Anda di halaman 1dari 30

MINI RISET DAN REKAYASA

IDE

MK. FILSAFAT PENDIDIKAN

PRODI PEND.SEJARAH-FIS

Skor Nilai :

ANALISIS MINAT MEMBACA SISWA SMA

ANGGOTA KELOMPOK:

1. CINDY AFRILIANI (3213121042)


2. MUHAMMAD IMAM FAHRIZAL (3211121010)
3. OKTAVIANA SIHOMBING (3212421010)
4. SONIYA Br SINUHAJI (3213321012)

DOSEN PENGAMPU : RAHMILAWATI RITONGA, S.Pd, M.Pd

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2021
ABSTRAK

Analisis minat membaca siswa SMA Sederajat ini, dikerjakan oleh Kelompok 4
mata kuliah Filsafat Pendidikan, jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri
Medan. Mini Riset ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat membaca pada
siswa, upaya yang digunakan untuk mengembangkan minat membaca, dan faktor
pendukung dan penghambat minat membaca pada siswa.. Metode yang digunakan
dalam riset ini adalah metode kuantitatif dengan memberikan angket/G-from yang
berisi pertanyaan-pertanyaan seputar pendidikan karakter di sekolah menengah atas.

Dalam penelitian tersebut Metode dalam memproses data yang kami lakukan
yaitu reading (membaca) hasil angket yang telah diisi siswa/siswi sekolah. Setelah itu
kami analisis dan kami ambil kesimpulan dari jawaban-jawaban tersebut.
Berdasarkan hasil dari Penelitian tersebut didapatkan bahwa Berdasarkan hasil
survey dan mendapatkan masalah mengenai rendahnya minat membaca siswi di SMA
dapat dilakukan beberapa upaya untuk meningkatkan minat baca. Aspek keluarga,
masyarakat, dan lembaga pendidikan mempunyai peran penting dalam
meningkatkan minat baca siswa aspek itu perlu dilakukan bersamaan.

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah Mata Kuliah Filsafat Pendidikan. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan Sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas Mini Riset dan Rekayasa Ide Mata
Kuliah Filsafat Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Sejarah, UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan Makalah ini.
Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan MR dan
RI ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan MR dan RI ini. Kami mengucapkan terima kasih.

Medan, 06 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK..................................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................... 1


1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................................................. 3
1.4 Tujuan dan Manfaat Survey............................................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................................................... 7

2.1 Teori ........................................................................................................................................ 7

BAB III METODE SURVEY..................................................................................................................... 16

3.1 Tempat dan Waktu............................................................................................................ 16


3.2 Subject Survey..................................................................................................................... 16
3.3 Teknik Pengambilan Data.............................................................................................. 16
3.4 Instrument Survey............................................................................................................. 16
3.5 Teknik Analisis Data......................................................................................................... 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................... 18

4.1 Hasil Survey.......................................................................................................................... 18


4.2 Pembahasan.......................................................................................................................... 18
4.3 Solusi Permasalahan.......................................................................................................... 18

BAB V PENUTUP....................................................................................................................................... 25

5.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 25
5.2 Saran........................................................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................... 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kini budaya membaca di Indonesia menjadi persoalan yang sangat
menarik untuk dibahas. Mengingat budaya membaca di Indonesia masih
rendah dan belum mendarah daging dikalangan masyarakat. Ditengah
melesatnya budaya popular, eksistensi buku pun sekarang bukan lagi menjadi
prioritas. Bahkan masyarakat lebih mudah menyerap budaya berbicara dan
mendengar daripada membaca kemudian menuangkannya dalam bentu
tulisan. Masyarakat Indonesia masih banyak didominasi oleh budaya
komunikasi lisan atau budaya tutur. Masyarakat cenderung lebih senang
menonton dan mengikuti siaran televise ketimbang membaca buku, Koran,
majalah, dan lainnya. Salah satu kategori siswa-siswi tingkat SMA yang ikut
andil dalam hal ini dan sekaligus menjadi subjek penelitian adalah siswa-siswi
tingkat SMA. Di era modern sekarang ini, justru minat membaca siswa-siswi di
tingkat SMA sudah mulai tekikis, yang dimana mereka lebih mau berlama-
lama memegang gadget, menonton drama korea daripada membaca buku.
Mungkin banyak sekali factor yang membuat minat baca berkurang. Apalagi
sekarang ini sulit sekali menumbuhkan rasa kesadaran akan pentingnya
membaca bagi para siswa.
Berdasarkan Benediktus (2017:917) bahwa berdasarkan data UNESCO
di tahun 2012 indeks budaya membaca terhadap penduduk Negara-Negara
ASEAN adalah Budaya Indonesia berada pada peringkat paling rendah dengan
nilai 0,001, artinya budaya membaca Negara Indonesia berada pada peringkat
yang sangat memprihatinkan karena diantara 1000 orang penduduk Indonesia
hanya satu orang yang membudayakan membaca atau memiliki minat
membaca yang tinggi, selebihnya perlu pembinaan terhadap minat membaca.
Saat ini minat membaca masih menjadi pekerjaan rumah yang masih belum
terselesaikanbagi bangsa Indonesia. Berbagai program telah dilakukan untuk
menumbuhkan minat membaca masyarakat. Akan tetapi, berbagai program
tersebut belum mencapai hasil yang maksimal. Untuk mewujudkan bangsa
berbudaya baca, maka bangsa ini perlu melakukan pembinaan minat
membaca anak. Pembinaan baca anak merupakan langkah awal sekaligus
cara yang efektif, menuju bangsa berbudaya membaca.
Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut budaya membaca penduduk
Indonesia khususnya siswa harus lebih ditingkatkan untuk menunjang tujuan
pendidikan, kemudian setelah budaya membaca terlaksana, maka akan timbul
minat membaca. Ilham (2016:166) Membaca dapat digambarkan sebagai
jendela dunia. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki kebiasaan gemar

1
membaca buku dapat dipastikan memiliki pengetahuan, pemahaman yang
tidak terbatas, sedangkan seseorang yang tidak memiliki kebiasaan gemar
membaca buku atau tidak memiliki minat membaca akan berpengetahuan dan
pemahaman yang terbatas. Farida Rahim (2018:28) mengatakan bahwa orang
yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam
kesediaan mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membacanya atas
kesadarannya sendiri. Bahan bacaan yang dimaksud, adalah: (a) surat kabar;
(b) majalah; (c) buku pelajaran; (d) buku pengetahuan selain buku pelajaran,
(e) dan buku cerita.
Dalam penelitian yang dilakukan di beberapa sekolah menengah atas
(X,Xi,Dan XII) di kawasan daerah sumatara utara, Setelah dianalisis diketahui
persentase minat membaca siswa secara keseluruhan adalah 30% dan
diketahui faktor pendukung minat membaca siswa adalah kesadaran anak,
kapasitas buku yang memadai, suasana yang menyenangkan serta adanya
dukungan dari lingkungan sekitar, sedangkan faktor penghambatnya adalah
banyak siswa yang merasa membaca adalah suatu hal yang membosankan dan
lebih mementingkan mencari materi pembelajaran dari sumber-sumber
internet karena lebih mudah dan praktis. Dan ada juga siswa yang hanya
membaca buku saat hendak ujian atau masa-masa yang diperlukan saja.
Keterbatasan buku yang hendak Dibaca juga mempengaruhi minat baca siswa
tersebut. Dapat dilihat di dalam survei yang dilakukan banyak siswa yang
hanya membaca buku-buku yang diberikan oleh sekolah, dan tidak sedikit juga
siswa yang lebih menyukai buku tentang fiksi dari pada buku pembelajaran.
Alasannya yaitu buku cerita tentang fiksi lebih menarik dibanding dengan
buku pembelajaran. Namun dengan bahan bacaan yang sekiranya disukai oleh
siswa, misalnya buku-buku cerita dan novel anak untuk ukuran siswa sekolah
dasar.
Dalam kegiatan keseharian, siswa lebih senang bermain dan jarang
membuka buku untuk membaca. Membaca buku pelajaran pun hanya
dilakukan saat ada ulangan atau tes saja. Biasanya siswa dituntut untuk
membaca bacaan yang berhubungan dengan pelajaran, hal tersebut memang
perlu dilakukan namun hal itu menimbulkan pemikiran bahwa motivasi siswa
dalam membaca adalah sebagai target nilai, bukan untuk disenangi atau
dinikmati.Karena sebenarnya menumbuhkan minat baca siswa tidak hanya
dengan bahan-bahan bacaan yang berhubungan dengan pelajaran. Minat baca
siswa yang rendah ini berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan wawasan
siswa. Siswa yang mempunyai intensitas membaca yang tinggi akan
memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas. Karena dengan membaca,
seseorang dapat memperoleh informasi.
Membaca juga menjadi kunci keberhasilan belajar peserta didik di sekolah.
Kemampuan membaca dan minat membaca yang tinggi adalah modal dasar
untuk keberhasilan anak dalam berbagai mata pelajaran. Kenyataanya, dalam

2
dunia pendidikan siswa yang memperoleh peringkat baik disekolah umumnya
memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan
siswa yang memperoleh peringkat lebih rendah dan itu dibuktikan dengan
kegemaran mereka membaca buku atau bahan bacaan. Oleh karena itu, minat
membaca anak perlu ditanamkan sejak dini mulai dari lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.

1.2 Identifikasi Masalah


Penelitian ini di lakukan pada murid SMA sederajat. Tujuan penelitian ini
yaitu, untuk mengetahui bagaimana minat membaca pada siswa, upaya yang
digunakan untuk mengembangkan minat membaca, dan faktor pendukung dan
penghambat minat membaca pada siswa. Metode penelitian dalam penelitian ini
adalah metode survei. Subjek atau populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas tinggi (X,XI dan XII) yang berjumlah 7orang. Objek dalam penelitian ini
adalah minat membaca pada siswa. Teknik penelitian yang digunakan adalah
teknik komunikasi tidak langsung, teknik komunikasi langsung, teknik observasi
langsung, dan teknik studi dokumentasi. Alat pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah lembar atau dokumen wawancara, yang di bagi melalui google from.
Setelah dianalisis diketahui persentase minat membaca siswa secara
keseluruhan adalah 30% dan diketahui faktor pendukung minat membaca siswa
adalah kesadaran anak, kapasitas buku yang memadai, suasana yang
menyenangkan serta adanya dukungan dari lingkungan sekitar, sedangkan faktor
penghambatnya adalah banyak siswa yang merasa membaca adalah suatu hal
yang membosankan dan lebih mementingkan mencari materi pembelajaran dari
sumber-sumber internet karena lebih mudah dan praktis. Dan ada juga siswa
yang hanya membaca buku saat hendak ujian atau masa-masa yang diperlukan
saja. Keterbatasan buku yang hendak Dibaca juga mempengaruhi minat baca
siswa tersebut. Dapat dilihat di dalam survei yang dilakukan banyak siswa yang
hanya membaca buku-buku yang diberikan oleh sekolah, dan tidak sedikit juga
siswa yang lebih menyukai buku tentang fiksi dari pada buku pembelajaran.
Alasannya yaitu buku cerita tentang fiksi lebih menarik dibanding dengan buku
pembelajaran.

1.3 Rumusan Masalah


Secara Etimologis, budaya membaca terdiri dari dua kata yaitu budaya
dan membaca. Budaya merupakan pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu yang
sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah ( KBBi,2007 : 169). Budaya
merupakan bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta dan rasa.
Sedangkan membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis
( dengan melisankan atau hanya dengan dalam hati), mengeja atau melafalkan
apa yang tertulis, mengucapkan, mengetahui, meramalkan, memperhitungkan
dan memahami (KBBI,2007: 83).

3
Menurut Bond dan Wagner dalam Bafadal, (2008:192-193) mendefinisikan,
membaca sebagai sutu proses menangkap atau memperoleh konsep-konsep yang
dimaksud oleh pengarangnya, menginterpretasi, mengevaluasi konsep-konsep
pengarang dan merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksudkan dalam
konsep tersebut.

Menurut Soedarso dalam Abdurrahman (2003:200) mengemukakan bahwa


membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar tindakan
yang terpisahpisah, mencakup penggunaan pengertian, hayalan, ingatan dan
pengamatan.

Berdasarkan uraian tersebut, budaya membaca adalah suatu kebiasaan yang


didalamnya terjadi proses berpikir yang kompleks, terdiri dri sejumlah kegiatan
seperti keterampilan menangkap atau memahami kata-kata atau kalimat yang
tertulis, menginterpretasikan dan merepleksikan. Dalam kegiatan membaca juga
perlu memiliki kondisi fisik yang baik, sehingga konsentrasi tercurahkan sepenuhnya
kepada teks atau tulisan yang sering dibaca. Seorang yang mempunyai budaya baca
adalah bahwa orang tersebut bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses
dalam waktu yang lama didalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya
untuk membaca. Agar siswa dapat membaca dengan efisien perlulah memiliki
kebiasaan-kebiasaan yang baik. Kebiasaan –kebiasaan membaca yang baik itu
menurut Gie dalam Slameto (2003:84) adalah sebagai berikut :

1. Memperhatikan kesehatan membaca


2. Ada jadwal
3. Membuat tanda atau catatan
4. Memanfaatkan perpustakaan
5. Membaca sungguh-sungguh semua buku yang perlu Sehubungan dengan
minat, kebiasaan dan budaya membaca

Menurut Sutarno (2006;28-29) mengemukakan paling tidak ada 3 tahapan yang


harus dilalui yaitu, dimulai dengan adanya kegemaran karena tertarik, setelah
kegemaran tersebut dipenuhi dengan ketersediaan bahan dan sumber bacaan yang
sesuai dengan selera, ialah terwujudnya kebiasaan membaca. Kebiasaan ini terwujud
dengan adanya bimbingan orang tua, guru atau lingkungan sekitarnya yang kondusif,
maupun atas keinginan anak tersebut. Jika kebiasaan membaca itu dapat dipelihara
tanpa gangguan media elektronik yang bersifat entertainment dan tanpa
membutuhkan keaktifan mental. Membaca pada tingkat sekolah menengh atas
merupakan hal yang sangat jarang dilakukan. Anak-anak akan lebih suka untuk
bermain gagdet ataupun menonton drama korea dibanding membaca. Anak akan
membaca hanya pada jam pelajaran itupun hanya karena guru meminta siswa untuk
membaca. Buku yang dibaca oleh siswa pun sangat sedikit, buku yang dibaca adalah
buku mata pelajaran dan beberapa siswa yang senang membaca komik dan hanya
sedikit sekali anak yang mau membaca buku pengetahuan seperti ensiklopedia.

4
Menurut sejumlah peneliti dari Gothenburg University di Swedia, komputer
dan permainan di dalamnya sebagai penyebab anak-anak malas membaca.
Berdasarkan survey yang kami lakukan diketahui persentase minat membaca siswa
secara keseluruhan adalah 30% dan diketahui faktor penghambatnya adalah banyak
siswa yang merasa, membaca adalah suatu hal yang membosankan dan terlebih
karena sudah tersedianya situs-situs pembelajran secara online yang memudahkan
siswa untuk mengakses materi apapun yang diingikan membuat siswa semakin malas
untuk membaca buku. Dan ada juga siswa yang hanya membaca buku saat hendak
ujian atau masa-masa yang diperlukan saja. Keterbatasan buku yang hendak dibaca
juga mempengaruhi minat baca siswa tersebut. Dapat dilihat di dalam survei yang
dilakukan banyak siswa yang hanya membaca buku-buku yang diberikan oleh
sekolah itupun ketika guru meminta siswa untuk membaca buku ataupu ketika
diperlukan saja, dan tidak sedikit juga siswa yang lebih menyukai buku tentang fiksi
dari pada buku pembelajaran. Alasannya yaitu buku cerita tentang fiksi lebih menarik
dibanding dengan buku pembelajaran. Dan hal inilah yang menyebabkan anak juga
kehilangan minat untuk meminjam buku di perpustakaan. Selain hal diatas, ada juga
beberapa hal yang membuat siswa menjadi malas membaca yaitu sebagai berikut :

 Pengaruh guru

Guru merupakan motivator siswa untuk rajin membaca. Guru yang rajin
membaca akan menjadi inspirator dan akan menggerakkan siswa untuk rajin
membaca. Sebaliknya siswa tidak akan menaruh hormat dan akan
meremehkan guru tersebut jika guru malas membaca.

 Perpustakaan sekolah belum optimal

Perpustakaan sekolah merupakan penunjang proses belajar mengajar.


Perpustakaan merupakan lembaga yang memuat berbagai informasi. Koleksi
buku yang sudah lama dan dalam kondisi yang tidak memungkinkan, koleksi
yang tidak lengkap dan tidak bervariasi ditambah penataan buku maupun
ruang yang tidak menarik menambah siswa akan malas untuk megunjungi
perpustakaan maupun membaca buku di perpustakaan.

 Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan faktor utama dalam pembentukan karakter anak. Jika


diperhatikan nampaknya lingkungan keluarga pun belum sepenuhnya
menjadikan buku sebagai kebutuhan pokok. Misalnya saja pada saat anak
berulang tahun, jarang sekali ada orang tua ataupun teman yang memberikan
buku sebagai hadiah. Dalam aktivitas sehari-hari, belum banyak orangtua yang
memberi teladan dengaan membaca buku atau majalah. Umumnya mereka
menghabiskan waktu dengan main gadget, sibuk dengan urusan pekerjaan dan
sebagainya.

5
 Pemerintah

Hal lain yang kurang mendukung minat baca adalah tidak adanya kemauan
pemerintah daerah terhadap adanya kualitas sumber daya rakyatnya
termasuk siswa. Hal ini terlihat dari tidak adanya taman atau tempat baca di
tempat-tempat umum.

 Kemauan siswa.
Hal yang paling berpengaruh pada budaya baca adalah kemauan siswa. Siswa
belum menyadari sepenuhnya bahwa dengan membaca ia akan mendapatkan
sesuatu yang sebelumnya ia belum ia ketahui.

1.4 Tujuan dan Manfaat Survey


Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
 Untuk mengetahui bagaimana minat membaca pada siswa
 Mengetahui upaya apa saja yang digunakan untuk mengembangkan minat
membaca siswa
 Dapat lebih memahami faktor pendukung dan penghambat minat
membaca pada siswa
 Dan mampu melahirkan atau menciptakan solusi yang berguna untuk
membangkitkan minat baca pada individu.

Adapun Manfaat yang didapatkan setelah melakukan survey ini adalah:


a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan
khususnya di bidang ilmu pendidikan.
b. Manfaat Praktis
Bagi Guru
1) Dapat memberikan bahan referensi yang tepat bagi guru dalam
menumbuhkan minat baca siswa, serta menambah pengetahuan guru
tentang minat membaca dan hasil belajar di sekolah .
2) Bagi Siswa
Dapat memotivasi siswa akan pentingnya membaca guna menambah
ilmu pengetahuan dan dapat memanfaatkan layanan sekolah berupa
perpustakan sehingga diharapkan dengan memanfaatkan
perpustakaan, dapat menumbuhkan minat baca dan meningkatkan
hasil belajar siswa di sekolah.
3) Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam mengembangkan fasilitas
sekolah terutama dalam penyediaan sumber-sumber belajar.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A.Pegertian Membaca
 Menurut Mr.Tampubalon, (1987) halaman 6
Bahasa tulisan adalah suatu ide-ide/ pemikiran, sehingga dalam pemahaman
dialek sebuah tulisan dengan metode membaca sebuagai sebuah proses
penalaran.
 Menurut Mr.Juel dalam buku Mr.Sandjaja (2005)
Membaca merupakan sebuah proses untuk dapat mengenal kata-kata dan
memadukan menjadi arti kata dan menjadi kalimat dan struktur baca.
 Mr. Finochiaro (1973) halaman 119
Membaca yaitu memahami sebuah arti dan maknanya yang terkandung pada
bahasa yang tertulis.
 Mr. Lado, (1976)
Membaca yaitu memahami dari bebrapa pola atau tata bahasa dari gambaran
yang tertulis.
 Keraf Mr. Gorys
Membaca merupakan suatu proses yang mengandung komponen fisik dan
mental. Sepanjang jalur tersebut, dapat diterjemahkan juga sebagai
metodologi memberikan pentingnya gambar visual.
 Mr. Hodgson, (1960)
Membaca yaitu sebuah proses yang dilakukan oleh para pembaca untuk
mendapatkan sebuah pesan, yang akan disampaikan dari penulis dengan
perantara media kata-kata ataupun bahasa tulisan.
 Mr. Fredick Mc Donald, (1996)
Membaca merupakan rangkaian respon-respon yang lengkap, yang mencakup
respon sikap, kognitif, dan manipulatif.
 Bonomo (1973)
Membaca merupakan suatu cara untuk memahami sebuah arti dan maknanya
yang ada dalam bahasa tertulisnya.2.1 Teori

7
“Membaca menyibak cakrawala. Dengan membaca, seseorang tidak saja tercelik dan
jadi semakin bijak. Akan tetapi, juga dapat memetik hikmah dan manfaat berbagai
referensi”.Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
bersifat aktif reseptif. Media yang digunakan dalam membaca berupa media bahasa
tulis. Membaca memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama
bagi kalangan pelajar.
Minat sering diartikan sebagai “interest”. Minat bisa dikelompokkan sebagai sikap
(attitude) yang memiliki kecenderungan tertentu. Minat tidak bisa dikelompokkan
sebagai pembawaan, tetapi sifatnya bisa diusahakan, dipelajari, dan
dikembangkan.Sementara itu, minat baca merupakan dorongan yang kuat pada
seseorang untuk membaca yang ditandai dengan menunjukkan ketertarikan pada
berbagai lambang dan simbol.
Minat membaca pada anak sangat beragam, ada Yang tidak peduli, ada pula yang
sangat tertarik untuk membaca yang ditandai dengan tertarik dengan media cetak,
menikmati saat menyimak sebuah cerita, mampu bercerita dengan baik, suka
melihat-lihat gambar di buku, mampu menceritakan sesuatu dari gambar, dan
meminjam buku dari sekolah untuk dibawa pulang.
B.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Minat yang dimiliki oleh setiap orang pastinya berbeda-beda, dengan kata lain
tergantung pada masing-masing individu. Dalam hal ini, minat membaca tiap individu
(siswa) tidaklah sama, ada pelajar yang suka dan hobi membaca dan ada pula yang
tidak hobi membaca.
Namun, minat baca setiap orang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada empat
faktor yang mempengaruhi minat baca seseorang , di antaranya
(a) kondisi fisik,
(b) kondisi mental,
(c) status emosi, dan
(d) lingkungan sosial.
Pertama, kondisi fisik. Kondisi fisik memang mejadi hal utama yang menjadi
perhatian karena dengan kondisi fisik yang baik dan sehat, maka keadaan seseorang
(siswa) akan stabil. Hal itulah yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap

8
aktivitas yang ia lakukan, misalnya saja kegiatan membaca buku. Apabila kondisi
fisiknya sehat, maka ia akan merasa senang dan suka untuk membaca.
Kedua, kondisi mental. Tak ubahnya kondisi fisik, kondisi mental seseorang (siswa)
juga sangat berpengaruh terhadap aktivitasnya sehari-hari. Apabila mental seseorang
sedang “down” (“jatuh”), maka pelajar tersebut tidak akan merespon dengan baik apa
yang akan ia kerjakan, misanya saja membaca buku. Sebaliknya, jika mental pelajar
tersebut “bagus”, maka ia akan merasa senang dan suka untuk melakukan kegiatan
membaca.
Ketiga, status emosi. Tak ubahnya kondisi fisik dan mental, status emosi
juga sangat berpengaruh terhadap kondisi tiap individu (siswa). Apabila
kondisi emosinya stabil dan baik, maka ia kana senang dan ringan dalam
melakukan kegaitan yang ia sukai, misalnya kegiatan membaca buku. Namun,
apabila emosinya sedang labil, maka seorang pelajar tersebut juga enggan
bahkan tidak mau untuk melakukan kegiatan apapun, tak terkecuali kegiatan
membaca.
Keempat, lingkungan sosial. Lingkungan sosial setiap individu (siswa)
pastinya berbeda-beda. Jika lingkungan sosial tempat individu (siswa) tinggal
adalah lingkungan yang baik, dalam artian lingkungan masyarakat yang suka
membaca, maka si pelajar tersebut secara tidak langsung pun akan mulai suka
dengan membaca, padahal ia sebenarnya tidak hobi membaca. Namun, apabila
lingkungan tempat tinggal si pelajar tidak “sehat”, dalam artian kondisi
masyarakat yang “amburadul”, maka ia pun juga akan terpengaruh menjadi
“amburadul” dan cenderung atau tidak mau melakukan kegiatan yang
bermanfaat, seperti kegiatan membaca.
Dari keempat faktor yang sudah disebutkan di atas, sekiranya dapat disimpulkan
bahwa kondisi fisik, mental, emosi, dan lingkungan sosial sangat berpengaruh
terhadap setiap individu (siswa). Dengan kondisi fisik, mental, emosi, dan lingkungan
sosial yang baik dan sehat, maka setiap individu (siswa) akan merasa senang
melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan juga menambah wawasan
pengetahuannya, seperti kegiatan membaca dan dari sinilah minta baca seseorang
(siswa) akan “tumbuh”.
C.Pentingnya Membaca Bagi Siswa

9
Menumbuhkan minat baca pada anak sangatlah penting karena membaca merupakan
salah satu hal pokok yang bertujuan agar si anak mendapat pengetahuan yang banyak
dan bermanfaat.Ada sepuluh alasan mengapa harus menumbuhkan minat baca pada
anak, yaitu:
anak-anak harus gemar membaca agar dapat membaca dengan baik,
anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi,
membaca akan memberikan wawasan yang lebih beragam sehingga belajar apa pun
terasa lebih mudah,di tingkat SMU, hanya anak-anak yang gemar membaca yang
unggul dalam berbagai pelajaran dan ujian,kemampuan membaca dapat mengatasi
rasa tidak percaya diri anak terhadap kemampuan akademiknya karena akan mampu
menyelesaikan tugas hanya dengan sedikit waktu,minat membaca akan memberikan
beragam perspektif pada anak melalui beragam pandangan dari para penulis
sehingga anak terbiasa memandang suatu masalah dari berbagai sisi,membaca
membantu anak memiliki rasa kasih sayang karena anak akan menemukan beragam
pola kehidupan dan cara menyelesaikan masalah tersebut secara wajar,anak yang
gemar membaca dihadapkan pada dunia yang penuh dengan kemungkinan dan
kesempatan;anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola berpikir
kreatif dalam diri mereka, dankecintaan membaca adalah salah satu kebahagiaan
utama dalam hidup karena membaca merupakan rekreasi jiwa.Demikianlah beberapa
alasan mengapa pentingnya membaca perlu ditumbuhkan sejak dini. Dengan
membiasakan dan mengajarkan anak membaca sejak dini, maka secara tak langsung
akan diperoleh manfaat dari membaca, di antaranya
(a) dengan membaca buku bermutu, seseorang memiliki keunggulan
komparatif dibanding orang yang tidak membaca,
(b) dengan membaca orang lebih terbuka cakrawala pemikirannya, dan
(c) melalui bacaan, seseorang berkesempatan melakukan refleksi dan meditasi
D.Prinsip-Prinsip Membaca
Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks, atau juga disebut sebagai
kegiatan aktif reseptif. Hal ini terdiri dari sejumlah kegiatan mulai dari memahami
kata-kata atau kalimat yang ditulis oleh penulis, menginterpretasikan konsep-konsep
penulis serta menyimpulkannya.

10
Kemampuan membaca setiap orang berbeda-beda. Setiap orang memiliki
kemampuan membaca sendiri-sendiri tergantung pada beberapa faktor, misalnya
tingkatan kelas, kecerdasan, keadaan emosi, hubungan sosial seseorang, latar
belakang pengalaman yang dimiliki, sikap, aspirasi, dan kebutuhan hidup seseorang.
Membaca harus menjadi pengalaman yang memuaskan dan menyenangkan.
Seseorang akan senang jika telah berhasil mempelajari sesuatu dengan baik dan
merasa puas atas hasil bacaannya. Kemahiran membaca perlu keahlian yang
berkelanjutan.
Demi mewujudkan semua itu, maka seseorang perlu memiliki kemahiran membaca,
ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan dalam membaca perlu diperhatikan sedini
mungkin sejak seseorang pertama kali masuk sekolah.
E. Tujuan Membaca
Secara umum tujuan orang membaca adalah untuk mendapatkan suatu informasi
(pengetahuan dan wawasan) baru. Namun, dalam kenyataannya terdapat tujuan
khusus dari kegiatan membaca yaitu:
membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah membaca
novel, surat kabar, majalah, dan komik. Menurut David Eskey tujuan membaca
semacam ini adalah reading for pleasure. Bacaan yang dijadikan objek kesenangan
menurut David adalah sebagai “bacaan ringan”,
membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca buku-buku
pelajaran, buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca untuk meningkatkan
pengetahuan disebut juga dengan reading for intelectual profit, dan
membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik perlu membaca
buku petunjuk dan ibu-ibu membaca booklet tentang resep masakan. Kegiatan
semacam ini dinamakan dengan reading for work. Jadi, dari peryataan di atas
sekiranya dapat diambil simpulan bahwa tujuan membaca sangat beragam
tergantung dari jenis buku apa yang mau dibaca.
F.Motivasi Internal dan Eksternal
Motivasi dalam membaca sangat penting karena kerap kali kegagalan dalam
membaca disebabkan oleh rendahnya motivasi. Darmono (2007:217) minat dan
kegemaran membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seseorang, termasuk
anak-anak dalam usia sekolah. Minat baca dapat tumbuh dengan cara dibentuk.

11
Dalam hal ini dapat dikaitkan dengan teori dorongan. Dorongan adalah daya
motivasional yang mendorong lahirnya perilaku yang mengarah pada pencapaian
suatu tujuan. Dorongan yang dimaksud ialah motivasi. Dorongan-dorongan tersebut
dapat muncul dari dalam diri orang tersebut atau dapat dirangsang dari luar.
Motivasi yang berasal dari dalam merupakan dorongan yang bersifat internal,
sedangkan dorongan dari pihak lainnya bersifat eksternal.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul sebagai hasil atau akibat adanya
pengaruh pihak lain. Namun, dalam kenyataannya dorongan yang berasal dari dalam
diri seorang anak (motivasi internal) masih tergolong rendah.
Hal tersebut dibuktikan dengan kondisi anak didik saat ini umumnya kurang
menyenangi buku, minat baca tidak menonjol, dan mereka lebih suka menonton
televisi, dan jika mencari bahan rujukan untuk tugas mereka lebih memilih mencari
lewat internet, dengan pertimbangan lebih cepat dan efisien.
Padahal sumber rujukan dari internet belum tentu kebenarannya. Membaca hanya
dilakukan terbatas pada buku-buku pelajaran pokok yang digunakan di sekolah. Itu
pun dilakukan ada kesan “terpaksa” karena akan diadakan ulangan atau karena guru
memberi pekerjaan rumah. Ketekunan membaca hanya dimiliki beberapa orang anak
saja di sekolah. Akibatnya pengetahuan anak sangat terbatas, penguasaan bahasa
menjadi lambat bahkan kemampuan menangkap isi bacaan juga rendah.
Adapun dorongan atau motivasi dari luar (eksternal) yang justru biasanya lebih
cenderung berpengaruh besar terhadap minat baca seorang anak. Dorongan
eksternal tersebut biasanya berasal dari guru.
Peran guru disini bukan hanya sekadar mendidik saja, melainkan juga harus
memberikan motivasi pada anak didiknya, terutama dalam hal menumbuhkan minat
baca anak didiknya. Melihat pernyataan sebelumnya, terlihat jelas bahwa motivasi
dari dalam diri (internal) seorang anak didik masih terbilang sangat kurang (belum
ada kemauan yang tinggi) terhadap membaca.
Hal inilah yang menyebabkan pengetahuan mereka (yang belum mempunyai minat
baca tinggi) sedikit jika dibandingkan dengan anak yang mempunyai kegemaran
membaca. Semoga dengan adanya motivasi eksternal (motivasi dari guru) anak didik
dapat meningkatkan minatnya dalam membaca, sehingga mereka tidak akan
tertinggal dan pengetahuan mereka juga semakin baik.

12
Adapun teknik-teknik guna menumbuhkan minat baca siswa, seperti berikut ini:
Bacalah resensi buku-buku baru di berbagai penerbitan. Jangan pernah ketinggalan
dengan informasi tentang buku-buku baru. Semakin sering kita melakukannya,
semakin banyak kita tahu buku-buku baru yang terbit.
Jadilah anggota perpustakaan. tetaplah berkunjung dan jika perlu meminjam. Godaan
membaca akan tinggi jika di sekitar kita selalu ada buku-buku pilihan yang menanti
dibaca.
Jangan malas mengunjungi toko buku. Barangkali ada satu atau dua buku yang
sangat penting. Minat membaca kita pun bisa jadi meningkat melihat banyak pilihan
tema-tema yang menjadi perhatian kita.
Hadirilah acara-acara yang berkaitan dengan buku, seperti seminar, pameran buku,
atau bursa buku murah.Rencanakan jadwal membaca.
Jangan merasa kecil hati jika kita hanya sanggup membaca novel-novel fiksi belaka.
Bereksperimenlah dengan minat baca kita. Misalnya saja jika selama ini kita hanya
membaca buku-buku ekonomi, cobalah sekarang mencoba membaca buku
pengembangan diri.Perdalam mana yang kurang. Jika kita merasa kurang memahami
satu bidang, carilah buku-buku yang membahasnya dengan gamblang.Cobalah
membaca buku yang sedang ramai dibicarakan.Bacalah buku tentang tokoh yang kita
kagumi.
H. Peran Perpustakaan Dalam Membina Minat Baca di Sekolah
Tidak dapat disangsikan lagi bahwa penanaman kebiasaan membaca harus dimulai
sejak usia dini dan tidak dapat disangsikan pula bahwa sekolah merupakan tempat
yang sangat tepat untuk memupuk minat dan kebiasaan membaca bagi anak-anak,
terutama peran perpustakaan. Peran perpustakaan sangat sentral dalam membina
dan menumbuhkan kesadaran membaca.
Adapun peran yang harus dijalankan oleh perpustakaan dalam usaha menumbuhkan
minat baca siswanya, seperti apa yang diungkapkan oleh Darmono (2007:220-221)
meliputi:
Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan.Memilih bahan
bacaan sangatlah perlu. Perlunya memilih bahan bacaan tersebut dikarenakan
adanya suatu hubungan antara bahan bacaan dengan si pembaca.

13
Ada delapan karakteristik buku yang menarik, di antaranya:
(a) humor,
(b) karakter atau peran yang jelas,
(c) plot yang cepat,
(d) bab yang pendek dan singkat,
(e) teks yang sesuai untuk pembacanya,
(f) memiliki relevansi dengan kehidupan anak,
(g) penyajian yang menarik, dan
(h) menarik secara visual.
Selain peran perpustakaan yang berpengaruh besar terhadap berhasilnya usaha
menumbuhkan minat baca siswa, salah satu dukungan yang dibutuhkan untuk
menumbuhkan minat baca siswa adalah peran guru.
Guru perlu memotivasi dan membimbing siswa untuk mencintai buku sejak awal.
Karena itu upaya pengembangan atau peningkatan minat dan kebiasaan membaca
juga diadakan di sekolah-sekolah.
Adapun kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca
antara lain:
(a) penyelenggaraan jam-jam cerita di perpustakaan sekolah,
(b) pemberian tugas membaca,
(c) mengajak siswa belajar ke perpustakaan,
(d) penyelenggaraan lomba membaca,
(e) memilih siswa teladan yang telah membaca buku terbanyak,
(f) pemotivasian penerbitan majalah sekolah,
(g) penyelenggaraan pameran buku,
(h) penugasan siswa membantu pustakawan di perpustakaan sekolah
(i) penyelenggaraan program membaca, dan
(j) memotivasi siswa agar banyak membaca pada waktu luang, dan
(k) pemberian bimbingan teknis membaca. Selain itu, ada beberapa cara yang
bisa digunakan oleh guru dalam usaha menumbuhkan minat baca siswa, salah
satunya ialah melalui proses bimbingan.
Selain melakukan usaha di atas, peran perpustakaan dalam usaha menumbuhkan
minat baca anak didik dan membuat perpustakaan menjadi ramai adalah dengan cara

14
membuat suasana, bahan bacaan, dan ruangan dalam perpustakaan yang nyaman
serta memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang memadai, dalam artian
fasilitas yang dibutuhkan oleh semua warga sekolah, terutama siswa.
Suasana yang santai dan tidak membosankan ialah suasana yang tenang dan jauh dari
keramaian, misalnya perpustakaan yang dekat dengan kantin sekolah, hal ini dapat
membuat suasana dalam perpustakaan menjadi bising dan tidak nyaman bagi yang
berkunjung ke perpustakaan.
Ruangan merupakan salah satu bagian terpenting dari sebuah perpustakaan.
Ruangan perpustakaan seharusnya dibuat nyaman dan menarik, dalam artian
penataan rak-rak buku, meja dan kursi, maupun tempat baca lesehan harus ditata
sedemikian rupa agar para siswa ataupun pengguna perpustakaan lainnya dapat
dengan nyaman saat mencari buku maupun saat membaca.
Dengan penataan ruang yang nyaman dan menarik serta suasana yang tenang, maka
para siswa pun akan datang berbondong-bondong ke perpustakaan. Selain itu, ada
hal yang lebih penting dari sekadar suasana dan ruangan yang harus diciptakan
dengan nyaman dan tenang, hal itu ialah bahan bacaan.
Bahan bacaan yang ada di perpustakaan harus selalu up to date, hal ini bertujuan
untuk mengetahui akan kebaruan informasi melalui bahan bacaan. Dengan bahan
bacaan yang baru, maka para siswa pun akan senang hati dalam membaca.

15
BAB III
METODE SURVEY

3.1 Tempat dan Waktu Survey


Observasi yang kami lakukan yaitu dibeberapa sekolah SMA yang ada disumatra
seperti SMA 1parapat Girsang simpang bolon, SMA dharmawangsa Medan, SMA N1
Bintan Utara, SMA N1 Teluk sebong, Kelas yang di observasi yaitu rata-rata kelas 10
Mipa dan ada juga satu kelas 12 mipa yang menjadi objek observasi kami, waktu
observasinya yaitu di mulai tanggal 29 oktober. dan kami telah mendapat kan
beberapa siswa yang untuk kami observasi.

3.2 Subject Survey


Subjek survey yang kami lakukan yaitu kepada pihak-pihak murid SMA, adapun
observasi utama kami yaitu mensurvey minat baca siswa SMA sederajat, dengan
responden siswa kelas 10-12 SMA dari beberapa sekolah seperti, Pihak utamanya
yaitu siswa/siswi SMA kelas 10-12 Mipa SMA 1 parapat Girsang simpang bolon, SMA
dharmawangsa Medan, SMA N1 bintan utara, SMA N1 Teluk sebong. Ini beberapa
SMA yang kami lakukan untuk observasi.

3.3 Teknik Pengambilan Data


Survey yang kami lakukan ini dalam bentuk angket/ G-From yang disebar luas kan
secara online yang menjadi objek g-from tersebut adalah beberapa siswa/ siswi dari
bebera sekolah SMA sederajat. guna melihat seberapa jauh peminatan baca
siswa/siswi dalam dunia pendidikan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode
kuantitatif dengan memberikan angket/G-from yang berisi pertanyaan-pertanyaan
seputar pendidikan karakter di sekolah menengah atas.

3.4 Instrument Survey


Instrumen survey yang kelompok kami lakukan yaitu melalui kuisioner atau angket
( alat pengambilan data yang disusun oleh peneliti dalam bentuk tulisan).

3.5 Teknik Analisis Data

16
Metode dalam memproses data yang kami lakukan yaitu reading (membaca) hasil
angket yang telah diisi siswa/siswi sekolah. Setelah itu kami analisis dan kami ambil
kesimpulan dari jawaban-jawaban tersebut.

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Survey


Berikut adalah 14 pertanyaan yang ditujukan kepada 5 responden:
1. Apakah kamu membaca buku yang diberikan oleh sekolah ?
2. Apakah Kamu ada membaca buku selain buku dari sekolah?
3. Kapan terakhir kamu membaca buku?
4. Buku apa yang kamu terakhir baca??
5. Berapa lama kamu membaca buku itu?
6. Apa manfaat yang kamu dapat dari setelah membaca buku itu ?
7. Jenis Buku apa yang paling banyak kamu baca?
8. Genre buku apa yg kamu suka?
9. Kapan kamu merasa ingin membaca buku?
10. Apakah teman mu pernah merekomendasikan buku untuk kamu
baca/mengajak kamu membaca?
11. Apakah kamu pernah merekomendasikan buku untuk teman/siapapun
baca /mengajak mereka membaca?
12. Pernahkah kamu malas membaca buku?
13. Apakah yang membuat kau malas membaca buku?
14. Bagaimana pendapat anda tentang UNESCO menyebutkan Indonesia urutan
kedua dari bawah soal literasi dunia?
15. Menurut pendapatmu apa yang membuat kamu membaca buku?

Berikut adalah daftar 5 responden:


a) Responden 1
Nama: Enjelika Sinuhaji
Asal Instansi: SMA Negeri 1 Parapat Girsang Simpangan Bolon
Jurusan: Ipa
Kelas: 10
b) Responden 2
Nama: Sevy Irene Patrecia Lubis

18
Asal Instansi: SMA Negeri 1 Girsang Simpangan Bolon
Jurusan: Ipa
Kelas: 12
c) Responden 3
Nama: Annisa Salwa
Asal Instansi: SMA Dharmawangsa
Jurusan: Ipa
Kelas: 10
d) Responden 4
Nama: Dian Aprilia Pramesti
Asal Instansi: SMA Negeri 1 Teluk Sebong
Jurusan: Ipa
Kelas: 12
e) Responden 5
Nama: Amanda Putri Shalsabila Siregar
Asal Instansi: SMA Negeri 1 Bintan Utara
Jurusan: 10
Kelas: Ipa
Pert
Responden
anya
an Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5
Kadang Kadang
1 Sering Sering Saat mau
kadang kadang
2 Ya Ya Ya ya Ya
Kamis, 28 Pada pagi
3 Hari ini semalam Hari ini
Oktober 2021 hari
Buku Kimia
Buku agama
4 B.indonesia (pelajaran dari Ppkn Novel
islam
sekolah)
5 Hampir 60 menit ±60 menit 5 menit 15 menit 1 jam
6 Kita lebih tau Saya jadi lebih Menambah Jawaban dari Lebih tahu
informasi tentang paham tentang pengetahuan tugas tentang tata
sesuatu sebuah reaksi saya cara
kimia penulisan
yang baik
dan bagus,
mengemban
gkan lebih
dalam lagi
daya
imajinasi

19
yang saya
punya
7 Fiksi Non fiksi Fiksi Non Fiksi Fiksi
Saya membaca
hampir semua
genre buku.
Yang paling
sering genre Teenfiction,
Pelajaran dan sedikit
8 komedi komedi Novel romance,
buku cerita
romance, thriller
fanfiction,
motivasi dan
masih banyak
lagi
Saat bosan, Kalau
Saat aada Ketika
atau saat senggang
9 Saat ada waktu luang waktu yang merasa
sedang tidak atau kalau
kosong jenuh
ada kegiatan ada tugas
10 Ya ya Ya ya Ya
11 Ya Ya Ya ya Ya
Kadang- Malas kalau
12 Ya Ya Ya
kadang lagi pening
Jika saya
Ketika saya
sudah
meraa begitu
membaca Karena
kelelahan
semua buku kurang ada
Bukunya tidak dan tak
13 saya dan tidak waktu untuk sakit
menarik bersemangat
ada buku yang membaca
dalam
baru yang ada buku
melakukan
untuk saya
apapun
baca
14 Pendapat saya tentang Saya rasa Harusnya Kurang tau Tidak
UNESCO menyebut pendapat itu anak anak sepenuhnya
Indonesia urutan ke benar. Karena Indonesia salah.
dua dari bawah di antara harus lebih Karena
mungkin karena teman teman rajin untuk memang
minat baca pelajar saya sekelas membaca minat baca
menurun karena saja kalau ada buku, karena orang
kasibukannya dalam yang minat membaca Indonesia itu
dunia game atau membaca buku dapat rendah. Dan
mungkin yang lain buku itu menambah hal ini perlu
adalah 1 dari Pengetahuan ditingkatkan
10 orang Kita agar
generasi
muda
Indonesia
lebih
bersemangat
lagi dalam
membaca
buku. Baik
itu buku fiksi

20
maupun
nonfksi.

Jika saya
membaca
buku menurut
saya, saya Karena
semakin tahu sedari kecil
dan saya
memahami memang
banyak hal. Mengulang punya
Untuk menambah Membaca ulang ketertarikan
wawasan dan buku juga pelajaran, sendiri
Cover, judul,
15 pengetahuan serta dapat agar dapat dalam
isi
mencari jawaban dari menghibur menguasai membaca
tugas-tugas saya, seperti materi yang buku-buku
buku novel dipelajari fiksi. Dan hal
yang memiliki itu terus
genre komedi terjadi
atau romance. hingga saat
Itu sebabnya ini.
saya ingin
terus
membaca
buku

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil survey yang diadakan kepada 5 responden dari beberapa
sekolah yang berbeda didapati bahwa dari 100% responden yang mengambil jurusan
IPA di SMA dengan 50% masih duduk di kelas 10 SMA sedangkan 50% lainnya duduk
di bangku kelas 12 SMA, sebanyak 50% atau dominannya responden kadang-kadang
membaca buku yang diberikan oleh sekolah sedangkan 33,3% lainnya sering dan
16,7% saat mau ujian saja.
Keseluruhan responden pernah membaca buku selain buku dari sekolah, hal
ini ditunjuk dengan diagram yang menunjukkan angka 100% untuk “ya”. Dari 5
responden dua orang menunjukkan semalam terakhir membaca buku sedangkan dua
lainnya pagi tadi terakhir membaca buku, dan sisanya terakhir pada Kamis, 28
Oktober 2021. Buku yang terakhir dibaca didominasi oleh buku mata pelajaran dari
sekolah seperti B.Indonesia, Buku Kimia, Buku Agama Islam, Ppkn, dan sisanya
membaca novel. Kebanyakan dari responden membaca buku tersebut selama 1
jam/60 menit dan lainnya berkisar 5-15 menit. Manfaat yang mereka dapatkan
setelah membaca buku-buku pelajaran sekolah tersebut adalah menambah wawasan

21
dan pengetahuan, lebih mengetahui informasi mengenai suatu hal, memahammateri
pelajaran dan mendapat jawaban dari tugas. Sedangkan manfaat dari mem,baca novel
sendiri adalah lebih mengetahui tata cara penulisan yang baik dan bagus,
mengembangkan lebih dalam lagi daya imajinasi yang dimiliki.
Beradasarkan grafik survey menunjukkan 60% dari responden menyukai jenis
buku fiksi yang paling banyak dibaca, dan 40% lainnya paling banyak membaca buku
nonfiksi. Genre buku yang disukai oleh responden diantaranya buku pelajaran dan
sedikit buku cerita, kebanyakan sering membaca genre komedi romance, fanfiction,
motivasi, komedi, teenfiction, romance dan thriller. Rata-rata responden ingin
membaca buku-buku tersebut saat ada waktu luang/kosong, ketika bosan dan
merasa jenuh.
Saat ditanys apakah mereka pernah diajak/ direkomendasikan oleh temannya
untuk membaca buku atau mereka sendiri pernah mengajak/merekomendasikan
buku kepada temannya, 100% atau keseluruhan dari mereka pernah mengalami
keduanya. Kemudian pertanyaan dialihkan menjadi apakah mereka pernah malas
membaca buku, 60% diantaranya menjawab “Ya” dan 40% lainnya menjawab
“kadang-kadang”. Alasan mereka malas membaca buku tidak ada buku yang baru
yang ada untuk dibaca, kurangnya waktu untuk membaca buku, sakit, dan merasa
kelelahan dan tidak bersemangat dalam melakukan apapun. Dan alasan yang
membuat mereka membaca buku karena keingintahuan yang tinggi; jika membaca
buku mengakibatkan semakin tahu dan memahami banyak hal, membaca buku juga
dapat menghibur diri, seperti buku yang bergenre komedi atau romance; kemudian
mengulang-ngulang pelajaran agar dapat menguasai materi yang dipelajari; ada juga
yang melihat dari cover, judul dan isi; dan ada juga yang sedari kecil memiliki
ketertarikan dalam membaca buku.
Kemudian beralih kepertanyaan terakhir saat ditanya pandangan mereka
mengenai pernyataan UNESCO yang menyebutkan Indonesia menjadi urutan kedua
dari bawah soal literasi dunia, kebanyakan dari mereka setuju dan merasa itu tidak
sepenuhnya salah dikarenakan mungkin saja karena minat baca pelajar menurun
diakibatkan kesibukannya dalam bermain game atau mungkin lainnya, karena
memang minat baca orang Indonesia itu rendah dan hal ini perlu ditingkatkan karena

22
generasi muda Indonesia lebih bersemangat lagi dalam membaca buku, sebab buku
dapat menambah pengetahuan kita.
4.3 Solusi Permasalahan
Berdasarkan hasil survey dan mendapatkan masalah mengenai rendahnya
minat membaca siswi di SMA dapat dilakukan beberapa upaya untuk meningkatkan
minat baca. Aspek keluarga, masyarakat, dan lembaga pendidikan mempunyai peran
penting dalam meningkatkan minat baca siswa aspek itu perlu dilakukan bersamaan.
Guru dan pustakawan berperan penting dalam meningkatkan minat baca baca
peserta didik. Agar dapat berperan meningkatkan minat baca, guru dan pustakawan
harus mempunyai minat baca yang tinggi. Apabila guru dan pustakawan tidak
memiliki minat baca yang tinggi, mustahil dapat menjalankan tugasnya dalam
meningkatkan minat baca. Sebagian besar waktu anak adalah di rumah, berumpul
bersama keluarga. Untuk meningkatkan minat baca dapat dimulai sejak anak masih
balita belum dapat membaca. Dalam hal ini peran keluarga sangat penting. Kegiatan
yang dapat dilakukan di tengah keluarga adalah (1) mendongeng; (2) tersedianya
bacaan di rumah, (3) mendiskusikan isi buku yang dibaca, (4) mengunjungi toko
buku, (5) membiasakan memberi hadiah buku. Di lembaga pendidikan fasilitas yang
baik diperlukan untuk meningkatkan minat baca, baik fasilitas ruangan maupun
kelengkapan koleksi di perpustakaan. . Di samping itu juga diperlukan adanya kerja
sama yang baik antara pustakawan dengan guru. Tempat perpustakaan yang
terpencil di sudut sekolah membuat anak-anak enggan berkunjung ke perpustakaan.
Dan yang terpenting dalam meningkatkan minat baca siswa adalah siswanya
sendiri. Siswa dapat meningkatkan minat baca dengan mengikuti kegiatan-kegiatan
sekolah maupun luar sekolah. Dengan program sekolah yang mendukung untuk
menumbuhkan minat baca siswa dan didukung dengan fasilitas penunjang untuk
membaca, maka akan dapat menumbuhkan minat baca siswa, sehingga siswa senang
dalam membaca dan juga terbantu dalam melakukan proses belajar di sekolah.
Dari hasil survey didapati bahwa sebagian besar siswa pasti membaca buku
yang berasal dari sekolah baik karena suka maupun tuntutan tugas/kewajiban. Dan
menurut pernyataan responden mereka memiliki minat terhadap membaca buku
tetapi terhalang dengan tidak memiliki buku sesuai dengan genre yang mereka suka.
Maka dari itu perpustakaan sekolah sebaiknya tidak hanya menyediakan buku

23
pembelajaran saja, tetapi juga menyediakan buku buku nonfiksi/fiksi yang sesuai
dengan umur siswa agar siswa tidak hanya terfokus dengan buku pelajaran tetapi
juga ada hiburan bagi siswa. Buku yang tersedia antara lain novel, majalah, koran,
buku literasi, dll. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila terdapat fasilitas yang
memadai untul menunjang daya tarik siswa untuk membaca maka siswa akan dengan
senang hati membaca buku karena menurut hasil survey kebanyakan siswa ingin
memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca ataupun karena tuntutan tugas
sehingga membaca buku dan akhirnya menjadi kebiasaan bagi para siswa.

24
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey didapati bahwa salah satu jenis masalah yang
banyak dihadapi oleh pelajar/siswa khususnya kali ini adalah SMA sederajat
adalah minat untuk membaca. Kebanyakan dari responden akan membaca
buku saat buku tersebut tersedia, sebagian besar dari mereka mengatakan
bahwa ingin membaca buku saat waktu luang yang dimiliki untuk menabah
pengetahuan. Aspek keluarga, masyarakat, dan lembaga pendidikan
mempunyai peran penting dalam meningkatkan minat baca siswa aspek itu
perlu dilakukan bersamaan. Guru dan pustakawan berperan penting dalam
meningkatkan minat baca baca peserta didik. Dan yang terpenting dalam
meningkatkan minat baca siswa adalah siswanya sendiri. Siswa dapat
meningkatkan minat baca dengan mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah
maupun luar sekolah. Dengan program sekolah yang mendukung untuk
menumbuhkan minat baca siswa dan didukung dengan fasilitas penunjang
untuk membaca, maka akan dapat menumbuhkan minat baca siswa, sehingga
siswa senang dalam membaca dan juga terbantu dalam melakukan proses
belajar di sekolah.
5.2 Saran
Semoga dengan adanya mini riset dan rekayasa ide yang dilakukan oleh
kelompok 4 ini dapat meningkatkan kesadaran bagi siswa untuk
meningkatkan minat membaca karena mengetahui begitu banyak manfaat
yang didapatkan dari membaca. Sedangkan bagi pihak guru, orang tua,
pustakawan ataupun pendidik dapat memperbaiki dan menyediakan sarana
dan prasarana yang mendukung untuk siswa agar lebih berminat terhadap
membaca.

25
DAFTAR PUSTAKA

Darlin. H, Fitriani. E. (2020). Upaya Sekolah Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa. Jurnal
Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, 577-589.

Kasiyun, S. (2015). Upaya Meningkatkan Minat Baca Sebagai Sarana untuk Mencerdaskan
Bangsa. Jurnal Pena Indonesia, 79-95.

Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.
Jakara: Grasindo

https://www.gurupendidikan.co.id/12-pengertian-membaca-menurut-para-ahli-beserta-
manfaat-dan-jenisnya-lengkap/

https://penerbitbukudeepublish-
com.cdn.ampproject.org/v/s/penerbitbukudeepublish.com/pengertian-membaca/amp/?
usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D&amp_js_v=a6&amp_gsa=1#referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com&csi=0&ampshare=https%3A%2F
%2Fpenerbitbukudeepublish.com%2Fpengertian-membaca%2F

26

Anda mungkin juga menyukai