Anda di halaman 1dari 6

Topik: Anak-Orchitis

Tanggal (kasus): 10 Desember 2021 Presenter: dr. Riezqa Amaliah Putri Bakri
Tanggal (Presentasi): 22 Januari 2021 Pendamping: 1. dr. Leni Afriani M. KT
Tempat presentasi: Ruang Auditorium RSUD Kota Langsa
Obyektif Presentasi
 Keilmuan Keterampilan Penyelenggaraan Tujuan pustaka
 Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Pasien laki-laki usia 14 tahun dibawa ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Daerah Langsa dengan keluhan bengkak dan nyeri pada buah zakar.
Tujuan: Menegakkan diagnosis dan pengobatan awal yang tepat bagi pasien dengan keluhan
bengkak dan nyeri pada buah zakar serta memberikan edukasi lanjutan pada pasien.
Bahan Bahasan Tinjauan pustaka Riset  Kasus Audit
Cara Diskusi  Presentasi dan Email pos
Membahas diskusi
Data Pasien: Nama: Laki-laki, Inisial. AA No. RM: 0-89-35-16
usia 14 tahun, BB; 43 Kg,
Sidodadi
Nama Klinik: Telp: - Terdaftar sejak 10
RSUD Langsa Desember 2021
Data utama untuk bahan diskusi
Diagnosis/Gambaran Klinis:
- Bengkak pada buah zakar kanan
- Nyeri pada buah zakar kanan
Riwayat Pengobatan:
- Sekitar 10 hari yang lalu pasien ada mengkonsumsi antibiotic, vitamin dan obat
penghilang nyeri.
Riwayat Penyakit Dahulu:
- Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
- Penyakit lainnya tidak ada dikeluhkan dan dialami oleh pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga:
- Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Riwayat ASI dan Tumbuh Kembang
- Pasien lahir spontan cukup bulan, ditolong dokter, dengan berat lahir 2800 g dan
panjang lahir 46 cm.
- Pasien telah mendapat imunisasi dasar BCG, hepatitis B 3x, polio 3x, DPT 3x, dan
campak, namun tidak pernah mendapatkan vaksinasi parotitis (MMR).
- Pasien makan tiga kali sehari dengan kesan kualitas dan kuantitas cukup.

Daftar Pustaka
1. Maldonado Y. Mumps. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting.
Nelson textbook of paediatrics. Philadelphia: WB Saunders Company; 2000.h.954-5.
2. Gershon AA. Mumps. Dalam: Gershon AA, Hotez PJ, Katz SL, penyunting. Krugman’s
infectious disease of children. Phildadelphia: Mosby; 2004.h.391-9.
3. Masarani M, Wazait H, Dinneen M. Parotitis epidemica orchitis. J R Soc Med 2006;
99:573-5.
4. Hviid A, Rubin S, Muhlemann K. Parotitis epidemica. Lancet 2008; 371:932.
5. Pickering LK, Baker CJ, Long SS, McMillan JA. Red book: 2006 report of the
committee on infectious diseases. USA: American Academy of Pediatrics; 2006.h.464-
8.
Hasil Pembelajaran
- Defenisi Orchitis
- Diagnosa Orchitis
- Tatalaksana Orchitis

RANGKUMAN

1. Subjektif
Pasien anak laki-laki, berusia 14 tahun datang ke UGD RSUD Langsa dengan keluhan
yakni buah zakar kanan pasien bengkak dan juga terasa nyeri. Riwayat trauma sebelumnya
disangkal. Tidak ada keluhan mengenai buang air besar dan buang air kecil pada pasien.
Dari autoanamnesis didapatkan keterangan bahwa sekitar sepuluh hari sebelum masuk
rumah sakit, leher kanan bengkak dan juga nyeri sehingga sulit mengunyah.
Pembengkakan terjadi bersamaan dengan demam. Nyeri berlangsung sekitar tujuh hari
tanpa disertai nyeri kepala, pembengkakan pada testis, pendengaran menurun, ataupun
nyeri perut yang hebat. Pasien berobat ke dokter umum dikatakan sakit gondongan,
diberikan obat.

2. Objektif
Status Present
- Kondisi Umum: Tampak Sakit
- Kesadaran: CM
- Heart Rate: 118 x/menit, regular
- Pernapasan: 22 x/menit
- Suhu: 37,9 0C, suhu axial
- VAS 7

Status General
- Kepala: Deformitas (-), Kaku Kuduk (-)
- Mata: Conj palpebral inferior pucat (-/-), kelopak udem (-/-)
- Telinga: Sekret (-), perdarahan (-), tanda peradangan (-)
- Hidung: Napas cuping hidung (-), sekret (-), perdarahan (-)
- Mulut: Bibir sianosis (-), Faring Hiperemis (-)
- Leher: KGB tidak teraba, Pembengkakan Kelanjar Parotitis (-)
- Pulmo Anterior
 Inspeksi: Simetris, retraksi intercostal (-)
 Palpasi: Pergerakan dinding dada simetris, stem fremitus (N/N)
 Perkusi: Sonor/sonor
 Auskultasi: Ves (+/+), rh (-/-), wh (-/-)
- Pulmo Posterior
 Inspeksi: Simetris, retraksi intercostal (-)
 Palpasi: Pergerakan dada simetris, stem fremitus (N/N)
 Perkusi: Sonor/sonor
 Auskultasi: Ves (+/+), rh (-/-), wh (-/-)
- Jantung
 Inspeksi: Ictus cordis terlihat di ICS V Midclavicula
 Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V LMCS 1 jari ke lateral
 Perkusi batas batas jantung
Atas : ICS II
Kanan : 2 jari lateral Linea parasternal dextra
Kiri : Linea midclavicula sinistra 1 jari lateral
 Auskultasi: BJ1 > BJ2, regular, murmur pansistolik (-)
- Abdomen
 Inspeksi: Soepel, distensi (-)
 Auskultasi: Peristaltik (+) kesan normal
 Palpasi: Nyeri tekan (-) ulu hati, organomegali (-), ballotment (-)
 Perkusi: Timpani (+)
- Ektremitas
 Udem: Ditemukan
 Deformitas: Tidak di temukan
- Genetalia: Skrotum kanan terlihat bengkak berukuran 7x10cm, teraba padat,
tidak terlihat merah, dan nyeri pada penekanan. Skrotum kiri berukuran 4x6cm
teraba kenyal dan tidak didapatkan nyeri.

Pemeriksaan status neurologis, didapatkan pupil isokor 3mm/3mm, RCL/RCTL (+/+),


TRM negatif, refleks fisiologis positif, refleks patologis negatif dengan kekuatan otot
normal dan sensorik serta otonom dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium
darah rutin, ditemukan peningkatan leukosit yaitu sebesar 13x103/mm3.

3. Assasment (Penalaran klinis)


Pada kasus di atas, diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang. Berdasarkan anamnesis pada orangtua pasien, ditemukan bengkak dan nyeri
pada testis sebelah kanan dengan didahului oleh kajadian pembengkakan pada leher
sebelumnya. Kecurigaan penyebab dari bengkak dan nyeri pada testis pasien adalah akibat
dari parotitis yang dialami pasien sebelumnya.

Orchitis
a. Definisi
Orkitis merupakan salah satu komplikasi parotitis epidemika yang ditakuti. Orkitis
adalah reaksi inflamasi testis akibat infeksi virus mumps yang ditandai dengan
pembengkakan testis yang disertai rasa nyeri. Insidens terjadinya orkitis pada laki-laki
yang belum pubertas 14%, dan pada laki-laki yang sudah pubertas lebih tinggi 30%-38%.
Insidens tertinggi terjadinya orkitis pada parotitis epidemika adalah pada usia 15-29 tahun.
Orkitis biasanya terjadi satu sampai dua minggu setelah pembengkakan kelenjar parotis.
Muncul tiba-tiba, dapat disertai kenaikan suhu, nyeri kepala, mual, dan juga nyeri pada
abdomen bagian bawah. Testis yang terkena terasa nyeri, bengkak, dan kulit disekitarnya
menjadi merah dan edematous. Apabila orkitis mengenai testis kanan, maka tanda-tanda
yang muncul dapat menyerupai apendisitis. Orkitis umumnya terjadi selama 4 hari. Testis
dapat terinfeksi dengan ataupun tanpa adanya epididimitis. Orkitis juga dapat terjadi tanpa
tanda-tanda parotitis. Orkitis bilateral terjadi pada 30% kasus. Walaupun jarang, orkitis
dapat disertai hidrokel.1,2,3
Kesembuhan orkitis tersebut dianggap baik karena sifat self-limiting dari orkitis parotitis
epidemika tersebut. Pada awal infeksi, virus menyerang testis dan menyebabkan inflamasi
pada testis serta terdapat infiltrasi limfosit pada jaringan perivaskular interstisial. Kejadian
tersebut menyebabkan peningkatan tekanan intratestis yang kemudian dapat terjadinya
atrofi testis. Pada sekitar 30%-50% kasus orkitis terjadi atrofi testis. Orkitis parotitis
epidemika unilateral jarang sampai menyebabkan infertilitas, namun dapat menyebabkan
terjadinya subfertilitas yaitu oligospermia, azoospermia, dan asthenospermia, namun pada
umumnya bersifat sementara. Infertilitas pada orkitis parotitis epidemika unilateral terjadi
pada sekitar 13% kasus dan bilateral 30%-87%.1,2,3

b. Etiologi Orchitis Parotitis


Virus mumps adalah virus ribonucleic acid (RNA) rantai tunggal yang termasuk dalam
genus paramyxovirus, dan merupakan salah satu virus parainfluenza dengan manusia
sebagai satu-satunya inang (host). Virus mumps mudah menular melalui droplet, kontak
langsung, air liur, dan juga urin. Infeksi parotitis epidemika ditandai dengan gejala
prodromal berupa demam, nyeri kepala, nafsu makan yang menurun selama 3-4 hari, yang
diikuti peradangan kelenjar parotis (parotitis) dalam waktu 48 jam dan dapat berlangsung
selama 7-10 hari. Penularan terjadi 24 jam sebelum sampai 3 hari setelah terlihatnya
pembengkakan kelenjar parotis. Satu minggu setelah terjadi pembengkakan kelenjar parotis
pasien dianggap sudah tidak menular. Pada kasus parotitis dengan komplikasi, misalnya
kasus epididimo-orkitis, meningitis, atau pankreatitis ditemukan leukositosis dengan hitung
jenis normal. Komplikasi serius infeksi parotitis epidemika adalah ensefalitis, meningitis,
orkitis, dan pankreatitis yang dapat timbul tanpa pembengkakan kelenjar parotis.2,3,4

c. Diagnosis
Dapat ditemukan leukositosis dengan hitung jenis yang normal. C-reactive protein
(CRP) ditemu kan mening kat pada orkitis parotitis epidemika. Ditemukannya IgM virus
parotitis epidemika atau peningkatan titer IgG terhadap virus parotitis epidemika dapat
membantu diagnosis parotitis epidemika. Amilase serum dapat meningkat selama
terjadinya parotitis dan tetap meningkat selama 2 minggu. Pemeriksaan analisis isoenzim
dapat digunakan untuk membedakannya dengan amilase pankreas. Bila dibutuhkan
konfirmasi untuk menegakkan diagnosis, harus dilakukan isolasi virus. Isolasi virus dapat
dilakukan dari air liur sejak 6 hari sebelum sampai 9 hari setelah terlihatnya pembengkakan
kelenjar parotis. Virus juga dapat diisolasi dari urin sejak pertama sampai hari ke-14 sejak
terlihatnya pembengkakan kelenjar parotis.1,3,5
Pemeriksaan yang menjadi pilihan utama adalah enzyme-linked immunosorbent assay.
Pemeriksaan haemagglutination inhibition test dapat digunakan tetapi memiliki reaksi
silang dengan virus parainfluenza lain. Diagnosis parotitis epidemika biasanya tidak
memerlukan pemeriksaan penunjang.3,5

d. Tatalaksana
Tidak terdapat terapi antiviral spesifik pada terapi orkitis parotitis epidemika.
Penggunaan interferon sistemik yang bekerja dalam menghambat enzim transcriptase pada
replikasi virus juga dilaporkan kurang efektif dalam mencegah terjadinya atrofi dan juga
infertilitas. Tata laksana orkitis parotitis epidemika bersifat suportif, mencakup tirah
baring, terapi lokal pada skrotum (kompres dingin) dan pemberian antipiretik. Pemberian
antibiotik berspektrum luas masih diperbolehkan karena orkitis parotitis epidemika di
diagnosis banding dengan infeksi testis karena bakteri. Preparat nonsteroid anti-
inflammatory drugs (NSAID) atau preparat steroid berguna dalam menghilangkan nyeri
dan bengkak pada testis, tetapi tidak mengubah manifestasi klinis ataupun mencegah
komplikasi lebih lanjut.1,2,3
Perlu dipertimbangkan bahwa penyakit ini merupakan penyakit yang self-limiting dalam
tata laksana, efek terapetik, serta efek samping pemberian steroid. Kortikosteroid dapat
mengurangi nyeri dan edema testis, namun dapat menyebabkan penurunan kadar
testosteron serta meningkatkan leutinizing hormone (LH) dan leuteinizing hormone
releasing hormone (LHRH). Penggunaan kortikosteroid juga dilaporkan memberikan
parameter semen analisis yang lebih baik walaupun tidak terlalu bermakna.1,2,3
4. Planning
Diagnosa Klinis: Orchitis Parotitis

Pengobatan:
- IVFD RL 20 gtt per menit
- Inj. Cefotaxime 1 gr/8 Jam (ST)
- Inj. Noragest 1 Amp/8 Jam
- Vit B Comp 1x1

Pendidikan:
Dilakukan pada keluarga pasien untuk membantu mengobati serta mencegah dari
perburukan penyakit pasien semaksimal mungkin dan menghindari keluhan yang sama
kambuh kembali. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit
pasien dan juga kemungkinan perkembangan penyakit serta pentingnya kerjasama dari
keluarga dalam pelaksanaan tindakan medis dan pengobatan.

Langsa, Februari 2021


Mengetahui,
Pembimbing

dr. Leni Afriani M. KT


Nip. 19780829 200604 2 010

Anda mungkin juga menyukai