Biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomi yag di ukur dalam satuan uang untuk
mendapatkan barang atau jasa yang di harapkan akan memberikan keuntungan atau manfaat
pada saat ini atau masa yang akan dating. Biaya yang digunakan dalam peternakan kambing
ada dua yaitu biaya tetap dan biaya variable
1. Biaya tetap
Biaya Tetap (Fixed Cost) merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh suatu
perusahaan per satuan waktu tertentu untuk keperluan pembayaran semua input tetap
dan besarnya tidak bergantung dari jumlah produk yang dihasilkan. Biaya tetap
meliputi meliputi lahan, kandang, listrik, bibit,peralatan dan biaya vaksin.
Biaya total
Biaya total merupakan hasil penjumlahan dari biaya tetap dengan biaya variabel.
Jenis biaya Total jenis biaya
Biaya tetap Rp. 5.987.000
Biaya variabel Rp.12.863.000
Jumlah Rp.18.850.000
Biaya penerimaan
Biaya Penerimaan merupakan jumlah rupiah yang di dapat dari hasil penjualan ternak
kambing dan belum di kurangi. Rincian Rata-rata penerimaan per tahun sebagai berikut
Jumlah kambing yang Harga jual Total penerimaan
terjual/tahun kambing
9,03 RP 2.300.000 Rp 21.390.000
Analisis pendapatan
Pendapatan usaha adalah selisih antara penerimaan hasil penjulan kambing di kurangi
dengan total biaya yang di keluarkan dalam beternak, Keuntungan yang di peroleh
dapat menjadi suatu parameter untuk suatu usaha peternakan, karna apabila
penerimaan lebih besar dari biaya yang di keluarkan maka suatu usaha tersebut
memiliki keuntungan, sebaliknya apabila biaya yang di keluarkan leebih besar dari
peneerimaan maka peternak akan dikatakan merugi.
Biaya total Rp 18.850.000
Total penerimaan RP 21.390.000
Pendapatan Rp 2.540.000
Analisis kelayakan
Break Event Point atau titik impas adalah suatu keadaan di mana suatu usaha tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan sama dengan total biaya).
Kriteria BEP Produksi adalah sebagai berikut :
a. Jika BEP Produksi < Jumlah Produksi, maka usaha berada pada posisi
menguntungkan.
b. Jika BEP Produksi = Jumlah Produksi, maka usaha berada pada posisi titik impas
atau tidak laba/tidak rugi.
c. Jika BEP Produksi >Jumlah Produksi maka usaha berada pada posisi yang tidak
menguntungkan.
Kriteria BEP harga adalah sebagai berikut :
a. Jika BEP harga< Jumlah harga, maka usaha berada pada posisi menguntungkan.
b. Jika BEP Pharga = Jumlah harga, maka usaha berada pada posisi titik impas atau
tidak laba/tidak rugi.
c. Jika BEP harga>Jumlah harga maka usaha berada pada posisi yang tidak
menguntungkan