terlembagakan melalui musyawarah dan
kemampuan memecahkan persoalan madrasah, mufakat dengan menghargai perbedaan, hak
kemampuan adaptif dan antisipatif, asasi manusia serta kewajibannya dalam
kemampuan bersinergi dan berkolaborasi, serta rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan
kemampuan memenuhi kebutuhannya sendiri. di madrasah.
Kemitraan dapat diartikan sebagai Pengelolaan madrasah dengan
keluwesan yang diberikan kepada madrasah menerapkan manajemen berbasis madrasah
untuk mengelola, memanfaatkan dan (MBM) di atas, merupakan cara pandang yang
memberdayakan sumberdaya madrasah diarahkan pada peningkatan mutu pendidikan
seoptimal mungkin untuk meningkatkan mutu dengan memanfaatkan segala potensi yang ada
madrasah. Dengan keluwesan yang lebih besar dengan pengelolaan yang dilakukan secara
diberikan kepada madrasah, maka madrasah mandiri. Walaupun manajemen berbasis
akan lebih cepat mengelola pendidikan dan madrasah menjamin adanya keleluasaan
tidak harus menunggu arahan dari pemerintah madrasah dalam melakukan pengelolaan
untuk mengelola, memanfaatkan dan pendidikan, namun demikian harus ada standar
memberdayakan sumberdaya madrasah. minimal yang harus dipenuhi oleh madrasah
Dengan cara ini, madrasahakan lebih responsif dalam melakukan pengelolaan pendidikan
dan lebih cepat dalam menanggapi segala berdasarkan Permendiknas Nomor 19 tahun
tantangan yang dihadapi. Namun demikian, 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
keluwesan yang dimaksud harus tetap dalam yang dipertegas dengan Peraturan
koridor kebijakan dan peraturan perundang- PemerintahNomor 13 tahun 2015.
undangan yang ada.Peningkatan partisipasi
warga madrasah dan masyarakat dalam B. Pengelolaan Pendidikan Madrasah
penyelenggaraan pendidikan di madrasah akan Pengelolaan pendidikan dapat diartikan
mampu menciptakan keterbukaan, kerjasama sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan
yang kuat, akuntabilitas, dan demokrasi pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai
pendidikan. tujuan yang telah ditetapkan. Pengelolaan
merupakan komponen integal dan tidak dapat
5
dipisahkan dari proses pendidikan secara
Republik Indonesia, Peraturan keseluruhan. Alasannya tanpa pengelolaan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta tidak mungkin tujuan pendidikan dapat
: Permata Press, 2014), h. 162.

18
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

diwujudkan secara optimal, efektif, dan jawaban?, dan selanjutnya Firman Allah dalam
efisien.6 Q.S. al-sra/17:36 sebagai berikut:
Begitu pentingnya pengelolaan ‫ص َس َو ۡٱنفُؤَا َد ُك ُّم‬
َ َ‫ك بِِۦه ِع ۡه ِۚ ٌم إِ َّن ٱنسَّمۡ َع َو ۡٱنب‬ َ ٍۡ َ‫َو ََل ت َۡقفُ َمب ن‬
َ َ‫س ن‬
ٓ
sehingga kita dapat melihat bahwa pengelolaan ٦٣ ‫ك َكبنَ ع َۡىهُ َم ۡسُىَل‬ َ ِ‫أُوْ ٰنَئ‬
dikenal sudah cukup lama bahkan telah Terjemahnya: Dan janganlah kamu mengikuti
diterapkan pada zaman kenabian terdahulu. apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
Contohnya pengelolaan pada zaman Nabi tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
Yusuf. Beliau merupakan seorang manajer penglihatan dan hati, semuanya itu akan
yang sangat handal, selain sebagai seorang diminta pertanggung jawabannya.9
Nabi beliau memiliki dua sifat yang patut Ayat tersebut merupakan suatu hal yang sangat
dicontohi oleh seorang manajer, hal ini prinsipil yang tidak boleh ditawar dalam
dijelaskan dalam firman Allah swt. Q.S. pengelolaan pendidikan, agar supaya tujuan
Yusuf/12: 55 yang ingin dicapai dapat tercapai dengan
sempurna.Disamping itu pula, intisari ayat
‫ض ۖ إِوًِّ َحفٍِظٌ َعهٍِ ٌم‬
ِ ْ‫قَب َل اجْ َع ْهىًِ َعهَ ٰى َخزَائِ ِه ْاْلَز‬ tersebut merupakan suatu “pembeda” antara
Terjemahnya: pengelolaan secara umum dengan pengelolaan
“Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku dalam perspektif Islam yang sarat dengan nilai.
bendaharawan negara (Mesir); Pengelolaan pendidikan di madrasah
Sesungguhnya aku adalah orang yang tidak jauh berbeda dengan sekolah. Madrasah
pandai menjaga, lagi secara harfiah berarti atau setara maknanya
berpengetahuan”. 7
dengan kata sekolah. Kata “madrasah” dalam
bahasa Arab adalah bentuk kata “keterangan
Selain ayat tersebut, terdapat pula ayat tempat” (zharaf makan) dan akar kata
yang menganjurkan kepada para manejer atau “darasa”. Secara harfiah atau pengertian
pemimpin untuk menentukan sikap dalam menurut etimologi “madrasah” diartikan
proses pengelolaan pendidikan yaitu dalam al- sebagai “tempat belajar para pelajar”, atau
Qur’an Q.S. al-Nahl/16: 90 “tempat untuk memberikan pelajaran”, dan
akar kata “darasa” juga bisa diturunkan kata
‫ي ِذي ۡٱنقُ ۡسبَ ٰى َوٌَ ۡىهَ ٰى َع ِه‬ ٓ ٰ ۡ ِ ۡ ‫ٱَّللَ ٌَ ۡأ ُم ُس بِ ۡٲن َع ۡد ِل َو‬
َّ ‫۞إِ َّن‬
ِ ‫ٱۡلح َس ِه َوإٌِتَب‬ “midras” yang mempunyal arti “buku yang
٠٩ َ‫ۡٱنفَ ۡح َشبٓ ِء َو ۡٱن ُمى َك ِس َو ۡٱنبَ ۡغ ِۚ ًِ ٌَ ِعظُ ُكمۡ نَ َعهَّ ُكمۡ تَ َر َّكسُون‬ dipelajari” atau “tempat belajar”; kata “al-
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu midras” juga diartikan sebagai “rumah untuk
berlaku adil dan berbuat kebajikan atau mempelajari kitab”86. Padanan kata madrasah
kebaikan, memberi kepada kaum kerabat dan dalam bahasa Indonesia adalah madrasah, yang
Allah melarang perbuatan yang keji, mungkar merupakan terjemahan dan kata school.10
dan permusuhan. Dia memberi pelajaran Kata “madrasah” juga ditemukan
kepadamu agar kamu dapat mengambil dalam bahasa Hebrew atau Aramy, dari akar
pelajaran.8 kata yang sama yaitu “darasa”, yang berarti
Terjemahnya : Ayat-ayat lain yang “membaca dan belajar” atau “tempat duduk
berkaiatan dengan pengelolaan dalam Q.S.al- untuk belajar”. Dan kedua bahasa tersebut, kata
Qiyamah/ 75: 36 bahwa “apakah manusia “madrasah” mempunyai arti yang sama:
mengira ia dibiarkan saja tanpa pertanggung “tempat belajar”. Jika diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia, kata “madrasah” memiliki
6
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah:
Konsep, Strategi dan Implementasinya. (Bandung:
9
Rosda Karya, 2008), h. 20 Ibid, h.285.
7 10
Departemen Agama RI.al-Quran dan Mehdi Nakosteen, Konstribusi Islam atas
Terjemahnya. (Semarang: CV Asy-Syifa, 1996), Dubia Intelektual Barat: Deskripsi Analisis Abad
h.242. Keemasan Islam, Edisi Indonesia, (Surabaya:
8
Ibid, h.277. Risalah Gusti, 1996), h.66.

19
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

arti “madrasah”. Madrasah, dalam bahasa dan keagamaan”. Sejauh ini tampaknya belum
Indonesia adalah terjemahan dan kata school. ada data yang pasti kapan istilah madrasah,
Kata madrasah adalah termasuk kata serapan yang mempunyai pengertian sebagai lembaga
dan bahasa asing. Kata itu berasal dan kata pendidikan, mulai digunakan di Indonesia. Para
schole (Yunani) schole (Latin), school peneliti sejarah pendidikan Islam pun pada
(lnggris), school (Belanda), dan schule umumnya lebih tertarik membicarakan sistem
(Jerman). Schole (Yunani) berartibebasdari pendidikan atau pengajaran tradisional Islam
pekerjaan dalam masyarakat yang masih yang digunakan baik di masjid, surau
mengenal perbudakan, golongan merdeka yang (Minangkabau), pesantren (Jawa), dan lain-
bebas dan perkerjaan ini mengisi waktunya lain, daripada membicarakan madrasah. Dalam
dengan berdiskusi, mendengarkan ceramah dan beberapa hal, penyebutan istilah madrasah di
membaca karya-karya ilmiah atau filsafat.11 Di Indonesia juga seringkali menimbulkan
Indonesia, madrasah digunakan untuk suatu konotasi “ketidakaslian”, dibandingkan dengan
lembaga pendidikan pada tingkat dasar dan sistem pendidikan Islam yang dikembangkan di
menengah. Madrasah (baca madrasah) sebagai masjid, dayah (Aceh), surau (Minangkabau),
suatu sistem memiliki banyak karakteristik atau pesantren (Jawa), yang dianggap asli
umum sebagaimana organisasi lainnya yang Indonesia. Berkembangnya madrasah di
berskala luas, dua diantara karakterstik itu ialah Indonesia di awal abad ke-20 M ini, memang
pertama; sistem permadrasahan mempunyai merupakan wujud dan upaya pembaharuan
tujuan.Kedua; tugas sistem permadrasahan pendidikan Islam yang dilakukan para
ialah memberikan pengetahuan dan Cendekiawan Muslim Indonesia, yang melihat
keterampilan kepada peserta didik, dan karena bahwa lembaga pendidikan Islam “asli”
itulah para guru atau pendidik (tradisional) tersebut dalam beberapa hal tidak
12
dipekerjakan. Kendati pada mulanya kata lagi sesuai dengan tuntutan dan perkembangan
“madrasah” itu sendiri bukan berasal dari zaman. Di samping itu, kedekatan sistem
bahasa Indonesia, melainkan dan bahasa asing, belajar-mengajar madrasah dengan sistem
yaitu school atau scola.13 belajar-mengajar ala madrasah yang ketika
Dalam praktiknya memang ada madrasah mulai bermunculan, memang sudah
madrasah yang disamping mengajarkan ilmu- banyak dikembangkan oleh pemerintah Hindia
ilmu keagamaan (al-’ulum al-diniyyah), juga Belanda, membuat banyak orang berpandangan
mengajarkan ilmu-ilmu yang diajarkan di bahwa madrasah sebenarnya merupakan bentuk
madrasah umum.Selain itu ada madrasah yang lain darisekolah, hanya saja diberi muatan dan
hanya mengkhususkan diri pada pelajaran ilmu corak ke-Islaman.15
agama, yang biasa disebut madrasah Dalam perkembangannya, madrasah
diniyyah.14 Kenyataan bahwa kata “madrasah telah diakui oleh pemerintah sebagai lembaga
berasal dan bahasa Arab, dan tidak pendidikan formal yang kedudukannya setara
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dengan sekolah. Madrasah dalam lingkup
menyebabkan masyarakat lebih memahami kultural memiliki konotasi spesifik yaitu
“madrasah” sebagai lembaga pendidikan Islam, adanya proses pembelajaran tentang seluk
yakni “tempat untuk belajar agama” atau beluk agama, sehingga dalam pemakaiannya
“tempat untuk memberikan pelajaran agama kata madrasah lebih dikenal dengan “sekolah
yang bercirikan Islam”.16
11
Said, H.M, Ilmu Pendidikan, (Bandung:
Alumni, 1995), h.154.
12
Sanapiah, Faisal, Sosiologi Pendidikan,
15
(Surabaya: Usaha Nasional, 2005),h.66-67. Maksum, Madrasah Sejarah dan
13
Malik, Fadjar, Visi Pembaharuan Perkembangannya, (Jakarta: Logos, 1993), h.29.
16
Pendidikan Islam, (Jakarta: LP3NI, 1996), h.111. Malik Fadjar, Visi Pembaharuan
14
Ibid, h.112. Pendidikan Islam., h. 111.

20
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

Madrasah dibentuk dengan Keputusan madrasah mengandung makna bahwa


Menteri Agama Nomor 13 Tahun 1964, materi pengelolaan madrasah adalah tinjauan
yang diajarkan seluruhnya ilmu madrasah efektif dari sudut penataan yang
agama.Madrasah merupakan sekolah tambahan dilakukan kepala madrasah terhadap bidang-
bagi siswa yang bersekolah di sekolah bidang garapan madrasah, yaitu
umum.Para orang tua memasukkan anaknya ke kepesertadidikan, ketenagaan, kurikulum,
madrasah ini agar anaknya mendapat tambahan sarana dan prasarana, keuangan, dan kemitraan
pendidikan agama karena di sekolah umum madrasah dengan masyarakat.20
dirasakan masih sangat kurang.17 Madrasah Dengan demikian dapat dikatakan
diposisikan sebagai lembaga pendidikan yang bahwa pengelolaan madrasah adalah upaya
mempunyai tata cara yang sama dan agar semua kegiatan madrasah dapat berjalan
diperlakukan secara sama dengan sekolah dengan baik, dibuat secara bersama, sesuai
berdasarkan Undang-Undang. Tetapi disisi dengan rencana dan biaya yang ada. Jadi pada
lain, mata pelajaran agama Islam tetap dasarnya pengelolaan madrasah adalah semua
dijadikan mata pelajaran pokok, di samping tindakan dalam mengelola madrasah selaku
mata pelajaran umum. Kultur madrasah administrator bersama atau melalui orang lain
merupakan jiwa madrasah yang memberikan berupaya mencapai tujuan kelembagaan,
makna bagi setiap kegiatan kependidikan laporan kegiatan atau keuangan madrasah
madrasah dan menjadi jembatan antara ativitas secara efektif dan efisien. Selain mengacu pada
dan hasil yang dicapai. Kultur adalah sebuah kepada ciri pengembangan pendidikan nasional
keadaan yang mengantarkan peserta didik di atas, pengelolaan madrasah dikembangkan
memiliki kreativitas, seni dan intelektual yang untuk menjaga karakteristik dan ciri
tinggi. Kultur juga merupakan kenderaan untuk keunggulan yang kompetitif antara lain: 1)
menstransmisikan nilai-nilai pendidikan. pendidikan madrasah menempatkan nilai
Karena kultur madrasah adalah kultur belajar, agama dan budaya luhur bangsa sebagai spirit
harus dibangun sejak awal agar semua elemen dalam proses pengelolaan pembelajaran; 2)
madrasah memiliki komitmen untuk kemajuan pendidikan madrasah mengembangkan prinsip
madrasah.18 pendidikan yang khas, antara lain: (a) holistik
Madrasah sebagai bagian dari mengembangkan aspek jasmani dan rohani
pendidikan nasional, penyelenggaraan secara utuh, mengembangkan seluruh aspek
pengelolaan madrasah juga harus mengacu cipta, rasa, karsa dan karya; (b) sinergi antara
kepada ketentuan pendidikan akidah, ibadah, muamalah dan akhlakul
nasional.19Kaitannya pengelolaan dengan karimah; (c) interkoneksitas antara ilmu agama
dan ipteks; (d) berkelanjutan dalam konteks
17
Haidar Putra Daulay, Historisitas dan
Eksistensi Pesantren Sekolah dan Madrasah,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), h. 62. pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
18
Qodry, Azizy. Pendidikan Agama untuk berlangsung sepanjang hayat; (d) pendidikan
Membangun Etika Sosial. (Semarang: Aneka Ilmu, diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
2002), h.60 membangun kemauan, dan mengembangkan
19
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran;
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab III (e) pendidikan diselenggarakan dengan
tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan antara mengembangkan budaya membaca, menulis, dan
lain: (a) pendidikan diselenggarakan secara berhitung dan berhitung bagi segenap warga
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif masyarakat; (f) pendidikan diselenggarakan dengan
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai memberdayakan semua komponen masyarakat
keagamaan, nilai keagamaan, nilai kultural, dan melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
kemajemukan bangsa; (b) pendidikan pengendalian mutu layanan pendidikan.
20
diselenggarakan sebagai suatu kesatuan yang Asmani, Jamal Ma’Mur. Tips Aplikasi
sistematik dengan sistem terbuka dan multi makna; Manajemen Sekolah. (Jogyakarta: Diva Press,
(c) pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses 2012), h.12.

21
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

hubungan antara tradisi dengan modernitas, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan
dan (e) akomodatif antara kearifan lokal dan keuangan/pembiayaan, pengelolaan hubungan
perkembangan global; 3) pendidikan madrasah madrasah dengan madrasah. Ada beberapa
menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, faktor yang perlu diperhatikan dalam
keadilan, kesetaraan, dan demokrasi serta pengelolaan pendidikan di madrasah, yaitu
sekaligus memberikan pemihakan positif madrasah sebagai organisasi kerja yang terdiri
kepada pemberdayaan umat yang kurang dari atas sejumlah unit kerja seperti kelas (guru
mampu dalam rangka percepatan terwujudnya kelas), tata usaha (TU) madrasah dan
kesetaraan sosial.21 sebagainya. Setiap unit tersebut merupakan
Uraian di atas, menunjukkan bagian kerja yang berdiri sendiri dan
pengelolaan pendidikan di madrasah diartikan berkedudukan sebagai subsistem yang menjadi
sebagai proses pendayagunaan sumber daya bagian dari madrasah sebagai total
madrasah melalui kegiatan fungsi perancangan sistem.Pengembangan madrasah sebagai
(planning), pengorganisasian (organiting), subsistem, pengelolaannya sangat tergantung
penggerakan (actuating) dan pengendalian pada pengelolaan seluruh subsistem madrasah,
(controlling) secara efektif dan efisien dengan baik secara sendiri maupun secara keseluruhan
segala aspeknya dengan menggunakan semua sistem.Untuk menjadikan madrasah efektif dan
potensi yang tersedia agar tercapai tujuan bermutu, maka diperlukan kepemimpinan
organisasi secara efektif dan efisien serta kepala madrasah yang kuat dan performen guru
produktivitas madrasah yang bermutu. Upaya sebagai tuntutan profesionalnya.23
untuk mencapai tujuan tersebut ditempuh
melalui pendekatan ”sistem” yang terdiri dari: C. Standar Pengelolaan Pendidikan
konteks, input, proses, output, dan outcome Madrasah Aliyah
yang menjadi kewenangan dan tanggungjawab Standar Pengelolaan adalah standar
dalam pengelolaannya. nasional pendidikan yang berkaitan dengan
Schreeren dan Bosker yang dikutip perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
oleh Armai Arief, menjelaskan bahwa, dari sisi kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
organisasi, madrasah dikatakan efektif jika pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau
dikelola menurut struktur organisasi yang baik, nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
sehingga dapat meningkatkan penampilannya. penyelenggaraan pendidikan (Peraturan
Demikian juga, madrasah dikatakan efektif jika Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Bab I Pasal
dapat melakukan penyesuaian diri dengan 1 butir 10). Standar Pengelolaan Pendidikan
lingkungannya secara fleksibel sehingga dapat Dasar dan Menengah yang terdapat dalam
terus survive (bertahan hidup). Dari aspek Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19
ekonomi madrasah dikatakan efektif jika Tahun 2007, mencakup lingkup perencanaan
mampu menghasilkan lulusan (output) sesuai program, pelaksanaan, pengawasan dan
dengan keinginan dan biaya pendidikan yang evaluasi.24
cenderung murah.22 Madrasah Aliyah sebagai bagian dari
Adapun bidang garapan pengelolaan penyelenggara pendidikan nasional saat ini
madrasah adalah pengelolaan kurikulum dan
pembelajaran, pengelolaan peserta didik, 23
Ara Hidayat& Imam Machali,
pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan
Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah,
(Yogyakarta: Kaukaba, 2012), h. 148-156.
21 24
Abdul Rahmat. Manajemen Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Islam. (Gorontalo: Ideas Publishing, 2013), h.91 Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar
22
Lihat, Armai Arief, Reformulasi Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan
Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2005), h. Dasar dan Menengah. (Jakarta: Badan Standar
68. Nasional Pendidikan, 2007), h. 5.

22
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

juga dituntut untuk mampu melakukan Kaitannya dengan ini, pemerintah telah
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan mengatur beberapa standar pengelolaan secara
standar nasional pendidikan yang dirumuskan umum tentang pengelolaan pendidikan oleh
oleh Pemerintah. Standarisasi yang dimaksud satuan pendidikan khususnya madrasah dengan
menurut PP nomor 19 tahun 2005 yang mengacu pada PP No. 13 Tahun 2015 sebagai
berubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor perubahan kedua atas PP nomor 19 tahun 2005
32 Tahun 2013 meliputi standar isi, standar tentang standar nasional pendidikan, kemudian
proses, standar kompetensi lulusan, standar telah dijabarkan secara rinci dan teknis melalui
pendidik tenaga kependidikan, standar sarana Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor
prasarana, standar pengelolaan, standar 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan
pembiayaan, dan standar penilaian. pendidikan. Dalam permendiknas ini secara
Dengan melakukan proses standarisasi teknis mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pendidikan ini diharapkan perencanaan program, pelaksanaan program,
madrasah mampu bersaing dengan sekolah evaluasi dan pengawasan,
umum khususnya dalam penyelenggaraan kepemimpinan sekolah/madrasah, sistem
pendidikan umum. Apalagi dalam proses informasi manajemen dan penilaian khusus.
pengelolaan pendidikan, pemerintah telah Menurut Permendiknas nomor 19 tahun 2007,
mendorong adanya otonomi pendidikan. khususnya perencanaan program madrasah
Dengan demikian madrasah bisa lebih leluasa harus memuat 1) visi madrasah, 2) misi
dalam melakukan proses pengelolaan madrasah madrasah, 3) tujuan madrasah,dan 4) rencana
yang mengarah pada peningkatan mutu kerja madrasah, rencana kerja ini meliputi
madrasah.Pengelolaan madrasah dengan rencana kerja jangka menengah dan rencana
menerapkan manajemen berbasis madrasah kerja tahunan. Rencana kerja tahunan memuat
merupakan cara pandang baru dalam ketentuan yang jelas mengenai:26
pengelolaan pendidikan di Indonesia.
a. Kesiswaan;
Manajemen berbasis madrasah ini diarahkan
b. kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
pada peningkatan mutu pendidikan dengan
memanfaatkan segala potensi yang ada dengan
c. Pendidik dan tenaga kependidikan serta
pengembangannya;
pengelolaan yang dilakukan secara mandiri.
Walaupun manajemen berbasis madrasah d. Sarana dan prasarana;
menjamin adanya keleluasaan madrasah dalam e. Keuangan dan pembiayaan;
melakukan pengelolaan namun demikian harus f. Budaya dan lingkungan sekolah;
ada standar minimal yang harus dipenuhi oleh g. Peranserta masyarakat dan kemitraan;
madrasah dalam melakukan proses pengelolaan h. Rencana kerja lain yang mengarah kepada
pendidikan. peningkatan dan pengembangan mutu.
Berbicara pengelolaan pendidikan Dalam pelaksanaan program madrasah,
madrasah berarti kita akan membicarakan hal yang diatur dalam permendiknas ini
pengelolaan pendidikan yang diselenggarakan meliputi pedoman madrasah, struktur
oleh satuan pendidikan. Dalam pasal 51 UU organisasi madrasah, pelaksanaan kegiatan
nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa madrasah, bidang peserta didik, bidang
pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, bidang
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
dilakanakan berdasarkan standar pelayanan Nasional, Pasal 51, (Jakarta: Permata Press, 2014),
minimal dengan prinsip manajemen berbasis h. 28.
26
madrasah.25 Republik Indonesia, Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007
Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
25
Republik Indonesia, Undang-Undang No. Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. (Jakarta:
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Sinar Grafika, 2014), h. 190.

23
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

pendidik dan tenaga kependidikan, bidang


sarana dan prasarana, bidang keuangan dan
pembiayaan, budaya dan lingkungan
madrasah,dan peran serta masyarakat dan
kemitraan madrasah.
Kaitannya dengan evaluasi dan
pengawasan, permendiknas ini memberikan
petunjuk teknis yang meliputi program
pengawasan, evaluasi diri, evaluasi dan
pengembangan KTSP, evaluasi pendayagunaan
pendidik dan tenaga kependidikan, dan
akreditasi madrasah.Adapun yang berkaitan
dengan kepemimpinan madrasah lebih
ditekankan pada tugas kepala
sekolah/madrasah dalam pengelolaan
27
pendidikan.
Madrasah yang telah melakukan
pengelolaan pendidikan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan ini khususnya
PP Nomor 13 tahun 2015 dan Permendiknas
nomor 19 tahun 2007 ini berarti telah
melaksanakan pengelolaan pendidikan sesuai
dengan standar nasional pendidikan.

27
Republik Indonesia, Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007
Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 204.

24
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

INDIKATOR
BIDANG SUB BIDANG ACUAN
KEBERHASILAN
PROGRAM PROGRAM PROGRAM
PROGRAM

(1) (2) (3) (4)


Standar 6.1 Menerapkan Terwujudnya - Peraturan
Pengelolaan Manajemen kemandirian, kemitraan, Pemerintah No.
Pendidikan Berbasis partisipasi, keterbukaan, 13 Tahun 2015
Madrasah dan akuntabilitas. Tentang SNP
(MBM) -Permendiknas No.
6.2 Penyusunan Tersusunnya organisasi 19 tahun 2007
struktur madrasah dan tupoksinya Tentang
organisasi secara jelas Standar
madrasah. Pengelolaan
6.3 Pengelolaan Tersusunnya administrasi Pendidikan
administrasi madrasah yang lengkap
madrasah dan baik
6.4 Pengelolaan - Tersusunnya kurikulum
Kurikulum madrasah yang
memperhatikan validitas,
reliabilitas, dan
fleksibilitas.
- Terlaksananya kurikulum
secara sistimatis, tuntas,
dan proporsional.
6.5 Pengelolaan - Adanya pembagian tugas
Ketenagaan yang jelas
- Terlaksananya pembinaan
pegawai yang sistematis,
dan kontinyu.
- Tumbuh dan
berkembangnya budaya
kerja yang dilandasi
dengan disiplin, etos kerja
yang tinggi, dan
kekeluargaan
6.7 Pengelolaan - Adanya sistem
peserta didik penerimaan peserta didik
baru yang teratur.
- Terlaksananya
penempatan peserta didik
dalam kelas secara tepat.
- Terwujudnya pelayanan
kepada peserta didik
secara sistematis,

25
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

kontinyu, dan
proporsional.
6.8 Pengelolaan - Adanya pendayagunaan
Sarana dan sarana dan prasarana
Prasarana secara optimal.
- Terlaksananya
penambahan sarana dan
prasarana secara
kontinyu.
- Adanya perawatan sarana
dan prasarana.
6.9 Pengelolaan - Terciptanya hubungan
Humas dan kerjasama yang baik
dengan masyarakat.
6.10 Pengelolaan - Adanya dana yang masuk
Keuangan serta penggunaannya
tepat.
6.11 Pelaksanaan - Terlaksananya evaluasi
Evaluasi Program program kerja madrasah
Kerja Madrasah tepat.
- Diperolehnya hasil
evaluasi sebagai bahan
pertimbangan untuk
tindak lanjut dan
pembuatan program kerja
tahun berikutnya.

D. Kesimpulan Berdasarkan standar pengelolaan


Merujuk pada karakteristik dan ciri pendidikan, maka dapat dikatakan bahwa
keunggulan madrasah, maka keberlangsungan mengelola madrasah, apalagi swasta tidak
pengelolaan madrasah akan efektif bilamana mudah. Kemampuan pengelola sangat
dapat memberdayakan seluruh komponen menentukan dalam hal ini. Demikian pula
sumber daya yang dimiliki dalam pengelolaan keberadaan dan partisipasi masyarakat
kurikulum dan pembelajaran, pengelolaan sekitarnya turut andil dalam kemajuan
peserta didik, pengelolaan ketenagaan, madrasah tersebut. Standar pengelolaan
pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan madrasah menjadi sangat penting untuk
pembiayaan, pengelolaan hubungan madrasah dipahami dan diimplementasikan oleh para
dengan masyarakat. Pengembangan pengelola madrasah, karena dengan
pengelolaan madrasah harus memberikan pengelolaan yang baik madrasah akan tetap
pelayanan dan kemudahan bagi para pelaku diminati masyarakat sebagai lembaga
yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan, pendidikan yang selalu berkembang dan tidak
khususnya pendidik, tenaga kependidikan dan ketinggalan zaman.
peserta didik. Pengembangan pendidikan Dalam menjalankan fungsi-fungsi
madrasah harus memberikan perhatian yang pengelolaan, madrasah tidak boleh di bawah
adil terhadap semua satuan pendidikan baik ataupun kurang dari standar yang telah
negeri maupun swasta. ditetapkan baik pada pengelolaan pendidikan
bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran,

26
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017

bidang peserta didik, bidang pendidik dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
tenaga kependidikan, bidang sarana dan Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar
prasarana, bidang keuangan dan pembiayaan, Nasional Pendidikan, Perubahan Ke-
bidang budaya dan lingkungan madrasah, Dua atas PP No. 19 Tahun 2009, Jakarta
bidang humas dan kemitraan dari madrasah itu : Sinar Grafika, 2015
sendiri.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
Daftar Pustaka 19 Tahun 2007 Tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Ara, Hidayat& Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi Jakarta: Badan Standar Nasional
dalam Mengelola Sekolah dan Pendidikan, 2007.
Madrasah, Yogyakarta: Kaukaba, 2012
Qodry, Azizy. Pendidikan Agama untuk
Arief, Armai, Reformulasi Pendidikan Islam, Membangun Etika Sosial. Semarang:
Jakarta: CRSD Press, 2005 Aneka Ilmu, 2002

Asmani, Jamal Ma’Mur. Tips Aplikasi Rahmat, Abdul. Manajemen Pendidikan Islam.
Manajemen Sekolah. Jogyakarta: Diva Gorontalo: Ideas Publishing, 2013
Press, 2012
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 20
Daulay, Haidar Putra, Historisitas dan Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Eksistensi Pesantren Sekolah dan Nasional, Pasal 51, Jakarta: Permata
Madrasah, Yogyakarta: Tiara Wacana, Press, 2014
2001
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah
Departemen Agama RI.al-Quran dan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
Terjemahnya. Semarang: CV Asy-Syifa, 2015 tentang Standar Nasional
1996 Pendidikan, Jakarta :Sinar Grafika, 2015

Halim, Abd. Rahman. Paradigma Baru Sistem Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah
Pembinaan Madrasah. Yogyakarta: Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
Kota Kembang, 2009 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Jakarta : Permata Press,
Malik, Fadjar, Visi Pembaharuan Pendidikan 2014
Islam, Jakarta: LP3NI, 1996
Republik Indonesia, Peraturan Menteri
Maksum, Madrasah Sejarah dan Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun
Perkembangannya, Jakarta: Logos, 1993 2007 Tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah: Dasar dan Menengah. Jakarta: Sinar
Konsep, Strategi dan Implementasinya. Grafika, 2014
Bandung: Rosda Karya, 2008
Said, H.M, Ilmu Pendidikan, Bandung:
Nakosteen, Mehdi, Konstribusi Islam atas Alumni, 1995
Dubia Intelektual Barat: Deskripsi
Analisis Abad Keemasan Islam, Edisi Sanapiah, Faisal, Sosiologi Pendidikan,
Indonesia, Surabaya: Risalah Gusti, Surabaya: Usaha Nasional, 2005
1996

27

Anda mungkin juga menyukai