BUKU AJAR
METODE PENELITIAN I
Oleh :
NIP. 197206152006041002
Kata Pengantar
Proses penulisan bahan ajar untuk pegangan kuliah mahasiswa ini diwarnai
dilakukan dengan subur bagi mahasiswa diperguruan tinggi seni. Bahan ajar yang
pertama dan utama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan materi perkuliahan bagi
mahasiswa. Dalam konteks bahan ajar, analisis terhadap kelangkaan sumber yang
terhadap permasalahan tersebut dan oleh karena itu sekaligus dapat meningkatkan
diwadahi oleh adanya tawaran hibah penulisan bahan ajar. Dan titik temu di antara
Metode Penelitian, dalam konteks perguruan tinggi seni, selama dua dekade
terakhir sangat diwarnai dengan optimisasi dari golongan naturalistik. Hal ini
nampak secara merata di hampir semua program studi bahwa pengajaran dan buku
ajar secara umum lebih banyak digunakan buku referensi Metode Penelitian
Kualitatif yang berasal dari berbagai penulis. Hal ini bukan sesuatu yang bisa
penelitian seperti metodologis dan teoretis. Hal-hal ini tampaknya belum begitu
nyaman untuk kalangan pendidikan tinggi seni. Hal ini diperparah dengan
Tidak hendak melupakan banyak pihak dimulai dari lembaga ISI Surakarta,
P3AI dan Dekanat Fakultas Seni Rupa dan Desain serta rekan-rekan dosen di
Jurusan Seni Media Rekam yang telah memberikan masukan dalam penulisan
Mata Kuliah Metode Penelitian I adalah mata kuliah keahlian khusus yang
dan Film, Jurusan Seni Media Rekam, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut
kuliah Bahasa Indonesia. Kelulusan atas Mata Kuliah ini menjadi prasyarat
(TIU) sebagai berikut: setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa dapat
5
D. Pokok Bahasan
Teori Sosial Mikro antara lain Teori Fungsional Struktural, Teori Konflik,
dan Teori-Teori Sosial Mikro antara lain, teori Interaksi Simbolik, Teori
mahasiswa ke arah pola pikir ilmiah, kritis, dan analitik. Bagian awal dari mata
permasalahan yang layak diangkat untuk tugas akhir tersebut. Informasi dan
diabstraksi sehingga menjadi sebuah ilmu yang menarik dan pantas dan mampu
mahasiswa analisis.
F. Bahan Pendukung
piranti materi ajar power point dengan LCD proyektor. Bahan pendukung lainnya
ilmiah yang terkait dengan pertelevisian, kertas-kertas ilmiah, materi seminar, dan
G. Daftar Pustaka
Black dan Champion. Metode dan Masalah Penelitian Sosial, Jakarta: Eresco.
1992
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Daftar Pustaka
Black dan Champion. Metode dan Masalah Penelitian Sosial, Jakarta: Eresco.
1992
A. Definisi Penelitian
dua kata ’re’ dan ’search’ yang merujuk pada suatu usaha untuk menemukan
fenomena yang terjadi, perbedaan antara apa yang dilihat dan apa yang
dihadapi. Lalu masalah seperti apa yang dapat dilakukan penelitian? Tentu
adalah masalah ilmiah sehingga penelitian yang dilakukan juga bernilai ilmiah.
Memang tidak semua masalah dapat diteliti secara ilmiah jika masalah dimengerti
sebagai perbedaan atas semua yang dihadapai dengan semua yang diinginkan,
Dalam sejarah ilmu pengetahuan, penelitian sudah lama dikenal. Zaman Yunani
yang paling sederhana yaitu wawancara. Pada waktu itu sekitar abad ke – 4
sebelum masehi, Plato memulai melakukan dialog serta interview atau wawancara
tentang sebuah masalah yang sangat terkenal yaitu “Mengapa bangsa kita (Bangsa
merasa cukup ia menarik kesimpulan bahwa bangsa Athena terlalu percaya diri
besar dan memandang remeh lawan bangsa Sparta yang tidak sebesar bangsa
Persia. Singkatnya, dalam kaitan dengan metode penelitian, apa yang dilakukan
Plato dan muridnya adalah sebuah metode yang diakui sebagai salah satu teknik
Dalam pandangan Fred Kerlinger, yang ditulis dalam buku Asas-asas Penelitian
alami yang dipandu dengan teori dan hipotesis mengenai hubunganyang mungkin
Selajutnya dinyatakan oleh Kerlinger bahwa terdapat dua hal yang perlu
ditegaskan tentang definisi tersebut yaitu pertama, kalau kita sekiranya berkata
bahwa penelitian bersifat sistematis dan terkontrol maka hal ini berarti bahwa
mempunyai kenyakinan yang kritis mengenai hasil penelitian. Hal ini sejalan
disiplin.
terlibat, yaitu :
1. Integritas Peneliti
bagian dari filsafat ilmu yang membahas bagaimana cara manusia mendapatkan
15
ilmu pengetahuan dan sampai mana batas ilmu pengetahuan mampu digapai
manusia.
2. Integritas Berpikir
Seorang peneliti harus berpikir secara berurutan mulai dari, skeptic yaitu dalam
pernyataan , peneliti harus melakukan cek dan ricek dengan cara menghubungkan
satu fenomena dengan fenomena lainnya sebagai sebab akibat yang saling
3. Integritas Kepribadian
Peneliti tidak identik dengan seorang tukang yang mengerjakan sesuatu menurut
gagasannya.
16
pada pilihan-pilihan moral dan etika, Oleh karena itu, integritas pribadi seorang
juga harus terbebas dari kepentingan dan sentimen pribadi atau golongan dan dari
keseluruhan pemikiran dan telaah relektif. Dalam buku How We Think , Jhon
Dewey menyinggung tentang paradigma umum inquiry atau penelaahan. Buku ini
banyak beredar saat ini terutama didasarkan kepada hasil analisis Jhon Dewey
tersebut.(Kerlinger, 1998:18)
17
berpendapat bahwa sesuatu itu harus ‘x’ maka ilmuwan tersebut harus
menggunakan cara tertentu untuk menguji keyakinannya dengan sesuatu dari sisi
yang lain. Sehingga pendekatan atau keyakinan subyektif harus diperiksa dengan
Auguste Comte( 1789 1857). Tiga karya Comte memberikan pengaruh besar pada
pola pikir ilmiah yang sampai sekarang terkenal sebagai pendekatan positivistic.
Comte juga dikenal sebagai penemu ilmu pengetahan yang disebut dengan
a.doctrine of individual
b.doctrine of familiy
c.doctrine of society
d.doctrine of state
fact. Artinya ilmu pengetahuan harus dapat dibenarkan oleh setiap orang yang
mempunyai kesempatan yang sama untuk menilainya berdasarkan pada fakta atau
hal-hal yang dapat ditinjau , diuji dan dibuktikan secara positif. Pendekatan positif
ini pada awalnya lazim dipakai dalam mengkaji fenomena alam atau fenomena
Comte juga menyinggung dalam konsep Dynamic Social bahwa manusia dan ilmu
empiris.
rasional empiris. Hal ini dikarenakan tidak semua aktivitas manusia yang tak
terhingga bisa diungkap secara rasional empiris. Terdapat sisi-sisi natural manusia
yang bernuansa sangat beragam. Dalam bidang ilmu social pendekatan ini
Selanjutnya, untuk mendapatkan pemuasan atas segala rasa keinginan tahu setiap
manusia sebagai piranti bawaan dari Tuhan Yang Maha Esa maka manusia terus
pengetahuan ditunjukkan dalam pencarian yang bersifat ilmiah dan ilmiah. Secara
19
sederhana kedua cara tersebut dapat dilihat dari buku Fred Kerlinger Asas Asas
memegangnya secara gigih (2) authority atau kewenangan yaitu suatu kebenaran
yang didkung oleh suatu kekuatan otoritas seperti tradisi yang telah mapan (3) a
priory atau a-priori yaitu merupakan penerimaan karena tidak lagi diperlukan
pembukian (4) science atau ilmu pengetahuan yaitu merupakan puncak dari cara-
Sementara itu, kesepakatan yang tumbuh diantara para ahli filsafat ilmu diperoleh
1. Bersifat empiris,
Yang dimaksud adalah kondisi yang didasarkan pada observasi atau pengamatan
serta akal sehat yang hasilnya tidak menimbulkan sifat spekulatif atau mengira-
ngira. Sebagai contoh ilmu social atau Sosiologi adalah sebuah ilmu pengetahuan
yang memiliki cir empiris. Hal ini terlihat dari Sosiologi didasarkan pada
sifat ilmu pengetahun yang dapat diuji dengan fakta. Perhatikan contoh :
akibat dari maslah ekonomi keluarga yang rendah dibarengi dengan tingkat
20
pendidikan yang rendah pula. Keadaan tersebut memaksa anak menjalani profesi
2. Bersifat teoritis,
abstraksi dan hasil hasil-hasil dari observasi atau pengamatan. Abstraksi tersebut
tujuan untuk menjelaskan hubungan antar variable. Dari contoh di atas tampak
bahwa adanya hubungan yang logis yaitu akibat terbentur masalah ekonmi dan
3. Bersifat kumulatif
Hal ini berarti teori –teori yang dibentuk berdasarkan pada teori yang sudah ada
tampak bahwa teori-teori yang digunakan merupakan teori yang sudah ada
4. Bersifat Nonetis
Yang dimaksud non etis adalah focus perhatian bukan terletak pada baik atau
buruknya factor penentu akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta
tersebut secar analistis atau melalui penyelidikan terhadap suatu peristiwa. Dari
contoh di atas, keberadaan anak jalanan tidak dapat dikatakan burruk dalam
analisisnya. Akan tetapi perhatian ita teruju pada upaya menjelaskan keberadaan
anak jalanan beserta sebabnya. Willer (1971) dalam Suprrayogo dan Tobroni
(2001:11).
21
pendekatan non-ilmiah yaitu menggunaka cara lain tetapi tidak melalui uji
sistematis, tidak menunjukkan keajegan, sering kali lemah dalam control, dan
5. Wahyu
Penemuan kebenaran berdasarkan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa secara
mutlak.
6. Intuisi
Penemuan kebenaran yang didasarkan pada ilham atau intuisi yang terjadi ketika
seseorang sedang berada dalam puncak spiritualnya. Intuisi dapat pula berupa
sebuah keyakinan terhadap sesuatu pilihan yang secara akal sehat dapat dipercaya
7. Kebetulan
Walaupun kebenaran dapat diperoleh secara kebetulan tetapi hal ini cenderung
Yang dimasud dengan common sense atau akal sehat adalah serangkaian konsep
keteladanan untuk mendidik anak secara baik. Larangan atas hal-hal yangtidak
baik harus didasarkan pada suri teladan yang diberikan secara langsung.
Pnghargaan atas prestasi pun harus diimbangi dengan hukuman atas kesalahan.
Sudah menjadi piranti bawaan manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar
yang mengadung unsure anti sembelit ternyata bersama-sama ketika kulit ari buah
salak tidak dikupas. Sehingga ketika buah salak memang ingin dinikmati tanpa
terbebani rasa sembelit maka tidak perlu kulit ari dilepaskan dari buah salak. Atau
ketika biji buah durian yang selama ini dibuang ternyata setelah dicoba-coba
10. Kewibawaan
buta.
Untuk kelompok ini, penelitian dapat digolongkan ke dalam penelitian sosial yaitu
penelitian yang obyeknya berupa gejala atau fenomena social baik dibidang
itu, jenis penelitian social budaya memiliki obyek penelitian budaya yang lebih
norma dan kebudayaan suatu masayarakat. Oleh karena itu, sangat dimungkinkan
penelitian ini mengkaji fenomena social dalam manuskrip, teks, ataupun prasati.
perspektif numeric. Oleh karena itu, penelitia kuantitatif sering kali menggunakan
antaa variable-variabel terkait, bisa juga untuk menguji efektifitas atau uji kinerja
sebuah metode.
Oleh arena itu jenis penelitian ini lebih bersfat naturalistic dengan metode indukti
Ketika kita melakukan penelitian maka hasil dari penelitian tersebut dapat
(applied research). Yang dimaksud dengan jenis penelitian dasar adalah bertujuan
Salah satu buku yang memaparkan cirri-ciri Penelitian Ilmiah adalah The
buku itu dijelaskan bahwa pemikiran ilmiah harus memenuhi beberapa syarat
Sociology (1960) yang ditulis oleh Johnson yang didalamnya terdapat paparan
tentang criteria atau cirri-ciri penelitian ilmiah yaitu : empiris , teoretis, kumulatif
pada pengamatan dan penalaran, bukan pada wahyu gaib sehingga hasilnya
logis/masuk akal dan tidak spekulatif. Ciri empiris ini sudah harus dimulai
pada saat peneliti melakukan tahap awalnya seperti dalam melakukan proses
ketika menetapkan hipotesis. Semua hal tersebut harus dapat diuji melalui
fakta empiris utuk dikatakan sebagai penelitian yang mengandung bobot ilmiah.
25
persoalan.
Ciri kumulatif yaitu usaha untuk menerapkan teori-teori yang digunakan dalam
Akhirnya, penelitian ilmiah harus mempunyai dasar non etis. Hal ini mengacu
kepada suatu kondisi ketika peneliti tidak mempertanyakan lagi apakah tindakan-
tindakan social tertentu itu baik atau buruk. Peneliti semata-mata menerangkan
tindakan social yang ia ambil. Peneliti dalam konteks ini harus melepaskan diri
dari nilai, ia harus dalam kondisi value free yaitu tidak memliki pra konsepsi
tertentu apakah hal terkait dengan ideologis, normatif, politis dan sebagainya
BAB II
Pokok Bahasan :
Definisi paradigma dan penerapanannya dalam penelitian ilmiah
Definisi teori dan penerapannya dalam penelitian ilmiah
Definisi metode dan penerapannya dalam penelitian ilmiah
kata berbahasa latin yang sama yaitu paradigm. Kata ini diungkapkan
kembali oleh Thomas S Khun yang termaktub dalam buku The Structure
melakukan dua hal yaitu pertama hal itu membnagun atau mendefiniskan
dengan baik.
Realitas Realitas
Subyektif Obyektif
realitas yang tampak maupun yang tidak tampak. Perhatikan sisi kanan
Auguste Comte beserta Emile Durkheim yang berlangsng pada awal abad
ke-19. Para positivis mencari fakta dan penyebab fenomena social tetapi
berpikir maupun bertindak pelaku itu sendiri. Bagi mereka yang penting
bawang, atau seperti sarang, tetapi yang saling membantu satu dengan
dan tidak ada lapisanyang dapat dianggap lebih benar daripada yang
diuraikan atau dipahami dari segi variable bebas dan terikat secara
terpisah, tetapi terkait secara erat dan membentuk suatu pola kebenaran.
Pola inilah yang perlu ditelaah dengan lebih menekankan pada verstehen
uraian rinci (thick description) dan hipotesis kerja. Perbedaan dan bukan
kesamaan yang memberi cirri terhadap konteks yang berbeda . Jadi jika
mengetahui serta ingin mencari tahu apakah hal itu berlaku pada situasi
ini:
34
ALAMIAH
terlebih dahulu akan disinggung tentang kondisi seni media rekam yang
35
bermuka ganda sehingga fakta yang ditemukan dapat ditelaah dari banyak
1. Ontologis,
2. Epistemologis,
dihilangkan
3. Aksiologis,
4. Metodologis,
teknik penelitian.
1. Paradigma Ilmiah
dipahami sebagai peristiwa atau kejadian alam lainnya. Oleh karena itu cara
kerja ilmu social dipersamakan dengan metode di dalam ilmu alam. Hal ini
menyebakan pada awlanya ilmu social sering disebut ilmu fisika social. Oleh
perspektif luar yang diartikan sebagai fenomena social harus dapat ditelah dari
fenomena yang lain. Oleh karena itu, investigasi ilmiah ditandai dengan
berasal dari bahasa yang dipakai sehari-hari oleh karena itu memungkinkan
kita untuk menunjuk pada aspek-aspek tertentu yang telah ada atau yang telah
memiliki makna.
ditempelkan dengan symbol dianggap sesautu yang pernah ada dan nyata serta
37
dapat digali secara empiric dengan cara membuat hipotesis dalam bentuk
hubungan sebab akibat antara variable. Untuk menguji hipotesis yang telah
sehingga dapat diukur. Hal ini dimulai dengan membuat definisi nomina yang
(4) melakukan pengujian atau verifikasi proses kejadian atau hubungan antar
2. Paradigma Naturalistik
dengan tindakan social adalah semua perilaku manusia yang apabila dan
dengan fenomena alam. Oleh karena itu, tidak tepat menggunakan metode
ilmu alam dalam ilmu social. Fenomena social dipahami dari perspektif dalam
menjadi obyek penelitian tidak semestinya bersifat perilaku social yang kasat
terdapat di balik semua gerak-gerik tindakan manusia yang kasat mata itu.
Sementara itu sumber dari perilaku manusia itu, tidak berasala dari luar
Sumber dari perilaku manusia bersumber dari dalam diri pribadi actor. Hal ini
actor.
obyekif adalah realitas sebagaimana yang dipahami dan dihayati oleh subyek
C. Metode Penelitian
dari gabungan bahasa Latin meta dan hodos . Meta memiliki arti menuju,
mengikuti, melalui, atau setelahnya, sedangkan hodos memiliki arti arah, cara,
atau jalan. Dalam terminologinya metode dapat diartikan sebagai cara atau
permasalahan.
metodologi berasal dari gabungan kata metodos dan logos yang berarti filsafat
budaya dan seni, ditemukan berbagai metode untuk mempelajari gejala social.
social tidak selalu sama, karena ruang lingkup sasaran perhatianpara ahli ilmu
sosila tidak selalu sama, ada yang mempelajari fakta social (Emile Durkheim),
ada yang mempelajari Sistem Sosial (Talcott Parson) , Institusi Sosial (Emile
yang saling berkaitan. Metode penelitian secara garis besar dan dianggap poko
1. Metode Survai
2. Metode Observasi
Ibukota Jakarta.
studi kasus yang menonjol adalah karya Robert Lynd dan Helen
6. Metode Eksperimen.
7. Metode Deduktif.
1. Metode Historis
masa lampau.
2. Metode Komparatif.
44
3. Metode Induktif.
maupun alam raya. Teori berfungsi untuk mendudukan segala apa yang
1. Teori-teori Positivisme
disiplin positivistik:
a. Teori Fungsionalisme
dan keteraturan.
diri masyarakat.
yaitu :
pemerintah ?
b. Teori Konflik
and progress.
bahkan menghancurkan.
Dahrendorf.
sejarah.
bersama.)
ancaman.
konsensi parsial.
untuk saling silang, bertumpuk satu dengan yang yang lain. Sejalan
ingin tahu tentang abar dari selebritis atau artis yang sedang terkenal.
lingkungannya.
menonton.
untuk diminati. Lebih dari itu infotaonment juga dipilih dan dipilah
sejalan dengan tujuan aktor dan jenis berita dalam infotainment sendiri.
selektif. Aktor dapat terpuaskan rasa lapar tetapi ia dapat menolak hal-
makna dan arti tindakan itu bagi dirinya. Manusia bertindak dengan
thing.
57
http://www.answer.com/topic/symbolic-interactionism
1. Capacity for thought: each human being has his own capacity
berfikir
human being learn about the meanings and the symbols, and
tersebut.
58
6. The self and the work, human being can develop some self –
antara aksi dan interaksi sangat erat, hal demikian terjadi dalam
mahasiswa se Surakarta.
b. Teori Fenomenologi
telah menampakan diri’ sehingga hal itu nyata bagi kita. Secara
sosiologi yang Nampak dalam beberapa cirri pokok nya, antara lain
budaya.
dari dalam.
62
c. Teori Etnometodologi
interaksionisme simbolik.
kehidupan masyarakat.
d. Teori Semiotika
63
dari akar kata seme yang mempunyai arti penafsir tanda. Semiotika
juga bisa dirujuk dari bahasa Latin yaitu dari akar kata semion yang
titik temu bahwa kar kata semiotika bertemu dalam konsep makna
makna karya.
homo semiotics.
64
BAB III
lembaga perguruan tinggi seni pada umumnya dan terutama media rekam pada
laporan tugas akhir mahasiswa jurusan seni media rekam khususnya dan bidang
nuansa yang memiliki makna yang kuat sebagi kesatuan yang utuh dari beragam
Pada bagian ini, beberapa buku utama yang menjadi sumber penulisan
Anselm and Juliet Corbin. dan terjemahan dalam dua versi tahun 1997 serta 2003.
65
tulisan ini.
penelitian yang melandaskan dirinya pada sisi ilmu pengetahuan ilmiah maka
dan teori yang tepat tersebut secara kuat menjadi dasar dan membentuk
kualitatif sehingga ia akan mudah untuk mengambil arah dan jalur yang benar
ketersesatan berpikir secara konseptual dan pemilihan beragam bentuk tekis dalam
tersebut adalah :
1. Natural setting
Penelitian kualitatif selalu diarahkan pada kondisi asli dan apa adanya dari
subyek penelitian tersebut. Kondisi subyek penelitian sama sekali tidak dijamah
oleh perlakuan treatment tertentu yang dikendalikan secara ketat oleh peneliti. Hal
sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisah-pisah dari konteksnya.
mempunyai arti bagi konteks lainnya. Serta, untuk keperluan pemahaman maka
dilakuka secara langsung bersumber dari subyek yang diteliti. Artinya peneleiti
sakit.
2. Permasalahan Terkini
dunia atau kondisi seasli mungkin, bukan sekedar pada secarik laporan yang telah
ada. Subyek peristiwa yang diteliti adalah subyek masa kini dan bukan subyek
terjadi pada masa kini. Penelitian sejarah masa lampau serta penelitia filosofis
3. Laporan Deskriptif
memiliki arti lebih dari sekedar angka atau frekuensi. Peneliti menekankan catatan
memotong halaman cerita dan data lainnya dengan symbol-sinbol angka. Peneliti
nuansa, sedekat mungkin dengan bentuk aslinya seperti pada waktu pengumpulan
68
data. Hal ini tidak saeperti penelitian kuantitatif yang cenderung menggunakan
bahasa proposisi yang bersifat ‘de facto’ yang merupakan reduksi kualitas an
realitas yang penting untuk diketahui. Bahasa proposisi adalah suatu indicator
utama atas kualitas yang tidak mampu menangkap beragam nuansa perbedaaan,
nuansa adalah berperan sanagt penting. Sifat kualitatif lebih cocok untuk
makna.
Berbagai alat pengumpul data sanagt mungkin dapat kita pakai dalam
penelitian. Tetapi alat penelitian yang paling utama adalah peneliti sendiri.
menyulitkan bagi terjadinya kelenturan sikap penelitian kualitatif yang selalu siap
terbuka dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru dan berubah. Berkaitan
dengan peneliti sebagai instrument utama maka dalam penelitian kualitatif ada
keyakinan bahwa hanya manusia yang mampu menggapai dan menilai makna dari
5. Purposive Sampling
(random) yang merupakan alat sampling yang paling jamak dignakan dalam
data di dalam menghadapai realitas yang tidak tunggal. Pilihan sampel diarahkan
pada sumber data yang dipandang memiliki data yang penting yang berkaitan
penelitian yang dikembangan Bernie Glasser dan Anselm Strauss yang meneliti
tingkat kematian yang terus meninggi menimpa pasien golongan kelas bawah di
Perancis). Teknik cuplikan dalam penelitian kualitatif sering juga disebut dengan
6. Tacit Knowledge
yang proposional. Hal ini dikarenakan seringkali nuansa realitas yang tidak tungal
dapat dipahami hanya dengan cara ini, dan kebanyakan interkasi peneliti dengan
diartikan sebagai sesuatu yang tersembunyi dalam ilmu pengetahuan) jenis ini
juga mencerminkan secara adil dan akurat nilai-nilai penelitinya. Oleh karena itu,
dalam proses pengumpulan data, peneliti kualitatif tidak hanya mencatat berbagai
hal yang dinytakan secara verbal formal tetapi juga mencatat berbagai hal yang
dirasakan dan ditangkap secara intuitif oleh peneliti. Semuanya akan tercermin
dalam data pada bagian deskripsi dan refleksinya. Berbagai hal yang awalnya
mengusahakan secara lebih teliti seta menelusuri mengenai apa saja yang
pengetahuan intuisi bukan data melainkan petunjuk dari hal yang tidak jelas.
memperhatikan proses bagaimana sesuatu itu terjadi karena makna sesuatu itu
dipengaruhi proses bagaimana sesuatu itu terjadi. Sesuatu yang diperoleh dengan
sesuatu yang sama tetapi hasil dari pemberian. Dengan kata lain penelitian
kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau hasil semata.
hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati
71
dalam proses. Peneliti juga menekankan pada pertanyaan pertanyaan: asumsi apa
yang telah diajukan oleh orang tentang kehidupan mereka sendiri. Bagaiman
tentang sikap yang diteliti. Dengan kata lain peranan proses besar sekali.
8. Analisis Induktif
atau menolak hipotesis yang telah disusun sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk
dalam proses pengumpulan data. Teori yan dikembnagkan dimulai dari lapangan
yang terpisah-pisah sehingga atas bukti yang terkumpul dan saling berkaitan.
Dengan demikian peneliti asuk ke dalam lapangan studinya dengan sangat netral.
kenyataan yang jamak, kedua, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan
peneliti dengan responden menjadi eksplisit dapat dikenal dan akuntable, ketiga,
72
analisis induktif lebih dapat menguraikan latar belakang secara penuh dan dapat
9. Holistik/KOmprehensif
Penelitian kualitatif cenderung selalu holistic. Hal ini berarti cara pandang
berbagai maslah selalu di dalam kesatuannya, tidak terlepas dari kondisi yang lain
dan menyatu dalam suatu konteks. Berbagai variable/konsep memiliki arti atau
makna yang lengkap bila mana kondisinya dikaitkan dengan kesatuannya. Dalam
tertentu. Namun demikian, peneliti tidak melepas dari variable pilihan dari sifat
tidak menerima disain peneitian yang ditentukan sebelunya secara kaku dan
apriori. Hal ini untuk mengantisipasi relaitas yang tidak tunggal serta berbagai
permaslaahan yang mungkin muncul yang sebelumnya tidak diketahui. Dalam hal
ini, biasanya peneliti melakukan terlebih dahulu studi awal atau pilot study dalam
besar dan tetap dalam posisi spekulatf, dengan catatan bahwa apa yang telah
penelitian. Keterbukaan disain ini juga sudah terlihat dari teknik pengumpulan
pola penelitian siklus. Dengan pola siklus, peneliti memiliki kekebebasan untuk
konteksnya.
kenyataan di lapangan. Hal ini memiliki manfaat pada beberapa hal seperti
kedua, tidak dapt diramlkan apa sajayang berubah selama di lapangan , ketiga,
bermacam-macam system nilai yang terkait berhubungan dengan cara yang tidak
dapat diramalkan.
dikarenakan bentukan realitas yang akan disusun oleh peneliti berasal darinya.
Oleh karena itu hasil penelitiannya sanagt tergantung pada kondisi dan kualitas
hubungan peneliti dengan yang diteliti. Selainitu, untuk pemantapan hasil akhir
juga dapat dilakukan dengan jalan berdiskusi dengan para peneliti lain. Hal ini
sering disebut dengan kegiatan ‘member check’ yang perannya sama dengan
menghasilkan intersubyektif.
Proses negosiasi hasil akhir ini memiliki beberapa tujuan yaitu pertama,
tergantung pada hakikat dan kualitas hungan antara peneliti dengan yang diteliti,
ketiga, konfirmasi hipotesis kerja akan menjadi lebih baik apabila diketahui dan
Kualitatif Kuantitatif
Dasar/grounded
theory
preordinate
1. Persoalan Generalisasi
mengontrol. Peramalan dan control tersbut tidak akan dapat dicapai tanpa
universal , tidak terbatas pada tempat dan waktu, serta harus merumuskan apa
tujuannya untuk menjelaskan bahwa apa-apa yang baik bagi sesuatu akan baik
pula bagi keseluruhannya. ATau pertanyaan ‘APakah suatu kegiatan ilmiah yang
mendapatkan manfaat?
77
kelemahan mendasar yang perlu untuk ditinjau kembali. Hal ini seperti
dikemukakan berikut:
(1) Bergantung pada determinasi, pada analisis akhir tidak aka nada generalisasi jika
tanpa determinasi. Jika tidak ada penghubung yang sesuai seseorang tidak akan
(2) Bergantung pada logika induktif, generalisasi tidak ditemukan dalam alam, tetapi
pengalaman pembuatnya.
(3) Bergantung pada asumsi bebas waktu dan konteks, generalisasi harus dalam
pengalaman pembaca dan bagi para peneliti kasus merupakan dasar alamiah untuk
generalisasi.
2. Persoalan Kausalitas
78
penelitian klasik yan lebih banyak member perhatian terutama pada latar
sudah diverifikasi oleh peneliti lain dan menjadi bagian dari kepustakaan
akibat tersebut.
apabila frustasi terjadi tidak ada akibat perilaku yang diamati di laboraturium.
peneliti ingin mengetahui sebab musabab , sejauh mana ia mengenal apapun yang
peneliti menelaah kualitas yang mungkin berhubungan sebab akibat berikut : (1)
hubungan tunggal (2) hubungan dengan sejumlah penyebab (3) hubungan denga
Pada saat ini persoalan etik dan emik lebih popular di bidang antropologi
kerangka system.
Pendekatan etik terdiri atas kumpulan rumit antara tujuan dan prosedur.
peneglompokan. Hal ini berarti ketika kita menggunakan pendekatan etik peneliti
Peneglompokan non structural demikian dapat berupa salah satu dari tipe atau
kombinasi tipe-tipe. Sehingga dalam ini pendekatan etik dapat berawal dari
seperangkat criteria yang dipilih oleh analisi secara sistematis atau secara arbitrer
bahasa atau kebudayaan pada satu kurun waktu tertentu. Pendekatan emik
bahasa atau kebudayaan itu berkaitan satu dengan yang lainnya dalam melakukan
fungsi sesuai dengan pola tersebut. Sehingga pendekatan emik ini tidak berusaha
melakukan studi.
80
berasumsi bahwa perilaku manusia terpolakan dalam system pola itu sendiri.
masyarakat tertentu melaui aksi dan reaksi para anggotanya. Sehingga pendekatan
emik bukan terdiri dari tindakan analis untuk mencapai konstruksi yang dapat
diterapkan pada data itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendekatan etik adalah aplikasi , suatu klasifikasi etik yang telah dibuat atas dasar
tipe-tipe yang telah disusun sebelumnya terhadap system budaya atau bahasa
tertentu. Contoh pendekatan etik adalah pra structural. Hal ini berarti bahwa
Titik pandang pendekatan emik dapat dikatan ‘dari dalam’ atau internal.
Titik pandang etik dapat dikatan ‘ke luar’ atau eksternal. Hal ini
dikarenakan atas dasar seorang analis seharusnya berada dan berdiri jauh dari
bahasa dan budaya tanpa mempedulikan keseluruhan data yang berasal dari
masing-masing kebudayaan.
Secara teoretis, pendekatan emik tidak akan puas sama sekali apabila data suatu
Pendekatan etik, memusatkan dirinya hanya pada diri fisik suatu peristiwa
tanpa menunjkkkan pada maksuda dan penegrtian, atau penggunaannya dan tanpa
secara langsung maupun tidak langsung pada cirri-ciri fisik suatu peristiwa
lainnya.
82
d. Identitas.
pihak lain untuk maksud-maksud emik criteria identitas pada tahap struktur yang
jalan memberikan kepada mashsiwa untuk dapat mengenal secara lebih luas
Ketiga, Sesesorang yang berasal dari kebudayaan tidak ada jalan lain
untuk memulai analisis emiknya dengan deskripsi peristiwa secara kasar dan
tentative.
83
melakukan studi emik secara lengkap tentang suatu kebudayaan. Untuk itu,
Sementara itu, nilai studi emik sebagai berikut: Pertama, mengarah pada
pendekatan apa yang seharusnya kita pegan? Jawabanya adalah jika mau
yang mendua mngambil pendekatan etik dan emik secara sembarangan. Oleh
asumsi dan teknik-teknik yang tersedia dalam penelitian kualitatif untuk lebih
BAB IV
Pokok Bahasan :
Menggali sumber masalah dalam penelitian kualitatif.
Membuat rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
Tujuan Instruksiona Khusus :
ketika akan memilih tugas akhir skripsi, menemukan permasalahan dan menilai
masalah penelitian hingga proses konsultasi hingga nilai akhir karya skripsi
mereka.
Suatu pertanyaan pembuka yang sering diajukan ketika mengampu mata kuliah
Metode Penelitian I adalah “Siapa diantara anda yang hari ini punya masalah
salah satu yang menarik adalah adanya konten acara edukatif yang ringan dan
Selanjutnya pola pikir mahasiswa dibawa kepada kenapa masalah yang pertama
penelitian ilmiah.
metodologi tertentu , data yang mendukung dalam jangkauan peneliti, dan hasil
Sebagai peneliti pemula kesulitan pertama muncul antara lain konsep penelitian
ketidaktahuan akan dikemanakan data itu? Atau apakah banyaknya data tetapi
penelitian saya seperti ini , sudah layakkah untuk diangkat menjadi tugas akhir
86
skripsi? Atau mengapa sudah menemukan masalah penelitian yang sesuai tetapi
data yang dibutuhkan membutuhkan banyak biaya dan waktu juga ketrampilan
Kalau sudah seperti ini mungkin peneliti dapat merumuskan secara garis besar
Dalam buku Metodologi Penelitian Sosial dan Agama , Suprayogo dan Tobroni
merujuk sebuah pendapat dari Mc Guigan tentang apa dan bagaimana masalah
pengetahuan kita.
peelitian ilmiah.
Berangkat dari pemahaman gagasan yang jelas, maka arah penelitian kita juga
jelas. Sehingga arah penelitian yang jelas maka kita lebih mudah untuk dapat
merumuskan permaslaahannya.
87
Selanjutnya Suprayogo dan Tobroni (2001: 33) mengutip pendapatnya Guba dan
Lincoln yang menyatakan yang disebut dengan masalah penelitian adalah suatu
keadaan yang bersumber dari hubungan antar dua factor atau lebih yang
waktu kuliah
penemuannya
metodologi
diteliti
88
pantas dilakukan penelitian ilmiah. Berikut adalah criteria maslah penelitian yang
2001: 36)
dahulu. Hal ini supaya hasil penelitian dapat diperoleh dengan baik dan
pertimbangan proses dan tujuannya. Analisis awal itu dapat dilihat dari perspektif
sosiologi.
1. Masalahnya apa?
sosial. Berkat hasil –hasil penelitian ilmiah terdahulu oleh sejumlah sarjana
90
penemuan dari hasil penelitian ilmiah merupakan suatu sumbnagan pada suatu
terus bertambah. Oleh karena itu , sebelum memulai suatu usaha penlitian ilmiah
pustaka yang ada agar dapat mengetahui hasil-hasil peneitian apa saja yang
penelitian ilmiah yang relevan seperti tulisan George Mc Turnan serta Benedict
dilakukannya.
sama. Dalam hal demikian mungkin saja bebrapa peneliti melakukan kegiatan
masing mngkin merasa bahwa ia melakukan penelitian yang asli. Dalam sejarah
ilmu pengetahuan, peristiwa semacam ini sering dijumpai dan tidak jarang
menimbulkan konflik. Perhatikan ilustrasi berikut : Selama tujuh tahun baik Dr.
Luc Montagnier dari Institut Pasteur di Perancis maupun Dr Gallo dari Institut
kali terhadap virus HIV yang menjadi penyebab penyakit AIDS. Semula tercapai
virus HIV tersebut tetapi kemudian terungkap bahwa Dr. Gallo telah melakukan
penegtahuan melalui hasil penelitian orang lain maka berikut akan dipusatkan
pada perumusan maslaah yang aterdri dari : pembatasan masalah melalui focus,
model perumusan masalah dan disertakan juga prinsip perumusan masalah ada
bagian akhir.
Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dengan sesautu yang kosong ,
seorang peneliti, evaluator atau kebijakan?. Dengan demikian ada tiga focus
Masalah dalam penelitian lebih dari sekedar pertanyaan dan jelas berbeda dengan
tujuan. Masalah penelitian adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan
antara dua factor atau lebi yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda
Tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya mencari jawabannya( Guba dan
Penelitian nya adalah tawuran remaja. Untuk menelaah penyebabnya dilihat dari
dan masyarakat.
pengetahuan yang memadai dan yang mengarah ke upaya untuk memahami dan
memecahkan factor-faktor yang berakitan yang ada dalam masalah tersebut. Jadi
dalam menetapkan focus penelitian yang jelas dan mantap , seorang peneliti dapat
membuat keputusan yang tepat tentang data mana yang dikumpulkan dan mana
yang tidak perlu dijamah. Perumusan Masalah bertumpu pada okus dalam
masalah masih tetap dilakukan sewaktu peneliti sudah berada di latar penelitian.
Rumusan Masalah yang bertumpu pada focus dapat berubah dan dapat
disempurnakan dan dalam hal ini akan membrikan warna tersendiri pada
kopra di Irian Jaya (Papua) Akan tetapi ketika ia berada di sana ternyata tidak
banyak pohon penghail kopra yang masih produktif dan sarana pengangkutan
serta pemasarannya yang sudah mulai mundur. Oleh karena itu, ia mengalihkan
focus perhatiannya kepada masalah lain yaitu hubungan kekerabatan yang mulai
renggang di sana.
a. Suatu penelitian tidak akan dimulai dari sesuatu yang vakum atau kosong.
ada focus. Hal ini yang memungkinkan adanya acuan teori dari penelitian
relevan sebelum terjun ke lapangan. Implikasi yang lain adalah peneliti harus
memanfaatkan paradigm. Dengan focus peneliti akan tahu data yang perlu
dikumpulkan.
perubahan
Cara / prinsip perumusan masalah yang disajikan pada dasarnya ditarik dari hasil
atas upaya menemukan teori dari dasar sebagai acuan utama. Dengan demikian
data.
Fokus sebagai sumber masalah penelitian merupakan rumusan yang terdiri dari
dua factor atau lebih. Faktor- tersebut dapat berupa konsep, pengalaman, atau
fenomena.
95
Prinsip ini berimplikasi bahwa peneliti pada waktu merumuskan masalah :1.
Adanya dua factor aatu lebih, 2. Faktor-faktor tadi dihubungkan dengan hubungan
(1) Secara diskusi, cara ini sebagai bentuk pernyataan deskripsi namun perlu
(3) Secara gabungan yaitu terlebih dahulu dilakukan diskusi sbaru dilakukan
(2) Cari berbagai kemungkinan factor yang berkaitan dengan focus tersebut
(3) Diantara factor-faktor tersebut diadakan kajian mana yang paling menarik
untuk ditelaah
Langkah 2.
kalngan remaja.
Faktor-Faktor berupa konsep yaitu film porno, nilai etika dan moral dan agama
yang longgar, kehidupan malam yang glamor. Upaya menentukan berbagai factor
tersebut didasarkan pada telaah kepustakaan, media massa, hasil seminar, ceramah
dll.
Langkah 3.
Faktor –faktor tersebut menarik untuk ditelaah namun peneliti harus menentukan
Langkah 4.
Peneliti mengkaitkan setiap factor tersebut dengan focus penelitian Pada tahap
seksual bebas?
kalangan remaja?
kalangan remaja?
97
bebas?
BAB V
DESAIN PENELITIAN
(PROPOSAL SKRIPSI)
sudah diolah sedemikian rupa dari referensi dalam daftar pustaka ditambah
BAB PENDAHULUAN
penting.
yang akan dikaji. Rumusan masalah biasanya dibuat dengan satu atau
dengan tajam.
100
Kuantitatif .
kepada jenis sumber datanya. Ketika sumber data nya berupa manusia
atau gambar.
BAB DESKRIPSI
.
102
BAB VI
mempersiapkan topik dan judul penelitian yang sangat brilian, belum ada yang
Data yang dibutuhkan menuntut anda harus tinggal di daerah terpencil di sebuah
kepulauan di lautan lepas selama dua generasi. Jika data tersebut sangat
gantilah dengan yang bisa anda jangkau. Tidak ada penelitian yang tidak ada
datanya. Begitu pentingnya data dalam penelitian maka bagian ini secara khusus
A. Sumber Data
yang sangat penting bagi peneliti. Hal ini dikarenakan ketepatan memilih dan
menentukan jenis sumber data akan menetukan ketepatan dan kekayaan data yang
diperoleh. Data tidak akan bisa diperoleh tanpa sumber data. Betapun menariknya
103
topik penelitian tanpa ketersediaan sumber data maka tidak akan ada artinya sama
sekali.
Beragam sumber data bisa dikelompokan jenis dan posisinya , mulai dari
yang paling nyata sampai dengan yang paling samar-samar. Mulai dari yang
paling terlibat hingga yang bersifat sekunder. Oleh karena itu hal penting dalam
berikut ini:
1. Nara Sumber/Informan
Jenis sumber data yang berupa manusia dalam penelitian pada umunya
penelitian kuantitatif dengan pengertian bahwa peneliti memiliki posisi yang lebih
penting sebagai individu yang memiliki informasi. Peneliti dan narasumber disini
jawaban atas apa yang diminta peneliti tetapi narasumber dapat lebih memilih
arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi yang
demikian maka sumber data yang berupa manusia dalam penelitian kualitatif lebih
Manusia sebagai sumber data perlu dipahami bahwa mereka terdiri dari
beragam individu yang juga memiliki beragam posisi. Hal ini menyebabkan
adanya perbedaan kelengkapan akses informasi yang dimiliki. Oleh karena itu
sebagai sumber data. Dari pengamatan pada peristiwa , peneliti dapat mengetahui
proses terjadinya. Peristiwa sebagai sumber data bisa sangat beragam mulai dari
yang sengaja ataupun tidak sengaja, aktitivitas rutin dan berulang ataupun
sesekali.
penelitian juga merupakan sumber data. Informasi mengenai kondisi dari lokasi
peristiwa dapat digali melalui sumber lokasinya baik yang berupa tempat maupun
permasalahan.
105
Beragam benda yang terlibat dalam suatu peristiwa atau kegiatan yang
berupa benda sederhana sampai peralatan yang rumit bisa menjadi sumber data
yang penting. Sumber data lain yang penting adalah rekaman yang terkait dengan
seni media ekam secara langsung. Sumber data berupa rekaman dapat berwujud
audio maupun visual . Sumber data yang dimaksud bukanlah hasil rekaman yang
proses penelitian maka aktivitasnya bisa dimasukan sebagai salah satu teknik
peristiwa terterntu. Apabila wujud bahan tulis lebih bersifat formal dan terencana
perlu menguji keaslian dokumen tersebut dengan kesaksian seseorang yang tahu
atau dengan beragam aspek formalnya, mengingat dokumen yang aslipun belum
selanjutnya bagaimana data atau informasi dapat diperoleh dari sumber data.
dikelompokkan ke dalam dua cara yang teknik pengumpulan data interaktif dan
tingkatan dan focus group discussion. Sementara itu yang termasuk dalam metode
non interaktif terdiri atas lembar kuesioner, mencatat dokumen atau arsip, content
1. Wawancara
menjadi dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur atau in
motivasi.
struktur tetapi dipilih secara tidak terstruktur atau lebih sering disebut wawacara
mendalam in depth interview. Hal ini dikarenakan peneliti merasa tidak tahu apa-
apa yang belum diketahuinya dari narasumber. Oleh karena itu, pertanyaan dalam
wawancara jenis ini bersifat open ended dan mengarah pada menggali kedalaman
pada waktu dan kondisi yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang
lebih rinci dan jujur bahkan wawancara mendalam bisa dilakukan secara
berulang-ulang.
mendalam dia juga melakukan observasi narasumber. Catatan rinci dari hasil
pokok, tetapi pertanyaan ringan untuk menjalin keakraban. Cara wawancara yang
menyangkut berbagai hal yang ringan dan menarik dengan tujuan menciptakan
Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dapat dipakai terutama peneliti pemula
informan yang memang memiliki informasi yang benar, lengkap dan mendalam.
108
pikirannya.
memotong pembicaraan, lebih baik menjadi pendengar yang setia tetapi tetap
kritis. Tunjukkan kesan bahwa apa-apa yang diberikan informan adalah sesautu
menjadi produktif.
masih lancar, apabila kelelahan sudah datang baik bagi peneliti atau narasumber
dapat menarik simpulan sesuai dengan fokusnya. Dalam kesempatan akhir sambil
FGD. Teknik ini sangat bermanfaat untuk menggali data sikap, minat dan latar
belakang suatu kondisi dari suatu kelompok masyarakat. Pada dasarnya jenis ini
109
adalah diskusi yang merupakan wawancara secara berkelompok dan data yang
diperoleh sudah lebih mantap karena sudah dibahas oleh banyak narasumber
sebagai anggota kelompok diskusi. Untuk dapat melakukan teknik ini , peneliti
seharusnya sudah menetukan focus bahasan yang menjadi topik utama diskusi.
usaha kegiatan partisipasi masyarakat. Dalam hal ini peneliti harus sudah
baik untuk kelancaran diskusi. Dalam diskusi ini usahakan semua peserta berperan
karena itu peneliti tidak boleh terhanyut pada dominasi baik individu atau topik
yang meluas. Untuk itu jika diperlukan dapat ditunjuk asisten peneliti untuk
3. Observasi
Observasi ini dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada
observasi langsung dapat dipilih cara mengambil peran atau tidak berperan. Lebih
detail, Spradley (dalam Sutopo, 2006:65) membagi observasi menjadi (1) tak
110
perperan sama sekali yaitu kehadiran peneliti sama sekali tidak dikethui oleh
subyek yang diteliti. Observasi ini dapat dilakukan dengan teropong jarak jauh
untuk mengamati subyek yang diteliti. Peneliti juga bisa menggunakan kaca ‘one
way mirror ‘ termasuk menggunakan media rekam seperti foto ataupun video
reliabilias studi maka observasi sebaiknya tidak dilakukan hannya satu kali (3)
berperan penuh dalam arti peneliti menjadi anggota kelompok yang diamati. Hal
ini dapat dilakukan seperti peneliti menjadi seorang guru kelas untuk mengamati
4. Content Analysis
Dokumen dan arsip merupakan salah satu sumber data dalam penelitian
kualitatif. Terutama apabila sasarannya adalah latar belakang atau sejarah dengan
suatu peristiwa. Mencatat dokumen ini oleh Robert K Yin (dalam Sutopo
5. Kuesioner
penelitian. Cara yang digunakan dapat berupa bahan tertulis atau secara lisan.
dijawab reponden dan dicatat oleh pengumpul data. Kuesioner yang dilakukan
seperti ini disebut angket atau enquette. Salah satu kelebihan metode angket
adalah dapat memperoleh banyak data dengan waktu yang lebih singkat.
dilandasi dengan alas an bahwa peneliti inin mendapatkan garis besar data secara
cepat. Oleh karena itu jenis kuesioner dengan open ended quesionaire sering
jawaban, tetapi pada bagian bawah diberikan ruang kosong untuk memberikan
Data (bentuk jamak dari datum, Latin) dalam penelitian kualitatif biasanya
berupa deskripsi dalam bentuk kalimat dan biasanya catatan data tersbut dikenal
dengan fieldnote atau catatan lapangn. Catatn lapangan ini disusun bersumber dari
catatan pendek dengan kata-kata kunci dan sebaiknya ditulis segera setalah
melaksanakan suatu prose pengumpulan datanya. Jangan ditunda terlalu lama agar
tersbut harus segera diubah dan dikembnagkan menjadi catatan lengkap. Catatan
lapangan yang lengkap ini benar-benar bersumber pada catatan kunci dengan
terdiri dari bagian deskriptif dan bagian reflektif. Pada bagian deskriptif dalam
catatan lapangan ini meliputi potret subyek, rekonstrksi dialog, deskripsi keadaan
fisik dan struktur tentang tempat dan barang-barang lain yang ada diskeitarnya
serta catatan tentang berbagai peristiwa khusus (termasuk siap yang terlibat
lengkap , maka perlu berusaha untuk memindahkan apa yang bisa ditangkapnya
pada kertas selengkap mungkin dengan mengingat apa yang menjadi tujuan utama
daripada menyingkatnya.
Pada bagian refleksi dapat ditemukan catatan dari sisi subyektif dalam
peneliti. Bagian refleksi juga berisi bahan bagi kegiatan selanjutnya dan di akhir
data sehari itu. Dari waktu ke waktu peneliti akan menambah tulisannya yang
Bagian refleksi dalam catatan data dapat meliputi beberapa jenis, yaitu:
1. Refleksi analisis, berisi catatan terkait pola pikir analisis yang biasanya
2. Refleksi metode, berisi catatan yang terkait bahan prosedur, dan strategi
dalam penelitian
3. Refleksi teori, berisi catatan singkat yang mungkin terkait dengan teori
4. Refleksi Etis, berisi catatan terkait dengan perlu tidaknya etika atau
D. Etika Penelitian
ilmu dan kepentingan masyarakat yang menjadi subyek penelitian tidak selalu
hal-hal yan melanggar etika. Dalam pembahasa mengenai survey Babie (dalam
Kamanto Sunarto , 2005: 230) disebutkan bahwa beberapa atural etika harus
sukarela; Peneliti tidak dapat memaksa seseorang untuk ikut serta dalam suatu
(misalnya : apakah peristiwanya seperti yang bapak jelaskan? Karena menurut pak
disampaikan oleh peneliti kepada pihak lain atau pihak yang berwajib dapat saja
konflik dalam masyarakat yang diteliti sehingga mungkin saja subyek tadi akan
mengalami cedera, bukan hanya secara psikologis tetapi dapat juga secara fisik.
Lebih lanjut Baabie menyebutkan bahwa terdapat dua jenis azas yang penting
untuk dapat melindungi identitas subyek penelitian yaitu melalui asas anonimitas
dicantumkan pada daftar pertanyaa . Oleh karena itu , menurutnya lebih lanjut,
115
usaha peneliti untuk mencari identitas subyek yang mengikuti survey (seperti :
kelompok tertentu, ataupun yang telah mengaku sering kali melakukan hubungan,
Geertz (dalam Kamanto Sunarto, 2001 : 231) misalnya menyebut nama kota kecil
Pemberian keterangan yang keliru untuk mendorong subyek agar mau ikut
serta pun merupakan praktek melanggar etika. Seorang peneliti tidak dapat
pertanyaan penelitian wajib diisi karena merupakan bagian dari tugas kedinasan di
proyek pribadi belaka yang tidak ada kaitannya dengan kebutuhan data instansi.
dengan berbagai macam aturan etika. Lebih lanjut dikemukakan oleh Babbie
bahwa peneliti dituntut untuk enyajikan data penelitian secara jujur apa adanya.
Temuan yang ternyata negatif , misalnya, perlu disajikan bersama dengan temuan
116
yang positif. Hipotesis harus telah dibuat sebelum penelitian diawali, bukan