BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumber daya alam industri baja
4
5
Penggunaan besi dan baja pada tingkat Nasional sangatlah tinggi dan
selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terutama pada bidang
konstruksi. Ini dikarenakan struktur bangunan selalu membutuhkan besi sebagai
bahan tambahannya. Penggunaan peralatan berbahan dasar besi sangatlah umum
dikalangan masyarakat, Hal ini disebabkan sifat besi yang kuat dan tahan terhadap
benturan.
6
2.2 Logam
Logam berasal dari bahasa yunani metallon, adalah suatu benda yang tidak
tembus pandang, dapat menghantarkan arus listrik dan panas. Logam dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu logam berat, logam ringan, logam
mulia, logam api. Sedangkan menurut bahan dasarnya dapat diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu logam besi (ferrous) yang mana masih mengandung unsur besi
(Fe). Contoh dari logam (ferrous) antara lainnya seperti baja lunak, besi paduan
(baja) dan sebagainya, sedangkan logam bukan besi (non ferrous) yaitu logam
yang tidak mengandung unsur besi (Fe). Timah, aluminium tembaga dan lain- lain
2.3 Besi
Besi (Ferrous) ialah logam murni dimana unsur - unsur paduannya berada
pada prosentase kecil. Besi murni umumnya terdapat pada pertambangan yang
mana bentuk dari besi sendiri bisa berupa pasi maupun biji (biji besi). Besi tidak
bisa langsung digunakan, namun harus melalui pengolahan dan penambahan
unsur. Hal yang sering terjadi di kalangan umum ialah penyebutan besi dan baja.
7
Besi sering didefinisikan sebagai logam yang dapat diproses atau diolah kembali,
sedangkan baja atau waja ialah logam dengan kekerasan yang lebih tinggi,
biasanya berwarna hitam dan sulit untuk diolah.
Reaksi besi dan air pada udara bersuhu tingga dapat menghasilkan
unsur hidrogen yang mana unsur tersebut dapat merusak permukaan pada
besi. Besi juga mempunyai sifat larut didalam larutan asam dan mudah
bereaksi dengan udara dan juga menghasilkan oksida besi (Fe2O3) yang
biasa dikenal sebagai karat. Bentuk besi yang stabil di bawah kondisi
8
1. Besi Oksida
Merupakan senyawa kimia, yang terdiri dari
oksigen dan juga besi,
2. Besi Sulfat
Besi jenis ini juga dapat dikatakan ferro-sulfat yang
mana mempunyai rumus kimia FeSo4 dan mempunyai
karakteristik yang mudah larut dalam air.
3. Besi Sulfida
Besi jenis ini memiliki senyawa rumus FeS yang
mana sifat dari besi sulfida sendir ialah non-
stokiometrik.
4. Besi Klorida
Besi klorida atau pada umumnya lebih dikenal
dengan sebutan feri-kloridan yang merupakan jenis
besi yang paling sering di gunakan dalam proses
pengolahan limbah pada industri.
5. Ferioksida
Atau yang lebih dikenal dengan nama biji besi,
dengan rumus kimia fe 203, dan dapat ditarik oleh magnet.
2.4 Baja
Baja ialah pengolahan lanjut dari besi yang dipadukan dengan unsur lain,
seperti karbon. Dari bentuk struktur kristalnya, besi dapat digolongkan menjadi 2
jjenis yaitu : Body Center Cubic (BCC) dan Face Center Cubic (FCC). Perlakuan
panas (heat treatment) akan sangat memengaruhi posisi dari atom – atom pada
besi. Dalam susunan bentuk BCC, ada atom besi ditengah-tengah kubus atom, dan
susunan FCC memiliki atom besi disetiap sisi. Interaksi alotropi yang terjadi
antara logam besi dengan seperti karbon, yang membuat baja dan besi tuang
memiliki ciri khas yang berbeda.
9
Untuk dapat disebut sebagai baja, unsur besi haru mengandung karbon
dalam antara 0.2% hingga 2.1% dari berat baja tersebut sesuai jenisnya. Unsur
yang sering dipadukan dengan besi antara lain karbon, sulfur, mangan, fosfor, dan
sebagian kecil oksigen, nitrogen. Selain ada unsur lain yang ditambahkan untuk
menambah sifak mekanik dari baja diantaranya, mangan, nikel, krom, boron,
titanium dan lain sebagainya.
Terdapat banyak sekali jenis dan spesifikasi baja yang beredar. Dalam
memudahkan pemilihan sebuah baja, maka dibuatlah kode baja mendeskripsikan
unsur paduan dan kelebihan baja. Misalnya baja konstruksi yang biasanya
membutuhkan kekuatan yang lebih dibandingkan baja pertanian. Pada standarisasi
Jerman (DIN), baja kontruksi dinyatakan dengan huruf ST kemudian diikuti
dengan angka yang menunjukkan kekuatan tarik minimum dari baja.Misalnya ST
45 adalah baja berkekuatan minimal 450 N/mm.
Besi dan baja banyak digunakan karena memang sifat mekaniknya yang
begitu cocok untuk keperluan konstruksi bangunan, bagian - bagian kendaraan,
dan lain - lain. Selain memiliki daya kekuatan yang sangat kuat besi dan baja ini
memiliki sifat keuletan yang memadai. Bentuk profil baja juga sangat berpengaruh
pada kekuatan baja. Dengan menggunakan profil baja yang sesuai dapat menekan
pengeluaran dan meningkatkan efisiensi bahan. Hal inilah yang membuat besi dan
baja ini harganya relatif murah untuk keperluan - keperluan seperti konstruksi
bangunan.
10
Perbedaan besi dan baja dapat dilihat pada tabel unsur periodik dimana
besi sendiri merupakan unsur murni yang terdapat pada alam, sedangkan baja
merupkan campuran dari unsur besi yang dipadukan dengan unsur-unsur lain.
Gambar 2.3 Diagram ferit dan perlit pada besi dan baja
Proses produksi baja sebenarnya sudah sekian lama. Namun pada zaman
dulu harga baja memang dianggap jauh lebih mahal. Namun sejak adanya proses
pembuatan baja dengan teknik yang lebih baik, maka produksi baja akhirnya
dilakukan besar – besaran. Hal ini menyababkan harga menjadi semakin lebih
murah. Dan kini akhinya baja menjadi salah satu material yang memang sangat
banyak digunakan untuk kegiatan industri. Perbedaan antara besi dan baja dan
juga baja berikut adalah beberapa perbedaan besi dan baja yang bisa anda lihat
dengan seksama diantaranya adalah :
Baja merupakan salah satu material yang paling umum digunakan sebagai
material pembuat pisau, terutama untuk bilahnya. Kualitas dari baja sebagai
material utama menentukan kualitas pisau. Untuk mendapatkan kualitas baja yang
baik maka kita juga perlu tahu unsur-unsur yang membentuk baja tersebut beserta
fungsinya.
2. Baja Paduan
Baja paduan adalah baja yang mengandung banyak unsur
dengan kadar lebih banyak daripada karbon biasanya dalam baja
karbon. Menurut kadar baja paduan dapat dibagi ke dalam dua
golongan yaitu baja paduan rendah dan baja paduan tinggi. Baja
rendah unsur campuranya dibawah 10% sedangkan baja paduan tinggi
datas 10%.. Baja paduan semakin banyak digunakan.Unsur yang
paling banyak digunakan untuk baja paduan, yaitu: Cr, Si, Ni, W, Mo,
Al, Ti, Cu, Nb, Mn dan Zr. ciri-ciri umum pada baja paduan yaitu:
Keuletan yang tinggi.
Kekerasan sewaktu pencelupan dalam minyak atau udara
dan dengan demikian kemungkinan retak atau distorsinya.
Tahan terhadap korosi dan kekerasan tergantung pada
jenis paduan.
Tahan terhadap perubahan suhu.
ini relatif murah. Baja tahan karat ferritik juga memiliki tingkat
kekuatan yang baik.
3. Baja Karbon.
D2
Jenis baja ini pertama kali muncl pada era perang
dunia ke II yang mana penggunaanya sangatlah
populer pada saat itu. Baja jenis ini juga dapat
disebut semi – stainless karena paduan unsur
karbonya 1.50% sampai 1.60%, dan mempunyai
daya tahan ketajaman yang tinggi.
A2
kandungan unsur karbon yang terdapat pada baja
A2 0.95% sampai 1.05%, dan kromium berkisar
antara 4.75% sampai 5.50%. dibandingkan dengan
baja D2, baja jenis ini lebih ulet namun
mempunyai daya tahan ketajaman yang lebih
rendah.
O1
Jenis baja O1 mempunyai unsur paduan karbon
sebanyak 0.85% sampai 1.01%, dan campuran
unsur kromium berkisar antara 0.39% sampai
0.60%. merupakan baja dengan kekerasan yang
cukup baik.
19
W-2
Baja W-2 mempunyai kandungan karbon berkisar
antara 085% sampai 1.50%, dan kromium 0.15%.
Karena campuran vanadium 0.2%, membuat baja
ini memiliki kekerasan yang cukup tinggi.
Penomerannya mencamtumkan besarnya jumblah
karbon yang terkandung dalam jenis baja ini.
Karena tidak ada unsur kromium, baja jenis ini
sangat mudah berkarat.
Carbon V…………………………………………..
Carbon V adalah baja yang diaplikasikan pada
pengerjaan Cold Steel. Dimana kemampuan dari
baja ini bisa terbilang hapir sama dengan jenis baja
O1. Namun dari segi ekonomi, baja jenis ini
sangatlah murah.
L-6
Penggunaan baja jenis L-6 umumnya digunakan
dalam pembuata gergaji kayu yang mana karakter
baja jenis ini mempunyai kekerasan yang cukup
tinggi. Disisi lain baja jenis ini sangat rentan
berkarat apabila terkena air pada permukaannya
dan dibiarkan dalam kondisi lingkungan.
4. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
Pengkodean pada baja DIN 17100 dengan seri - seri St37, St42, St44,
St50, dan seterusnya menunjukkan spesifikasi dari baja struktural. dimana
penomoran dimaksudkan untuk memudahkan pengguna baja dalam memilih
22
material baja yang sesuat dengan kebutuhannya. Dalam pengkodean ini dapat
didefinisikan sebagai berikut :
St45
1. St memiliki arti baja (dalam bahasa Jerman mempunyai arti stahl,
sedangkan dalam bahasa Inggris mempunyai arti steel).
2. 45 menunjukkan kekuatan tarik dari baja tersebut yaitu sebesar
45 kg/mm².
2.8 Korosi
Korosi ialah pengurangan ukuran logam yang terjadi akibat reaksi oksidasi
antara logam dengan kondisi sekitar, dan hasil reaksi lainnya yang lebih dikenal
sebagai pengkaratan. Jadi dilihat dari sudut pandang kimia, korosi merupakan
reaksi oksidasi logam yang terjadi pada permukaan logam yang kontak langsung
dengan lingkungan sekitar yang mana menghasilkan sisa berupa karat. Secara
umun karat atau korosi dapat didefinisikan sebagai berikut :
udara lembab. Akibatnya ukuran dari dimensi sebuah logam akan terus
berkurang dan menyebabkan kerapuhan yang mana dapat merusak
bagian - bagian tertentu dari sebuah logam. Kerugian langsung akibat
korosi merata berupa kehilangan material konstruksi keselamatan kerja
dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk
senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak
langsung antara lain berupa penurunan kapasitas dan peningkatan
biaya perawatan.
katoda : O2 + 2H2O+ 4e 4 OH
33
2. Faktor Temperatur
Perubahan temperatur atau suhu sangat berpengaruh pada
laju korosi meskipun oksigen yang ada pada lingkungan sekitar
rendah. Apabila baja berada pada temperatur yang terus berubah
ubah (temperatur renda kemudian naik hingga temperatur tinggi
hingga turun ke temperatur rendah), maka akan besar kemungkinan
permukaan logam akan mengalami pengkorosian.
3. Faktor kelembapan
kelembapan pada suatu tempat atau daerah juga akan sangat
berdampak pada laju korosi, kelembapan (pH) umunya dikatakan
netral apabila berada pada skala 7pH, sedangkan kelembapan yang
kurang dari 7 akan bersifat asam dan sangat korosif apabila sebuah
logam ditempatkan pada kondisi tersebut, sedangkan kelembapan
yang lebih dari 7 bersifat basa juga dapat menyebabkan peristiwa
korosi. Laju korosi pada besi tergolong rendah yaitu pada
kelembapan antara 7 sampai 13. Dimana laju korosi akan
meningkat apabila sebuah besi berada pada kelembmapan kurang
dari 7 atau lebih dari 13.
Banyak cara sederhana yang dapat dilakukan agar proses korosi terhambat.
Beberapa cara untuk mencegahan korosi pada logam antara lain. Pengecatan, karena cat
akan melapisi permukaan baja, sehingga permukaan baja tidak langsung bersentuhan
dengan air maupun udara sekitar. Pembungkusan dengan plastik juga dapat menghambat
terjadinya korosi, umumnyan digunakan oleh pabrik produksi alat rumah tangga berbahan
logam. Namun pada abad ini hampir semua produk rumah tangga sudah berbahan dasar
logam dengan resistensi korosi yang lebih tinggi, jadi pelapisan yang ada di pasaran
sendiri dapat dikatakan sebagai nilai jual tambah bagi sebuah alat. Pelapisan dengan
timah atau aluminium foil. Hal ini sering dijumpai pada produk makanan dan minuman
cepat saji maupun scank disamping untuk mencegah korosi juga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri pengurai, atau dalam istilah lain disebut juga dengan tin plating.
Pelapisan menggunakan unsur seng (Zn) atau lebih sering masyarakat menyebutnya
galvanasi, seperti atap baja ringan, tiang listrik yang berada pada pinggir jalan (biasanya
berwarnya putih perak dengan bercak bintik – bintik mirip dengan stainless steel namun
beratnya lebih ringan). Pelapisan menggunakan kromimum disebut juga dengan crome
plating, dimana proses ini menggunakan arus listrik pada prosesnya. Proses khrom
(chrome plating) sebenarnya ialah menyisipkan butir - butir atom kromium pada
permukaan sebuah logam dengan cara disetrum (Elektrokimia) yang mana akibat
pengaliran listrik pada logam akan membuka pori – pori logam tersebut, sehingga unsur
35
yang lebih kecil akan masuk ke dalam logam yang menjadi katoda pada proses tersebut.
Pelapisan ini membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit sehingga harga
yang ada dipasaran umumnya lebih mahal dan bahan yang dilapisi dengan crome plating
tidak begitu luas.
𝑎𝑥𝑖
CR =K 𝑛 𝑥 𝐷
Dimana :
CR = Corrosion rate atau laju korosi ( mmpy)
K = konstanta korosi ( 0,129 /mmpy)
36
Kerapatan arus yang terjadi pada spesimen uji dapat diketahui dengan
rumus :
𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑟𝑢𝑠 I
Kerapatan arus = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 = L
penggunaan alat ukur berstandar Jerman dengan Jepang. Dari segi bentuk dan
fungsi memanglah tidak berbeda jauh, namun dari segi ukuran dan ketelitian
mempunyai nlai yang berbeda. Contoh lainnya ialah penggunaan fluida (air laut)
yang mana pada setiap daerah mempunyai tingkat korosifitas yang berbeda –
beda. Hal ini disebabkan perbedaan zat yang terlarut pada setiap air laut. Oleh
karena itu, penelitian wajib mencantumkan spesifikasi setiap variabel yang
digunakan selama proses penelitian. Namun ada sebuah variabel yang sangat
sukar di tentukan, yaitu faktor perubahan suhu serta kelembapan yang terjadi pada
saat penelitian dilakukan. Diantara seluruh variabel pengujian, ada satu variabel
yang harus bernilai konstan. Variabel tersebut adalah output dari sumber tegangan
(voltase) yang mana dalam hal ini sangat mempengaruhi hasil pada setiap
pengujian spesimen.