Anda di halaman 1dari 51

MINI RISET

“Analisis Perbandingan Minat Baca Qur’an Pasca Covid 19 Di MTs Baitul Makmur
dan SMP N 05 Rejang Lebong”

Dosen Pengampu :

Karlina Indrawari, M.Pd. I

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Melisa Eka Putri (19531091)


2. Muhammad Afrizal (19531098)
3. Nadya Fajrika (19531102)
4. Nadilla Cantika Putri (19531104)
5. Nindi Tri Handayani (19531109)
6. Octa Verawati (19531118)
7. Paiza wati (19531119)
8. Parida (19531120)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang sangat sederhana ini. Shalawat serta
salam selalu penyusun haturkan kepada Nabi junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para
sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman. Mini Riset ini disusun agar dapat kita
manfaatkan bersama untuk kehidupan kita sehari-hari. Tidak lupa penyusun ucapkan terima
kasih kepada Ibu Karliana Indrawari, M. Pd. I sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Materi
Pembelajaran PAI di SMP.

Penyusun mengakui bahwa mini riset ini masih banyak yang perlu untuk diperbaiki.
Untuk itu penyusun memerlukan saran dan kritikan dari semua pembaca untuk
menyempurnakannya. Semoga Mini Riet ini bermanfaat bagi kita bersama.

Curup, 13 Januari. 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................1
B. Batasan Masalah.................................................................................................................3
C. Rumusan Masalah..............................................................................................................3
D. Tujuan Penelitian................................................................................................................4
E. Manfaat Penelitian..............................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
A. Teori.....................................................................................................................................5
B. Penelitian Terdahulu..........................................................................................................9
BAB III.........................................................................................................................................13
A. Jenis Penelitian..................................................................................................................13
B. Tempat penelitian.............................................................................................................14
C. Subjek Penelitian..............................................................................................................14
D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................................15
E. Teknik Analisis Data........................................................................................................16
BAB IV..........................................................................................................................................18
A. Hasil Penelitian.................................................................................................................18
B. Pembahasan.......................................................................................................................32
BAB V...........................................................................................................................................36
A. Kesimpulan........................................................................................................................36
B. Saran..................................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................39
KISI- KISI SOAL SMP 05 REJANG LEBONG DAN MTS BAITUL MAKMUR..............41
LAMPIRAN.................................................................................................................................45

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada awal tahun 2020, perubahan besar di bidang pendidikan mulai mengalami
revolusi. Pembelajaran yang sebelumnya didominasi pembelajaran tatap muka harus
bergeser ke pembelajaran online di semua jenjang pendidikan 1. Dalam rangka
pencegahan penyebaran Covid-19 kepada warga sekolah dan masyarakat luas,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengeluarkan beberapa
imbauan terkait pencegahan dan penanganan Covid-19. Pertama, Surat Edaran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan
Penanganan Covid-19. Kedua, Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan
Covid-19 oleh Institusi Pendidikan. Ketiga, Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang
pelaksanaan kebijakan pendidikan di masa darurat penyebaran penyakit virus corona
(Covid-19), yang berisi petunjuk tentang proses belajar di rumah2.
Budaya membaca Indonesia bukanlah tradisi yang diturunkan dari nenek moyang.
Indonesia juga baru-baru ini dinyatakan buta huruf. Sistem pemerintahan kolonial tentu
tidak mengizinkan masyarakat untuk membaca. Belanda baru membuka pendidikan
formal untuk penduduk lokal setelah diadakan Etisch Politics. Hanya terbatas pada
bangsawan. Hal ini sesuai dengan pandangan budaya leluhur pada umumnya
mendengarkan tradisi. Orang Indonesia, khususnya orang Jawa, bisa begadang untuk
menonton pertunjukan wayang. Dalam tradisi Macapat, sebuah kitab dibaca oleh orang-
orang tertentu dan didengarkan oleh orang-orang dalam keadaan tertentu. Serat Yusuf
juga mengumumkan tradisi kelahiran bayi yang didengar banyak orang. Karya tulis
Mahabharata dan Serat Menak menjadi populer setelah diadopsi sebagai sastra lisan dan
dimainkan dalam pertunjukan wayang dan kentrung3.
1
Widya Sari, Andi Muhammad Rifki, Mila Karmila, “Analisis Kebijakan Pendidikan Terkait Implementasi
Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Darurat Covid 19” Jurnal Mappesona . Vol 3, No 2 (2020) hlm. 2
2
Fieka Nurul Arifa, “TANTANGAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN BELAJAR DARI RUMAH DALAM MASA
DARURAT COVID-19,” Info Singkat; Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis. Vol. XII, No.
7/I/Puslit/April/2020.n.d., 6.
3
“UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA SEBAGAI SARANA UNTUK MENCERDASKAN BANGSA |
Jurnal Pena Indonesia, Vol. 1, Nomor 1, Maret 2015.hlm 84.”

1
Minat baca adalah keinginan atau kecenderungan batin (antusias) untuk membaca.
Definisi ini sejalan dengan pandangan Darmono bahwa minat baca adalah kecenderungan
psikologis untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu tentang membaca. Minat baca
berasal dari kepribadian setiap orang, sehingga untuk meningkatkan minat baca
diperlukan kesadaran setiap orang. Negara maju merupakan negara dengan minat baca
masyarakat yang tinggi. Oleh karena itu, minat baca menempati posisi penting dalam
kemajuan suatu bangsa4.
Minat membaca seorang siswa sangat besar pengaruhnya terhadap hasil
belajarnya, karena minat membaca seseorang cukup tinggi untuk memahami secara utuh
hakikat ilmu pengetahuan. Di sisi lain, jika minat membaca Anda tidak tinggi, kecerdasan
seseorang akan sangat marah. Metode pembelajaran adalah cara siswa melakukan
kegiatan belajar, yaitu mempersiapkan belajar, menghadiri kelas, melakukan kegiatan
belajar mandiri, cara belajarnya, dan cara mengikuti ujian. Kualitas gaya belajar akan
menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Gaya belajar yang baik akan
menyebabkan keberhasilan belajar, sebaliknya gaya belajar yang buruk akan
menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dalam belajar. Kaitannya dengan minat baca
Al-Qur'an siswa sangat penting untuk kehidupan masa depan mereka5.
Minat siswa dalam membaca Al-Qur'an sangat penting untuk kehidupan masa
depan mereka. Upaya sekolah untuk menumbuhkan minat belajar membaca Al-Qur'an
cukup baik. Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa guru benar-benar bekerja keras untuk
mendukung murid-muridnya agar belajar membaca Al-Qur'an lebih mahir daripada
merasa bosan. penilaian mata pelajaran yang diajarkan sebelum kelas setiap hari. Terkait
dengan bacaan Al-Qur'an, seperti pengajian, bimbingan khusus bagi anak-anak yang
belum mampu membaca Al-Qur'an, dalam hal ini penanganan langsung guru mata
pelajaran Al-Qur'an Hadits, pengajar dan tutor, serta adanya kelas tilawah (Tilawatil Al-
Qur'an) untuk membangkitkan kecintaan anak-anak terhadap pendidikan Al-Qur'an. Oleh
karena itu, kegiatan tersebut dapat meningkatkan kesadaran siswa dalam proses
pengajaran6.

4
“UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA SEBAGAI SARANA UNTUK MENCERDASKAN BANGSA |
Jurnal Pena Indonesia. Vol. 1, Nomor 1, Maret 2015, hlm. 81 .”
5
Abdul Halim, “Implementasi Bimbngan Minat Baca Alquran Di Smk Baitul Hikmah Tempurejo” Al-Irsyad :
Jurnal Pendidikan dan Konseling. Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2019, hlm. 35-36

2
B. Batasan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini membatasi permasalahan
mengenai “ minat baca qur’an pasca covid 19 di MTs Baitul Makmur dan SMP 5 Rejang
Lebong. Untuk mencegah terjadinya kesalah pahaman dalam memahami istilah-istilah
dalam penelitian ini, maka penulis akan memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah
yang terdapat dalam judul diatas yaitu.
1. Minat
Minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian
terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun
membuktikan lebih lanjut.
2. Baca
Baca atau bisa juga disebut membaca adalah suatu proses melafalkan huruf
maupun angka yang dilakukan serta di pergunakan oleh seseorang untuk
mempresentasikan makna pesan yang hendak disampaikan oleh penulis kepada pembaca
melalui suatu karya tulis.
3. Al- Qur’an
Secara etimologis, Al-Qur’an berarti bacaan atau yang dibaca.Sedangkan menurut
istilah, Al-Qur’an adalah kalamullah yangditurunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad
saw., di sampaikan secara mutawatir, bernilai ibadah bagi umat muslim yang
membacanya, dan ditulis dalam mushaf.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah
1. Bagaimana analisis minat baca Al-Qur’an Pasca Covid 19 di MTs Baitul Makmur?
2. Bagaimana analisis minat baca Al-Qur’an Pasca Covid 19 di SMPN 5 Rejang
Lebong?
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minta baca Al-Qur’an Pasca Covid 19 ?

D. Tujuan Penelitian

6
Abdul Halim, “Implementasi Bimbngan Minat Baca Alquran Di Smk Baitul Hikmah Tempurejo” Al-Irsyad :
Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2019, hlm. 36

3
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui bagaimana analisis minat baca Al-Qur’an Pasca Covid 19 di MTs Baitul
Makmur
2. Mengetahui bagaimana analisis minat baca Al-Qur’an Pasca Covid 19 di SMPN 5
Rejang Lebong.
3. Mengetahui faktor-faktor minta baca Al-Qur’an Pasca Covid 19

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, serta ilmu Pendidikan Agama Islam. Dan diharapkan
dapat memperkaya khasanah pemikiran khususnya pengaruh minat baca Al-Qur’an
terhadap siswa kelas 8 di MTs Baitul Makmur dan SMPN 5 Rejang Lebong.
2. Manfaat Praktis
a. Guru
Supaya guru mengetahui faktor- faktor menurunnya atau memperbaiki
minat baca Qur’an pada siswa
b. Siswa
Supaya siswa dapat meningkatkan minat baca al-Qur’an

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori
1. Minat Baca Qur’an
a. Pengertian Minat Baca Qur’an
Pengertian minat adalah sikap kognisi, konasi, emosi jiwa seseorang yang
tertuju pada perasaan yang kuat. Perasaan yang kuat itu akan menampilkan minat
yang baik. Pengimplemtasian minat bukan hanya ditunjukan melalui pernyataan
seseorang menyukai sesuatu dibandingkan dengan yang lain, namun harus
ditunjukan juga dengan aktif dalam berpartisipasi hal yang diminati tersebut
dengan memberikan perhatian besar dibandingkan dengan yang lain. 7
Didalam surah al-Alaq ayat 1-6 menyatakan : Bacalah dengan (Menyebut)
nama Tuhanmu yang Menciotakan, Dia telah menciptakan manusai dari
segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmula yang Maha Pemurah, yang mengajar
(Manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya, Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui
batas. (Q.S Al-Alaq 1-6). Didalam al-Qur’an terdapat suatu perintah dan larangan
bagi manusia petunujuk itu harus ditaati manusia agar bahagia dunia dan akhirat.
Sesuai dengan surah al-Alaq 1-6 Allah memerintahkan manusia untuk membaca
agar dapat memahami petunjuk didalam al-Qur’an sehingga dapat mengamalkan
isi al-Qur’an.8
Perubahan pola pembelajaran 2 tahun terakhir karena merebaknya
pandemi covid 19. Siswa dirumahkan dan pembelajaran dilakukan dengan jarak
jauh situasi ini menjadi tantangan bagi siswa dan guru untuk dapat menjaga minat
baca Qur’an. Namun pembelajaran jarak jauh yang mengandalakn teknologi
pastinya mempunyai kekurangan guru tidak bisa memantau aktifitas membaca al-

7
Arsyad, Salahudin.Hubungan Kemampuan Membaca Al-Qur’an dan Minat Belajar Siswa Dengan Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI). “Edukasi :182
8
Wiwik Anggranti.Penerapan Metode Pembelajaran Baca-Tulis al-Qur’an (Study Descriptif di Smp Negeri
2 Tenggarong). Jurnal Intelgensia vol 1 no 1, April 2016: 107

5
Qur’an. Akibatnya minat baca Qur’an siswa mengalami penurunan sebelum masa
covid 19.9
Sebelum masa covid 19 guru berperan sangat penting dalam
meningkatkan minat baca Qur’an karena guru dapat terlibat secara langsung
menyimak bacaan siswa. Guru biasanya memberikan motivasi secara langsung,
untuk meningkatkan minat baca Qur’an juga biasanya melakukan kegiatan rutin
membaca Qur’an disekolah, misalnya sebelum memulai mata pelajaran PAI siswa
dianjurkan untuk membaca Qur’an secara bergantian, diharapkan minat dan cinta
membaca Qur’an meningkat.10
b. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca Qur’an
Faktor- Faktor :11
1. Lingkungan keluarga
Keluaraga merupakan faktor yang paling penting untuk meningkatkan
minat baca Qur’an.
2. Lingkungan Sekolah
Dilingkungan sekolah, sekolah dapat memberikan pembiasaan melalui
proses belajar mengajar. Diharapkan siswa lancar dalam membaca al-Qur’an.

Faktor- faktor yang lain untuk menumbuhkan minat baca terbagi 2 secara
internal dan eksternal:12

1. Faktor Internal (dari dalam diri siswa sendiri)


- Mereka paham bahwa pentingnya mencintai al-Qur’an dengan membaca
dan mempelajarinya akan menjadi pedoman dimasa depan
- Terkadang mereka malu untuk belajar membaca al-Qur’an karena malu
dengan usia untuk mengikuti pengajian TPQ

9
Elsa Anggraeni, Nevi Damayanti, M. Taufiq Hidayat, Lela Siti Nurpadilah, Siti Nurftirani Wardah, Hajir
Tajiri. Penguatan Fungsi “Pojok Baca Abdi” sebagai Sarana Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat
Baca Anak Dimasa Pandemi
10
Zelvi Fitriani. Strategi Guru PAI Dalam Meningkatkan Minat Membaca dan Menghapal Qur’an Pada
Siswa di SDN 31 Pagar Alam. Muaddib : Islamic Education Jurnal 1.1 (2018) hlm.59
11
Abdul Halim. Implementasi Bimbingan Minat Baca Qur’an di SMK Baitul Hikmah Tempurejo Jember. Al-
iirsyad : Jurnal Pendidikan dan Konseling. Vol 9 No 1 Januari Junni 2019 hlm 53
12
Yenni Agustina, Moh.Afifulloh, Imam Safi’I. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menumbuhkan Minat baca Tulis al_Qur’an Di SMKN 4 Malang”. Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam Vol 6
No.3 Tahun 2021. Hlm.129

6
- Siswa terkadang malu dengan perbedaan jenis kelamin
2. Faktor eksternal (timbul dari luar diri siswa)
- Hubungan baik dengan orangtua yang dapat timbul dan terjalin untuk
kemajuan pendidikan siswa
- Ekonomi dapat juga mendukung siswa belajar yang baik
- Lingkungan sekolah sebagai faktor rumah kedua bagi siswa untuk bekal
cukup dimasa depan
- Media social dapat sangat mudah mempengaruhi siswa
2. Metode-Metode Meningkatkan Minat Baca Qur’an
Metode-Metode Dalam Meningkatkan Minat Baca Qur’an :13
a. Metode Baghdadiyah
Metode Baghdadiyah adalah dimana metode ini terbentuk, tersusun
sangat berurutan serta sebuah proses ulang serta lebih kita kenal dengan metode
alif, ba; ta ‘. Menurut ahli pandangan penulis ini metode ini merupakan metode
yang paling lama dan yang pertama ada di indonesia.
- Cara mengajarkan metode Baghdadiyah:
1. Pertama -tama yaitu mempelajari dan memahami nama-nama huruf
hijaiyah sesuai dengan kaidah Baghdadiyah dan dimulai dengan huruf alif,
ba; ta serta sampai ya’.
2. Setelah itu mempelajari tanda baca (harakat) dan langsung bunyi
bacaanya. Disini anak di ajarkan, dituntun bacanya secara pelan serta
diurai dan dieja, seperti alif fathah a, alif kasrah i, alif dhammah u, dan
sebagainya.
3. Dan kemudian anak memahami huruf hijaiyah serta cara mempelajarinya,
setelah itu kemudian barulah diajarkan al-Qur’an juz’amma (Juz ke -30
dari urutan juz didalam al-Qur’an)
b. Metode Qiro’ati

Metode Qiro’ati adalah dimana metode ini metode yang secara langsung
mempelajari membaca Qur’an dan mempraktekan bacaan tartil yang

13
Muhammad Aman Ma’mun. Kajian Pembelajaran baca Tulis Al-Qur’an, Jurnal Pendidikan Islam. Vol 4
No 1 Maret 2018 hlm 5-8

7
sesuai/selaras dengan qa’idah ilmu tajwid, dan baiknya dianjurkan mengajar jilid
1 dan 2 dengan perorangan dan sedangkan jilid 3-6 dengan cara klaksikal, tetapi
tetap saja setiap siswa diberikan kesempatan untuk membaca (Zarkasi, 1990).
Jilid pertama dibaca langsung dnegan cepat tanpa mengeja serta tidak
memanjangkan suara. Jilid dua diberitahukan nama harakat, angka arab, serta
bacaan mad thabi’i. Jilid tiga pemahaman dari jilid 1 dan 2. Jilid empat di
kenalkan nun sukun, tanwin, mad wajib dan mad jaiz, nun dan mim bertasyid.
Jilid lima ini diajarkan bagaimana cara waqof, mafatih al sunwar serta
pemahaman dari jilis yang sebelumnya. Jilid enam diajarkan membaca izhar halqi
dan belajar al-Quran juz 1.

c. Metode An-Nahdhiyah
Metode An-Nahdiyah adalah merupakan metode yang salah satu
mengunakan metode membaca al-Qur’an yang dimana metode ini muncul di
daerah Tulung agung, Jawa Timur. Pemahaman dari materi pembelajaran al-
Quran ini tidak beda jauh dari metode sebelumnya yaitu metode Qira’ati dan
iqra. Serta perlu kita ketahui dan pahami bahwa metode ini lebih di anjurkan pada
kesesuaian serta ketraturan dalam bacaan dengan ketukan/kurang lebih tepatnya
metode pembelajaran al-Quran ini lebih menekankan pada kode ketukan. Inti
pelajaran metode an-Nahdhiyah pada jilid pertama para siswa diberitahukan pada
huruf yang belum dirangkai dan juga langsung di irningin dengan perkenalan
tanda baca fathah, kasrah dan dhammah. Dan selanjutnya pada jilid kedua ini
kebalikan dari jilid pertama siswa diajarkan rangkaian huruf, bacaan mad, thabi’i,
tanda bacaa, harakat tanwin, dan pengenalan angka arab. Jilid tiga dijilid ini
diajarkan, ta’ marbuthah, huruf dengan tanda sukun, alif Fariqah, ikhfak, hamzah
washal. Jilid keempat ini lebih diajarjkan bagaimana bacaan izhar syawafi, bacaan
izhar halqiyah, dan bacaan ghunnah,idgham bighunnah, idgham bilaghunnah,
dan iqlab, kemudian cara membaca lafazh jalala, dan bacaan ikhfa’syafawi.
Diakhir jilid 1-5 diberikan materi do’a harian. Dan yang terakhir jilid 6 diajarkan
idgham syamsiyah, qolqolah, mad aridly, mad iwadh, mad lazim harfi, tanda
waqof, dan surat pilihan.
d. Metode Iqra

8
Metode Iqra’ adalah dimana metode ini metode membaca al-Qur’an yang
langsung juga menekankan pada latihan membaca. Buku panudan iqra’ ini teridiri
dari 6 jilid dan dimulai dari tingkatan dasar yang sederhana, kemudian meningkat
tahap demi tahap sampai akhirnya pada tingkata yang sempurna.

- Metode Pmebelajaran Iqra’


1. CBSA, dimana setelah dijelaskan pokok bahasanya para siswa lebih aktif
membaca sendiri dan disini guru hanya menyimak serta tidak menuntun.
2. Privat, seperti yang kita ketahui biasanya privat ini lebih fokus menyimak
satu demi satu siswa secara bergantian.
3. Asistensi. Dimana siswa yang sudah tinggi pengetahuannya atau
pelajaranya membantu menyimak siswa yang lainnya.

B. Penelitian Terdahulu
Bagian penelitian terdahulu menjadikan bahan acuan untuk melakukan persamaan
dan perbandingan dengan penelitian yang akan dilakukan dengan yang sudah ada. Dalam
kajian kali ini peneliti telah mencantumkan 3 hasil penelitian terdahulu, yaitu:
1. Hasil Penelitian Yenni Agustina, Moh. Afifulloh, Imam Safi’I 2021
Penelitian yang diteliti oleh Yenni Agustina, Moh.Afifulloh, dan Imam Safi’I
pada tahun 2021 yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menumbuhkan Minat Baca Tulis al-Qur’an Di SMKN 4 Malang” . Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan metode Kualitatif dengan jenis studi kasus di SMKN 4
Malang, pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
Berdasarkan kesimpulan penelitian, upaya guru dalam menumbuhkan minat baca
al-Qur’an di SMKN 4 Malang seorang guru berupaya menggunakan metode
pengajaran dengan menyampaikan bahan ajar dengan metode membaca,
mendengarkan, serta kebiasaan- kebiasaan yang dilakukan pendidikan. Dan guru
harus memperhatikan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian yang
diinginkan, seperti : Pertama Faktor internal yang ditimbul dari diri siswa, jenis
kelamin, dan usia, Kedua, faktor eksternal yang ditimbul dari luar siswa seperti
ekonomi, lingkungan, media social, dan lain- lain.

9
2. Hasil Penelitian Zelvi Fitriani
Penelitian yang diteliti oleh Zelvi Fitriani yang diberi judul “Strategi Guru PAI
dalam Meningkatkan Minat Membaca dan Menghafal al-Qur’an Pada Siswa di
Sekolah Dasar Negeri 31 Pengaralan”. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif kualitatif dengan penelitian lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, startegi guru PAI dalam meningkatkan minat
baca adalah memberikan motivasi yang akan mereka dapatkan ketika membaca dan
menghafal al-Qur’an baik didunia ataupun akhirat, diberikannya target hafalan,
dibiasakan, diberikan poin/nilai, dan diberikan reward/penghargaan. Adapun faktor-
faktor pendukung guru PAI dalam meningkatkan minat baca dan hafalan Quran
adalah kemauan siswa, pentingnya peran seorang guru, fasilitas yang cukup. Faktor
penghambatnya adalah alokasi waktu yang kurang, minimnya kesadaran orang tua,
dan dampak negarif dari teknologi.
3. Hasil Penelitian Mutia dan Irma Hestiyana 2017
Penelitian yang diteliti oleh Mutia dan Irma Hestiyati pada thaun 2017 dengan
mengangkat judul “Upaya Guru Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Tulis al-
Qur’an Hadits Peserta Didik MI Masyariqul Anwar IV Sukabumi Bandar Lampung”.
Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi.
Adapun hasil dalam penelitian ini adalah adanya belum optimalnya upaya guru
hadits dalam meningkatkan minat baca, yang ditunjukan dengan kurang senangnya
siswa dalam proses pembelajaran, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Adapun permasalahan dari guru dalam upaya meningkatkan minat baca tulis al-
Qur’an hadits adalah guru menggunakan metode konvesional yang membuat siswa
tidak menarik dalam mengikuti proses pembelajaran, guru belum menggunakan
media yang menarik minat siswa, tidak adanya kegiatan apresiasi terhadap kemajuan
siswa, guru kurang bisa menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, dan guru
terlihat kurang menghargai usaha/pekerjaan siswa.

Sedangkan penelitian sekarang yang dilakukan oleh peneliti, adalah:

10
1. Penelitian Melisa Eka Putri, M.Afrizal, Nadya Fajrika, Nadilla Cantika Putri, Nindi
Tri Handayani, Octa Verawati, Paiza Wati, dan Parida 2021
Penelitian ini yang diteliti oleh, Melisa Eka Putri, M.Afrizal, Nadya Fajrika,
Nadilla Cantika Putri, Nindi Tri Handayani, Octa Verawati, Paiza Wati, dan Parida
tahun 2021 dengan judul “Analisis Perbandingan Minat Baca Qur’an Pasca Covid
19 di MTs Baitul Makmur dan SMP 5 Rejang Lebong”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbandingan minat baca qur’an pasca covid 19 di MTs Baitul Makmur
dan SMP 5 Rejang Lebong.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif, cara pengambilan data dengan
wawancara, observasi dan dokumentasi.

Persamaan dan Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian sekarang:

Perbedaan:

Peneliti(Terdahulu) Peneliti (Sekarang)


Yenni Agustina, Untuk melihat upaya Melisa Eka Putri, Untuk melihat
Moh. Afifulloh, guru PAI dalam M.Afrizal, Nadya perbandingan minat
Imam Safi’I 2021 meningkatkan minat Fajrika, Nadilla baca Qur’an pasca
baca Qur’an yang Cantika Putri, covid 19, meningkat
rendah dan faktor Nindi Tri atau rendah
yang dapat Handayani, Octa
mempengaruhi Verawati, Paiza
meningkatnya minat Wati, dan Parida
baca Qur’an 2021

Zelvi Fitriani Yang diteliti adalah Yang diteliti cara


bagaimana strategi membaca al-Qur’an
guru PAI dalam lancar atau tidak se-
meningakatkan minat pasca covid 19
membaca dan
menghafal al-Qur’an

11
Mutia dan Irma Menganalisis apa Menganalisis faktor-
Hestiyana 2017 yang menyebabkan faktor yang
rendahnya minat baca mempengaruhi
tulis al-Qur’an Hadits rendahnya minat baca
Qur’an pasca covid19
Persamaan:

Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang Persamaan


Yenni Agustina, Moh. Melisa Eka Putri, Untuk melihat upaya guru
Afifulloh, Imam Safi’I 2021 M.Afrizal, Nadya Fajrika, PAI dalam meningkatkan
Nadilla Cantika Putri, minat baca Qur’an
Nindi Tri Handayani,
Octa Verawati, Paiza
Wati, dan Parida 2021

Zelvi Fitriani Melisa Eka Putri, Untuk melihat metode apa


M.Afrizal, Nadya Fajrika, yang digunakan guru PAI
Nadilla Cantika Putri, dalam meningkatkan minat
Nindi Tri Handayani, baca Qur’an
Octa Verawati, Paiza
Wati, dan Parida 2021
Mutia dan Irma Hestiyana Melisa Eka Putri, Untuk melihat penyebab
2017 M.Afrizal, Nadya Fajrika, menurunnya faktor minat
Nadilla Cantika Putri, baca Qur’an
Nindi Tri Handayani,
Octa Verawati, Paiza
Wati, dan Parida 2021

12
13
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunkan penelitian kualitatif, Menurut sejarah, penelitian
kualitatif lahir untuk memenuhi kebutuhan dalam menjawab rasa ingin tahu manusia
yang terus ada, meskipun pada awalnya pendekatan ini, selalu di pertentangkan. Semula
penelitian kuantitatif memang lebih populer untuk kegiatan penelitian pada semua bidang
ilmu.Sementara itu, penelitian kualitatif dipandang sebagai suatu kegiatan yang tidak bisa
dipercaya dan tidak ilmiah. Namun dengan terbuktinya kekuatan pada masing-masing,
pertentangan orang tentang kedua jenis metodologi penelitian dengan pendekatan
yang berbeda itu mulai mereda.14
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986) padamulanya
bersumber pada pengamatan kualitatif yang di pertentangkan dengan pengamatan
kuantitatif bahwa metodologi kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
Penelitian kualitatif memiliki ciri atau karakteristik yang membedakan dengan penelitian
jenis lainnya.Secara umum definisi penelitian kualitatif merupakan suatu metode
berganda dalam fokus, yang melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajib terhadap
setiap pokok permasalahannya.Ini berarti penelitian kualitatif bekerja dalam setting yang
alami, yang berupaya untuk memahami, memberi tafsiran pada fenomena yang dilihat
dari arti yang diberikan orang-orang kepadanya.15
Menurut Strauss dan Corbin (2007:1), penelitian kualitatif merupakan jenis
penelitian yang temuannya tidak di peroleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya. Meskipun datanya dapat dihitung dan disampaikan dalam angka-angka
sebagaimana dalam sensus, analisis datanya bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif
merujuk pada analisis data non matematis. Prosedur ini menghasilkan temuan yang

14
Semiawan, Conny R. Metode penelitian kualitatif. Grasindo, 2010.hlm
15
Gumilang, Galang Surya. "Metode penelitian kualitatif dalam bidang bimbingan dan konseling." Jurnal
Fokus Konseling 2.2 (2016).hlm 147

14
diperoleh melalui data-data yang di kumpulkan dengan beragam sarana, antara lain
wawancara, pengamatan, dokumen atau arsip,dan tes.16
Metode penelitian kualitatif merupakan salah satu metode penelitian yang dewasa
ini semakin berkembang dan banyak di implementasikan dalam berbagai bidang
keilmuan, terutama dalam bidang-bidang ilmu sosial humaniora, budaya, psikologi,
komunikasi,dan pendidikan. Dalam penerapannya, peneliti kualitatif perlu memahami
prosedur pelaksanaannya, dan memahami fungsi penelitian kualitatif tersebut sebagai
sarana pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk itu, di harapkan buku ini dapat menjadi
panduan bagi para peneliti untuk dapat melaksanakan penelitiannya dengan prosedur
yang benar, sehingga hasilnya dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah.17

B. Tempat penelitian
Penelitian yang akan digunakan oleh peneliti tentang analisis perbandingan minat
baca Qur’an pasca covid 19 Penelitian ini dilaksanakan di curup utara kabupaten Rejang
lebong, yang berjumlah dua sekola. Berikut merupakan daftar sekolah dan lokasinya.
Peneliti memilih lokasi di MTs Baitul Makmur dan SMP 5 Rejang.
Peneliti memilih lokasi tersebut dengan tujuan ingin mengetahui bagaimana minat
baca Qur’an pasca covid 19 di MTs Baitul Makmur dan SMP 05 Rejang Lebong.

C. Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maka dari itu subjek penelitian yang
akan di gunakan adalah orang, benda-benda, tempat yang tujuannya adalah untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan.18 Maka dari itu subjek penelitan kualitatif ini
merupakan segala pihak yang dapat memberikan informasi atau data-data yang
dibutuhkan guna untuk mendapatkan hasil yang ingin di capai atau di ketahui dalam
pengambilan data bisa dilakukan secara tatap muka atau pun secara online. Sehubungan
dengan penelitian yang dimaksud maka yang menjadi subjek penelitian adalah siswa dan
guru PAI di MTs Baitul Makmur dan SMP N 5 Rejang Lebong.
16
Nugrahani, Farida, and M. Hum. "Metode penelitian kualitatif." Solo: Cakra Books (2014).hlm 8
17
Nugrahani, Farida, and M. Hum. "Metode penelitian kualitatif." Solo: Cakra Books (2014).hlm 87
18

15
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian.
Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas
tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan
dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif (sebagaimana telah
dibahas pada materi sebelumnya). Sebab, kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam
metode pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak credible,
sehingga hasil penelitiannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian
demikian sangat berbahaya, lebih-lebih jika dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk
mengambil kebijakan publik.19
1. Observasi
Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif.
Melalui observasi peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis
terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian. Semua yang dilihat dan didengar
dalam observasi dapat dicatat an direkam dengan teliti jika itu sesuai dengan tema
dan masalah yang dikaji dalam penelitian.
Alasan perlunya pengamatan yaitu karena peneliti dapat menganalisis dan
melakukan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku individu atau
kelompok secara langsung, sehingga memperoleh gambaran yang luas tentang
masalah yang diteliti.20
Dengan menggunakan teknik observasi ini peneliti ingin melihat secara langsung
bagaimana kondisi minat baca qur’an di MTs Baitul Makmur dan SMPN 05 RL.
Dengan observasi juga peneliti dapat melihat apakah minat baca qur’an di dua
sekolah tersebut meningkat atau menurun pasca covid-19.
2. Wawancara Mendalam (Elektronik dan atau Tatap Muka)
Praktik wawancara etnografi konvensional dan etnografi virtual sama-sama
digunakan untuk memudahkan pemahaman tentang makna. Proses ini disebut sebagai
berbagi pengalaman bersama dan inilah yang menandai jenis wawancara yang sangat
berbeda dari praktek wawancara penelitian lainnya, karena wawancara dalam
etnografi memberi manfaat dalam hal kedalaman dan kekayaan hasil. Bentuk
wawancaranya bisa terstruktur (bentuk sinkron chatting (interaksi real time) dan atau
wawancara melalui email (delayed time, memberi kesempatan subyek untuk berpikir
dan merenung). Juga dapat dilakukan dengan wawancara tatap muka Peran

19
Rahardjo, Mudjia. "Metode pengumpulan data penelitian kualitatif." (2011). Hlm 1
20
Moleong, Lexy J. Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya, 2021. Hlm 132

16
wawancara terstruktur dalam meneliti pengalaman subjektif dari individu, sangat
cocok dan baik untuk, terutama untuk penelitian etnografi virtual.21
Dalam proses pengumpulan data penilitian ini, peniliti menggunakan metode
wawancara terstruktur, dimana metode ini peneliti atau pewawancara sudah
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang lengkap mengenai minat baca qur’an pasca
covid di MTs Baitul Makmur dan SMPN 05 RL. Wawancara ini juga diharapkan
dapat mengetahui apakah minta baca qur’an menurun atau meningkat pasca covid-19
dan juga mengetahui faktor-faktor penyebab minat baca qur’an pasca covid-19.
3. Dokumentasi
Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak
dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Sedangkan Robert C.
Bogdan seperti dikutip Sugiyono menyebutkan dokumen merupakan catatan peristiwa
yang telah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, karya- karya monumental dari
seseorang. Dari berbagai pengertian di atas, dapat ditarik benang merah bahwa
dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik
berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang
semuanya itu memberikan infor- masi bagi proses penelitian.22
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dan keabsahan secara real
bagaimana proses wawacara dan observasi dilangsungkan, yang menyangkut minat
baca qur’an pasca covid-19 di MTs Baitul Makmur dan SMPN 05 RL.

E. Teknik Analisis Data


Proses analisis data penelitian dalam penelitian kualitatif berbeda dengan proses
analisis data dalam penelitian kuantitatif. Dalam pendekatan kualitatif proses analisis data
dilakukan selama proses pengumpulan data dilakukan sampai laporan penelitian selesai
dikerjakan.23
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemustan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung, bahkan
sebelum data benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka konseptual
penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih
peneliti. Reduksi data meliputi: (1) meringkas data, (2) mengkode, (3) menelusur
tema, (4) membuat gugus-gugus.24
Dari pengertian tersebut peneliti menyimpulkan reduksi data yaitu meringkas atau
merangkum data-data yang telah terkumpul dari observasi, wawancara, dan
21
Ida, Rachmah. "Etnografi virtual sebagai teknik pengumpulan data dan metode penelitian." The Journal
of Society and Media2.2 (2018): 130-145. Hlm 141
22
Natalina Nilamsari. "Memahami studi dokumen dalam penelitian kualitatif." WACANA: Jurnal Ilmiah
Ilmu Komunikasi 13.2 (2014): Hlm. 178
23
Wahidmurni, Wahidmurni. "Pemaparan metode penelitian kualitatif." (2017). Hlm 13
24
Ahmad Rijali. "Analisis data kualitatif." Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 17.33 (2019): 81-95. Hlm 91

17
dokumentasi yang ada dilapangan sehingga mengambil fokus penelitian yang
diingkinkan. Maka peneliti terlebih dahulu ingin mengetahui secra keseluruhan minat
baca qur’an pasca covid-19 di MTs Baitul Makmur dan SMPN 05 RL apakah ada
peningkatan atau penurunan minat.

2. Penyajian data
Setelah dilakukan reduksi data peneliti melakukan penyajian data. Penyajian data
adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi
kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk
penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratif berbentuk catatan lapangan, matriks,
grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang
tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan
untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya
melakukan analisis kembali.25
3. Pengambilan Data
Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terusmenerus selama
berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai
mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola (dalam catatan teori),
penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan
proposisi. Kesimpulan-kesimpulan ini ditangani secara longgar, tetap terbuka, dan
skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan. Mula-mula belum jelas, namun kemudian
meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh.26

25
Ahmad Rijali. "Analisis data kualitatif." Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 17.33 (2019): 81-95. Hlm 94
26
Ahmad Rijali. "Analisis data kualitatif." Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 17.33 (2019): 81-95. Hlm 94

18
BAB IV

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. MTs Baitul Makmur
Gambaran Tentang MTs Baitul Makmur Dan SMPN 5 Rejang Lebong Mts Baitul
Makmur merupakan salah satu MTs yang ada di Kecamatan Curup Kabupaten Rejang
Lebong. MTs Baitul Makmur tersebut terletak di beralamat di Jl. S Sukowati Curup,
Air Putih Lama, Kecamatan. Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu yang
tempatnya dekat dengan Masjid Agung Baitul Makmur. MTs Baitul Makmur
memiliki 15 Ruangan kelas belajar. MTs Baitul Makmur Curup memiliki Akreditasi
A berdasarkan sertifikat 532/BAP-SM/KP/XI/2017. Mts juga termasuk sekolah
menengah islam terbaik.
Penelitian pertama dilakukan di MTs Baitul Makmur, tepatnya hari Rabu tanggal
12 Januari 2021. Pengumpulan data dibawah ini menggunakan teknik wawancara.
Narasumber pertama adalah guru PAI yaitu bapak Aan Nusantara, S.H.I. Hasil
penelitiannya adalah :
1. Apakah anak-anak senang membaca Qur’an pasca covid -19 ?
Jawaban: Suka. Tapi tidak pasti dipastikan, karena di MTS ada program mengaji
setiap pagi jam 07.00-07.50. Setiap kelas mengaji dan dibimbing oleh gurunya.
2. Apakah anak-anak mempunyai ketertarikan dalam membaca al -quran pasca covid
-19 ?
Jawaban: Ya, ada
3. Bagaimana perhatian anak dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
Jawaban: Sama saja seperti biasanya, seperti sebelum covid tergantung anaknya.
Mungkin bedanya ada yang salah- salah tajwidnya. Juga di sini tergantung
siswanya, karena masih ada tingkatan, ada yang masih iqra’
4. Bagaimana keterlibatan anak dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
Jawaban: Aktif, karena disini juga jadwal. Tapi kalau dibebaskan kita tidak tahu
5. Apakah anak memiliki keinginan dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
Jawaban: Ya, ada

19
6. Bagaimana anak menindak lanjuti / implementasi bacaan al-quran pada pasca
covid -19 dikehidupan sehari hari ?
Jawaban: Tergantung anaknya. Kalau disekolah terpantau tapi tidak cukup waktu.
Ya itu tadi ada jadwal mengaji setiap kelas. Setelah itu mereka belajar samapai
pulang
7. Apakah anak memiliki kebutuhan dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
Jawaban: Jelas. Ada diantara mereka yang menanyakan secara langsung
8. Bagaimana tindakan anak memperbaiki bacaan / implementasi tajwid pasca covid -
19 ?
Jawaban: Seperti ketika setoran langsung, bacaan yang salah langsung diperbaiki
oleh gurunya, sambil memperbaiki hafalan mereka karena tidak semua siswa tahu
bacaan tajwid.
Kami juga mewawancara faktor- faktor Personal apa saja yang mempengaruhi
minat baca al-Qur’an terhadap minat baca al-Qur’an di MTs Baitul Makmur kepada
guru PAI disana:
1. Apakah usia anak dapat mempengaruhi minat baca al-quran ?
Jawaban: Tidak. Terkadang anak kelas 1 nya yang rajin membaca, kelas 9 pun
seperti itu. Tergantung siswanya.
2. Apakah jenis kelamin anak dapat mempengaruhi minat baca al-quran ?
Jawaban: Tidak. Laki- laki dan perempuan kalau disini sama saja. Karna ada
jadwal mengaji itu jadi laki- laki dan perempuan ngaji semua.
3. Apakah intelgensi dapat mempengaruhi minat baca quran ?
Jawaban: Iya, kalau intelegensi pasti ya. Kalau yang tinggi juga tajwid mereka
lebih benar, sedang yang rendah terkadang masih iqra’
4. Apakah kemampuan anak dapat mempengaruhi minat baca quran ?
Jawaban: Iya, apa lagi kemampuan tajwid ya. Kalau yang rajin membaca terlihat
dengan tajwid yang betul sehingga dianggap kemampuan membacanya bagus
5. Apakah sikap siswa mempengaruhi minat baca quran ?
Jawaban: Iya, ya namanya sekolah ada sikap anak yang kurang bagus, harus
disuruh terlebih dahulu
6. Apakah kebutuhan psikologis mempengaruhi minat baca al-quran ?

20
Jawaban: Tidak juga kalau disini, sama saja. Karna ada jadwal itu tadi, jadi semua
kedapatan untuk membaca. Tapi tidak tahu ya kalau dirumah.

Kami juga mewawancara faktor- faktor Instusional apa saja yang


mempengaruhi minat baca Al-Qur’an terhadap minat baca al-Qur’an di MTs Baitul
Makmur kepada guru PAI disana:
1. Apakah tersediahnya al-quran disekolah dapat menimbulkan minat baca al-
quran ?
Jawaban: Kalau disini Anak- anak bawa sendiri al-Qur’an-nya. Disekolah ada
tetapi tidak banyak.
2. Apakah status ekonomi sosial anak mempengaruhi minat baca al-quran ?
Jawaban: Tidak, banyak juga yang ekonomi kelas bawah membacanya bagus.
Tergantung siswanya lagi, mau mengaji/memperlancar dirumah atau tidak
3. Apakah pengaruh ortu dalam memerintahkan anak dirumah untuk membaca al-
quran meningkatkan minat baca quran ?
Jawaban: Iya sangat, kalau orangtua nya tegas berarti anak juga dirumah ngaji.
Karena kalau mengandalkan sekolah saja pastinya terbatas, karena harus mengikuti
pelajaran yang lain. Biasanya kalau dirumah mengaji bacaannya lebih bagus

4. Apakah pengaruh teman sebaya mempengeruhi minat baca al-quran ?


Jawaban: Iya, karena disini guru sebelum masuk ada yang mengaji dahulu. Jadi
sebelum masuk pelajaran mereka membaca qur’an disimaki teman- temannya,
kalau teman- temannya tidak ada minat biasanya mengikuti
5. Apakah pengaruh guru dalam memerintahkan anak disekolah untuk membaca al -
quran meningkatkan minat baca quran ?
Jawaban: Iya, kami disini selalu memberikan dorongan- dorongan kepada anak
untuk membaca al-Qur’an. Sehingga disini dibuatlah program membaca al-Qur’an
jam 07.00-07.50 yang di bombing oleh wali kelasnya.
Setelah kami me-wawancara guru, kami juga mewancara 10 Orang siswa
dengan pertanyaan yang sama, yaitu:
1. Apakah anak-anak senang membaca Qur’an pasca covid -19 ?

21
2. Apakah anak-anak mempunyai ketertarikan dalam membaca al -quran pasca
covid -19 ?
3. Bagaimana perhatian anak dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
4. Bagaimana keterlibatan anak dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
5. Apakah anak memiliki keinginan dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
6. Bagaimana anak menindak lanjuti / implementasi bacaan al-quran pada pasca
covid -19 dikehidupan sehari hari ?
7. Apakah anak memiliki kebutuhan dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
8. Bagaimana tindakan anak memperbaiki bacaan / implementasi tajwid pasca
covid -19 ?
Jawaban dari siswa yang kami wawancara di SMP Mts Baitul Makmur kelas
VIIIA:
a. Bunga Riski Rahmandani (VIII A)
1. Masih suka baca Qur’an pasca covid 19 membaca dirumah atau disekolah
2. Sama saja seperti biasanya sebelum covid. Masih melakukan ngaji dirumah
seperti sesudah salat. Tapi banyaknya yang bekurang
3. Perhatian saya sedikit menurun, yang biasanya ngaji 2 lembar, sekarang 1 lembar
4. Keketerlibatan lebih banyak karena karena disekolah tadarus terus
5. Keinginan selalu ada
6. Tidak ada
7. Butuh kepada al-Qur’an, karena kalau tidak membaca bacaan akan salah tajwid.
Disini ada tadarus 1 jam
8. Tindakan perbaikin mungkin di hafalan, selama hafalan diperbaiki
b. Hartika (VIII A)
1. Masih senang dalam membaca al-Qur’an
2. Ketertarikan dalam membaca al-Qur’an masih ada walaupun menurun
3. Perhatian masih ada mengaji di rumah, disekolah. Biasanya kalau dirumah 2
lembar sesudah shalat
4. Keteribatan sedikit menurun, tapi karna ada jadwalnya membangkitkan
semangat
5. Keinginan terkadang menurun

22
6. Tergantung ayatnya kalau dibahas disekolah ada
7. Butuh membaca al-Qur’an, karena kalau tidak ngaji selama beberapa hari maka
tajwidnya salah
8. Keterlibatan memperbaiki biasanya dengan bertanta kepada orang tua
c. Zahira (VIII A)
1. Senang, karna selama covidpun ada guru ngaji datang kerumah. Jadi pasca covid
ini masih senang dengan ngaji
2. Masih tertarik dalam mengaji
3. Perhatian masih ada, dengan ngaji dirumah biasanya 2 lembar
4. Keterlibatan biasa saja,karna itu tadi dirumah ada guru yang datang dan
disekolah-pun ada jadwalnya, jadi keterlibatan langsung
5. Keinginan kadang menurun, tapi kalau udah disuruh atau diberi motivasi jadi
semangat lagi
6. Kebanyakan tidak, karena tidak membaca artinya. Tapi kalau surah yang
dipelajari disekolah biasanya diterapkan
7. Sangat butuh, karena kalau tidak ngaji zahira akan banyak salah bacaannya
8. Memperbaiki ada, dengan tanya sama guru ngaji atau orang tua atau guru kalau
disekolah
d. Revika (VIII A)
1. Senang, membaca dirumah sering membaca pada waktu sore hari
2. Iya, tapi ketertarikan dalam membaca Al Qur’an pasca covid ini agak menurun
di karenakan kurang nya pengawasan
3. Kadang lancar dalam membaca Al Qur’an nya kadang tidak
4. Lebih sering membaca Al Qur’an setelah selesai sholat.
5. Iya, karena kalau di lingkungan sekolah bisa terpantau oleh guru-guru
6. Lebih sering membaca Al Qur’an
7. Iya, karena di lingkungan sekolah kami lebih sering membaca Al Qur’an pasca
covid ini
8. Berkeinginan lebih tinggi dalam memperbaiki tajwid
e. Rara (VIII A)

23
1. Iya senang, karena setelah pasca covid ini guru-guru kembali memantau siswa-
siswi nya untuk kembali tertib Membaca Al Qur’an
2. Iya, karena setelah pasca covid ini di sekolah kembali menertibkan siswa-siswi
nya untuk kembali membaca Al Qur’an
3. Sering membaca Al Qur’an dirumah
4. Agak menurun karena kurangnya pengawasan
5. Iya, tapi kalau di rumah ini membacanya menurun di karenakan kurang
pengawasan
6. Sering di suruh membaca Al Qur’an pas di rumah oleh ortu
7. Iya, pas pasca covid ini kebutuhan membaca Al Qur’an kembali ketat.
8. Berkeinginan lebih untuk memperbaiki tajwid
f. Nabilah putri (VIII A)
1. iya sangat senang dalam membaca Alquran
2. iya karena dari kecil sudah di ajarkan membaca Al-Qur'an
3. perhatian anak dalam Qur'an pada covid 19 sangat menurun
4. Ada Tingkat tinggi dan rendah
5. Iya masih mempunyai keinginan dalam membaca Al-Qur'an
6. Membenari bacaam tajuwid
7. iya sangat butuh dengan membaca Al-Quran
8. Banyak menghapal ayat Alquran
g. Linda (VIII A)
1. iya senang dalam membaca Alquran
2. iya masih mempunyai ketertarikan karena dari kecil sudah di ajarkan membaca
Al-quran
3. sebelm covid 19 perhatian anak - anak dalam membaca Alquran sama saja
4. sangat menurun bacaan dalam membaca Alquran
5. Keinginan membaca Alquran sangat ada
6. Tidak ada
7. iya sangat di butuhkan
8. Membenari tajuwid ,dan bacaan yang salah
h. Dafa (VIII A)

24
1. Senang, karena dengan membaca Al-Quran biar naik juz
2. Tidak, karena masih belum ada tertarik dalam membaca Al-Quran
3. Dengan membaca Al-Quran habis sholat
4. Iya dalam membaca Al-Quran saya masih memiliki keterlibatan
5. Ada, karena membaca Al-Quran juga sebagai kebutuhan
6. Dengan cara sering membaca Al-Quran
7. Iya butuh, karena Al-Quran sangat di butuhkan dalam kehidupan di akhirat
maupun di dunia
8. Ingin memperbaiki bacaan tajwid dengan guru, orang tua dan guru ngaji
i. M. Imam Ghozi
1. Senang
2. Sedikit tertarik, karena masih ada waktu untuk membaca Al-Quran
3. Sedikit kurang dalam minat membaca Al-Quran
4. Iya saya terlibat untuk membaca Al-Quran dirumah
5. Ada, karena dengan membaca Al-Quran merupakan kebutuhan dalam kehidupan
6. Dengan cara sering membaca Al-Quran setiap hari
7. Iya butuh, untuk beribadah kepada Allah
8. Memperbaiki dan belajar kembali dengan kakek dirumah
j. Danu Satrio (VIII A)
1. Senang, karena waktu luang dapat membaca Al-Quran
2. Tertarik, karena sebagai bekal nanti masuk surga
3. Membaca Al-Quran setiap hari
4. Saya masih melibatkan membaca Al-Quran setiap hari
5. Iya , sangat berkeinginan untuk membaca Al-Quran
6. Dengan cara sering membaca Al-Quran
7. Iya butuh karena Al-Quran sudah sebagai pedoman bagi saya
8. Dengan belajar kembali sama guru
2. SMPN 05 Rejang Lebong
SMP 05 Rejang Lebong adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SMP
yang tersebut terletak di Dwi Tunggal, Kec. Curup, Kab. Rejang Lebong, Bengkulu.
Dalam menjalankan kegiatannya, SMP 05 rejang Lebong berada di bawah naungan

25
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMP 05 Rejang Lebong beralamat di Jln.
Basuki Rahmat 06, Dwi Tunggal, Kec. Curup, Kab. Rejang Lebong, Bengkulu,
dengan kode pos 39112. Tempatnya juga sedepanan dengan kampus Universitas Pat
Petulai teapat sekali di depan SMP 05 Rejang Lebong juga terdapat Lapangan yang
biasanya di gunakan untuk acara-acara resmi salah satu contohnya seperti acara 17
Agustusan. SMP 05 Rejang Lebong menyediahkan listrik untuk membantu kegiatan
belajar mengajar. Sumberlistrik yang digunakan oleh SMP 05 Rejang Lebong berasal
dari PLN. SMP 05 Rejang Lebong menyediahkan akses internet yang dapat
digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar menjadi lebih muda. Provider
untuk sambungan internetnya adalah Telkom Speedy. Pembelajaran di SMP 05
Rejang lebong dilakukan pada pagi. Dalam seminggu, pembelajaran dilakukan
selama 6 hari, SMP 05 Rejang Lebong memiliki Akreditas B, berdasarkan sertifikat
252/BAP-SM/KP/X/2015.

Penelitian pertama dilakukan di SMP 05 Rejang Lebong, tepatnya hari Rabu


tanggal 12 Januari 2021. Pengumpulan data dibawah ini menggunakan teknik
wawancara. Narasumber pertama adalah guru PAI yaitu ibu Sri Astuti, M.Pd. Hasil
penelitiannya adalah:
1. Apakah anak- anak senang membaca al-Qur’an pasca covid 19?
Jawaban: “Minat mereka masih ada dan adanya faktor dari luar di motivasi,
intrinsik, exstrinsik.”
2. Apakah anak-anak mempunyai ketertarikan dalam membaca al -quran pasca covid
-19?
Jawaban: “Sangat sekali karna mungkin faktornya adalah gurunya harus bia
mengaji dan membaca al-Qur’an termasuk mahasiswa IAIN Curup Rejang Lebong
sebelum menganalisis dan mewawancarai murid mahasiswa harus membaca juga
termasuk guru agamanya harus ada qoriah, irama, dan tajwid nya juga harus
tertariknya guru mengajar bagaimana demikian.”
3. Bagaimana perhatian anak dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
Jawaban: “Mereka ada beberapa faktor sebenarnya dia membaca al qur’an itu ada
tingkat sedang, tinggi, dan rendah tapi dilihat dari kesehariannya pada saat mata
pelajaran pai pada hari selasa dan rabu mereka tadarus sedikit-sedikit walaupun

26
tidak satu kelas karna waktunya tidak memungkin kan jadi sebelum mengajar itu
guru harus menyuruh muridnya untuk membaca al-qur’an.”
4. Bagaimana keterlibatan anak dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
Jawaban: “Keterlibatan anak pada pasca covid 19 dimulai pada senin kemarin
antusias mereka sangat menarik dan ada yang menagih “Buk, kapan kami belajar
baca al-Qur’an buk atau iramanya”
5. Apakah anak memiliki keinginan dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
Jawaban: “Keinginan mereka kalau dilihat dari semnagtanya kadang kalah kita
terharu “ Buk, saya mau ngaji udah lama banget mengaji” dan ada juga yang cuek
tidak semuannya berhasil.”
6. Bagaimana anak menindak lanjuti / implementasi bacaan al-quran pada pasca
covid -19 dikehidupan sehari hari ?
Jawaban: “Dalam kehidupan sehari-hari jika dilihat dari hapalan mereka cepet
sekali mungkin karna mereka rindu dengan selama ini berkumpul, kemudian jadi
dia dalam artian hapalanya cepat kemudian untuk membaca al-Qur’annya tertarik
tapi ada juga yang tidak tertarik.”
7. Apakah anak memiliki kebutuhan dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
Jawaban: “Sangat sekali karna pengaruh lingkungan dia melihat betapa covid itu
sangat berbahaya dalam artian dia rindu dengan suatu sumber kehidupan al-
Qur’an.”
8. Bagaimana tindakan anak memperbaiki bacaan / implementasi tajwid pasca covid -
19?
Jawaban: “Dia memperbaiki nya yaitu yang pertama faktor dari gurunya, karna dia
tau bahwa selama covid mereka pasti terlena takut dalam artian bahaya dalam
covid 19. Jadi guru harus memberikan suatu motivasi exstrinsik nya bahwa belajar
al-Qur’an itu memang di butuhkan dengan tajwid nya. Kalau dikelas 8 H itu
tentang Mad itu diajarkan dengan betul kemudian satu persatu diajawkan jadi dia
menerapkan dikasihkan pr kemudian diambil dalam al-Qur’an diletakan dalam
buku tulis kemudian di terapkan dan gurunya harus bisa baca al-Qur’an terutama
iramanya demikian.”

27
Kami juga mewawancara faktor- faktor personal apa saja yang mempengaruhi
minat baca al-Qur’an terhadap minat baca al-Qur’an di SMP 05 Rejang Lebong
kepada guru PAI disana:

1. Apakah usia anak dapat mempengaruhi minat baca al-quran ?


Jawaban: “Karna usia anak smp itu usia remaja berarti antara umur 12-15 mereka
tergantung dari lingkungannya kalau orang tuanya cerewat dan gurunya cerewet
suka tidak suka dia pasti suka.”
2. Apakah jenis kelamin anak dapat mempengaruhi minat baca al-quran ?
Jawaban: “Jensi kelamin laki-laki dan perempuan, tentu tidak karna di smp 5
tidak ada yang unsa dan jenis kelamin laki-laki dan perempuan rindunya dengan
al-Qur’an tidak mempengaruhi laki-laki dan perempuan mereka sama bukan
membaca saja artinya juga dan semuanya ingin taunya sangat peduli.”
3. Apakah intelgensi dapat mempengaruhi minat baca quran ?
Jawaban: “Intelgensi disini berarti kepintaran berarti ke otak ketika orang-orang
pintar itu rindu dengan membaca al-Qur’annya jadi dia sangat antusias jadi ibuk
sebelum memebrikan materi pelajaran itu harus mengaji terlebih dahulu, lagu-
lagu islaminya ada kata-kata tajwidnya. Disini guru harus menjelaskan sedikit
jangan langsung kemateri dulu.”
4. Apakah kemampuan anak dapat mempengaruhi minat baca quran ?
Jawaban: “Kemampuan itu hampir sama dengan intelgensi berarti kemampuannya
sangat luar biasa dam ingin taunya tentang al-Qur’an itu sangat luar biasa.
Terutama kita katakan irama ini bayati, soba, sika. Mereka bertanya “Buk, kapan
lagi ekstrakulikulernya buk” demikian.
5. Apakah sikap siswa mempengaruhi minat baca quran ?
Jawaban: “Sikap siswa sangat mempengaruhi karna dia tau artinya misalnya arti
dari al-Qur’an itu kemudian guru menujujkan kalau kita slaah tertutama tentang
minuman keras khusunya kelas 8 meraka terutama ingin menghindari semua itu.”
6. Apakah kebutuhan psikologis mempengaruhi minat baca al-quran ?
Jawaban: “Psikologis berati jiwa murid ini sebenarnya dia labil tapi dia ingat
bahwa kebutuhan membaca al-Qura’an itu sangat indah jadi dia dan jiawanya
juga dengan ada membaca al-Qur’an juga dia larinya ke sholatnya disini materi

28
sujud mereka membacanya lebih bagus dari psikologisnya dari sana kita menilai
pengimplementasiannya.”

Kami juga mewawancara faktor- faktor insitusional apa saja yang


mempengaruhi minat baca al-Qur’an terhadap minat baca al-Qur’an di SMP 05
Rejang Lebong kepada guru PAI disana:

1. Apakah tersediahnya al-quran disekolah dapat menimbulkan minat baca al-quran?


Jawaban: “Tersediahnya al-qur’an disekolah itu sebenarnya ada juga termasuk
tapi dia kadang membawa dari rumah al-qur’annya mungkin faktor dari orang
tuannya.”
2. Apakah status ekonomi sosial anak mempengaruhi minat baca al-quran ?
Jawaban: “Tidak, mereka itu sebenarnya tidak mampu tapi dia bisa irama al-
Qur’an karna faktotnya adalah rumahnya dengan dengan masjid, masjidnya aktif
juga dan berada di tempel rejo.”
3. Apakah pengaruh ortu dalam memerintahkan anak dirumah untuk membaca al-
quran meningkatkan minat baca quran ?
Jawaban: “Iya, karna kita lihat dari orang tuannya kita melihat anaknya dia bisa
mengaji berarti orang tuannya sangat mendukung munkin dia marah kalau
anaknya tidak mengaji, saya rasa faktor orang tuanya sangat mendukung sekali.”
4. Apakah pengaruh teman sebaya mempengeruhi minat baca al-quran ?
Jawaban: “Iya, kita lihat karna dikelas 8 H ada yang membaca al-Qur’annya lebih
bagus dia mau belajar irama membaca tajwidnya juga bagaimana kalau saya
belajar dengan teman saya. Jadi kemampuan untuk belajarnya adaa tapi mungkin
waktunya yang belum ada.”
5. Apakah pengaruh guru dalam memerintahkan anak disekolah untuk membaca al -
quran meningkatkan minat baca quran ?
Jawaban: Sangat sekali, karna gurunya bisa membaca al-Qur’an jika tidak bisa
mengaji mungkin nilainya dikurangin dalam artian memang harus mendukung
komponen pendidikan itu ada keluarga, sekolah itu harus kerja sama dengan
adanya kerja sama mudah-mudahan bisa membaca qur’an walau tidak irama
sangat bahagia demikian.”

29
Setelah kami me-wawancara guru, kami juga mewawancara 10 orang siswa
dengan pertanyaan yang sama, yaitu:

1. Apakah anak-anak senang membaca Qur’an pasca covid -19 ?


2. Apakah anak-anak mempunyai ketertarikan dalam membaca al -quran pasca
covid-19 ?
3. Bagaimana perhatian anak dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
4. Bagaimana keterlibatan anak dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
5. Apakah anak memiliki keinginan dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
6. Bagaimana anak menindak lanjuti / implementasi bacaan al-quran pada pasca
covid -19 dikehidupan sehari hari ?
7. Apakah anak memiliki kebutuhan dalam membaca al-quran pasca covid -19 ?
8. Bagaimana tindakan anak memperbaiki bacaan / implementasi tajwid pasca covid
-19?

Jawaban dari siswa yang kami wawancara di SMP 05 Rejang Lebong kelas VIIIH:

a. Raisya Pidella (VIII H)


1. Senang karena ayah saya sendiri yang mengajar.
2. Iya tertarik karena lebih mendekati diri kita ke pada allah.
3. Sangat menyukai karena itu sangat bermanfaat untuk dikehidupan saya sehari-
hari.
4. Iya, karna saya terlibat dalam membaca al-Qur’an baik dirumah maupun
disekolah.
5. Iya, karna itu tugas saya sebagai salah satu umat islam.
6. Iya karan saya terpakan dalam kehidupan sehari – hari .
7. Iya, sangat butuh karna jika tidak ada pedoman dari al-Qur’an tidak tau apa-apa
8. Belajar dengan guru dan ayah saya sendiri secara berualng-ulang.
b. Parel Raditya (VIII H)
1. Iya karena saya sering mengaji di mushola dekat rumah saya.
2. Iya karena saya ingin menjadi ulama.
3. Iya karna salah satu kunci untuk menuju surga.
4. Iya karena saya sering terlibat membaca al-qur’an di mushola dekat rumah.

30
5. Iya karena kemauan orang tua.
6. Iya saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari karna saya ikut pengajian di
musolah dekat rumah saya.
7. Butuh
8. Belajar dengan guru ngajis saya.
c. Zahwa Nabila (VIII H)
1. Senang
2. Punya
3. Saya memiliki kertertarika membaca al-Qur’an yang sangat dalam.
4. Saya terlibat baik dirumah maupun disekolah.
5. Iya saya punya keinginan dalam membaca al-Qura’an.
6. Mempelajari arti-arti al-Qur’an dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
7. Iya punya kebutuhan.
8. Mempelajari lebih dalam serta mengenali macam-macam tajwid.
d. Zahra nurul Aini (VIII H)
1. Senang
2. Sangat tertarik membaca al-Qur’an
3. Perhatianya yaitu dengan saya mempelajari al-Qur’an
4. Membaca al-Qur’an sedalam dalamnya
5. Sangat ingin
6. Sangat butuh dan saya sering mengaji habis sholat magrib dan sholat subuh.
7. Sangat butuh
8. Mempelajari tajwid-tajwid yang jika salah sama orang yang lebih mengerti .
e. Risky Dwi Saputri (VIII H)
1. Senang
2. Iya saya punya kertertarikan.
3. Iya karna saya mengaji atau membaca al – Qur’an setiap sore.
4. Iya dengan saya mengikuti kegiatan risma di dekat rumah .
5. Sangat ingin, karna saya menyukai al-Qur’an
6. Dengan mengikuti kegiatan ekstarkulikuler di sekolah seperti rohis.
7. Ya memiliki

31
8. Dengan menanya sama guru atau orang yang lebih memahamin.
f. Putri Zahra (VIII H)
1. Iya senang
2. Iya punya kertertarikan karna disekolah kami wajib bisa membaca al-Qur’an.
3. Iya sangat menyukai
4. Saya rutin mengikuti pengajian dekat rumah saya.
5. Iya karna saya sangat menikmati membaca al-Qur’an
6. Dengan saya membaca al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
7. Iya
8. Dengan mengulang ayat-ayatnya dengan guru ngaji .
g. Vivi Davina Utami (VIII H)
1. Iya senang karna saya sangat menyukai tentang agama.
2. Iya punya
3. Dengan saya meminta di ajari bagaimana membaca al-Qur’an yang susai dengan
tajwid.
4. Dengan mengikuti kegiatan membaca al-Qur’an baik di masjid ataupun
disekolah
5. Iya punya
6. Dengan mengaji biasa
7. Iya punya
8. Dengan memperhatikin tajwid yang salah kemudian meminta untuk di ajarkan
kembali dengan orang yang sudah mngerti.
h. Naza Amanda (VIII H)
1. Iya senang
2. Iya punya
3. Dengan membaca al -Qur’an di rumah dan disekolah
4. Mengikuti kegiatan keagamaan
5. Iya punya
6. Dengan mengaji yang diajarkan oleh orang tua saya.
7. Iya memiliki
8. Dengan belajar terus menerus sampai tajwid nya di pahami.

32
i. Muhammad Iqbal (VIII H)
1. Iya saya sangat senang membaca al-Qur’an.
2. Iya karena saya sangat tertarik dalam mmebaca al-Qur’an.
3. Iya karena kedua orang tua saya sangat mendukung saya untuk mengaji.
4. Peningkatan belajar al-Qur’an anak.
5. Iya
6. Karena ingin menghafal semua al-qur’an.
7. Iya karena banyak mendapat pahala
8. Karena belum bisa tajwid
j. Naufal Muhammad Farjan (VIII H)
1. Iya saya sangat senang mengaji
2. Iya sangat suka membaca al-qur’an
3. Iya karna dengan adanya dorongan orang tua
4. Meningkatkan membaca dan menghafal al-Qur’an mengamalkan kandungan al-
Qur’an.
5. Iya
6. Iya karna masih ingin membaca al-Qur’an
7. Iya karna untuk bekal akhirat nanti
8. Belum baik karna mareka masih mengajar tajwid.

B. Pembahasan
Dari hasil penelitian ini tentang analisis perbandingan minat baca Qur’an pasca
covid 19 pada siswa kelas VIII di MTs Baitul Makmur dan SMP 05 Rejang Lebong
dengan masing- masih 1 guru PAI dan 10 siswa setiap sekolahnya, kami melihat
bahwasannya
1. Senang Membaca al-Qur’an
Terlihat di SMP 05 Rejang Lebong 10 siswa yang kami wawancara, responden
menyebutkan bahwa mereka senang dalam membaca al-Qur’an pasca covid, dengan
berbagai alasan diantaranya karena dirumahnya dekat dengan masjid, ayahnya
merupakan guru ngaji, dan siswa yang menyukai tentang agama.

33
Sedangkan di MTs Baitul Makmur 10 siswa mengatakan senang dalam membaca
al-Qur’an, dengan berbagai alasan diantaranya disekolah ada program mengaji yang
dapat membangkitkan rasa senang terhadap membaca al-Qur’an.
2. Ketertarikan Membaca al-Qur’an
Dari 10 responden yang kami wawancara terhadap ketertarikan 10 mengatakan ia
teratrik membaca al-Qur’an di SMP 05 Rejang Lebong. Ketertarikan mereka terlihat
karena mereka merasa lebih dekat dengan Allah, bahkan ketertarikan mereka dalam
membaca al-Qur’an ini karena cita- cita ingin menjadi ulama.
Sedangkan di MTs Baitul Makmur dari 10 responden, 2 mengatakan ketertarikan
membaca al-Qur’an ini terkadang menurun karena berebagi hal.
3. Perhatian dalam membaca al-Qur’an
Dari 10 responden yang kami tanyai di SMP 5 Rejang Lebong tentang perhatian
mereka terhadap minat baca Qur’an pasca covid terbilang baik, 10 menyatakan
perhatian mereka terhadap al-Qur’an tinggi. Karna selama covid juga mereka masih
mengaji dirisma atau ditempat mengaji, bahkan orang tua mereka dalam
memerintahkan mereka tinggi,
Di MTs Baitul Makmur 8 dari mereka menaruh perhatian terhadap membaca al-
Qur’an sedangkan 2 mengatakan perhatian mereka menurun.
4. Keterlibatan Anak Dalam Membaca al-Qur’an
Dari 10 responden di SMP 05 Rejang Lebong mengatakan bahwa mereka terlibat
aktif dalam membaca al-Qur’an pasca covid 19 ini, dengan mengikuti kegiatan risma,
pengajian, orang tua yang mengajak.
Di MTs Baitul Makmur 10 dari 10 responden juga mengatakan mereka terlibat
aktif dalam membaca al-Qur’an pasca covid 19 ini, dikarenakan mereka punya
program tadarus disekolah, beberapa anak juga terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan.
5. Keinginan Dalam Membaca al-Qur’an
10 responden dari SMP 05 Rejang Lebong mengatakan bahwa keinginan mereka
dalam membaca al-Qur’an ada, sedangkan di MTs Baitul Makmur 1 responden dari
10 responden mengatakan bahwa terkadang keinginan menurun.

34
6. Implementasi Bacaan al-Qur’an
SMP 05 Rejang lebong dari 10 responden 3 diantaranya mengatakan bahwa
mereka belum mengaplikasikan bacaan mereka dikehidupan sehari- hari. Sedangkan
di MTs Baitul Makmur 2 dari 10 responden mengatakan belum mengaplikasikan
dikehidupan sehari- hari.
7. Kebutuhan dalam Membaca al-Qur’an
10 responden dari SMP 05 Rejang Lebong mengatakan bahwa mereka memiliki
kebutuhan akan membaca al-Qur’an, tak jauh berbeda di MTs Baitul Makmur 10
responden mengatakan bahwa mereka butuh dengan al-Quran. Dengan alasan yang
hampir sama, diantaranya karena al-Qur’an kebutuhan mereka, jika tidak membaca
maka bacaan akan banyak salah.
8. Tindakan Anak Memperbaiki Bacaan
2 responden dari 10 di SMP 05 Rejang Lebong mengatakan bahwa mereka belum
ada tindakan dalam memperbaiki bacaan Qur’an mereka. Sedangkan 10 responden
dari MTs Baitul Makmur mengatakan mereka sudah memulai tindakan dalam
memperbaiki bacaan al-Qur’an, dengan menanyakan dengan guru disekolah, guru
ngaji dirumah, ataupun orang tua.

Jika dilihat dari faktor mempengaruhi minat baca Qur’an di SMP 05 Rejang
Lebong, didukung oleh beberapa hal:

Faktor Personal:

1. Usia Anak
2. Intelegensi Anak
3. Kemampuan Anak
4. Sikap Anak
5. Psikologis Anak
Faktor Insitusional:
1. Tersedianya al-Qur’an Disekolah
2. Pengaruh Orang Tua dalam Memerintahkan Dalam Membaca Al-Qur’an
3. Teman Sebaya
4. Pengaruh Guru

35
Sedangkan di MTs Baitul Makmur faktor mempengaruhi minat baca Qur’an
didukung oleh:

Faktor Personal:

1. Intelegensi Siswa
2. Sikap Siswa

Faktor Institusional:

1. Tersedianya al-Qur’an secara Pribadi oleh Siswa


2. Pengaruh Orang Tua dalam Memerintah Siswa dalam Membaca Al-Qur’an
3. Pengaruh Teman Sebaya
4. Pengaruh Guru dalam Memerintah Siswa dalam Membaca Al-Qur’an

36
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi yang dilaksanakan di MTs Baitul Makmur dan SMPN 5 Rejang Lebong
tentang Analisis Perbandingan Minat Baca Qur`an Pasca COVID 19 Di MTs Baitul
Makmur dan SMPN 5 Rejang Lebong. Dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sesuai data yang di peroleh peneliti bahwa Minat Baca Qur`an Pasca COVID 19 Di
MTs Baitul Makmur kesimpulannya bahwa siswa senang membaca Al-Qur`an Pasca
COVID 19 tetapi ada juga beberapa siswa yang masih belum berminat membaca Al-
Qur`an. Untuk meningkatkan minat baca Al-Qur`an siswa, banyak upaya yang
dilakukan sekolah yaitu sekolah mengadakan program baca Al-Qur`an seperti di MTs
Baitul Makmur sebelum belajar, guru membimbing siswa dalam membaca Al-Qur`an,
guru selalu memotivasi siswa agar rajin membaca Al-Qur`an. Adapun kendala yang
dihadapi dalam meningkatkan minat baca Al-Qur`an siswa MTs Baitul Makmur.
2. Sesuai data yang di peroleh peneliti bahwa Minat Baca Qur’an Pasca COVID 19 Di
SMPN 5 Rejang Lebong, sudah berkembang baik siswanya senang dalam membaca
qur’an karena guru PAI nya pandai membaca Al-Qur’an dan seorang Qoriah sebelum
memulai pelajaran guru PAI nya memerintahkan seiswanya tadarusan terlebih dahulu,
terkadang ada beberapa siswa yang menagih untuk mengaji terlebih dahulu sebelum
memulai belajar dan ada juga beberapa siswa yang tidak perduli dan masih adanya
siswa yang kurang aktif, atau tidak mau mendengar apa yang disampaikan oleh guru
dan motivasi yang diberikan diabaikan begitu saja. Usaha yang dilakukan dalam
mengatasi kendala itu guru menyuruh siswa satu persatu kedepan untuk membaca Al-
Qur`an.
3. Sesuai data yang di peroleh peneliti bahwa ada beberapa faktor Minat Baca Qur’an
Pasca COVID 19 diantara kedua sekolah tersebut, faktor- faktor Personal apa saja
yang mempengaruhi minat baca al-Qur’an terhadap minat baca al-Qur’an di MTs
Baitul Makmur kepada guru PAI disana:

37
Usia anak Tidak mempengaruhi minat baca qur’an Terkadang anak kelas 1 nya yang
rajin membaca, kelas 9 pun seperti itu. Tergantung siswanya.
Jenis kelamin anak tidak dapat mempengaruhi minat baca al-quran karena Laki- laki
dan perempuan kalau disini sama saja. Karna ada jadwal mengaji itu jadi laki- laki dan
perempuan ngaji semua.
intelgensi dapat mempengaruhi minat baca quran karena kalau intelegensi pasti ya.
Kalau yang tinggi juga tajwid mereka lebih benar, sedang yang rendah terkadang
masih iqra’
faktor- faktor personal apa saja yang mempengaruhi minat baca al-Qur’an
terhadap minat baca al-Qur’an di SMP 05 Rejang Lebong kepada guru PAI disana:

Usia anak tidak mempengaruhi minat baca quran Karna usia anak smp itu usia remaja
berarti antara umur 12-15 mereka tergantung dari lingkungannya kalau orang tuanya
cerewat dan gurunya cerewet suka tidak suka dia pasti suka.

Jenis kelamin anak tidak dapat mempengaruhi minat baca al-quran karena Jenis
kelamin laki-laki dan perempuan, tentu tidak karna di smp 5 tidak ada yang unsa dan
jenis kelamin laki-laki dan perempuan rindunya dengan al-Qur’an tidak
mempengaruhi laki-laki dan perempuan mereka sama bukan membaca saja artinya
juga dan semuanya ingin taunya sangat peduli

intelgensi dapat mempengaruhi minat baca quran karena Intelgensi disini berarti
kepintaran berarti ke otak ketika orang-orang pintar itu rindu dengan membaca al-
Qur’annya jadi dia sangat antusias jadi ibuk sebelum memebrikan materi pelajaran itu
harus mengaji terlebih dahulu, lagu-lagu islaminya ada kata-kata tajwidnya. Disini
guru harus menjelaskan sedikit jangan langsung kemateri dulu.

B. Saran
1. Disarankan kepada guru dan seluruh pihak sekolah untuk tidak hanya berfungsi
sebagai pendidik, melainkan juga turut memberi pemahaman dan dorongan kepada
siswa dan siswi dalam meningkatkan minat baca Al-Qur`an agar lebih baik lagi
kedepannya.

38
2. Disarankan kepada para siswa dan siswi yang ada di Di MTs Baitul Makmur dan
SMPN 5 Rejang Lebong agar mampu menumbuhkan minat baca Al-Qur`an untuk
meningkatkan kreativitas dan minat baca Al-Qur‟an dimanapun berada bukan hanya
di sekolah tetapi juga di luar sekolah tanpa ada unsur paksaan melainkan kemauan
diri sendiri

39
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Y, M Afifulloh, dan I Safi'i. “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menumbuhkan Minat Baca Tulis Al-Qur'an Di SMKN 4 Malang.” Vicratina: Jurnal
pendidikan Islam, 6(3), 2021: 124-130.

Anggaranti, W. “Penerapan Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an (Studi Deskriptif-


Analitik di SMP Negeri 2 tenggarong).” Jurnal Intelegensia, 1(1), 2016: 106-119.

Anggraeni, E, N Damayanti, M,T Hidayat, L,S Nurpadilah, S,N wardah, dan H Taijiri.
“Penguatan Fungsi "Pojok Baca Abdi" Sebagai sarana pembelajaran untuk Meningkatkan
Minat Baca ANak Dimasa pandemi.” Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
1(2), 2021: 24-38.

Arsyad, A, dan S Salahudin. “Hubungan Kemampuan Membaca Al-Qur'an dan Minat Belajar
Siswa dengan hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).” Edukasi, 16(2), 2018: 294-
352.

Fitriani, Z. “Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Minat Membaca dan Menghafal AL-Qur'an
Pada Siswa di Sekolah Dasar Negeri 31 Pagaralam.” Muaddib: Islamic Education
Journal, 1(1), 2018: 53-62.

Gumilang, G,S. “Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bimbingan dan Konseling.” Jurnal
Fokus Konseling, 2(2), 2016.

Halim, A. “Implementasi bimbingan Minat Baca Al-Qur'an Di SMK Baitul Hikmah


TempurejoJember.” Al-Irsyad 9(1), 2020: 2020.

Ida, R. “Etnografi virtual Sebagai Teknik Pengumpulan data Dan Metode Penelitian.” The
Journal of Society and Media, 2(2), 2018: 130-145.

Kasiyun, S. “Upaya meningkatkan Minat Baca Sebagai Sarana Untuk Mencerdaskan Bangsa.”
Jurnal Pena Indonesia, 1(1), 2015: 79-95.

Ma'mun, M,A. “Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an .” Jurnal pendidikan Islam, 4(1),
2018: 2-10.

Moleong, L,J. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT.Remaja Rosdakarya, 2021.

Nilamsari, N. “Memahami Studi Dokumen Dalam Penelitian Kualitatif.” Wacana: Jurnal Ilmiah
Ilmu Komunikasi, 13(2), 2014: 177-181.

Nugrahani, F, dan M Hum. Metode Penelitian Kualitatif. solo, 2014.

40
Rahardjo, M. Metode pengumpulan data penelitian Kualitatif. 2011.

Ri, B.K.D, G.N.I Lt, dan J.J.G Subroto. “Tantangan pelaksanaan kebijakan Belajar Dari Rumah
Dalam Masa Darurat Covid 19.” 2020.

Rijali, A. “Analisis Data Kualitatif.” Alhadharah: Jurnal Ilmu dakwah, 17(33), 2019: 81-95.

Sari, W, A.M Rifki, dan M Karmila. “Analisis Kebijakan Pendidikan Terkait Implementasi
Pembelajaran jarak jauh Pada Masa darurat Covid 19.” Jurnal Mappesona 2(2), 2020.

Sermiawan, C.R. Metode Penelitian Kualitatif. Grasindo, 2010.

w, Wahidmurni. Pemaparan Metode Penelitian Kualitatif. 2017, t.thn.

41
KISI- KISI SOAL SMP 05 REJANG LEBONG DAN MTS BAITUL MAKMUR

VARIABEL INDIKATOR PERTANYAAN


Minat Baca Al-Qur’an 1. Rasa senang terhadap 1. Apakah anak- anak
bacaan Al-Qur’an senang membaca
Qur’an pasca covid-
19?
2. Ketertarikan siswa 2. Apakah anak- anak
mempunyai
ketertarikan dalam
membaca al-Qur’an
pasca covid-19?
3. Perhatian siswa
3. Bagaimana perhatian
anak dalam membaca
Al-Qur’an pasca covid-
4. Keterlibatan siwa 19?
4. Bagaimana
keterlibatan anak
dalam membaca al-
Qur’an pasca covid-
5. Keinginan untuk selalu 19?
membaca 5. Apakah anak memiliki
keinginan dalam
memmbaca al-Qur’an
6. Menindak lanjuti pasca covid-19
bacaan 6. Bagaimana anak
Qur’an/Implementasi menidak
lanjuti/implementasi
bacaan Qur’an pada
pasca covid-19
dikehidupan sehari-
7. Kebutuhan bacaan
hari?
7. Apakah anak memiliki
kebutuhan dalam
8. Tindakan untuk membaca al-Qur’an
mencari bacaan/tajwid pasac covid-19?
8. Bagaimana tindakan
anak memperbaiki
bacaan/implementasi
tajwid pasca covid-19?
Faktor- faktor yang 1. Usia anak 1. Apakah usia anak
mempengaruhi minat baca dapat mempengaruhi
al- Qur’an minat baca al- Qur’an?
(Faktor personal)

42
2. Jenis kelamin anak 2. Apakah jenis kelamin
anak dapat
mempengaruhi minat
baca al-Qur’an?
3. Intelegensi 3. Apakah intelegensi
dapat mempengaruhi
minat baca al-Qur’an?
4. Kemampuan membaca 4. Apakah kemampuan
anak dapat
mempengaruhi minat
5. Sikap baca al-Qur’an?
5. Apakah sikap anak
mempengaruhi minat
6. Kebutuhan psikologi al-Qur’an ?
6. Apakah kebutuhan
psikologi
mempengaruhi minat
baca al-Qur’an?
Faktor- faktor yang
mempengaruhi minat baca 1. Tersedianya al-Qur’an 1. Apakah tersedianya al-
al- Qur’an Qur’an disekolah
(Faktor institusional) dapat menimbulkan
minat baca al-Qur’an?
2. Status social ekonomi 2. Apakah status
ekonomi anak
mempengaruhi minat
baca al-Qur’an?
3. Pengaruh orang tua
3. Apakah pengaruh
dalam memerintahkan
anak dirumah untuk
membaca al-Qur’an
meningkatkan minat
4. Teman sebaya baca al-Qur’an?
4. Apakah pengaruh
teman sebaya
mempengaruhi minat
5. Guru baca al-Qur’an
5. Apakah pengaruh guru
dalam
mempeerintahkan
anak disekolah untuk
membaca al-Qur’an
meningkatkan minat
baca al-Qur’an?

43
VARIABEL INDIKATOR PERTANYAAN
Minat Baca Al-Qur’an 9. Rasa senang terhadap 9. Apakah anak- anak
bacaan Al-Qur’an senang membaca
Qur’an pasca covid-
19?
10. Ketertarikan siswa 10. Apakah anak- anak
mempunyai
ketertarikan dalam
membaca al-Qur’an
pasca covid-19?
11. Perhatian siswa
11. Bagaimana perhatian
anak dalam membaca
Al-Qur’an pasca covid-
12. Keterlibatan siwa 19?
12. Bagaimana
keterlibatan anak
dalam membaca al-
Qur’an pasca covid-
13. Keinginan untuk selalu 19?
membaca 13. Apakah anak memiliki
keinginan dalam
memmbaca al-Qur’an
14. Menindak lanjuti pasca covid-19
bacaan 14. Bagaimana anak
Qur’an/Implementasi menidak
lanjuti/implementasi
bacaan Qur’an pada
pasca covid-19
dikehidupan sehari-
15. Kebutuhan bacaan
hari?
15. Apakah anak memiliki
kebutuhan dalam
16. Tindakan untuk membaca al-Qur’an
mencari bacaan/tajwid pasac covid-19?
16. Bagaimana tindakan
anak memperbaiki
bacaan/implementasi
tajwid pasca covid-19?
Faktor- faktor yang 7. Usia anak 7. Apakah usia anak
mempengaruhi minat baca dapat mempengaruhi
al- Qur’an minat baca al- Qur’an?
(Faktor personal)
8. Jenis kelamin anak 8. Apakah jenis kelamin
anak dapat

44
mempengaruhi minat
baca al-Qur’an?
9. Intelegensi 9. Apakah intelegensi
dapat mempengaruhi
minat baca al-Qur’an?
10. Kemampuan membaca 10. Apakah kemampuan
anak dapat
mempengaruhi minat
baca al-Qur’an?
11. Sikap
11. Apakah sikap anak
mempengaruhi minat
12. Kebutuhan psikologi al-Qur’an ?
12. Apakah kebutuhan
psikologi
mempengaruhi minat
baca al-Qur’an?
Faktor- faktor yang
mempengaruhi minat baca 6. Tersedianya al-Qur’an 6. Apakah tersedianya al-
al- Qur’an Qur’an disekolah
(Faktor institusional) dapat menimbulkan
minat baca al-Qur’an?
7. Status social ekonomi 7. Apakah status
ekonomi anak
mempengaruhi minat
baca al-Qur’an?
8. Pengaruh orang tua
8. Apakah pengaruh
dalam memerintahkan
anak dirumah untuk
membaca al-Qur’an
meningkatkan minat
9. Teman sebaya baca al-Qur’an?
9. Apakah pengaruh
teman sebaya
mempengaruhi minat
10. Guru baca al-Qur’an
10. Apakah pengaruh guru
dalam
mempeerintahkan
anak disekolah untuk
membaca al-Qur’an
meningkatkan minat
baca al-Qur’an?

45
LAMPIRAN

46
47

Anda mungkin juga menyukai