Anda di halaman 1dari 8

ANALISA KASUS

KEPERAWATAN DASAR

OLEH

NURHAYATI

R011191054

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
Kasus nomor 7

Seorang perempuan berusia 27 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan demam dan mual
muntah. Hasil pengkajian ditemukan : badan teraba hangat, kulit kemerahan, Suhu : 39 0C.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut

Nama Mahasiswa : Nurhayati

NIM : R011191054

A. Tindakan Keperawatan yang dilakukan : Kompres hangat


Nama Klien : Ny. S
Umur : 27 tahun
Diagnosa Medis : -
Tanggal dilakukan : 19 Juli 2021
B. Asuhan Keperawatan yang dilakukan :
1. Pengkajian
a. Analisa Data
Data objektif
• Demam
• Mual muntah
• kulit kemerahan
Data Subjektif :
• Badan teraba hangat
• S : 39
2. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi
3. Intervensi : (Tujuan Tindakan , Indikator & Intervensi)
Tujuan Tindakan Indikator Intervesnsi Rasional
Setelah dilakukan Kompres hangat Alat dan 1. Suhu tubuh klien 1. Perawatan 1. Keadaan umum
intervensi bahan : Kembali normal demam (3740) dari klien dapat
diharapkan 1. Larutan kompres 2. Klien tampak Pantau suhu dan diketahui dengan
hipertemi kembali berupa air hangat 40 tenang dan santa tanda-tanda vital pemeriksaan
normal dengan °C dalam wadahnya 3. Kulit kemerahan lainnya tanda-tanda vital
kriteria : ( dalam kom ) hilang 2. Monitor warna 2. Perubahan
1. Suhu tubuh 2. Handuk / kain / wash 4. Tidak adanya kulit dan suh warna kulit dapat
dalam batas lap untuk kompres mual munta 3. Monitor asupan menentukan
normal Handuk pengering dan keluaran seseorang
(370 3. Sarung tangan 4. Pantau tanda dan memiliki gejala
2. Deman 4. Termometer gejala penyebab penyakit lain
hilang Prosedur : demam mis : 3. Pemantauan
3. Kulit tidak 1. Beri tahu klien, dan infeksi dan status nutrisi
kemerahan siapkan alat, klien, dan penurunan sangat diperlukan
lingkungan. kesadaran dalam melihat
2. Cuci tangan 5. Kolaborasi tim asupan dan
3. Ukur suhu tubuh medis dalam keluaran dari
4. Basahi kain pemberian cairan klien
pengompres dengan dan manjemen 4. Tanda infeksi
air, peras kain pengobata megindikasikan
sehingga tidak terlalu seseorang
basah. mengalami
5. Letakkan kain pada demam
daerah yang akan 5. Resusitasi cairan
dikompres (dahi, mungkin
ketiak, perut, leher diperlukan untuk
belakang). memperbaiki
6. Tutup kain kompres dehidrasi. Pasien
dengan handuk kering yang mengalami
7. Apabila kain telah dehidrasi secara
kering atau suhu kain signifikan tidak
relative menjadi lagi dapat
dingin, masukkan berkeringat, yang
kembali kain kompres diperlukan untuk
ke dalam cairan pendinginan
kompres dan letakkan evaporatif.
kembali di daerah
kompres, lakukan
berulang-ulang hingga
efek yang diinginkan
dicapai
8. Evaluasi hasil dengan
mengukur suhu tubuh
klien setelah 20 menit
9. Setelah selesai,
keringkan daerah
kompres atau bagian
tubuh yang basah,
rapikan klien dan
rapikan alat
10. Cuci tangan
11. Dokumentasi
C. Prinsip Caring yang dilakukan
Melakukan kompres hangat dengan tetap memberikan perhatian dan sentuhan kepada
klien agar klien merasa nyaman saat tindakan dilakukan
D. Prinsip Universal Precaution yang dilakukan
1. Tetap memperhatikan keadaan klien saat melakukan okmpres hangat
2. Pastikan semua prosedur sudah dilakukan dengan benar
E. Prinsip Etik yang harus diperhatikan
Prinsip autonomi yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak klien pada saat
melakukan tindakan, terutama hak autonomi klien (the rights to self determination)
karena setiap klien mempunyai hak untuk menolak atau menerima tindakan yang akan
kita berikan.
F. Refleksi tindakan yang dilakukan
Saya dapat melakukan kompres hangat pada klien yang mengalami demam dengan baik
hingga demamnya turun

Analisis video
Link video : CARA KOMPRES HANGAT KLIEN DEMAM – YouTub
 Dari video tersebur memperlihatkan bahwa alat dan bahan yang digunakan tidak
sesuai dengan teori yang ada dimana tidak terdapat handuk kering, sarung tangan
dan thermometer hanya terdapat baskom dan wash lap
 Perawat tidak memperkenalkan diri kepada klien sebelum melakukan tindakan
 Perawat juga tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
 Perawat tidak mengecek gelang identitas klien dan mencocokannya dengan status
klien
 Perawat tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti handscoon. Setiap
klien yang kita rawat memiliki berbagai macam penyakit salah satunya penyakit
menular sehingga pada saat melakukan Tindakan APD memang sangat
dibutuhkan untuk perlindungan diri dari penyakit tersebut.
 Video tersebut memperlihatkan bahwa setelah selesai melakukan tidakan perawat
tidak mencuci tangan dan tidak melakukan dokumentas
Evidence based practice

Pemberian kompres hangat memberikan reaksi fisiologis berupa vasodilatasi dari


pembuluh darah besar dan meningkatkan evaporasi panas dari pemukaan
kulit.Hipotalamus anterior memberikan sinyal kepada kelenjar keringat untuk melepaskan
keringat melalui saluran kecil pada permukaan kulit. Keringat akan mengalami evaporasi,
sehingga akan terjadi penurunan suhu tubuh (Potter & Perry, 2010). Kompres hangat
pada area tubuh akan memberikan sinyal ke hipotalamus melalui sumsum tulang
belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas di hipotalamus dirangsang, sistem
afektor mengeluarkan sinyal untuk memulai berkeringat dan vasodilatasi
perifer.Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla
oblongata dari tangkai otak, di bawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga
terjadi vasodilatasi.Vasodilatasi ini yang menyebabkan pembuangan atau kehilangan
panas melalui kulit meningkat sehingga terjadi penurunan suhu tubuh (Wardiyah &
Romayati, 2016

DAFTAR PUSTAKA

herdman,T.H.,&Kamitsuru,S.(2015)NANDA-I Diagnosis.Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi 2015-20179 (Edisi 10).jakarta.EGC
wardiah,A.,& Romayati,U.(2016).Perbandingan Efektifitas pemberian kompres hangat
dan Tepi sponge terhadap penurunan suhu tubuh anak yang mengalami
demam,Holistik Jurnal Kesehatan,10(1),36-44

Anda mungkin juga menyukai