Anda di halaman 1dari 5

Jawaban Soal No 1

A. Resume Kasus PT. Katarina Utama, Tbk


1. Penyalahgunaan dana penawaran umum ini disebabkan karena adanya kelemahan
dalam pengendalian internal PT Katarina Utama. Akibat lemahnya pengendalian
internal tersebut pihak menajemen hanya merealisasikan sebagian kecil dana hasil
penawaran umum, sedangkan selebihnya diduga diselewengkan oleh pihak
manajemen.
2. adanya keterlibatan pihak auditor. Hal ini karena hasil audit yang dikeluarkan KAP
Budiman, Wawan, Pamudji dan Rekan justru menyatakan opini wajar padahal ada
dugaan laporan keuangan tersebut telah dimanipulasi. Dugaan keterlibatan pihak
auditor semakin kuat setelah KAP Akhyadi Wadisono melakukan audit atas laporan
keuangan 2010 dan memberikan opini disclaimer karena tidak dapat melakukan
konfirmasi atas transaksi yang ada
3. otoritas bursa masih mempunyai kelemahan dalam pengawasannya. Otoritas bursa,
dalam hal ini BEI dan Bapepam-LK baru menyadari adanya keganjilan pada PT
Katarian Utama Tbk setelah pada Agustus 2010 pemegang saham dan Forum
komunikasi Pekerja Katarina (FKPK) melaporkan adanya penyimpangan dana hasil
penawaran umum

B. Pelanggaran GCG yang dilakukan oleh PT. Katarina Utama, Tbk


1. Transparansi (Transparency)
PT Katarina Utama tidak menyampaikan informasi dengan benar, seperti yang telah
disampaikan bahwa Manajemen RINA telah memanipulasi laporan keuangan dengan
memasukkan sejumlah piutang fiktif guna memperbesar nilai aset perseroan dan
memperbesar nilai pendapatan sehingga informasi yang diterima oleh para pemangku
kepentingan menjadi tidak akurat yang mengakibatkan para pemangku kepentingan
seperti investor menjadi salah mengambil keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa PT
Katarina Utama telah melanggar prinsip Transparansi (Keterbukaan) dalam
penyampaian informasi.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Telah terbukti bahwa Katarina Utama tidak merealisasikan dana hasil IPO sesuai
dengan prospektus perseroan dan melakukan penyelewengan dana, sehingga terjadi
ketidak efektifan kinerja perseroan. Laporan Keuangan yang dihasilkannya pun
menjadi tidak akurat dan tidak dapat dipercaya. Hal ini jelas menjadi bukti bahwa PT
Katarina Utama gagal dalam menerapkan prinsip akuntabilitas
3. Responsibilitas (Responsibility)
Telah terbukti bahwa Katarina Utama tidak merealisasikan dana hasil IPO sesuai
dengan prospektus perseroan dan melakukan penyelewengan dana, sehingga terjadi
ketidak efektifan kinerja perseroan. Laporan Keuangan yang dihasilkannya pun
menjadi tidak akurat dan tidak dapat dipercaya. Hal ini jelas menjadi bukti bahwa PT
Katarina Utama gagal dalam menerapkan prinsip akuntabilitas
4. Independensi (Independency)
Adanya manipulasi laporan keuangan menunjukan bahwa divisi keuangan yang
membuat laporan tersebut tidak independen. Meskipun merupakan bagian internal dari
PT Katarina Utama, pihak yang bertanggungjawab membuat laporan keuangan
haruslah membuat laporan keuangan sesuai nilai yang sebenarnya tanpa manipulasi
tanpa terpengaruh pihak manajemen meskipun pihak manajemen menginginkan
adanya manipulasi
5. Keadilan (Fairness)
PT Katarina Utama tidak memperlakukan secara adil para pemangku kepentingan,
investor tidak diperlakukan secara adil dan tidak ada keadilan pula bagi karyawan. Hal
itu sangat jelas tergambarkan pada pada pemotongan gaji untuk asuransi jamsostek
para karyawan, telah dipaparkan diatas bahwa para karyawan yang tidak mengikuti
asuransi jamsostek gajinya tetap ikut dipotong tanpa alasan yang jelas. Selain itu
cabang RINA di Medan telah melakukan penutupan secara sepihak tanpa
menyelesaikan hak hak para karyawan dengan tidak membayar gaji sesuai dengan
pengorbanan yang telah mereka berikan kepada PT Katarina Utama, terbukti bahwa
manajemen PT Katarina Utama melanggar prinsip Keadilan.
C. Upaya Agar Hal Serupa Tidak Terjadi Lagi Pada Perusahaan Lainnya
1. Hendaknya setiap perusahaan melakukan tata Kelola perusahan yang berdasarkan
pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kesetaraan
dan kewajaran.
2. Fungsi pengendalian ketaatan dan control internal setiap perusahaan harus
dimaksimalkan dengan melibatkan peranan Dewan Komisaris, Direksi dan Satuan
Audit Internal.
3. Setiap pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi agar dalam
membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang
tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
4. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab social perusahaan terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
5. Mengoptimalkan niali perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap
memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.
Jawaban Soal No 2

1. Deotologi
Deontologi menyatakan bahwa supaya suatu tindakan punya nilai moral, tindakan itu harus
dijalankan berdasarkan kewajiban. Nilai moral dari tindakan itu tidak tergantung pada
tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong
seseorang untuk melakukan tindakan itu—berarti kalaupun tujuannya tidak tercapai, tindakan
itu sudah dinilai baik.
Dari contoh kasus di atas, berdasarkan teori deontology, yang harus dilakukan Ali sebagai
auditor adalah dengan tetap melakukan pengungkapan atas terjadinya ketidakwajaran dalam
hal materialitas laporan keuangan Perusahaan yang sedang di auditnya, karena memilki
pengaruh yang sistemik terhadap keberlangsungan hidup perusahaan IT tersebut kedepannya.
Karena adanya kedekatan antara DIrektur keuangan dan keluarga Ali, maka sebagai sesame
manusia yang beretika, maka Ali pun berkewajiban memberikan informasi temuannya kepada
pa Budi selaku direktur keuangan bahwa tindakannya atas korupsi yang dilakukan di
perusahaannya itu tidak lah baik, tentunya dengan menggunakan tutur kata yang santun dan
tidak menghakimi. Hal ini semagta mata dilakukan untuk kebaikan pa Budi dan perusahaan IT
tersebut
2. Egoisme
Teori egoisme berarti bahwa satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar
kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.
Sebagai seorang auditor senior yang meimilki karier yang cemerlang, Ali tentunya ingin terus
meningkatkan karirnya sampai pada level Partner di Kantor Akuntan Publiknya, oleh sebab itu
Ali harus bertindak dan berprinsip sesuai dengan etika profesi akuntan yang terdapat dalam
SPAP. Dimana setiap tindakan temuan dilapangan harus dilaporkan dan diungkapkan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Karena bila Ali tidak melaporakan dan
mengungkapkannya, maka Ali telah mengingkari etika profesi akuntan yang akan berakibat pada
karier Ali selaku akuntan public di kemudian harinya.
3. Utilitarisme
Teori Utilitarianisme menyatakan bahwa perbuatan disebut etis jika membawa manfaat bagi
masyarakat secara keseluruhan.
Dengan melakukan pengungkapan atas temuan materialitas laporan keuangan perusahaan IT
yang berpotensi pada tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Direktur Keuangannya , Ali
telah membantu perusahaan IT tersebut untuk berbenah dan menyelamatkan Aset
perusahaannya agar perusahaan bisa tetap going concern dan operasional perusahaan tidak
terganggu. Apabila operasional perusahaan terganggu maka nasib karyawan yang ada di
perusahaan itu pun akan ditaruhkan. Sebagai Akuntan senior yang berpegang pada prinsip etika
profesi maka Ali harus mengungkapkan kesalahan material dalam laporan keuangan perusahaan
IT tersebut tidak terpengaruh oleh kedekatan hubungan personal antara direktur keuangan
dengan ayahnya, karena apabila tidak diungkapkan maka hal tersebut akan membawa dampak
buruk bagi seluruh stakeholders perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai